Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat
selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan
pengobatan polifragmasi seperti penisilin ditambah dengan kloramfenikol atau diberi antibiotik
yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas
demam selama 4 5 hari.
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi :
1) Terapi oksigen
Diberikan pada penderita dengan saturasi O2 <90% dan pada penderita dengan distress napas.
2) Analgetik antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran respiratori bagian bawah akut umumnya mengalami pireksia
dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala, nyeri dada, nyeri sendi, nyeri perut, dan nyeri
telinga. Contoh : Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x beri
3) Terapi cairan
Diberikan pada anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan, Penderita yang muntah-muntah atau sakit berat.
4) Pemberian antibiotik
Untuk pneumonia/bukan pneumonia berat dapat diberikan kotrimoksazol (8 mg/kgBB/dosis
trimethoprim dalam 2 dosis p.o.) atau amoksisilin 25 mg/kgBB/dosis diberikan tiap 12 jam p.o.
Antibiotik parenteral harus diberikan pada anak dengan pneumonia berat.
Pilihan pemberian antibiotik inisial pada pneumonia anak
Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis i.v. atau i.m. setiap 6 jam, dipantau dalam 24 jam selama
48-72 jam pertama. Bila keadaan klinis berat, pengobatan inisial berupa kombinasi
ampisilin-gentamisin
Bayi usia <2 bulan atau pneumonia sangat berat, ampisilin dosis diatas ditambah
gentamisin 7,5 mg/kgBB i.v. atau i.m. sekali sehari. Sedangkan pada keadaan dicurigai
meningitis, maka obat pilihan pertama adalah sefotaksim atau seftriakson i.v. Sesudah
48 jam pengobatan tidak tampak perbaikan, antibiotik diubah menjadi sefalosporin
generasi ketiga, seperti seftriakson dan sefotaksim.