Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi tentang Gonorrhea


Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan
keluar nanah dari orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan
kelamin. Gonore juga merupakan infeksi menular seksual tertua yang pernah
dilaporkan dalam berbagai literatur.
Gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang dapat tumbuh
dan berkembang biak dengan mudah di daerah lembab hangat, dari saluran
reproduksi, termasuk serviks (membuka rahim), uterus (rahim), dan tabung fallopi
(saluran telur) pada wanita , dan di uretra (saluran urin) pada wanita dan laki-
laki. Bakteri juga dapat tumbuh di mulut, tenggorokan, mata, dan anus

2. Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokokok yang ditemukan oleh Albert

Ludwig Siegmund Neisser berkebangsaan Jerman, melalui pengecatan

hapusan duh tubuh uretra, vagina dan konjungtiva dan pertama kali di kultur

in vitro tahun 1882 oleh Leistikow. Bakteri Neisseria gonorrhoeae adalah

bakteri diplokokus gram negatif yang aerob dan berbentuk seperti biji kopi.

Terletak intraselular yang biasanya terdapat di dalam leukosit

polimorfonuklear. Bakteri tersebut memilki diameter sekitar 0,8 m. Selain

itu, kuman inI tidak motil dan tidak berspora. Suhu 35C-37C dan pH 7,2-

7,6 merupakan kondisi optimal untuk bakteri Neisseria gonorrhoeae

tumbuh.

Secara morfologik gonokokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan

2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak
mempunyai pili dan bersifat non virulen. Pili akan melekat pada mukosa

epitel dan akan menimbulkan reaksi radang.

3. Morfologi dan Karakteristik


a. Morfologi

Neiserria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negatif, berukuran 0,6 sampai 1,5

m, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar berhadap-hadapan.

Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk spora. Neisseria gonorrheae dapat dibiakkan

dalam media Thayer Martin dengan suhu optimal 35-37C, pH 6,5-7,5, dengan kadar C02

5%. Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda secara antigen dari Neisseriae

lain. Gonococci biasanya menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan Neisseriae

lainnya. Gonococci yang membutuhkan arginin, hipoxantin dan urasil ( auksotipe Arg,

Hyx+, Ura+ ) cenderung tumbuh dengan sangat lambat pada kultur primernya. Gonococci

diisolasi dari specimen klinis atau dipertahankan oleh subkultur nonselektif yang

memiliki ciri koloni kecil yang mengandung bakteri yang berpili. Pada subkultur

nonselektif, koloni yang lebih besar yang mengandung gonococci nonpili juga terbentuk

Varian yang pekat dan transparan pada kedua bentuk koloni ( besar dan kecil ) juga

terbentuk, koloni yang pekat berhubungan dengan keberadaan protein yang berada di

permukaan, yang disebut Opa. Kellog membedakan Neisseria gonorrhoea berdasarkan

pertumbuhan koloninya pada media agar, yaitu :

a) T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan lebih terang


b) T2 bentuk koloninya kecil, lebih gelap, tapi lebih terang
c) T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih gelap
d) T4 sama dengan T3 tetapi lebih terang
Koloni yang kecil karena mempunyai pili diberi tanda p+, sedangkan koloni
besar diberi tanda p. Makin kecil N.gonorrheae makin tinggi virulensinya, karena
sel bakteri ini memiliki pili yang memudahkan perlekatannya dengan dinding sel
selaput lendir.
b. Karakteristik
N. Gonore termasuk golongan diplokokus berbentuk biji dengan lebar 0,8
mikron dan panjang 1,6 mikron. Kuman ini bersifat asam, gram negative dan
dapat ditemui baik di dalam maupun diluar sel polimorfonuklear (leukosit).
Kuman ini tidak dapat bertahan hidup dengan suhu 39oC, pda keadaan kering dan
tidak tahan terhadap zat desinfektan.
Gonokokus memiliki 4 tipe yaitu tipe 1, tipe 2, tipe3, dan tipe 4. Namun
tipe 1 dan 2 yang bersifat virulensi karena memiliki pili yang membantunya untuk
melekat pada mukosa epitel terutama yang berkuboid atau berlapis gepeng yang
belum matur yang akan menimbulkan peradangan.
Gonokokus juga memiliki :
Por (Protein I) yang menjulur dari selaput sel. Protein ini terdapat dalam
bentuk trimer yang berfungsi untuk membentuk pori-pori dipermukaan
sebagai tempat masuknya nutrisi ke dalam sel.
Opa (Protein II) protein ini memiliki fungsi untuk perlekatan gonokokus
pada sel inang.
Protein III ; bekerja sama dengan Por untuk pembentukan pori-pori pada
sel.
LOS (Lipo Oligosaccharidae) ; berperan dalam menginvasi sel epitel
dengan cara menginduksi produksi endotoksin yang menyebabkan
kematian mukosa.
Pili ; membantu pelekatan pada sel inang dan resistensi terhadap
fagositosis.

4. Masa Inkubasi dan Penularan


a. Masa Inkubasi

Masa inkubasi gonorrhea sangat singkat, pada pria umumnya berkisar antara 2-5
hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan
karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala.

Pada pria, awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra, saluran yang
menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Selanjutnya, terdapat rasa
nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret kental berwarna keruh dari ujung
uretra yang kadang-kadang disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri
akan semakin bertambah dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat
nyeri pada waktu ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening
di selangkangan.

Pada wanita, gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga penderita tidak
menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonore tidak memberikan
gejala.Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil
menjadi lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul
bawah. Selain itu, terdapat sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.

b. Penularan
Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang paling
utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan
oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan
seksual, misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Sedangkan penularan
melalui kontak langsung dengan mukosa jalan lahir biasa terjadi pada bayi yang
lahir dari ibu yang terinfeksi.

9. Cara Pencegahan

Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea,


yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK
wanita agar mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan
pengobatan rutin oleh Dinas Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya
penularan penyakit ini, terbukti sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit
Gonorrhea pada saluran genitalnya. Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini
antara lain disebabkan oleh:
1. PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa
pengawasan yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
2. Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
3. Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan
seksual dengan PSK wanita.
4. Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan
menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi
bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika (Penicillin,
Tetrasiklin, Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia
dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai
kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko
tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus
dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga
dilakukan konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap
keberadaan PMS termasuk gonorrhe

https://fendygoo.blogspot.co.id/2015/05/makalah-gonore.html

http://www.klikdokter.com/rubrik/read/2860290/gonorrhoeae
https://www.scribd.com/document/357614146/Karakteristik-N-Gonore

http://dedearis.blogspot.co.id/2014/04/task-3-makalah-gonorrhea.html

Anda mungkin juga menyukai