Kelompok 2
Kelompok 2
Kelas 5C
YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Kurikulum 1975. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
kurikulum serta pengaruhnya bagi proses pembelajaran. Makalah ini juga
memuat tentang definisi dan seberapa besar pengaruh kurikulum bagi dunia
pendidikan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dafid Slamet
Setiana,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Kurikulum yang
selalu memberi masukan kepada penulis, dan kepada teman-teman yang selalu
memberi dukungan dan bantuan dalam menulis paper ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna, baik dari materinya maupun dari penulisannya. Oleh karena
itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah yang lebih baik. Kurang lebihnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kekurangan karena penulis bukanlah manusia yang sempurna.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini banyak orang telah familiar dengan kata kurikulum namun
kurang memahami apa itu kurikulum sehingga manfaat dari kurikulum itu
sendiri juga tidak diketahui. Dengan tidak mengetahui maknanya, beberapa
dari mereka tidak menyadari bahwa kurikulum sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran sehingga tujuan dari kurikulum tersebut tidak tercapai.
Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara tujuan dan proses.
Isi dari makalah ini membahas mengenai kurikulum 1975. Makalah ini
juga membahas mengenai manfaat kurikulum sehingga pembaca khususnya
calon guru dapat menerapkan kurikulum dengan bijak.
B. Rumusan masalah
Dari permasalahan diatas, kami merumuskan permasalahan,
diantaranya:
1) Apa latar belakang munculnya kurikulum 1975?
2) Apa saja prinsip-prinsip yang melandasi kurikulum 1975?
3) Bagaimana penyusunan kurikulum 1975?
4) Bagaimana Prosedur Pengembangan Sistem Institusional (PPSI)?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1) Mengetahui latar belakang munculnya kurikulum 1975.
1
2) Mengetahui apa saja prinsip-prinsip yang melandasi kurikulum 1975.
3) Mengetahui susunan kurikulum 1975.
4) Mengetahui tentang Prosedur Pengembangan Sistem Institusional (PPSI).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA KURIKULUM 1975
4
5. Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan, mendorong para
petugas pendidikan untuk meninjau kembali system yang kini sedang
dalaksanakan.
5
2. Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan
bidang pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya
tujuan.
6
1. Prinsip berorientasi pada tujuan
2. Prinsip relevansi
7
rohaniah, maka kurikulum itu tidak akan berhasil secara optimal dan ini
berarti pemborosan yang sia-sia. Selain dari itu, waktu yang tersedia bagi
para siswa disekolah juga sangat terbatas, sekitar enam jam. Karena itu
waktu yang sedikit itu harus dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dalam
setiap minggu hanya disediakan waktu sebanyak 36/40 jam saja sedangkan
hari Sabtu disediakan untuk kegiatan ekspresi atau rekreasi. Itu sebabnya
kurikulum ini menuntut pembagian jam pelajaran untuk satu kali pertemuan
sebanyak dua atau tiga jam, dimana para siswa dituntut bekerja keras dalam
waktu tersebut, disamping itu memnfaatkan waktu diluar sekolah dengan
kegiatan yang bermakna. Karenya pula banyaknya bidang pelajaran agak
dibatasi dan urutan penyajian pelajaran untuk setiap bidang pelajaran
disusun sedemikian rupa sehingga memberikan hasil yang optimal.
8
disamping mempersiapkan para siswa untuk berkembang menjadi warga
masyarakat tetapi juga dipersiapkan untuk mampu melanjutkan studinya ke
SMP. Demikian pula pendidikan di SMP disamping mempersiapkan para
siswa untuk memasuki masyarakat kerja juga dipersiapkan untuk
melanjutkan studinya ke SMA atau SPG atau kelembaga pendidikan pada
tingkat SLA lainnya. Ini berarti bahwa setiap lembaga tersebut, berkhirarkis
dan memiliki hubungan fungsional satu sama lain. Karena itu program
pengajaran harus disusun secara berurutan dan sistematis yang memiliki
hubungan fungsional yang bermakna. Pokok bahasan/sub pokok bahasan
serta ruang lingkup untuk setiap pokok itu hendaknya disusun secara
berkesinambungan dan disesuaikan dengan kematangan dan perkembangan
siswa. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi dimana sesuatu bahan
terlalu sulit atau terlalu mudah bagi siswa untuk mempelajarinya, sehingga
mempengaruhi hasil belajar sesuai dengan pendidikan yang hendak dicapai.
Sasaran ini akan dapat tercapai apabila generasi muda yang masih
berkembang tersebut memiliki kegairahan untuk belajar dan sebaliknya
masyarakat juga bersikap atau menciptakan tantangan bagi mereka untuk
9
belajar. Masyarakat demikianlah yang mampu menjadi masyarakat yang
maju.
I II III IV V VI
10
1. Agama 2 2 2 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 8 8 8 8 8 8
5. Matematika 6 6 6 6 6 6
8. Kesenian 2 2 3 4 4 4
9. Ketrampilan 2 2 4 4 4 4
Jumlah 26 26 33 36 36 36
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan Moral Pancasila
c. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
d. Pendidikan Kesenian
Program pendidikan akademis wajib diikuti oleh semua siswa, meliputi:
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Daerah, Khusus bagi sekolah dalam daerah yang masih
memerlukan pelajaran Bahasa Daerah.
c. Bahasa Inggris
11
d. Ilmu Pengetahuan Sosial
e. Matematika
f. Ilmu Pengetahuan Alam
Program pendidikan ketrampilan, terdiri atas:
3. Jam pelajaran dalam setiap minggu untuk setiap kelas berjumlah 37 jam
pelajaran dengan ketentuan bagi kelas yang memberikan pelajaran bahasa
daerah, jam pelajaran setiap minggu berjumlah 39 jam pelajaran.
Kelas
Program
Bidang Studi I II III
Pendidikan
1 2 3 4 5 6
3. Pendidikan
3 3 3 3 3 3
Olahraga dan
Kesehatan
4. Pendidikan 2 2 2 2 2 2
Pendidikan Kesenian
12
Akademis 5. Bahasa Indonesia 5 5 5 5 5 5
7. Bahasa Inggris
4 4 4 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan
4 4 4 4 4 4
Sosial
9. Matematika
5 5 5 5 5 5
10. Ilmu Pengetahuan
Alam 4 4 4 4 4 4
37 37 37 37 37 37
Jumlah jam pelajaran/minggu
(39) (39) (39) (39)
1. Program Pendidikan Umum wajib diikuti oleh semua siswa jurusan guru SD
dan TK, meliputi:
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Moral Pancasila
c. Bahasa Indonesia
13
d. Bahasa Inggris
e. Olahraga dan Kesehatan
2. Program Pendidikan Keguruan wajib diikuti oleh semua siswa jurusan guru
SD dan TK, meliputi:
5. Program Pengajaran di TK wajib diikuti oleh semua siswa jurusan guru TK,
14
dan meliputi:
PENGEMBANGAN
KEGIATAN
15
PELAKSANAAN
Pendekatan
16
membentuk organisasi yang padu untuk mencapai tujuan pengajaran.
Konponen-komponen pengajaran ini antara lain: tujuan pengajaran, metode
pengajaran, media pengajaran, materi atau bahan pengajaran, evaluasi atau
penilaian pengajaran. PPSI adalah langkah-langkah pengembangan system
pengajaran yang diyakini akan mendasari efektivitas dan efisiensi praktik
pengajaran, langkah-langkah penyusunan Satuan Pelajaran (SP), Model
Satuan Pelajaran (MSP) atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dikenalkan PPSI sangat sistematis, dimulai dari (1) merumuskan tujuan, (2)
mengembangkan alat evaluasi, (3) menetapkan kegiatan belajar, (4)
merencanakan program kegiatan, dan (5) melaksanakan program. Hubungan
antara rumusan tujuan dan alat evaluasi dalam PPSI sangat erat karena setiap
tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan dan dipilih guru dalam perencanaan
pengajarannya harus diketahui tercapai oleh guru.
Diagram Langkah-Langkah PPSI
V. Pelaksanaan
-pre-
test
-
Program
-Post-
test
-
Remidi
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum 1975 merupakan penyempurnaan dari kurikulum
sebelumnya, setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. oleh karena kita harus tetap mendukung upaya pemerintah
untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan
peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan
pancasila demi memenuhi tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum 1975 merupakan kurikulum pertama di Indonesia yang
dikembangkan berdasarkan teori, model, dan desain kurikulum modern.
Pikiran teoritik tentang peserta didik, proses pembelajaran, penilaian hasil
belajar dijadikan dasar-dasar utama dalam pemikiran pengembangan
kurikulum. Model pembelajaran yang dikenal dengan nama Perencanaan
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) menjadi model baru dalam
dunia pendidikan Indonesia.
Kurikulum 1975 bertitik tolak pada pendekatan tujuan
instruksional, baik umum maupun khusus, maksudnya bahwa didalam
kegiatan belajar mengajar yang penting adalah dicapainya target atau
tujuan yang hendak dicapai, sementara materi dimaksudkan untuk
keperluan pencapaian tujuan pembelajaran.
B. Saran
Diharapkan pengembangan kurikulum tidak hanya berdasarkan
pada pendidikan, namun harus memperhatikann kebutuhan dan sarana
prasarana yang memadai, oleh karena itu keberhasilan pendidikan
merupakan tanggung jawab guru, siswa, orang tua serta masyarakat. Selain
itu, bahwa pengembangan kurikulum merupakan sumber dari landasan
bagi pendidikan dan pengajaran disekolah atau di perguruan tinggi, karena
kurikulum sebagai alat merealisasikan sistem pendidikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bina Aksara.
19