Disusun oleh :
Harles Sitompul (1102008284)
Putri Humairoh (1102008197)
Pembimbing :
Dr. Tresnawati, SpB
0
VULNERA (LUKA)
Pengertian
Luka atau vulnera adalah hilangnya kontinuitas dari jaringan tubuh baik pada kulit,
membran mukosa, otot dan saraf. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, sengatan listrik, atau gigitan hewan (Mansjoer, 2005).
Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks
yang terjadi secara simultan pada jaringan epidermis, dermis dan subkutis, itu suatu yang
mudah membedakan penyembuhan pada epidermis dengan penyembuhan pada dermis dan
perlu diingat bahwa peristiwa itu terjadi pada saat yang bersamaan. Proses yang kemudian
terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase
yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling jaringan yang bertujuan untuk
menggabungkan bagian luka dan mengembalikan fungsinya.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
a. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d. Kontaminasi bakteri
e. Kematian sel
Klasifikasi Luka
Jenis-jenis luka dapat dibagi atas dua bagian, yaitu luka terbuka dan luka tertutup
(Mansjoer, 2005)
Luka terbuka ; terbagi pada luka tajam dan luka tumpul
1. Luka tajam
a. Vulnus scissum adalah luka sayat atau luka iris yang ditandai dengan tepi luka
berupa garis lurus dan beraturan.
b. Vulnus ictum atau luka tusuk adalah luka akibat tusukan benda runcing yang
biasanya kedalaman luka lebih daripada lebarnya.
2. Luka tumpul
a. Luka tusuk tumpul
b. Vulnus sclopetorum atau luka karena peluru (tembakan).
c. Vulnus laceratum atau luka robek adalah luka dengan tepi yang tidak beraturan,
biasanya oleh karena tarikan atau goresan benda tumpul.
d. Vulnus penetratum
1
e. Vulnus avulsi
f. Fraktur terbuka
g. Vulnus caninum adalah luka karena gigitan binatang.
Luka Tertutup
1. Ekskoriasi atau luka lecet atau gores adalah cedera pada permukaan epidermis akibat
bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau runcing.
2. Vulnus contussum ( luka memar ); di sini kulit tidak apa-apa, pembuluh darah
subkutan dapat rusak, sehingga terjadi hematom. Bila hematom kecil, maka ia akan
diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematom besar, maka penyembuhan berjalan
lambat.
3. Bulla akibat luka bakar
4. Hematoma
5. Sprain ; kerusakan (laesi) pd ligamen- ligamen / kapsul sendi
6. Dislokasi ; terjadi pada sendi- sendi, hubungan tulang - tulang di sendi lepas /
menjadi tdk normal sebagian
7. Fraktur tertutup
8. Laserasi organ interna/ Vulnus traumaticum; terjadi di dalam tubuh, tetapi tidak
tampak dari luar. Dapat memberikan tanda-tanda dari hematom hingga gangguan
sistem tubuh. Bila melibatkan organ vital, maka penderita dapat meninggal
mendadak (Mansjoer, 2005).
Yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi luka
biasanya dengan jahitan. Luka-luka yang bersih sembuh dengan cara ini, misalnya
luka operasi dan luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi,
penyembuhan dengan cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara kosmetis baik.
2
o Fase pembersihan ( initial phase ), karena edema, leukosit banyak keluar untuk
memfagositosis jaringan yang telah mati.
o Fase proliferasi, pada hari ketiga, fibroblas dan kapiler menutup luka bersama
jaringan kolagen dan makrofag. Semua ini membentuk jaringan granulasi. Terjadi
penutupan luka, kemudian terjadi epitelisasi. Pada hari ketujuh penyembuhan
luka telah bagus. Berdasarkan hal ini pada luka bersih, (kecuali pada daerah yang
banyak bergerak) jahitan dibuka minimal pada hari ke-7 (Mansjoer, 2005).
Fase remodelling
a. Kolagen
Fase terakhir dan terlama dalam penyembuhan luka yaitu remodeling.
Dapat berlangsung berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang.
Proses utama yang terjadi yaitu remodelling kolagen yang dinamis dan pematangan
jaringan parut. Penyimpanan kolagen pada hampir semua jaringan, termasuk luka
merupakan keseimbangan antara aktivitas dan sintesis kolagen, dimana produksi
dan degradasi ini berjalan terus menerus.
Remodelling kolagen selama fase ini bergantung pada berlangsungnya
sintesis kolagen, dan adanya destruksi kolagen. Kolagenase dan matriks
metalloproteinase (MMPs) terdapat pada luka untuk membantu pembuangan
kolagen berlebihan pada sintesis kolagen baru yang berlangsung lama. Penghambat
jaringan metalloproteinase membatasi enzim kolagenase ini sehingga terdapat
keseimbangan antara pembentukan kolagen baru dan pembuangan kolagen lama.
Selama remodelling, fibronektin secara bertahap dan asam hyaluronat dan
glikosaminoglikan akan digantikan proteoglikan. Kolagen tipe III digantikan oleh
kolagen tipe I. Cairan diabsorbsi dari jaringan parut.
Fase remodelling atau fase resorbsi dapat berlangsung berbulan-bulan.
Dikatakan berakhir bila tanda-tanda radang sudah menghilang. Parut dan
sekitarnya berwarna pucat, tipis, lemas dan tidak ada rasa sakit maupun gatal. Di
sini proses kontraksi parut kelihatan dominan.
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan
kembali jaringan yang lebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Tubuh berusaha menormalkan
kembali semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan. Udem dan
sel-sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap
3
kembali, kolagen yang berlebihan diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan
regangan kira-kira 80% kemampuan kulit normal Hal ini kira-kira terjadi 3 - 6
bulan setelah penyembuhan.
b. Sitokin
Sitokin memungkinkan berjalannya seluruh komunikasi untuk interaksi
antar sel. Mereka mungkin juga berperan penting dalam jalur farmakologis klinis
diberbagai tempat penatalaksanaan penyembuhan luka. Misalnya, sitokin
tampaknya mengatur peranan dan pengaturan fibrosis, penyembuhan luka kronik,
cangkokan kulit, vaskularisasi, peningkatan kekuatan tendon dan barangkali juga
mengendalikan proses keganasan. Sitokin merupakan protein non antibodi yang
dilepaskan dari beberapa sel dan berfungsi sebagai mediator intraseluler. Sitokin
terdiri dari limfokin dan interleukin.
FGF dasar (faktor pertumbuhan fibroblast) merupakan sitokin lain yang
terikat pada heparin dan glikosaminoglikan yang mirip heparin. Sitokin ini
merupakan suatu factor angiogenik yang kuat, menyebabkan migrasi sel epitel
yang makin banyak, dan mempercepat kontraksi luka.
EGF (faktor pertumbuhan epidermis) adalah sitokin yang merangsang
migrasi dan mitosis epitel. Sitokin ini dilaporkan dapat mempercepat reepitelisasi
lokasi donor luka bakar.
b. Per Secundam
Proses penyembuhan ini terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini
biasanya tetap terbuka. Dapat dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan,
terkontaminasi/terinfeksi. Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan
pembentukan jaringan granulasi. Tujuan ini diperoleh dengan pembentukan jaringan
granulasi dan kontraksi luka.
4
Penyembuhan Luka Abnormal
Keloid dan jaringan parut hipertropi.
Keloid adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan fibrosa padat yang
biasanya terbentuk setelah penyembuhan luka pada kulit. Jaringan ini meluas melewati
batas luka sebelumnya dan tidak mengalami regresi spontan dan cenderung tumbuh
kembali setelah dilakukan eksisi. Keloid sulit dibedakan dengan scar hipertrofi, tetapi
pada scar hipertrofik jaringan parut tidak meluas melampaui batas luka sebelumnya dan
mengalami regresi spontan.
Beberapa faktor yang berpengaruh pada timbulnya keloid sebagai berikut:
1. Herediter dan ras: pada bangsa negro lebih sering terjadi dibanding bangsa berkulit
putih
2. Umur dan faktor endokrin : keloid sering timbul pada usia muda, perempuan dan
kehamilan.
3. Jenis luka : keloid sering terjadi setelah adanya luka trauma karena bahan kimia,
misalnya luka bakar, juga oleh proses peradangan yang lama sembuh.
4. Lokasi trauma : luka dan peradangan yang terjadi di daerah presterna, kepala, leher,
bahu dan tungkai bawah lebih mudah terjadi keloid (Mansjoer, 2005).
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik
mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat
seseorang rentan terhadap infeksi luka.
a) Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.
b) Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan.
6
c) Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab
kontaminasi yang spesifik.
d) Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular (Mansjoer, 2005).
b. Faktor umum:
1. Usia pasien
Pada anak-anak dan orang muda luka sembuh lebih cepat dibandingkan pada
orangtua.
2. Keadaan gizi
Pada penderita dengan gangguan gizi misalnya malnutrisi, defisiensi dan
avitaminosis vitamin tertentu, anemia, kaheksia, dan sebagainya, luka sembuh lebih
lambat.
3. Penyakit penderita
Pada penderita dengan penyakit tertentu misalnya diabetes militus, terutama yang
tak terkendali, luka sukar dan lambat sembuhnya (Mansjoer, 2005).
7
BENANG-BENANG OPERASI
Seide (Silk/Sutera)
Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut protein dan 30% bahan
tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan putih. Bersifat tidak licin seperti sutera biasa
karena sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh. Pada penggunaan di
sebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor 00000 (5 nol merupakan ukuran
paling kecil) hingga nomor 3 (yang merupakan ukuran paling besar). Yang paling sering
dipakai adalah nomor 00 (2 nol) dan 0 (1 nol) dan nomor 1.
8
Semakin besar banyak nol nya semakin kecil benangnya Kegunaannya adalah untuk
menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama arteri besar), sebagai teugel (kendali).
Benang harus steril, sebab bila tidak akan menjadi sarang kuman (fokus infeksi), sebab
kuman terlindung di dalam jahitan benang, sedang benangnya sendiri tidak dapat diserap
tubuh.
Plain catgut
Asal katanya adalah cat (kucing) dan gut (usus). Dahulu benang ini dibuat dari usus
kucing, tapi saat ini dibuat dari usus domba atau usus sapi. Bersifat dapat diserap oleh tubuh,
penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10 hari, dan warnanya putih dan kekuningan.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 00000 (5 nol yang merupakan ukuran
paling kecil) hingga nomor 3 (merupakn ukuran yang terbesar). Sering digunakan nomor 000
(3 nol), 00 (2 nol), 0 (1 nol), nomor 1 dan nomor 2.
Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan
dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama untuk daerah longgar (perut,wajah)
yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan
mengembang, bila disimpulkan 2 kali akan terbuka kembali. Plain catgut tidak boleh
terendam dalam lisol karena akan mengembang dan menjadi lunak, sehingga tidak dapat
digunakan.
Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan krom. Dengan
adanya krom ini, maka benang akn menjadi lebih keras dan kuat, serta penyerapannnya lebih
lama, yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat dan kebiruan. Benang ini tersedia dalam ukuran 000
(3 nol merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor 3.
Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu
sepuluh hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi
harus segera dilakukan.
Nilon. (Dafilon,monosof,dermalonEthilon)
9
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu
dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap
tubuh, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol. Penggunanan pada
bedah plastik, ukuran yang lebih besar sering digunakan kulit, nomor yang kecil dipakai pada
bedah mata.
Ethibond
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene adipate). Tersedia dalam
kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak diserap,
dan warnanya hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol sampai nomor 2. Penggunaannya pada
bedah kardiovaskular dan urologi.
Vitalene/Prolene/surgilen
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen). Sangat kuat dan lembut,
tidak diserap, warna biru. Tersedia dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga
nomor 1. Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah
mata, bedah plastik, cocok pula untuk menjahit kulit.
Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Berdsifat kuat, lembut
fleksibel, reaksi tubuh minimum dan tidak diserap. Warnanya hitam putih. Digunakan untuk
menjahit kutis dan subkutis.
Linen (catoon)
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat lembut, cukup kuat
dan mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum, berwarna putih.
10
Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit, terutama
kulit wajah.
Steel wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat,
tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul. Warna putih metalik.
Terdapat dalam kemasan atraumatis dan kemasan biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor
2. Untuk menjahit tendon.
NALD HEACTING
Banyak sekali jenisnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampak segitiga agar
mudah mengiris kulit (scherpe nald). Sedang untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang
bulat (round nald). Ada yang berbentuk setengah lingkaran dan ada pula yang berbentuk
seperempat lingkaran.
Penggunaannya adalah untuk menjahit luka dan menjahit oragn rusak lainnya. Penyediaan
disesuaikan kebutuhan.
11
12
TEKNIK PEMBEDAHAN
13
b. Gambar 2, Arah sayatan bedah pada tangan
Sayatan jangan pernah bersilang dengan lipatan kulit sendi secara tegak lurus sebab jaringan parut
di bekas luka operasi dapat mengakibatkan kontraktur kulit.
14
tidak terlalu nyata kelihatan, terutama di daerah yang terbuka seperti leher, bahu,
lengan atas, betis, dan punggung. Segi kosmetik paling penting bila sayatan harus
dilakukan di daerah wajah.
15
a. Gambar 4. Penggunaan pisau
A. Kedudukan pisau; pisau tajam tegak lurus diatas permukaan kulit menghasilkan luka
yang mudah sembuh
B. Pisau tidak tegak lurus menyebabkan luka dengan pinggir berbeda dan mengakibatkan
parut jelek
C. Cara memegang pisau yang memerlukan kekuatan (yang kurang sesuai dengan
pembedahan manusia)
D. Cara memegang pisau untuk insisi yang memerlukan ketepatan
16
C. Cara menjahit kulit
Penjahitan luka bedah dimaksudkan untuk mempertemukan dan mempertahankan
posisi kedua permukaan luka tanpa mengganggu peredarah darah setempat supaya luka
dapat sembuh per primam intentionem.
Dikenal beberapa cara untuk menjahit kulit masing-masing dengan keuntungan dan
kerugiannya.
Cara jahit simpul tunggal dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan.
Keuntungan: bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka, dan bila terjadi
infeksi luka, cukup dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi.
Kelemahan: membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakannya
Pada jahitan jelujur digunakan satu benang untuk seluruh panjang luka.
Keuntungan: pengerjaannya lebih cepat
Kelemahan: bila ada benang yang putus, seluruh panjang luka dapa terbuka, dan bila
terjadi infeksi, seluruh luka dapat terbuka.
Pada jahitan matras vertikal dilakukan dengan menjahit sedalam penampang vertikal
luka.
Keuntungan: luka tertutup rapat sampai ke dasar luka sehingga dapat dihindari terjadi
rongga dalam luka.
Pada jahitan subkutikuler, yaitu melakukan jahitan jelujur pada jaringan lemak tepat
dibawah dermis
Keuntungan: Jahitan hasilnya rapi dan sering tidak tampak
Penutupan luka bedah dengan menggunakan agrafe yang dipasang dengan pinset
michel. Agrafe dapat dipasang dengan alat khusus seperti stapler namun dengan cara
ini menjadi mahal
Keuntungan: murah dan baik secara kosmetik
Kelemahan: pasca bedah tampak jelek selama klips masih terpasang
17
Gambar 6. Berbagai cara penjahitan kulit legenda:
A. Simpul tunggal
B. Jahitan jelujur
C. Jahitan jelujur saling mengunci
D. Jahitan matras vertikal (Donati)
E. Jahitan matras horisontal
F. Intrakutan/Subkutikuler
G. Stapler
H. Agrafe; cara memasang dengan pinset (1), cara menghadap luka (2), agrafe in situ
menjaminkan eversi/ membalikkan keluar (3)
18
Daerah Jahitan Saat pengangkatan (hari ke-)
Wajah (kelopak mata dan lidah) 4
Scrotum 5
Kulit kepala 6-7
Tangan dan jari 7
Dinding perut
- sayatan lintang 7-9
- sayatan vertikal 9-11
Pinggang dan bahu 11-12
19