Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM

ANALISIS KURIKULUM 1984

DisusunOleh :
Tri Robiyanti ( 2014004073 )
Prima DwiPrabowo ( 2014004078 )
EkaHandayani S ( 2014004088 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2016
Kata Pengantar

Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Dalam
makalah ini kami membahas tentang Analisis Kurikulum 1984, dimana pada
makalah ini kami membahas tentang kurikulum pada tahun 1984, strutur
kurikulum 1984, karakteristik kurikulum 1984, serta penerapan kurikulum di
setiap tingkat satuan pendidikan.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman materi tentang
kurikulum 1984. Serta sebagai tugas kelompok sekaligus materi untuk
pengambilan nilai presentasi mata kuliah Kajian Kurikulum.
Dalam proses penulisan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan
dan arahan, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan
kepada Bapak Dafid Slamet Setiana, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kajian
Kurikulum, serta segenap pihak yang telah memberikan masukan untuk makalah
ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga memberikan manfaat.

Yogyakarta, 07 November 2016

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar Isi.............................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 3
Bab II Pembahasan
2.1 Latar Belakang Munculnya Kurikulum 1984 ...................................... 4
2.2 Kebijakan dalam Penyusunan Kurikulum 1984 ................................... 7
2.3 Penerapan Kurikulum 1984 ................................................................. 9
2.4 Perbandingan Kurikulum 1975 Dengan Kurikulum 1984 ................... 11
2.5 Karakteristik Kurikulum 1984 ............................................................. 15
Bab III Penutup
3.1 Simpulan .............................................................................................. 18
3.2 Saran ..................................................................................................... 19
DaftarPustaka ...................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan
pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu
kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik
komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu
tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik
yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun
kemampuan belajar.Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah
barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam
proses lahirnya sebuah kurikulum.Dalam merancang kurikulum biasanya
dibentuksuatu tim kerja khusus yang dapat berupa lembaga resmi, misalnya
seperti Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. Masing-masing
kurikulum memiliki warna dan ciri khas tersendiri. Warna dan ciri khas tiap
kurikulum menunjukkan kurikulum berusaha menghadirkan sosok peserta
didik yang paling pas dengan jamannya.Perubahan kurikulum dari waktu ke
waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab perubahan ini
disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.
Menurut Sukmadinata (2008:5), Kurikulum (curriculum) merupakan
suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum memiliki empat komponen,
yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan
dan komponen evaluasi.

4
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama
lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum
terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem
kurikulum pun akan terganggu pula. Dalam sebuah kurikulum memuat suatu
tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem pendidikan.Untuk itu tujuan
dalam suatu kurikulum memegang peranan yang sangat penting, karena tujuan
mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen
kurikulum lainnya.
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada
pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga
kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap.Dalam perjalanan
sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004,
2006 dan 2013.Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara.Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.Semua kurikulum nasional
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan
dalam merealisasikannya.Dalam pembahasan makalah ini, penulis bermaksud
memaparkan perkembangan kurikulum 1984 (Kurikulum 1975 Yang
Disempurnakan).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang munculnya kurikulum 1984?
2. Bagaimana kebijakan dalam penyusunan kurikulum 1984?
3. Bagaimana penerapan kurikulum 1984 di jenjang pendidikan?
4. Bagaimana perbedaan kurikulum 1975 dan kurikulum 1984?
5. Bagaiamana karakteristik dari kurikulum 1984?

5
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya kurikulum 1984.
2. Untuk mengetahui kebijakan dalam penyusunan kurikulum 1984.
3. Untuk mengetahui penerapan kurikulum 1984 di jenjang pendidikan.
4. Untuk mengetahui prbedaan kurikulum 1975 dan kurikulum 1984.
5. Untuk mengetahui karakteristik dari kurikulum 1984.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Munculnya Kurikulum 1984


Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 22 oktober 1983 tentang perbaikan
kurikulum. Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan kurikulum 1975.
Ada 4 aspek yang di sempurnakan dalam kurikulum 1984 yakni :
1. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa(PSPB).
2. Penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum.
3. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antar ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Pelaksanaan pelajaran yang di sesuaikan dengan kecepatan belajar masing-
masing peserta didik.
Kurikulum 1984 banyak dipengaruhi oleh aliran Humanistik ( aliran yang
berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan
yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut ), yang
memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari
sendiri, menjelajah, dan meneliti lingkungannya. Posisi siswa ditempatkan
sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).Oleh sebab itu kurikulum
1984 menggunakan pendekatan proses (process skill approach),tetapi faktor
pencapaian tujuan tetap penting.
Posisi peserta didik ditempatkan sebagai subjek belajar, mereka digiring
untuk melakukan berbagai keterampilan proses (dari keterampilan proses
dasar sampai kepada keterampilan proses terintegrasi) melalui Cara Belajar
Peserta didik Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kurikulum
1984 berorientasi kepada tujuan instruksional dengan berdasar pada
pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik dalam

7
waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional
dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar,
yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai peserta
didik
CBSA merupakan sustu proses belajar mengajar yang aktif dan dinamis.
Dipandang dari segi peserta didik, maka CBSA adalah proses kegiatan yang
dilakukan dalam rangka belajar. Jika dipandang dari sudut guru sebagai
fasilitator, maka CBSA merupakan suatu strategi belajar yang direncanakan
sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan
menuntut aktifitas dari peserta didik yang dilakukannya secara aktif.
Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu,menulis laporan,
memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan
sebagainya. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan
spiral.S piral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan
ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran.Semakin tinggi
kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian,
baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang
pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep yang dipelajarinya. Materi disajikan berdasarkan tingkat
kesiapan atau kematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan
tingkat kematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar
harus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak
dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan.
Dari yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses adalah
pendekatan belajar mengajar yang memberi tekanan kepada proses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses

8
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran
Kurikulumini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 oleh
karena itu juga sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Tokoh
penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Prof.D.Conny R.Semiawan,
kepala pusat kurikulum DEPDIKNAS periode 1980-1986 yang juga Rektor
IKIP Jakarta (UniversitasNegeri Jakarta) periode 1984-1992.
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa unsur dalam GBHN(Garis-garis Besar Haluan Negara)
tahun 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah. Kebijaksanaan Pemerintah di bidang pendidikan nasional
yang menjelaskan tentang hakekat pembangunan nasional, yaitu
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pembangunan
nasional. Oleh karena itu dalam kurikulum 1984, Pendidikan Pancasila
menjadi mata pelajaran wajib. Dalam GBHN 1983 memutuskan politik
yang menghendaki perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984.
2. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik.
3. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah.
4. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap
jenjang.
5. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai
bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak
sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah
6. Pengadaan program studibaru (seperti di SMA) untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1984 dikembangkan sebagai penyempurnaan kurikulum 1975
berdasarkan tiga pertimbangan. Pertama adalah adanya perubahan dalam

9
kebijakan politik dengan ditetapkan TAP MPR nomor II/MPR/1983 dimana
dinyatakan perlunya adanya Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa(PSPB)
sebagai mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan. Secara operasional
TAP MPR tersebut dijabarkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan no. 0461/U/1983 tertanggal 22 Oktober 1983.Yang menyatakan
perlunya perbaikan kurikulum. Kedua adalah hasil penilaian kurikulum 1975
antara tahun 1979 sd 1981 yang juga mencakup perkembangan kehidupan
masyarakat. Perkembangan yang cepat dalam kehidupan masyarakat terutama
dalam bidang ilmu dan teknologi menghendaki adanya penyempurnaan
kurikulum. Ketiga adalah hasil- hasil yang dicapai oleh Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan (1973-1984), hasil studi kognitif, keberhasilan
perintisan Bantuan Profesional Kepada Guru yang menekankan pendekatan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan hasil penelitian (1979-1986) dan
pengembangan ketrampilan proses (1980-1984).
Pengembangan kurikulum 1984 juga didasarkan pada tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam TAP MPR nomor IV/MPR/1978 dan dan
nomor II/MPR/1983 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan asas Pancasila
dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

B. Kebijakan dalam Penyusunan Kurikulum 1984


Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut :
1. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti. Kalau pada
Kurikulum 1975 terdapat 9(sembilan) pelajaran inti yaitu Agama,
Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan
Sosial(IPS), Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam(IPA), Olah raga dan
kesehatan, Kesenian, serta Ketrampilan Khusus. Sedangkan pada
Kurikulum 1984 terdapat 16(enam belas mata) pelajaran inti. Mata

10
pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah : Agama,
Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia,
Ekonomi, Kimia, Fisika, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Kesenian,
Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Sejarah Dunia dan
Nasional.
2. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masing-
masing.Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum 1975
terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam
Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B. Program A
terdiri dari:
a. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika
b. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
c. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi
d. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya.
Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada
keterampilan kejuruan yang akan dapat menerjunkan siswa langsung
berkecimpung di masyarakat. Tetapi mengngat program B memerlukan 93
sarana sekolah yang cukup maka program ini untuk sementara ditiadakan.
3. Pentahapan waktu pelaksanaan.
Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas I SMA berturut
tahun berikutnya di kelas yang lebih tinggi.Konsep CBSA yang elok
secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan,
mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional.Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan
CBSA.Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa
berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak
lagi mengajar model berceramah.

11
C. Kurikulum 1984 di SD, SMP, dan SMA
Sepuluh tahun kemudian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
memberlakukan kurikulum baru yang dikenal dengan nama Kurikulum 1984,
sesuai dengan tahun pada waktu kurikulum tersebut diberlakukan. Setelah ini
kebijakan penggantian kurikulum setiap sepuluh tahun menjadi suatu
tradisi.Perkembangan dalam kehidupan politik, sosial, budaya, ekonomi,
agama, seni, ilmu dan teknologi tidak berpengaruh terhadap
kurikulum.Kurikulum tidak berubah dan terus berjalan walau pun aspek-aspek
yang menjadi dasar dari kurikulum tadi sudah jauh berbeda dari ketika suatu
kurikulum dikembangkan.Pemerintah memperlakukan kurikulum sebagai
suatu seremoni politik dan hanya ketika terjadi tuntutan politik lah maka
kurikulum baru berubah. Faktor lain yang telah dikemukakan selain politik
tidak mampu menyentuh perubahan kurikulum.
Pendidikan idiologi dalam kurikulum 1984 tetap menjadi warna yang
dominan dalam kurikulum.Pemerintah menetapkan Pendidikan Pancasila
sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum sejak SD sampai ke perguruan
tinggi.Dalam TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 ditetapkan Pendidikan
Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dan diarahkan untuk menumbuhkan
jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945. Berdasarkan TAP MPR Nomor
II/MPR/1978 ditetapkan pula Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila sebagai penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warganegara Indonesia, setiap
penyelenggara Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan kemasyarakatan,
baik di Pusat maupun di Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan
utuh.Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P-4) dan juga
dinamakan Ekaprasetia Pancakarsa ditetapkan sebagai bagian dari Pendidikan
Pancasila melalui TAP MPR Nomor II/MPR/1983.
Kurikulum SD 1984 memiliki struktur sama dengan kurikulum SD 1975.
Semua mata pelajaran tidak dibagi dalam kelompok-kelompok. Jumlah mata
pelajaran bertambah menjadi 11 dengan adanya tambahan mata pelajaran
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dan Bahasa Daerah. PSPB

12
untuk SD tidak diberikan di semester ganjil kelas 2(dua). Jumlah jam
pelajaran per minggu dapat dikatakan sama dengan kurikulum SD 1975 yaitu
kelas I 26/27 jam, kelas II 26/27 jam, kelas III 33/33 jam, kelas IV, V, dan VI
masing-masing 36/37 jam. Jika diperhatikan jumlah jam pelajaran ini
berkurang dibandingkan dengan kurikulum SD 1975 karena jam mata
pelajaran Bahasa Daerah tidak dihitung dalam kurikulum SD 1975. Bahasa
Daerah hanya berlaku untuk di sejumlah daerah Indonesia seperti propinsi
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timut, dan Bali. Jam pelajaran untuk Bahasa
Indonesia pada semester ganjil kelas 2(dua) berkurang 1 jam untuk diberikan
kepada PSPB.
Struktur kurikulum SMP 1984 sama dengan struktur kurikulum SMP
1975, yaitu Program Pendidikan Umum, Program Pendidikan Akademis, dan
Program Pendidikan Ketrampilan. Dalam kelompok Program Pendidikan
Umum terdapat mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa(PSPB)
sehingga jumlah mata pelajaran di kelompok ini bertambah satu dari
kurikulum SMP 1975. Dalam kelompok Program Pendidikan Akademis, IPA
untuk kurikulum SMP 1984 langsung dibagi atas Biologi dan Fisika dengan
alokasi waktu terpisah masing-masing 3 jam pelajaran per minggu. IPS tidak
dipisahkan dan tetap memiliki jam pelajaran per minggu 4 jam sama dengan
kurikulum sebelumnya. Di sini tampak adanya pergeseran konsep dan filosofis
dimana para pengembang kurikulum SMP 1984 terbagi dalam kelompok yang
berbeda. Pengembang kurikulum SMP 1984 masih tetap mempertahankan
pendidikan IPS sedangkan kelompok pengembang IPA sudah tidak lagi
mempertahankan pikiran semula yang digunakan dalam kurikulum SMP
1975.Mungkin saja kesulitan mendapatkan guru yang mampu mengajar
Biologi dan Fisika dalam satu mata pelajaran IPA menjadi alasan utama
pemisahan tersebut.
Struktur kurikulum SMA 1984 mengalami perubahan yang cukup
mendasar dibandingkan dengan kurikulum SMA 1975.Pada kurikulum SMA
1984 mata pelajaran dikelompokkan Program Inti yang harus diikuti seluruh
peserta didik dan Program Pilihan yang mengganti istilah

13
penjurusan.Perubahan terjadi juga dalam penjurusan baik mengenai waktu
mau pun mengenai jumlah penjurusan.Peserta didik baru memilih jurusan
yang dinamakan Program Pilihan pada saat mereka naik ke kelas II dan bukan
pada semester II. Dalam hal waktu penjurusan, kurikulum SMA 1984 sama
dengan kurikulum SMA 1968. Nama Program Pilihan adalah Program Ilmu-
Ilmu Fisik, Program Ilmu-Ilmu Biologi, Program Ilmu-Ilmu Sosial, dan
Program Pengetahuan Budaya. Nama Ilmu Pasti yang selalu disejajarkan
dengan Pengetahuan Alam dalam kurikulum sebelumnya tidak digunakan lagi.
Orientasi pendidikan disiplin ilmu pada kurikulum SMA 1984 semakin kental
dibandingkan kurikulum sebelumnya. Orientasi pendidikan disiplin ilmu
tampak pada nama-nama mata pelajaran yang disamakan dengan nama
disiplin ilmu dan pada mata pelajaran. Program Inti yang tidak saja terdiri dari
mata pelajaran umum seperti agama, PMP, dan pendidikan jasmani terdapat
pula mata pelajaran untuk landasan pendidikan akademik. Mata pelajaran
Sejarah (Indonesia dan Dunia), Geografi, Bahasa, Matematika, Biologi,
Fisika, Kimia, dan Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran dalam Program Inti.
Kurikulum 1984 pada dasarnya tidak banyak mengubah posisi belajar
peserta didik.Peserta didik harus memegang peran aktif dalam belajar terus
dipertahankan. Bahkan kurikulum baru menambah peran aktif itu dengan
memperkenalkan ketrampilan proses. Pesta didik harus melaksanakan
ketrampilan proses sehingga mereka memiliki kemampuan dalam
mengembangkan masalah berdasarkan apa yang telah dibaca, diamati, dan
dibahas.

D. PERBANDINGAN KURIKULUM 1975 DENGAN KURIKULUM


1984
Kurikulum 1975 Faktor Pembeda Kurikulum 1984
1 2 3
Pendekatan sistem, dengan Pendekatan ketrampilan
Pendekatan
orientasi pada tujuan. proses, dengan tidak

14
meninggalkan orientasi pada
tujuan.
Sistematika Kurikulum 1. Tujuan Institusional
1975: SMA
1. Tujuan Institusional 2. Program Pengajaran :
SMP/SMA Inti khusus daan
2. Struktur Program Pengelolaan Program.
Kurikulum 3. Proses Pelaksanaan
3. GBPP Kurikulum,Pendekatan
4. Sistem penyajian Keterampilan proses
yang menggunakan Sistematika a. Satuan pelajaran
Pendekatan b. Ketuntasan belajar
5. Sistem penilaian c. Sisstem Kredit
6. Sistem Bimbingan d. Ko-kurikuler dan
dan Penyuluhan Ekstrakulikuler
7. Administrasi dan e. Bimbingan Karier
Supervisi. f. Sistem Penilaian
4. Administrasi dan
Supervisi.
1. Program Pendidikan 1. Program Inti : 16
Umum, Program inti bidang
ada 9 bidang. 2. Program Pilihan:
2. Program Pendidikan a. Program Pilihan A,
Akademik : untuk bekal
Struktur
a. Program Mayor, melanjutkan ke
Program
untuk masing- Perguruan Tinggi.
masing jurusan. b. Program Pilihan B,
b. Program Minor, memberi bekal
tambahan untuk kerja dan
tiap jurusan. melanjutkan ke

15
3. Program Pendidikan Perguruan Tinggi.
Keterampilan.
Kurikulum 1975 Tidak menggunakan istilah
menggunakan 3 ( tiga ) jurusan, yang ada adalah
jurusan : Jalur Program :
1. Jurusan IPA Jurusan 1. Program Pilihan A
2. Jurussan IPS 2. Program Pilihan B
3. Jurusan Baahasa

Dengan pendekatan PPSI, Dengan pendekatan


dikembangkaan lebih keterampilan proses,
lanjut melalui Satuan penyajian menggunakan juga
Pelajaran : Satuan Pelajaran :
1. Jika 60% siswa gagal 1. Ketuntasan kelompok
mengerjakan dicapai minimal 85%
pekerjaan, materi jumlah siswa
Sistem
diulang keseluruhan memenuhi ketuntasan
Penyampaian
2. Jika yang gagal belajar perseorangan
Ketuntasan
kurang dari 60%, 2. Penguasaan minimal
Belajar
mereka mengulang ketuntasan belajar
sendiri-sendiri adalah 75% dari setiap
3. Jika siswa telah satuan bahasan telah
mencapai dimiliki
penguasaan 75% atau
lebih, dianggap
menguasai
Tidak menggunakan Menggunakan sistem kredit,
sistem kredit dalam arti setiap kegiatan
Sistem Kredit
belajar siswa untuk bidang
studi tertentu setelah tuntas

16
dihargai dengan kredit. 1
kredit = 1 jam tatap muka +
jam pekerjaan rumah per
minggu per semester ( 1 jam
= 45 menit ).
1. Kegiatan yang dinilai 1. Kegiatan yang dinilai
adalah hasil belajar proses dan hasil.
2. Jenis penilaian : 2. Jenis penilaian :
formatif dan sumatif formatif, sub-sumatif
3. Nilai kokurikuler Sistem Penilaian dan sumatif.
tidak diperhitungkan 3. Nilai kokurikuler
tersendiri. disatukan dalam
menghitung nilai
raport.
Struktur Sekolah terdiri : Struktur Sekolaah terdiri :
1. Kepala Sekolah 1. Kepala Sekolah
2. 2 Wakasek 2. 4 Wakasek( Kesiswaan,
Sistem
3. Koordinator BP Humas Kurikulum, ,
Administrasi
4. Dewan Guru dan Sarana Prasarana)
dan Supervisi
5. Siswa 3. TU
6. TU 4. Guru-guru
5. Murid

Analisis beda di atas menunjukkan adanya perkembangan atau perubahan


dari kurikulum 1975 menuju ke kurikulum 1984. Beberapa tata aturan yang dulu
berlaku untuk kurikulum 1975 ada yang masih tetap berlaku di kurikulum 1984,
seperti nampak pada analisis di atas. Misalnya dalam rangka evaluasi, BP, dan
administrasi dan supervisi.hanya saja terdapat perubahan akibat berubahnya
kurikulum tertentu.

17
E. Karakteristik Kurikulum 1984
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik atau cirri-
ciri dari kurikulum 1984 adalah sebagai berikut :
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional (tujuan yang pencapaiannya
dibebankan kepada suatu program pengajaran sesuatu mata pelajaran).
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada
siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa
yang harus dicapai siswa.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral
adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi
kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan.
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian,
baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang
pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep yang dipelajarinya.
e. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental siswa
dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui
pendekatankonkret, semikonkret, semi abstrak, dan abstrak dengan

18
menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh ke kesimpulan. Dari
yang mudah menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.
f. Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses
adalah pendekatanbelajar-mengajar yang memberi tekanan kepadaproses
pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya. Pendekatan keterampilan proses
diupayakan dilakukan secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pelajaran.
g. Menetapkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB) sebagai mata pelajaran yang wajib.
Setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing.. Akan tetapi, sebenarnya setiap kurikulum itu tidak ada
kelemahannya karena kurikulum tersebut sesuai dengan zamannya. Artinya
kurikulum itu dibuat pasti disesuain dengan keadaan zaman waktu itu.Begitu
pula pada kurikulum 1984, pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Adapun
kelebihan dan kelemahan tersebut adalah :
a. Kelebihan Kurikulum 1984
Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci,
sehingga pendidik dan peserta didik mudah untuk melaksanakannya.
Prakarsa peserta didik dapat lebih dalam kegiatan belajar yang
ditunjukkan melalui keberanian memberikan pendapat
Keterlibatan peserta didik di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang
telah berlangsung yang ditunjukkan dengan peningkatan diri dalam
melaksanakan tugas.
Peserta didik dapat belajar dari pengalaman langsung.
Kualitas interaksi antara peserta didik sangat tinggi, baik intelektual
maupun sosial.
Memasyarakatkan keterampilan berdiskusi yang diperlukan dengan
berpartisipasi secara aktif

19
b. Kelemahan Kurikulum 1984
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA). Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran
peserta didik berdiskusi, pembelajaran menjadi kurang kondusi.
Adanya ketergantungan pada pendidik dan peserta didik pada materi
dalam suatu buku teks dan metode yang disebut secara rinci, sehingga
membentuk pendidik dan peserta didik tidak kreatif untuk menentukan
metode yang tepat dan memiliki sumber belajar sangat terbatas.
Dapat didominasi oleh seorang atau sejumlah peserta didik sehingga
dia menolak pendapat peserta didik yang lain.
Peserta didik yang pandai akan bertambah pandai sedangkan yang
bodoh akan ketinggalan.
Peranan pendidik yang lebih banyak sebagai fasilitator, sehingga
prakarsa serta tanggungjawab peserta didik dalam kegiatan belajar
sangat kurang.
Diperlukanwaktu yang banyak dalam pembelajaran menyebabkan
materi pelajaran tidak dapat tuntas dikuasai peserta didik.

20
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kurikulum 1984 sering disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Dalam kurikulum 1984 ini posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL).
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 kurikulum 1984 di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Terdapat beberapa unsure dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke
dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b. Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampuan anak didik.
c. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di
sekolah
d. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap
jenjang.
e. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai
bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak
sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah
f. Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi
kebutuhan perkembangan lapangan kerja
Kurikulum 1984 memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Beorentasi kepada tujuan Intruksional
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar
siswa aktif (CBSA).
c. Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.

21
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Konsep konsep yang dpelajari siswa harus didasarkan kepada
pengertian, baru kemudian dibrikan latihan setelah mengerti. Untuk
menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk
membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
e. Materi yang disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kemantapan
siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkat kematangan mental
siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasar harus melalui pendekatan
konkrit, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak dengan menggunakan
pendekatan induktif dari contoh contoh kesimpulan. Dari yang mudah
menuju ke sukar dan dari sederhana menuju ke kompleks.

B. Saran
1. Kurikulum pendidikan harus terlepas dari kepentingan politik yang dapat
menjerumuskan bangsa pada pemenuhan kebutuhan kelompok tertentu.
2. Kurikulum hendaknya memiliki landasan keilmuan yang kuat untuk
diaplikasikan dalam perilaku dan karya.
3. Kurikulum hendaknya tidak dirubah atau diganti, namun berangkat dari
landasan filosofis, psikologis, sosial budaya, pengetahuan, teknologi, dan
organisatoris ditingkatkan sehingga dapat melahirkan prestasi pendidikan
semakin tinggi dan besar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 2010.Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta

Lubis, Mara Samin. 2011. Telaah Kurikulum SMU/Sederajat. Medan: Cita


Pustaka Media Perintis

Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan materi


pembelajaran. Jakarta:PT Bumi Aksara

Nasution, S. 1983. Sejarah Pendidikan Indonesia.Bandung : Jenmars

Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development Theory and Practice.


Newyork,Chicago, San Francisco, Atlanta: Harcourt, Barace & World Inc.

Sutopo, Hendyat, Wasty Soemanto.1993. Pembinaan dan Pengembangan


Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksra

23

Anda mungkin juga menyukai