Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP

KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI SUB DAS KLANDASAN


KECIL SUNGAI KLANDASAN KECIL KOTA BALIKPAPAN

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI


KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

ALFIYAH RIZKY JULIANA


NIM. 115060400111007

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
DAMPAK PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP
KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI SUB DAS KLANDASAN
KECIL SUNGAI KLANDASAN KECIL KOTA BALIKPAPAN

Alfiyah Rizky Juliana1, M. Janu Ismoyo2, Lily Montarcih L.2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
email : alfiyahrizky@gmail.com

ABSTRAK
Pembangunan yang kian berkembang pesat, secara langsung akan mengalihkan fungsi tata
guna lahan dari yang bersifat tembus air seperti semak belukar dan hutan menjadi
pemukiman yang merupakan tata guna lahan tidak tembus air. Hal ini akan berpengaruh
terhadap perubahan limpasan permukaan yang terjadi. Tujuan dilakukannya kajian ini adalah
untuk mengetahui besarnya perubahan tata guna lahan yang terjadi, terhadap perubahan
limpasan permukaan akibat adanya perubahan koefisien pengaliran dan akibatnya terhadap
kapasitas saluran eksisting. Dari perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan perubahan
nilai koefisien pengaliran dari 0,8770 pada tahun 2006 menjadi 0,8866 pada tahun 2014 dan
mengalami peningkatan hingga 0,9048 pada tahun 2020. Hal ini mempengaruhi jumlah
limpasan permukaan tiap tahun pengamatan Sub DAS Klandasan Kecil Kota Balikpapan.
Peningkatan jumlah limpasan permukaan akibat air hujan dan pertumbuhan penduduk yang
menyumbang peningkatan debit air kotor menyebabkan beberapa saluran eksisting tidak
memenuhi kapasitasnya. Sehingga menyebabkan genangan pada ruas saluran dan makin
meluas seiring peningkatan debit total yang terjadi. Konsep perencanaan drainase yang
direkomendasikan untuk saat ini yang dapat dilakukan adalah dengan menambah kapasitas
saluran dengan menambah dimensi saluran.

Kata kunci : drainase, tata guna lahan

ABSTRACT
Development which is growing rapidly, will directly change the function of land use from
such as shrubs and forests into residential land use which is not impermeable to water. This
will affect the changes in surface runoff that occurs. The purpose of this study was to
determine the magnitude of the change in land use that occurred, to changes in surface
runoff due to changes in flow coefficient and consequently the capacity of the existing
channel. From the calculations that have been done, brings about changes in the value of
flow coefficient from 0,8770 in 2006 to 0,8866 in 2014 and has increased to 0,9048 by 2020.
This affects the amount of surface runoff every year observation in Klandasan Kecil Sub
Watershed, Balikpapan City. The increase in the amount of surface runoff due to rain
water and population growth which contributes to the increased of discharge dirty
water and then caused some existing channels do not meet capacity. Thus causing a
puddle on the sections of the channel and more pervasive as the increasing of total debit
occurs. The concept of the drainage which is recommended for now is to add channel
capacity by adding the dimension of the channel.

Keywords: drainage, land use


PENDAHULUAN akan meluap memenuhi ruas jalan di
Balikpapan sebagai jalur utama beberapa bagian kota, contohnya pada Sub
masuknya pendatang dan salah satu kota DAS Klandasan Kecil ini. Hal ini terjadi
yang berkembang sangat pesat karena berkurangnya daerah resapan air
mempunyai peranan penting dalam dengan meningkatnya daerah yang
perkembangan ekonomi Propinsi ditutupi oleh perkerasan yang
Kalimantan Timur. Berbagai masalah mengakibatkan waktu terkumpulnya air
sering timbul seiring dengan pesatnya laju (time of concentration) jauh lebih pendek,
perkembangan Kota Balikpapan, salah sehingga akumulasi air yang terkumpul
satunya banjir pada musim penghujan. melampaui kapasitas drainase yang ada.
Pertumbuhan kota dan perkembangan Gejala ini sering ditunjukkan dengan
sektor lainnya menimbulkan dampak yang adanya air yang meluap (overtopping) dari
cukup besar pada perubahan tata guna saluran drainasi yang memenuhi jalan-
lahan, perkembangan kawasan hunian jalan perkotaan. Sehingga memungkinkan
disinyalir sebagai penyebab banjir dan terjadinya banjir maupun genangan yang
genangan di lingkungan sekitarnya. Oleh akan sangat mengganggu bagi aktivitas
karena itu, setiap perkembangan kota warga kota sehari-hari dan juga
harus diikuti dengan perbaikan sistem menyebabkan sanitasi terganggu. Selain
drainase. Drainase perkotaan melayani itu, kemiringan dasar pada bagian hulunya
pembuangan kelebihan air pada suatu kota relatif besar. Sedangkan di bagian hilir
mengalirkannya melalui muka tanah kemiringan dasarnya relatif landai.
(surface drainage) atau bawah muka tanah Tujuan dari studi ini adalah untuk
(sub surface drainage). Drainase mengetahui seberapa besar pengaruh
perkotaan harus terpadu dengan sanitasi, perubahan tata guna lahan di wilayah Sub
sampah, pengendalian banjir kota dan DAS Klandasan Kecil terhadap perubahan
lain-lain (Hasmar, Hasyim, 2002: 19). limpasan permukaan yang terjadi.
Penggunaan lahan adalah suatu
aktivitas manusia pada lahan yang METODE PENELITIAN
langsung berhubungan dengan lokasi dan Lokasi Daerah Studi
kondisi lahan (Sugiono, 2002). Perubahan Studi ini berlokasi di Sub DAS
tata guna lahan yang diakibatkan oleh Klandasan Kecil Sungai Klandasan kecil
pertumbuhan kota dan perkembangan yang terletak di Kota Balikpapan,
sektor lainnya menimbulkan dampak yang Kalimantan Timur. Luas Sub DAS
cukup signifikan terhadap perubahan nilai Klandasan Kecil adalah sebesar 492,35 ha
limpasan permukaan, yang dampak yang meliputi 2 Kecamatan. Kecamatan
lanjutnya berpengaruh pada sistem Balikpapan Kota yang mencakup
drainase. Meningkatnya kawasan Kelurahan Klandasan Ilir dan Kelurahan
terbangun secara langsung berakibat Telaga Sari, sedangkan Kecamatan
meningkatnya koefisien pengaliran ( C ) Balikpapan Tengah yang mencakup
dan intensitas hujan yang tinggi Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kelurahan
menjadikan debit limpasan permukaan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Mekar Sari,
dari air hujan menjadi semakin besar, Kelurahan Sumber Rejo dan Kelurahan
sehingga menyebabkan terjadinya banjir Karang Jati.
dan banyaknya lahan yang telah tertutup
oleh lapisan beton sehingga tidak dapat Jenis dan Sumber Data
dilewati oleh aliran air dan akhirnya Data yang dibutuhkan dalam
menyebabkan genangan. penelitian ini adalah data primer dan data
Dampak dari perubahan tata guna sekunder. Data primer adalah data yang
lahan yaitu pada drainase perkotaan, diperoleh secara langsung dari objek
apabila terjadi suatu intensitas hujan air penelitian, meliputi : Gambaran umum
lokasi penelitian, Pengukuran dimensi HASIL DAN PEMBAHASAN
saluran. Sedangkan data sekunder yaitu Penentuan Data Curah Hujan
data yang diperoleh melalui dokumentasi Pada lokasi studi ini hanya memakai
data yang ada pada dinas/instansi terkait data dari satu stasiun hujan yang telah
yang berhubungan dengan lokasi melewati uji kesesuaian data dengan
penelitian, meliputi : data hujan, peta tata metode RAPS
guna lahan, data jumlah penduduk dan
peta drainase Frekuensi Hujan
Penentuan frekuensi hujan pada
Metode Pengumpulan Data analisis menggunakan metode Log
Sistematika penyusunan skripsi Pearson Tipe III (Tabel 1) untuk
menunjukkan suatu alur kerangka berpikir memperkirakan curah hujan dengan
dari awal pengolahan data sampai periode ulang tertentu.
perencanaan. Dalam penyusunan skripsi Tabel 1. Frekuensi Hujan dengan Metode
ini metodologi yang digunakan untuk Log Pearson Tipe III
membahas masalah diatas adalah : Kala Ulang Tinggi Hujan Rancangan
1. Studi Literatur (Th) (mm)
Menganalisa masalah dengan 2 41,2750
menggunakan teori, rumus empiris dan 5 52,6223
data literatur. 10 62,2866
2. Observasi Lapangan 20 76,1151
Melakukan pengamatan dan
pengambilan data pada Sub DAS Intensitas Hujan
Klandasan Kecil pada wilayah Untuk perhitungan intensitas hujan,
administratif Kota Balikpapan. dihitung pada tiap saluran di wilayah Sub
DAS Klandasan Kecil dengan
menggunakan rumus Mononobe dan
Teknik Analisa Data
curah hujan yang digunakan adalah curah
1. Analisis Uji Kesesuaian Data. Pada hujan rancangan kala ulang 5 Tahun.
analisis ini digunakan metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums). Perubahan Tata Guna Lahan
2. Analisis Frekuensi Hujan. Pada analisa Berdasarkan data-data luas tata guna
ini digunakan metode Log Pearson lahan yang diperoleh pada tahun 2006,
Tipe III. 2014 dan arahan RTRW 2020 dicermati
3. Analisis Intensitas Hujan. Untuk catchment area penelitian mengalami
menghitung intensitas hujan digunakan perubahan dan hasilnya disajikan dalam
metode Mononobe. Tabel 2.
4. Amalisis Debit Banjir Rencana. Untuk Tabel 2. Perubahan Tata Guna Lahan
menghitung debit banjir rencana Luas Tahun (ha) Selisih
Jenis Tata Guna
digunakan rumus Rasional Modifikasi. No. (2006-
Lahan 2006 2014 2020 2020)
5. Analisis Kapasitas Drainase. Untuk Rumah 50-100
menghitung dimensi saluran metode 1 19,203 23,79 26,885 3,095
jiwa/ha
yang digunakan adalah metode 2
Rumah 150-200
240,947 239,947 210,273 -30,674
jiwa/ha
kombinasi dari rumus Rasional Perdagangan dan
Modifikasi untuk menghitung debit 3 110,978 114,714 152,068 -41,09
Jasa
banjirnya dan rumus Manning untuk 4 Jalan Aspal 92,448 92,448 92,448 0
menghitung kapasitas salurannya. 5 Hutan Campuran 28,774 21,451 10,495 -18,279
6 Industri 0 0 0,181 0,181
Debit Banjir Rencana
Hasil perhitungan debit banjir
rencana untuk masing-masing koefisien Gambar 1. Perubahan Tinggi Air Pada
pengaliran dapat dilihat pada Tabel 3 Saluran dari Tahun 2006, 2014 dan 2020.
dengan diambil contoh Saluran Sekunder
Telaga Sari Bawah.
Tabel 3 menunjukkan bahwa dengan

210,9 cm
perubahan koefisien pengaliran

206,6 cm
memberikan pengaruh terhadap h2 h3

113 cm
peningkatan debit banjir rencana. Untuk
kala ulang R5thn debit banjir rencana pada h1
tahun 2006 sebesar 4,9715 m3/det.,
kemudian meningkat pada tahun 2014
menjadi 5,0255 m3/det dan tahun 2020 300 cm
mengalami peningkatan menjadi 5,1299
m3/det.
Tabel 3. Perkembangan Debit Banjir
Untuk Kala Ulang 5Th Tabel 4. Hasil Perhitungan Kinerja
Debit Saluran Kala Ulang 5Th
Koefisien Banjir Tahun
Tahun
Pengaliran ( C ) Rancangan 2006 2014 2020
(m3/det) Luas
2006 0,8770 4,9715 Catchment 33,4500 33,4500 33,4500
(ha)
2014 0,8866 5,0255
Koef.
2020 0,9048 5,1299 Limpasan 0,8770 0,8866 0,9048
(C)
Kapasitas Drainase Intensitas
Perubahan tata guna lahan juga Hujan 52,6223 52,6223 52,6223
berpengaruh terhadap debit limpasan yang (mm/jam)
dihasilkan oleh daerah studi.
Debit Air
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa di
Hujan 4,9678 5,0220 5,1250
Saluran Sekunder Telaga Sari Bawah
(m3/det)
pada tahun 2006 debit rencana mencapai
Debit
4,9715 m3/det., kemudian meningkat pada
Rancangan 4,9715 5,0255 5,1299
tahun 2014 menjadi 5,0255 m3/det dan 3
(m /det)
tahun 2020 mengalami peningkatan
Total
menjadi 5,1299 m3/det.
Debit 9,8526 9,9596 10,1676
Dilihat pada Gambar 1, h2 > h1 dan
(m3/det)
h3 > h2. Dapat diasumsikan bahwa dari
tahun 2006, 2014 dan 2020 terjadi
perubahan lahan yang cukup besar dan Rekomendasi Perbaikan Saluran
Pada studi ini perbaikan saluran
lebih bersifat kedap air sehingga limpasan
drainase dilakukan dengan menambah
permukaan yang dihasilkan semakin
kedalaman maupun dengan menambah
besar.
lebar saluran drainase. Untuk perhitungan
perbaikan saluran digunakan metode trial
and error sehingga didapatkan dimensi
saluran yang ekonomis.
Pada Gambar 2 didapatkan dimensi
yang sesuai untuk menampung debit pada
tahun yang telah terlewati yaitu tahun Berikut adalah beberapa rekomendasi
2014 maupun tahun 2020 yang akan untuk kedepannya :
datang. 1. Perubahan tata guna lahan akan
mengakibatkan dampak bagi
Gambar 2. Perbaikan Saluran lingkungan khususnya mengenai
kelestarian sumber daya air, maka perlu
kiranya dari semua pihak terkait untuk
mengusahakan dan mengantisipasi
dampak tersebut, seperti usaha
pelestarian dan penambahan ruang
240 cm

210,9 cm
206,6 cm
180 cm

h3
h2
terbuka hijau kota dan usaha-usaha
lainnya yang didukung dengan adanya
peraturan pemerintah dan penyuluhan
360 cm terhadap masyarakat. Sehingga tercipta
perkembangan wilayah yang dinamis
tanpa merugikan faktor lingkungan.
KESIMPULAN 2. Semakin kompleksnya permasalahan
Dari hasil pembahasan dan analisa drainase yang ada di kota Balikpapan,
yang telah dilakukan pada bab maka diperlukan perencanaan dan
sebelumnya dapat diambl sebuah penanganan yang lebih komprehensif
kesimpulan sebagai berikut : dan berkelanjutan menegenai drainase,
1. Perubahan tata guna lahan akan sebagi bagian yang tidak terpisahkan
mempengaruhi nilai koefisien limpasan dari Rencana Tata Ruang Wilayah,
permukaan dari tiap-tiap variasi tata yang nantinya diharapkan akan
guna lahan. Nilai koefisien ini memeberikan solusi dan menjadi
cenderung meningkat dari tahun ke pedoman bagi perencanaan drainase
tahun, yang diakibatkan oleh fenomena baik skala kota maupun pada skala
pesatnya pembangunan fisik di kota yang lebih mikro, sekaligus dapat
Balikpapan. Pada tahun 2006 nilai mengkonservasi sumber daya air yang
koefisiennya adalah 0,8770, tahun ada di Kota Balikpapan.
2014 meningkat menjadi 0,8866 dan
tahun 2020 semakin meningkat DAFTAR PUSTAKA
menjadi 0,9048. Limantara, Lily Montarcih. 2010.
2. Perubahan tata guna lahan di kawasan Hidrologi Praktis. CV. Lubuk
Sub DAS Klandasan Kecil Kota Agung, Bandung.
Balikpapan telah berdampak pada Soetopo, Widandi., Lily, Montarcih. 2011.
meningkatnya debit banjir rencana (Q Statistika Hidrologi (Dasar). Citra
Renc) di kawasan tersebut. Dengan Malang, Malang.
perubahan tata guna lahan tahun 2006- Sosrodarsono, Suyono., Takeda, Kensaku.
2020, memberikan konstribusi 1978. Hidrologi Untuk Pengairan.
terhadap peningkatan debit banjir Pradnya Paramita, Jakarta.
rencana yang relatif besar, sehingga Sriwati, Meny, 2014, Studi Pengaruh
fungsi drainase tidak mampu Perubahan Tata Guna Lahan
menampung debit banjir yang ada. Terhadap Infrastruktur Jaringan
Kondisi ini berdampak pada terjadinya Drainase Kota Rantepao, Jurnal
genangan di kawasan Sub DAS Forum Bangunan, Vol. 12, No. 2, Juli
Klandasan Kecil Kota Balikpapan. 2014.
Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air. Idea
Dharma, Bandung.
Suhardjono. 1984. Drainasi. Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya,
Malang.
Susilowati. 2006, Analisis Perubahan
Tata Guna Lahan dan Koefisien
Limpasan Terhadap Debit Drainase
Perkotaan. Media Teknik Sipil
Januari 2006.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. Andi,
Yogyakarta.
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai