Anda di halaman 1dari 38

KAJIAN KURIKULUM

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN


MAKALAH

UST
Disusun Oleh :
Nama :
1. Ruly Saviiin Hidayat (2014004008)
2. Yesinta Lusiana Feronita (2014004024)
3. Maryani (2014004074)
Kelas : 5C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSIWA
YOGYAKARTA
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kajian
kurikulum tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah kajian
kurikulum yang ada di program studi pendidikan matematika di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal yang tidak terlepas dari kerja
sama dan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat melancarkan pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada bapak David Slamet Setiana M.Pd. sebagai dosen kajian
kurikulum yang telah mendukung penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembutan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh kerena itu, dengan
tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah kajian kurikulum ini dapat
memberikan ilmu yang bermanfaat dan menginspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
3. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran .......................................................................... 4
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 6
3. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Evaluasi ..................................................................... 9
4. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran .................................................................. 10
5. Penyajian Evaluasi Pembelajaran ........................................................................... 15
6. Evaluasi Pada Kurikulum 2013............................................................................... 16
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ....................................................................................................... 34
2. Saran ....................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang
tak kalah penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran
dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi
proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi merupakan suatu
proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi
untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peseta
didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan gambaran
tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu
membantu pengajar merencanakan strategi pembelajaran. Bagi peserta
didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan motivasi
untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Salah satu penekanan dalam
kurikulum 2013 adalah evaluasi autentik.
Evaluasi autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan
pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan
berbagai instrumen evaluasi yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi
yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013: 35-36). Dalam kurikulum 2013
mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan evaluasi, yakni dari
evaluasi melalui tes (mengukur pengetahuan berdasarkan hasil saja),
menuju evaluasi autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
Dalam evaluasi autentik, selain memperhatikan aspek kompetensi
sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan kompetensi
keterampilan (psikomotorik) serta variasi instrument atau alat tes yang
digunakan harus memperhatikan input, proses dan output peserta didik.
Evaluasi hasil belajar peserta didik juga harus dilakukan pada awal

1
pembelajaran (evaluasi input), selama pembelajaran (evaluasi proses), dan
setelah pembelajaran (evaluasi output).
Implementasi di sekolah, tak jarang evaluasi yang dilakukan tidak
dipersiapkan dan direncanakan dengan berpedoman pada kisi-kisi
sehingga tidak sedikit guru seringkali mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi secara spesifik kompetensi yang dimasukkan ke dalam
program remedial pembelajaran. Evaluasi yang tak direncanakan dengan
baik tentunya akan menghasilkan informasi yang kurang akurat terkait
keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu guru dalam melakukan evaluasi
kurikulum 2013 perlu memperhatikan aspek-aspek evaluasi kurikulum
2013 yang terdiri dari evaluasi sikap (efektif), evaluasi pengetahuan
(kognitif), dan evaluasi keterampilan (psikomotorik).
Standar evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013
di atas, fenomena yang terjadi pada guru di SD Negeri Salatiga 06 masih
merasa kesulitan dalam menerapkan standar evaluasi seperti yang sudah
ditentukan dalam Kurikulum 2013. Hasil pengamatan awal menunjukkan
bahwa guru dalam mengajar masih merasa kesulitan dalam menerapkan
standar kurikulum 2013, baik pada evaluasi kompetensi sikap, evaluasi
kompetensi pengetahuan dan evaluasi kompetensi keterampilan.
Perubahan elemen standar isi pada Kurikulum 2013 membuat guru
yang selama ini menggunakan evaluasi tradisional harus mengubah
evaluasinya yaitu menjadi evaluasi autentik berdasarkan tuntutan
kurikulum. Evaluasi autentik pada kurikulum 2013 yaitu seperti yang
dinyatakan Mulyasa (2013: 66) dari yang berfokus pada pengetahuan
melalui evaluasi output menjadi berbasis kemampuan melalui evaluasi
proses, portofolio dan evaluasi output secara utuh dan menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi dari evaluasi pembelajaran?
3. Prinsip apa saja yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran?

2
4. Bagaimana ruang lingkup evaluasi pembelajaran?
5. Bagaimana penyajian evaluasi pembelajaran?
6. Evaluasi apa yang berlaku pada kurikulum 2013?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran.
2. Mengetahui tujuan dan fungsi dari evaluasi pembelajaran.
3. Mengetahui prinsip yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran.
4. Mengetahui ruang lingkup evaluasi pembelajaran.
5. Mengetahui penyajian evaluasi pembelajaran.
6. Mengetahui evaluasi yang berlaku pada kurikulum 2013.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN


Menurut kamus besar Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian
dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang
lebih tahu kepada orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan
strukturnya atau orang yang lebih rendah keahliannya.
Selanjutnya, tentang istilah evaluasi. Secara harfiah, evaluasi
berasal dari Bahasa Inggris, yaitu evaluation. Sedangkan dalam Bahasa
Arab yakni at- taqdir yang berarti penilaian atau penaksiran .
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli:
a. Menurut Cross, evaluasi meruapakan proses yang menentukan
kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini
menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu
kegiatan mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai.
Sebenarnya, evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi
arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi
keperluan mengambil keputusan.
b. Stufflebeam, mendefinisikan evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
c. Menurut Bloom, evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi
perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat
perubahan dalam pribadi siswa atau tidak.
d. Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan
sebagai proses pengambilan keputusan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan
instrument tes maupun non- tes.

4
e. Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan.

Dengan demikian, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses


sistematis untuk menentukan atau membuat keputusansampai mana
tujuan- tujuan pembelajaran dicapai siswa. Atau singkatnya, evaluasi
adalah suatu proses untuk menggambarkan siswa dan menimbanya dari
segi nilai dan arti.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu
dipahami lebih lanjut:
a. Evaluasi adalah suatu proses, bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu. Baik yang
menyangkut nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Memebahas evaluasi
berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan
mengenai kualitas sesuatu.
b. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama
yang berkenaan dengan nilai dan arti.
c. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan . melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/ makna dari sesuatu yang
sedang dievaluasi.
d. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan
kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti
yang diberikan bukanlah suatu proses yang adapat diklasifikasikan
sebagai evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang


perbedaan antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian dalam pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

5
Sedangkan penilaian dalam pembelajaran ialah suatu usaha untuk
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta
menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan yang telah dicapai
oleh siswa melalui program kegiatan belajar. Sementara itu, pengukuran
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu
yang bersifat numerik.

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN


Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya. Melalui evaluasi akan diperoleh tentang apa
yang telah dicapai dan mana yang belum dicapai.
Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya
dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku
dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi
salah satu hal yang sulit dan menantang yang harus disadari oleh guru.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasiaonal sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan diantaranya terhadap siswa, lembaga, dan program
pendidikan.
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua.
Pertama, untuk menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan
sebagai bukti perkembangan yang dialami oleh para siswa setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata
lain, tujuan umum evaluasi dalam pendidikan yakni memperoleh data
pembuktian yang akan menjadi petunjuk tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa dalam pencapaian berbagai tujuan kurikuler setelah
menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.

6
Tujuan umum kedua dari evaluasi pembelajaran adalah mengukur
dan menilai efektivitas mengajar serta berbagai metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakanoleh pendidik, serta kegiatan belajar
yang dilaksanakan oleh siswa.
Selain tujuan umum tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa
tujuan khusus. Pertama, merangsang kegiatan siswa dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan
pada diri siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-
masing. Kedua, mencari dan menemukan berbagai faktor penyebab
keberhasilan maupun ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti program
pendidikan, sehingga dapat menemukan jalan keluar.
Sedangkan menurut pakar evaluasi, Dr. Basrowi, tujuan evaluasi
pada dasarnya digolongkan ke dalam empat kategori berikut:
a. Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan bagi siswa.
b. Menentukan angka kemajuan masing- masing siswa yang antara lain
dipakai sebagai pemberian laporan kepada orang tua.
c. Penentuan kenaikan tingkat atau status, dan lulus tidaknya.
d. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
misalnya dalam penentuan program studi atau jurusan dengan tingkat
kemampuan dan karakteristik lain.

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari


tujuan evaluasi itu sendiri. Evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses,
secara umum meliki tiga fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan,
menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan
penyempurnaan kembali. Atau fungsi evaluasi secara umum, lebih
rincinya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama
jangka waktu tertentu.

7
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
c. Untuk keperluan Bimibingan dan Konseling (BK).
d. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.

Secara khusus fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat


dari beberapa segi, yakni :
a. Fungsi psikologis, kegiatan evaluasi dapat dilihat dari sisi pendidik/
guru, dan peserta didik/ siswa. Bagi siswa, evaluasi secara psikologis
akan memberikan pedoman atau pegangan batin bagi mereka untuk
mengenal kapasitas dan statusnya di tengah- tengah kelompok atau
kelasnya. Misalnya, dengan dilakukannya evaluasi hasil belajar siswa,
maka para siswa akan mengetahui dirinya termasuk dalam kelompok
berkemampuan tinggi, rata- rata, atau rendah. Sedangkan bagi guru,
secara psikologis evaluasi dapat menjadi pedoman dalam menentukan
berbagai langkah yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya, misalnya
menggunakan metode mengajar tertentu, hasil belajar siswa
menunjukkan peningkatan.
b. Fungsi sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah siswa
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu disiniberarti
bahwa siswa dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh
lapisan masyarakat.
c. Fungsi didaktik- metodis, bagi siswa evaluasi dapat memberikan
motivasi untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan
prestasi siswa. Bagi guru, evaluasi berfungsi untuk membantu guru
dalam menempatkan siswa pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing- masing serta membantu guru
dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
d. Fungsi administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan siswa kepada orang tua, pejabat pemerintah yang
berwenang, kepala sekolah, guru- guru, dan siswa itu sendiri,

8
memberikan berbagai bahan keterangan (data),dan memberikan
gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang dilakukan oleh
instutisi pendidikan.
e. Fungsi selektif, evaluasi berfungsi untuk:
a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah,
dan sebagainya.

Lebih jauh, Wina Sanjaya mengemukakan beberapa fungsi evaluasi,


yaitu:
f. Sebagai umpan balik bagi siswa.
g. Untuk mengetahui proses ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan
yang telah dicapai.
h. Memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
i. Digunakan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual,
khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan
pemilihan bidang pekerjaan.
j. Menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh para
pengembang kurikulum.
k. Umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan di sekolah.
C. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN EVALUASI
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka
pelaksanaan evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip:
kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan praktis. Dengan
demikian, evaluasi pembelajaran hendaknya:
a. Dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus
dievaluasi
b. Menjadi bagian integral dari proses pembelajaran.

9
c. Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif.
d. Diikuti dengan tindak lanjut.

Disamping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip


keterpaduan, prinsip berorientasi kepada kecakapan hidup, prinsip belajar
aktif, prinsip kontinuitas, prinsip koherensi, prinsip keseluruhan, prinsip
pedagogis, prinsip diskriminalitas, dan prinsip akuntabilitas.

D. RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN


Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi
itu sendiri. Mengingat begitu luasnya cakupan bidang pendidikan, dapat
diidentifikasi ke dalam tiga cakupan penting, yaitu evaluasi pembelajaran,
evaluasi program, dan evaluasi sistem. Hal ini sesuai dengan Pasal 27 ayat
(2) UURI No. 20 Tahun 2003, evaluasi dilakukan terhadap peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk
semua jenjang satuan dan jenis pendidikan.
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang
kegiatannya berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar
mengajar.
Evaluasi program mencakup bahasan yang lebih luas, yaitu dimulai
dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi program dalam suatu bidang
studi, termasuk di dalamnya program, implementasi program, dan
efektivitas program.
Evaluasi sistem merupakan evaluasi di bidang yang paling luas.
Macam- macamkegiatan yang termasuk evaluasi sistem di antaranya
evaluasi diri, eveluasi internal, evaluasi eksternal, dan evaluasi
kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga, yang
dicontohkan dalam evaluasi akreditasi lembaga pendidikan.
Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang
berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi

10
pembelajaran. Zainal Arifin (2010) membagi ruang lingkup evaluasi
pembelajaran ke dalam empat perspektif, yaitu:
a. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif domain hasil
belajar
Menurut Benyamin S. Bloom, dkk, hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang
kemampuan. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:
1) Domain kognitif (cognitive domain)
Domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu: pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi
(evaluation) yang akan dibahas pada bab berikutnya.
2) Domain afektif (affective domain)
Domain afektif terdiri dari empat jenjang kemauan, yaitu: menerima
(receiving), menanggapi/ menjawab (responding), menilai (valuing),
organisasi (organization). Keempat jenjang tersebut juga akan
dibahas pada bab selanjutnya.
3) Domaian psikomotor (psychomotor domain)
Berbeda dengan kedua domain sebelumnya, domain ini lebih
menekankan pada kata kerja operasional yang digunakan harus
sesuai dengan kelompok keterampilan masing- masing, bukan pada
jenjang- jenjangnya, yaitu:
a) Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak,
menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.
b) Manipulations of materials or objects, meliputi: mereparasi,
menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan,
membentuk.
c) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati, menerapkan,
menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang,
memotong, menarik, dan menggunakan.

11
b. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif sistem
pembelajaran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ruang lingkup
evaluasi pemebelajaran hendaknya bertitik tolak dari dari tujuan
evaluasi pembelajaran itu sendiri. Jika tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk mengetahui keefektifan sistem pembelajaran, maka ruang
lingkup evaluasi pembelajaran adalah:
1) Program pembelajaran, yang meliputi:
a) Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, yaitu taget yang
harus dikuasai siswa dalam setiap pokok bahasan. Kriteria yang
digunakan adalah kesesuaiannya dengan tujuan kurikuler atau
standar kompetensi dari setiap bidang studi/ mata pelajaran, dan
kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan siswa.
b) Isi/ materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik
pokok bahasan dan subtopik/ subpokok bahasan beserta
perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran.
Kriteria yang digunakan antara lain kesesuaiannya dengan
kompetensi dasar dan hasil belajar, urutan logis materi, alokasi
waktu, dan sebagainya.
c) Metode pembelajaran, yaitu cara guru menympaikan materi
pelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
pemecahan masalah, dan sebagainya. Kriteria yang digunaka
antara lain kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan hasil
belajar, kesesuaiannya dengan kondisi kelas/ sekolah,
kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan alokasi
waktu.
d) Media pembelajaran, yakni alat- alat yang membantu untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan isi/ materi pelajaran.
Kriteria yang digunakan sama seperti kompenen metode.
e) Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan latar.

12
f) Lingkungan, terutama lingkungan sekolah dan lingkungan
keluarga. Kriteria yang digunakan adalah hubungan antara siswa
dengan siswa lainnya, guru dan orang tua, serta kondisi
keluarga.
g) Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan tes
maupun nontes. Kriteria yang digunakan antara lain:
kesesuaiannya dengan kompetensi dasar, hasil belajar, dan
indikator, kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi penilaian,
aspek- aspek yang dinilai, jenis dan alat penilaian.
2) Proses pelaksanaan pembelajaran, meliputi:
a) Kegiatan, yang meliputi: jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan
setiap jenis kegiatan, sarana pendukung, efektivitas dan efisiensi,
dan sebagainya.
b) Guru, terutama dalam hal menyampaikan materi.
c) Peserta didik/ siswa, terutama dalam hal peran serta siswa dalam
kegiatan belajar dan bimbingan.
3) Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan
pencapaian indikator), jangka menengah (sesuai dengan target untuk
setiap bidang studi/ mata pelajaran), dan jangka panjang (setelah
siswa terjun ke masyarakat).
c. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian proses
dan hasil belajar
1) Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, yang meliputi:
bagaimana sikap siswa terhadap guru, mata pelajaran, lingkungan,
dan lain sebagainya? Bagaimana tanggung jawab siswa terhadap
tugas yang diberikan guru? Bagaimana motivasi, minat, dan bakat
siswa dalam mata pelajaran?
2) Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran.
Apakah siswa sufah mengetahui dan memahami tugas- tugasnya
sebagai warga sekolah?

13
3) Kecerdasan, yang meliputi: apakah siswa sampai taraf tertentu sudah
dapat memecahkan masalah- masalah yang dihadapi dalam
pelajaran?
4) Perkembangan jasmani/ kesehatan
5) Keterampilan, yang meliputi
d. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian
berbasis kelas. Ruang lingkup penilaian berbasis kelas adalah sebagai
berikut:
1) Kompetensi dasar mata pelajaran, meliputi: pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai- nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu
aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
2) Kompetensi rumpun mata pelajaran, meliputi: pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai- nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan
rumpun pelajran tertentu, misalnya rumpun pelajaran PAI
merupakan kumpulan dari Aqidah, Akhlak, Al- Quran- Hadits,
Fiqh, dan Tarikh.
3) Kompetensi lintas kurikulum, yang meliputi: pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai- nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak, baik mencakup kecakapan belajar
sepanjang hayat maupun kecakapan hidup yang harus dikuasai oleh
siswa melalui pengalaman belajar secara berkesinambungan.
4) Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai- nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah siswa menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
5) Pencapaian keterampilan hidup yaitu penguasaan berbagai
kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi rumpun
pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman
belajar dapat memberikan efek positif dalam bentuk kecakapan
hidup (life skills).

14
Secara singkat, Dr. Basrowi (2012) mengemukakan ruang lingkup
evaluasi pembelajaran yaitu:
a. Sasaran dan ruang lingkup evaluasi meliputi semua kompenen yang
menyangkut proses serta hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun
ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan
di kampus atau sekolah dengan alokasi waktu dan struktur program
tertentu. Pada dasarnya, kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan
tatap muka antara siswa dengan guru, secara individual, kelompok
ataupun klasikal.
b. Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang telah ditetapkan sebagai kegiatan terstruktur yang
berupa penugasan atau pemberian pekerjaan rumah. Penilaian terhadap
kegiatan ini berpengaruh terhadap penilaian akhir.
c. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
yang dilakukan di kampus ataupun di luar kampus. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal
hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan minat dan
bakat, serta menunjang pencapaian tujuan institusional.
E. PENYAJIAN HASIL EVALUASI
Ada empat bentuk penyajian hasil evaluasi, yaitu:
1. Hasil evaluasi dengan menggunakan angka, misalnya 1 sampai 10 atau
1 sampai 100.
2. Hasil evaluasi dengan menggunakan kategori, misalnya: baik, cukup
dan kurang.
3. Hasil evaluasi dengan menggunakan uraian atau narasi, misalnya:
perlu bimbingan serius, keaktifan kurang, perlu pendalaman materi
tertentu, atau siswa dapat membaca dengan lancer.
4. Hasil evaluasi dengan menggunakan kombinasi angka, kategori, dan
uraian atau narasi.

15
F. EVALUASI PADA KURIKULUM 2013
1. Pengertian
Salah satu penekanan di dalam kurikulum 2013 adalah
penilaian autentik. Seperti yang kita ketahui, penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang memberikan gambaran mengenai
perkembangan siswa setelah siswa mengalami proses pembelajaran.
Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun
hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013:
35-36).
Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses
pengumpulan , pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,
pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten
sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009).
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Tujuan penilaian autentik:
a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.
b. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya.
c. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif,

akuntabel, dan informatif.


Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Terminologi autentik
merupakan sinonim dari asli, nyata atau sebenarnya, valid, atau
reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali

16
pun (Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
Intinya penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio,
dan penilaian proyek. Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian
responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan
hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari
mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat
khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat juga diterapkan
dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada
umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil
pembelajaran. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai
penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada
kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar
tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki
oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya.
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik
merupakan proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk
pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi,
motivasi, dan sikap yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Elemen perubahan dan penilaian pada kurikulum 2013 seperti
pada tabel berikut ini (Kunandar, 2013:36).

17
No Elemen Perubahan
1 Memperkuat penilaian berbasis kompetensi
2 Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahua berdasarkan proses dan
hasil).
3 Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu mencapai hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal
(maksimal). Artinya pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta didik
tidak dibandingkan dengan pencapaian hasil belajar (kompetensi) peserta
didik lain, tetapi dibandingkan dengan kriteria ketuntasan (KKM)
4 Penilaian tidak hanya level kompetensi dasar (KD), tetapi juga pada
kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
5 Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal
6 Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai
instrumen utama penilaian
7 Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya

Pada penilaian autentik, siswa diminta untuk menerapkan


konsep atau teori dalam keadaan sebenarnya sesuai dengan
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu,
guru harus memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang disesuaikan dengan
perkembangan karakteristik siwa sesuai dengan jenjangnya.
Contohnya untuk PAUD, TK, dan SD lebih banyak porsinya pada soft
skill (misalnya kemampua yang perlu dilatih dan diukur, antara lain:
mengamati, motivasi berprestasi, kemauan kerja keras, disiplin,
berkoomunikasi, tata krama, dll) daripada penilaian hard skill
(pengukuran penguasaan pengetahuan dan keterampilan). Berikut
adalah ciri-ciri penilaian autentik:

18
a. Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau
produk
b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
c. Menggunakan berbagai cara dan sumber
d. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian
e. Tugas-tugas yang diberikan mencerminkan bagian-bagian kehidupan
nyata setiap hari
f. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian,
bukan keluasannya (kuantitas).
Karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut:
a. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, pencapaian
kompetensi terhadap satu kompetensi dasar (formatif) maupun
pencapaian terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam
satu semester (sumatif).
b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta,
menekankan pencapaian kompetensi keterampilan (skill) dan kinerja
(performance), bukan kompetensi yang sifatnya hafalan dan ingatan.
c. Berkesinambungan dan terintegrasi, merupakan satu kesatuan secara
utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian
kompetensi siswa.
d. Dapat digunakan sebagai feed back, dapat digunakan sebagai umpan
balik terhadap pencapaian kompetensi siwa secara komprehensif.
Berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik penilaian autentik di
atas, maka proses penilaian harus merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran dan mencerminkan masalah
dunia nyata. Sehingga dalam merancang penilaian auteantik, perlu
memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut: penialian harus
menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai
dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; penilaian harus
bersifat holistik mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(sikap, keterampilan dan pengetahuan).

19
2. Bentuk Penilaian Autentik
a. Penilaian Kinerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat,
praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi (Kemendikbud, Buku
Panduan PLPG 2012).
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek (check list), skala penilaian (rating
scale). Daftar cek (check list) digunakan untuk mengetahui
muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau
subindikator yang muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
Berikut contoh penggunaan daftar cek pada waktu
berpidato (Berbicara).
Petunjuk: Beri tanda () pada pernyataan ya atau tidak.
Aspek yang
Deskripsi Ya Tidak
dinilai
Ekspresi fisik Berdiri tegak melihat pada penonton
(physical Merubah ekspresi wajah sesuai
expression) dengan perubahan pernyataan yang
disajikan
Mata melihat kepada penonton
Ekspresi suara Berbicara dengan kata-kata yang
(vocal jelas
expression) Nada suaranya berubah-ubah sesuai
pernyataan yang ditekankan
Berbicara cukup keras untuk

20
didengar penonton
Ekspresi verbal Memilih kata-kata yang tepat untuk
(verbal menegaskan arti
expression) Tidak mengulang-ulang pertanyaan
Menggunakan kalimat yang lengkap
untuk mengutarakan suatu pikiran
Menyimpulkan pokok-pokok pikiran
yang penting
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012

Skala penilaian (rating scale), digunakan untuk menggambarkan


suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. (Arikunto, 2012 : 41). Misalnya: 4= siswa selalu
melakukan, 3= kadang-kadang, 2= jarang, 1= tidak pernah.
Contoh Penilaian Kinerja Berpidato.
Petunjuk : Beri lingkaran pada angka yang sesuai untuk setiap
kemampuan yang teramati pada waktu anak berpidato:
1. apabila tidak pernah
2. apabila jarang
3. apabila kadang-kadang
4. apabila siswa selalu melakukan

Nama :
Kelas :
Aspek yang Dinilai, Deskriptor Skala Nilai
Aspek yang Deskriptor Skala Nilai
Dinilai 1 2 3 4
Ekspresi fisik
Berdiri tegak melihat pada penonton
Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan
perubahan pernyataan yang disajikan

21
Ekspresi
suara Berbicara dengan kata-kata yang jelas
Intonasi untuk memberi penekanan bagian
tertentu
Pemberian jeda
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012 dengan modifikasi penulis

b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan
penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta
didik menurut periode waktu tertentu. Kunandar (2012:279)
mengemukakan bahwa penilaian terhadap suatu tugas meliputi
pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian
data. Tugas tersebut dapat berupa investigasi yang dilakukan
oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek
pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu
menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapkan laporan tertulis. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun
skala penilaian.

22
Format Penskoran Tugas Proyek
Lakukan penelitian sederhana mengenai pengaruh iklan di media cetak
maupun di media elektronik terhadap gaya hidup anak SMA (cara
berpakaian, pilihan makanan dan minuman, perilaku)

Aspek Kriteria dan Skor

PERSIAPAN 3 2 1
Jika memuat tujuan, Jika memuat tujuan, Jika memuat tujuan,
topik, alasan, tempat topik, alasan, tempat topik, alasan, tempat
penelitian, responden, penelitian, responden, penelitian,
daftar pertanyaan daftar pertanyaan responden, daftar
dengan lengkap. dengan kurang pertanyaan tidak
lengkap. lengkap.
PENGUMPULAN 3 2 1
DATA Jika daftar pertanyaan Jika daftar pertanyaan Jika pertanyaan tidak
dapat dilaksanakan dapat dilaksanakan terlaksana semua
semua dan data semua, tetapi data dan data tidak
tercatat dengan rapi tidak tercatat dengan tercatat dengan rapi.
dan lengkap. rapi dan lengkap.

PENGOLAHAN 3 2 1
DATA Jika pembahasan data Jika pembahasan data Jika sekedar
sesuai tujuan kurang melaporkan hasil
penelitian menggambarkan penelitian tanpa
tujuan penelitian membahas data
PELAPORAN 3 2 1
TERTULIS Jika sistematika Jika sistematika Jika penulisan
penulisan benar, penulisan benar, kurang sistematis,
memuat saran, bahasa memuat saran, namun bahasa kurang
komunikatif bahasa kurang komunikatif, kurang
komunikatif memuat saran

23
c. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja
peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan
portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja
peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, dan minatnya.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio
apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik
yang satu dan orang lain bisa sama bisa berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam
satu map atau folder di rumah atau loker masing-masing di
sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat
perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya
dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian
kualitas karya para peserta diclik.
6) Minta peserta didik menilai karyanya secara
berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik,
bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta
bagaimana cara rnemperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.

24
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan,
maka peserta didik. Jika penulisan kurang sistematis, bahasa
kurang komunikatif, kurang memuat saran diberi
kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta
didik dan guru perlu dibuat "kontrak" atau perjanjian
mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu
karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

Contoh Format Penilaian Portofolio


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas: X/1
Kriteria
No SK/KD Periode Tata Kosa Kelengkapan Sistematika Ket
bahasa kata gagasan penulisan
1 Menulis 2-12- 72 75 80 80
teks, 2013
anekdot, 10-12-
prosedur 2013
kompleks
2 Membuat 18-12-
resensi 2013
buku
3 Laporan 20-12-
hasil 2013
membaca
buku
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012 dengan modifikasi penulis

25
d. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim
dilakukan. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Tes tertulis berbentuk esai menuntut dua jenis pola
jawaban, yaitu
1) jawaban terbuka (extended-response)
2) jawaban terbatas (restricted-response).
Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan
oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru
untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan
yang lebih tinggi atau kompleks.
e. Penilaian Sikap
Kunandar (2013:105) membagi lima jenjang proses
berpikir ranah sikap, yaitu menerima atau memerhatikan,
merespon atau menanggapi, menilai atau menghargai,
mengorganisasi atau mengelola, dan berkarakter.
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran adalah:
1) Sikap terhadap mata pelajaran.
2) Sikap terhadap guru/ pengajar.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran.

26
Cara atau teknik, yaitu teknik observasi perilaku,
pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
a) Observasi perilaku
b) Pertanyaan langsung
c) Laporan pribadi

Contoh Lembar Observasi


Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok
No Aspek yang Dinilai Kategori Keterangan
B C K
1 Kepatuhan terhadap aturan dalam diskusi B = Baik
2 Memberikan ide, usul, dan saran dalam kelompok C = Cukup
3 Mengikuti diskusi dengan semangat atau antusias K = Kurang
4 Menyimak atau memperhatikan ketika teman lain sedang
menyampaikan presentasi atau pendapat
5 Menghargai pendapat atau usul yang disampaikan teman
lain atau kelompok lain
6 Tanggung jawab dalam kelompok
7 Kerjasama dalam kelompok
8 Kesantunan dalam menyampaikan pendapat
9 Cara menyanggah atau menanggapi pendapat teman lain
10 Penerimaan terhadap hasil diskusi
Sumber: Kunandar, Penilaian Autentik 2013

27
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta didik
No Sikap

Ramah dengan teman


Ketekunan belajar

Tanggungjawab
Tenggang rasa

Menepati janji
Hormat pada
keterbukaan

kedisiplinan

kerjaasama
Nama

kepedulian
Kejujuran
1 kerajinan
2
3
4
5
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 5
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = amat baik.

Sumber : Kemendikbud, Materi Sosialisasi Kurikulum 2013

Keterangan: BT (Belum Tampak), MT (Mulai Tampak), MB (Mulai


Berkembang), M (Membudaya).

28
f. Penilaian Diri
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian seseorang.
Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara
lain:
1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena
mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) Peserta didik menyadari kekuatan darri kelemahan dirinya,
karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan
introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya;
3) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik
untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan
objektif dalam melakukan penilaian.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di
kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan
dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman
penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
4) Merminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk
mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan
penilaian diri secara cermat dan objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang
diambil secara acak.

29
Contoh Format Penilaian Diri Peserta Didik
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Nama :
Kelas :
Alternatif
Pertanyaan
Ya Tidak
Saya berusaha meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapat
ridho-Nya dalam belajar
Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

Saya optimis bisa meraih prestasi

Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita


Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah
dan masyarakat
Saya suka membahas masalaha sastra dan
perkembangan bahasa
Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang
berlaku
Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat,
bangsa, dan negara
Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan
bertanggungjawab.
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012 dengan modifikasi penulis

Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban YA


maka diberi skor 2, dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 1. Kriteria
penilaianya adalah jika rentang nilai antara 0 - 5 dikategorikan tidak
positif; 6 - 10 kurang positif; 11 - 15 positif dan 16 - 20 sangat positif.

30
Contoh Format Penilaian Diri
Kompetensi Sikap Sosial

Alternatif
No Pertanyaan
Ya Tidak
Saya pamit pada orangtua sebelum berangkat
1
sekolah
Saya patuh kalau disuruh orangtua
2
membersihkan tempat tidur
Saya mengucapkan salam ketika bertemu
3
dengan guru
Saya berbicara dengan orangtua menggunakan
4
bahasa yang sopan
Saya tidak pernah bertengkar dengan
5
adik/kakak
Saya belajar di rumah dengan adik/kakak
6
dengan tertib
Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru
7
dengan baik
Saya berbicara dengan guru menggunakan
8
bahasa yang sopan
Saya bermain dengan adik/kakak dengan
9
rukun
Kalau ada masalah dengan adik/kakak
10
diselesaikan dengan baik
Saya belajar di rumah menunggu di suruh
11
orang tua
Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di
12
sekolah
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012 dengan modifikasi penulis

31
Keterangan :
1. Bila menjawab ya pada pernyataan positif maka skornya 1 dan
menjawab tidak skornya 0
2. Bila menjawab ya pada pernyataan negatif maka skornya 0 dan
menjawab tidak skornya 1

g. Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik
atau analitik.Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan
dari produk. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada
semua tahap proses pengembangan Kunandar (2013 : 299).

Contoh Penilaian Produk


Pembuatan Majalah Dinding
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta Didik :
Kelas / Semester :
No Tahapan Skor (1-5)
Tahap Perencanaan
1 Kemampuan peserta didik merencanakan
Mengembangkan gagasan
Mendesain produk
Tahap Proses Pembuatan
Persiapan alat dan bahan
2
Teknik Pengolahan
K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan
kebersihan)
Tahap Akhir/Hasil
Bentuk fisik
3
Inovasi
Kreativitas
Isi
Sumber: Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2012 dengan modifikasi penulis

32
Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan
ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses
pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

33
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam
pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran ialah suatu
usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari
perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program
kegiatan belajar. Sementara itu, pengukuran merupakan suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat
numerik.
2. Evaluasi yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah evaluasi
autentik yang diartikan sebagai pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
B. Saran
Dalam melakukan kegiatan evaluasi hasil pembelajaran, apabila
telah diperoleh kekurangan dari proses pembelajaran hendaknya segera
ditindak lanjuti agar diperoleh hasil yang lebih baik pada pembelajaran
berikutnya. Kemudian berkaitan dengan perubahan kurikulum, perlu
mempelajari dan memahami sistem penilaian autentik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Penilaian hasil belajar peserta didik


berdasarkan kurikulum 2013. Suatu pendekatan praktis. Jakarta:
Rajagrafindo.

35

Anda mungkin juga menyukai