Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Soxhlet merupakan alat yang tardiri dari pengaduk atau garanul

anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa

, extraction liquid, sypon arm inlet syphon arm outlet, eexpansion adapter,

condensor (pendingin), coolingwater in, dan cooling water out. Cara

menghentikan soxhletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang

sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang di gunakan dalam

soxhletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai

terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis

hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan

senyawa baru yang di sebut senyawa artefak hingga di katakan sampel

tidak alami lagi (Tim dosen,2017 ).

Komponen komponen kimia yang terkandung di dalam bahan

organik seperti yang terdapat dalam tumbu-tumbuhan sangat di butuhkan

oleh keperluan hidup manusia. Baik kompenen senyawa tersebut di

gunakan untuk keperluan industri maupun untuk bahan bahan obat

obatan, komponen tersebut dapat di perole dengan metode ekstraksi,

dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia yang

sering di gunakan dalam senyawa organik. Untuk mengetahui senyawa

tersebut dengan menggunakan suatu pelarut (Yusniarmakarani.2013).


Metode soxhletasi seakan merupakan penggabungan antara

metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda mpemisahan minyak

atsiri ( destilasi uap ), tidak dapat di gunakan dengan baik karena

persentasi senyawa yang akan di gunakan atau yang akan di isolasi

cukup kecil atau tidak di dapatkan pelarut yang di inginkan untuk maserasi

ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yaitu di dapatkan untuk

pemisahan ini dalah soxhletasi. Soxhletasi menggunakan pelarut

tertentu.Dengan cara pemanasan sehingga uap yang timbul setelah dingin

secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut

di masukka kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang

akan di isoalsi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada

labu destilasi yang di uapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut

tersebut dapat di angkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair

atau padat di temui pada suatu zat padat, maka dapat di ekstrak dengan

menggunakan pelarut yang di inginkan (Tim dosen,2017 ).


B. MAKSUD, TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN

1. Maksud percobaan

Untuk mengetahui dan memahami perinsip kerja dari metode

soxhletasi.

2. Tujuan percobaan

Untuk mendapatkan ekstrak cair dari kulit batang sawo (Manilkara

zapota L) menggunakan metode soxletasi.

3. Prinsip percobaan

Soxhletasi menggunakan pelarut tertentu.Dengan cara pemanasan

sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan membasahi

sampel, secara teratur pelarut tersebut di masukka kembali kedalam labu

dengan membawa senyawa kimia yang akan di isoalsi tersebut. Pelarut

yang telah membawa senyawa kimia pada labu destilasi yang di uapkan

dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat di angkat lagi

bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat di temui pada

suatu zat padat, maka dapat di ekstrak dengan menggunakan pelarut

yang di inginkan (Tim dosen,2017 ).


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar teori

sokletasi yaitu penyaringan simplisia secara berkesinambungan

dari suatu metoda pemisahan komponen- komponen yang terdapat di

dalam zat padat dengan cara penyarian secara berulang ulang

menggunakan pelarut tertentu (Yusniarmakarani.2013).

Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat

di sebut ekstraksi.suatu senyawa organik yang terdapat dalam bahan

padat di sebut ekstraksi jika senyawa organik dalam jumlah kecil. Maka

tekhnik isolasi yang di gunakan tidak dapat secara maserasi. Melarutkan

dengan tehknik lain dimana pelarut yang di gunakan harus selalu dalam

keadaan panas sehingga di harapkan dapat mengisolasi senyawa organik

itu lebih efisien, isolasi selama itu di sebut soxhletasi, sokhletasi

merupakan suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang

terdapat dalam zat padat dengan cara penyarian berubah ubah dengan

menggunakan pelarut tertentu, sehingga secara total semua komponen

kimia yang di gunakan akan terpisah (Yusniarmakarani.2013).

Cara menghentikan soxhletasi adalah dengan menghentikan

pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang di

gunakan dalam soxhletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung.

Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan

berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan


menimbulkan senyawa baru yang di sebut senyawa artefak hingga di

katakan sampel tidak alami lagi. Alat soxhletasi tidak boleh lebi rendah

dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan

tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel

tidak terendam seluruhnya (Tim dosen,2017 ).

Prosedur kerja :

Pasang alat soxhlet

Haluskan dengan keringkan sampel

Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ) ikat dengan

benang, masukkan ke dalam alat soxhlet.

Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soxhlet

Masukkan soxhletasi sampai pelarut tidak berwarna

Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari

senyawa hasil ekstraksi.

Syarat syarat pelarut yang di gunakan dalam proses soxhletasi :

Pelarut yang mudah menguap contoh : heksan, eter, petroleum

eter, metil klorida dan alkohol.

Titik didih pelarut rendah

Pelarut tidak melarutkan senyawa yang di inginkan

Pelarut terbaik untuk bahan yang akan di ekstraksi

Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan

Sifat sesuai dengan senyawa yang akan di isolasi, polar atau non

polar (Tim dosen,2017 ).


Keuntungan daari metode soxhletasi yaitu:

Dapat di gunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan

tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.

Di gunakan pelarut yang lebih sedikit

Pemanasannya dapat di atur.

Kelemahan dari metode soxhletasi yaitu:

Karena pelarut di daur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah

di sebelah bawah terus menerus di panaskan sehingga dapat

menyebabkan reaksi penguraian oleh panas.

Jumlah total senyawa senyawa yang di ekstraksi kan melampaui

kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap

dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak

untuk melarutkannya.

Bila di lakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk

menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, pelarut

yang di gunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah

menguap.
B. URAIAN BAHAN

1. Metanol ( FI III Hal : 706 )

Nama resmi : METHANOLUM

Nama lain : Metanol, Hidroksi metana

Berat molekul : 52,04 gram/mol

Rumus molekul : CH3-OH

Rumus bangun : H C OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan

jernih tidak berwarna.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya

matahari.

Kegunaan : Sebagai pelarut atau larutan penyari.

C. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi Bahan Uji

a. Sawo

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Ebenales

Family : Sapotaceae

Genus : Manilkara

Spesies : Manilkara zapota (L.)P.Royen

2. Morfologi Kulit Batang

Tanaman sawo memiliki batang yang berukuran besar dan juga ada

yang kecil, berwarna kecoklatan muda dan tua, berbatang kasar,

memiliki ukuran diameter sedang tergantung dengan varietas.

Batang tanaman ini memiliki kandungan latek yang sangat tinggi,

namun juga batang tanaman ini juga terdapat bercak atau garis

kehitaman yang terdapat dibatang uatama atau cabang.

3. Khasiat Tanaman

Kulit batang sawo berkhasiat sebagai antibiotik sekaligus antidiare

karena memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri

E.coli.
BAB III

METODE KERJA

A. ALAT

Batu didih, gunting, gelas kimia, hekter, kondensor, labu alas bulat,

pipa f, pipa siphon, selongsong, sendok tanduk, timbangan analitik, dan

water bath.

B. Bahan

Akuadest, kapas, kertas HVS, kertas label, kertas saring, metanol,

simplisia kulit batang sawo, tisue, dan vaseline.

C. Cara kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Menimbang simplisia yang sudah di haluskan sebanyak 50 gram.

3. Memasukkan simplisia yang sudah di haluskan ke dalam kertas saring

yang berbentuk kantong agar simplisia tidak bercampur dengan pelarut

dan cairan penyari

4. Memasukkan simplisia yang telah di bungkus ke dalam selongsong.

5. Memasukkan metanol sebanyak 50 ml ke dalam labu las bulat yang

berisi cairan penyari dan batu didih.

6. Mengoles vaseline secukupnya pada mulut labu alas bulat dan dan

ujung selongsong.

7. Memasukkan selongsong yang telah berisi sampel dan labu alas bulat

yang berisi cairan penyari dan batu didih.

8. Menggabungkan alat yang telah terpasang dengan kondensor.


9. Mengalirkan air ke dalam kondensor melalui selang.

10.Melakukan pemanasan di atas water bath dengan suhu 80c selama

kurang lebih 3 jam sampai terjadi tiga siklus

11.Melakukan penyaringan dari ekstrak yang di peroleh dengan kertas

saring.

12.Melakukan rotavafor untuk memisahkan cairan penyari dan zat aktif

13.Menguapkan di atas water bath untuk mendapatkan ekstrak kental.

14.Menimbang ekstrak yang di peroleh dan menghitung hasil rendemen

ekstrak.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.TABEL HASIL PENGAMATAN

No Simplisia Bobot Volume Keterangan

simplisia pelarut

1 Kulit batang 50 gram 350 ml Siklus 1

sawo Bening

Siklus 2

Merah

Siklus 3

Merah tua

B. Perhitungan

Dik : Berat cawan kosong = 56 gram

Berat cawan isi = 62 gram

Dit : a. Berat ekstrak kental ?

b. % Rendemen ?

Penyelesaian : a. Berat cawan berisi Berat cawan kosong

62- 56 = 6 gram

b. % Rendemen

Berat ekstrak kental


= x 100 %
Berat sampel
6 gram
= x 100 %
50 gram

= 12 %
C. Gambar Alat Soxhlet

Gambar Keterangan

1 1. Water Out

2. Kondensor

3. Water In
2
3 4. Ekstraksion Chamber

5. Thimble

6. Pipa Syphon
4
7. Pipa F
8 5
8. Kertas Saring
9
6
9. Sampel Simplisia
7 10. Labu Alas Bulat

10 11. Cairan Penyari

11 12. Batu Didih

13. Water Bath


12

13
B. Pembahasan

Soxhlet merupakan alat yang tardiri dari pengaduk atau granul anti-

bumping, still pot ( wadah penyuling ) bypass sidearm, thimble selulosa ,

extraction liquid, sypon arm inlet syphon arm outlet, eexpansion adapter,

condensor (pendingin), coolingwater in, dan cooling water out. Cara

menghentikan soxhletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang

sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang di gunakan dalam

soxhletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai

terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis

hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan

senyawa baru yang di sebut senyawa artefak hingga di katakan sampel

tidak alami lagi (Tim dosen,2017 ).

Pada percobaan ini di lakukan metode ekstraksi soxhletasi

menggunakan kulit batang sawo (Manilkara zapota L). Pertama

menyiapkan alat dan bahan lalu menimbang simplisia yang sudah di

haluskan 50 gram. Memasukkan sampel kedalam kertas saring yang

berbentuk kantong yang bertujuan agar sampel tidak bercampur dengan

pelarut atau penyari selanjutnya memasukkan sampel yang telah

dibungkus kedalam selongsong yang berfungsi sebagai tempat sampel.

Memasukkan metanol sebanyak 50 ml kedalam labu alas bulat yang

berfungsi sebagai cairan penyari untuk menarik komponen senyawa kimia

di dalam simplisia, selanjutnya mengoleskan vaseline secukupnya pada

mulut labu alas bulat dan ujung selongsong yang berfungsi sebagai
pelarut. Memasukkan selongsong yang telah berisi sampel dan labu alas

bulat yang berisi cairan penyari dan batu didih. Tujuan memasukkan batu

didih yaitu untuk meredup letupan letupan yang terjadi akibat

pemanasan, sehingga tidak terjadi bumping atau ledakan setelah itu alat

yang sudah terpasang di sambungkan dengan kondensor yang berfungsi

untuk mendinginkan uap, sehingga uap tersebut mencair dan turun

kedalam tabung soxhlet. Setelah semua alat terpasang dengan benar air

di alirkan kedalam kondensor melalui selang. Selanjutnya melakukan

pemanasan di atas water bath dengan suhu 80 c selama kurang lebih 3

jam sampai terjadi tiga siklus. Pipa siphon berfungsi sebagai tempat

terjadinya siklus. Setelah selesai melakukan penyaringan dari ekstrak

yang di peroleh dengan tujuan untuk memisahkan filtrat dan residu.

Setelah itu melakukan rotavafor untuk memisahkan cairan penyari dan zat

aktif lalu di panaskan untuk memperoleh ekstrak kental.

Berdasarkan percobaan yang di lakukan di peroleh ekstrak kulit

batang sawo (Manilkara zapota L) berwarna merah tua pakat yang

menandakan adanya senyawa kimia. Adapun senyawa kimia yang

terkandung dalam kulit batang sawo yaitu tanin, saponin, alkaloid

flavonoid, glikosida, terpenoid yang berkhasiat sebagai antibiotik sekaligus

antidiare karena memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan

bakteri E.coli, sedangkan berat sampel dari ekstrak kulit batang sawo

yaitu di peroleh 6 gram dan % rendemen yang di peroleh yaitu 12% .


Hubungan metode soxhlet dengan dunia farmasi yaitu agar

seorang farmasi dapat mengetahui senyawa obat yaang terdapat dalam

suatu simplisia sebelum di olah menjadi suatu produk farmasi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa:

1. sokletasi yaitu penyaringan simplisia secara berkesinambungan dari

suatu metoda pemisahan komponen- komponen yang terdapat di

dalam zat padat dengan cara penyarian secara berulang ulang

menggunakan pelarut tertentu.

2. Berdasarkan percobaan yang di lakukan di peroleh ekstrak kulit

batang sawo (Manilkara zapota (L.)P.Royen).

B. Saran

1. Asisten

Diharapkan pada asisten pada agar lebih memperhatikan praktikan,

serta mengarahkan praktikan

2. Praktikan

Diharapkan kepada para praktikan agar lebih disiplin dan tertib

sehingga kesalahan tidak terjadi, sehingga diperoleh hasil yang diinginkan

dan data yang akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM 1979 Farmakope Indonesia Edisi III DEPKES RI Jakarta

Tim dosen. 2017. Penuntun praktikum fitokimia 1 STIFA PM PALU.

Makarani, yusniar.2013.Laporan lengkap ekstraksi.pdf

Anda mungkin juga menyukai