(macam-macam
kromatografi)
Kelompok 11
Ani Hanifah 260110130101
Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran
21 Februari 2015
BAB II
ISI
Bertindak sebagai pemisah campuran. Contoh pelrut yang digunakan adalah silika gel,
alumunium oksida, selulosa. Namun yamg paling banyak digunakan adalah slika gel dan
alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh nyata terhadap daya.
1
2.3 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari satu sampel yang
ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran.
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah silika atau alumina yang
seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika atau alumina
meupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali mengandung substansi
yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultraviolet. Bahan adsorben sebagai fasa diam
dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung
gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul
polar air. Pada kromatografi lapis tipis, sebuah garis digambarkan dibagian atas dan bawah
lempengan dan setetes pelarut (fase gerak) dari campuran pewarna di tempatkan pada garis
yang telah ditentukan. Diberikan penandaan pada garis dilempengan untuk menunjukkan posisi
awal dari tetesan. Jika dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya
kromatogram di bentuk.
Pada identifikasi noda atau penampakan noda, jika noda sudah bewarna dapat langsung
diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf merupakan nilai dari Jarak relatif f pada pelarut. Harga Rf
dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh eluen
(fase gerak) untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf juga disebut
faktor referensi.
2
1. Sifat dari penyerap dan derajat aktivitas.
2. Struktur kimia dari senyawa dipisahkan.
3. Kerapan dari satu pasang penyerap.
4. Pelarut (derajat kemurnian) fase bergerak.
1. Pelarut yang digunakan tergantung pada sifat zat yang akan dianalisa. Yang polar akan
larut pada pelarut polar.
2. Untuk komponen yang lebih polar.
Keuntungan KLT:
Penanganan sederhana.
Kelemahan KLT:
1 Hanya merupakan langkah awal untuk menentukan pelarut yang cocok dengan pada
kromatografi kolom
3
2.3.3 Tahapan Kromatografi Lapis Tipis
Alat
2. Pipa kapiler digunakan sebagai alat untuk meneteskan hasil soklet pada KLT
Bahan
Tahapan
1. Fase diam ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang
cocok.
2. Campuran yang akan dipisah berupa larutan , ditotolkan berupa berupa bercak atau
pita (awal).
3. Setelah plat atau lapisan ditaruh didalam bejana/chamber tertutup rapat yang berisi
larutan pengembang yang cocok
4
4. Pemisahan terjadi selama perambatan kapiler. Karena pelarut bergerak lambat pada
lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak
pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
5
uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan
harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf
adalah 1,0
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua
cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi dalam pelarut yang
bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan
campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut
telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas
diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas
dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau
noda yang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia.
Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap
beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi,
maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah
adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan
harga Rf.
6
Misalnya memisahkan (mengidentifikasi) zat warna pada tinta berwarna hitam.
Tinta berwarna hitam ini merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berwarna.
Cara mengidentifikasinya adalah sampel tinta diteteskan pada kertas saring yang telah
diberi tanda garis dengan pensil sebagai titik awal. Kertas saring (sebagai fasa diam)
kemudian ditempatkan di dalam gelas beaker yang telah berisi pelarut (sebagai fasa
gerak), misalnya aseton. Pelarut tidak boleh mengenai sampel tinta.
Pelarut akan meresap pada kertas saring dan bergerak naik, kemudian memisahkan tinta
menjadi beberapa zat warna. Zat warna yang paling mudah larut dalam fase gerak akan
bergerak lebih cepat ke atas daripada zat warna yang terabsorb kuat pada fase diam.
Setelah fase gerak mencapai bagian atas, kertas saring kemudian dapat diambil dan
dikeringkan, menghasilkan kromatogram.
7
b. Kolom preparatif : umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang
kolom 25 100 cm.
Pembagian fase dalam kromatografi kolom:
1. Fasa diam
Fasa diam yang digunakan dalam kromatografi kolom adalah suatu adsorben
padat. Biasanya berupa silika gel atau alumina. Dahulu juga sering digunakan bubuk
selulosa. Fasa diam berbentuk serbuk microporus untuk meningkatkan luas permukaan.
2. Fasa gerak
Fasa gerak atau eluen adalah campuran cairan murni. Eluen dipilih sedemikian
rupa sehingga faktor retensi senyawa berkisar antara 0,2-0,3 supaya meminimalisir
penggunaan waktu dan jumlah eluen melewati kolom. Jenis eluen yang digunakan dapat
dicoba terlebih dahulu menggunakan kromatografi lapis tipis. Setelah dirasa cocok, eluen
yang sama digunakan untuk mengelusi komponen dalam kolom.
1. Metode kering
Pada metode kering kolom diisi dengan fasa diam kering, diikuti dengan penambahan
fasa gerak yang disiramkan pada kolom sampai benar-benar basah.
2. Metode basah
Pada metode basah bubur (slurry) disiapkan dengan mencampurkan eluen pada serbuk
fasa diam dan dimasukkan secara hati-hati pada kolom. Dalam langkah ini harus benar-
benar hati-hati supaya tidak ada gelembung udara. Larutan senyawa organik dipipet di
bagian atas fasa diam, kemudian eluen dituangkan pelan-pelan melewati kolom.
8
Pada kromatografi fase terbalik, fase diamnya bersifat non polar, yang banyak dipakai
adalah oktadesilsilan (ODS atau C18) dan oktilsilan (C8). Sedangkan fase geraknya
bersifat polar, seperti air, metanol dan asetonitril
9
2.6 KROMATOGRAFI CAIR VAKUM
10
2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
ideal jika digabung dengan spectrometer massa
11
2.7 KROMATOGRAFI PREPARATIF
12
Daftar Pustaka
13