Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH


FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI

Lili Handayani, Yusuf Kendek dan Jusman Mansyur


lilimunif@gmail.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang konsistensi siswa dalam pemecahan masalah
fisika untuk urutan pertanyaan termodifikasi. Penelitian ini dilakukan pada salah satu SMA Swasta di Kota Palu.
Subyek penelitian pada siswa kelas XII C yang terdiri 30 siswa. Data diperoleh melalui lembar jawaban siswa,
rekaman thinking-aloud dan wawancara. Pemberian TSR terdiri atas 20 butir untuk menentukan responden
empat orang. Tes pemecahan masalah terdiri atas 4 butir yang dikerjakan responden sebanyak dua kali. Satu
kali melalui aktivitas thinking-aloud. Data penelitian dianalisis melalui pendekatan deskriptif-kualitatif dengan
merujuk pada tahapan pemecahan masalah menurut Polya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsisten
siswa dalam pemecahan masalah fisika untuk urutan pertanyaan termodifikasi sangatlah kurang. Pengaruhnya
menyebabkan tahap-tahap penyelesaian untuk memecahkan masalah fisika yang dimiliki oleh siswa masih
kurang. Baik dari segi memahami permasalahan, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan
pemecahan masalah dan mengecek kembali pemecahan masalah.

Kata Kunci : konsistensi, pemecahan masalah fisika, urutan pertanyaan termodifikasi

I. PENDAHULUAN mengakibatkan ketidakkonsistensian siswa


Mata pelajaran fisika merupakan salah dalam memecahkan masalah walaupun dalam
satu mata pelajaran pokok yang kebanyakan masalah tersebut memiliki konsep yang sama.
siswa menganggap sulit bahkan cenderung Berdasarkan suatu studi bahwa siswa sering
membosankan. Pelajaran fisika yang banyak menggunakan model konseptual mereka secara
menggunakan rumus-rumus dan perhitungan tidak konsisten ketika memecahkan beberapa
membuat kurangnya minat siswa pada fisika. pertanyaan yang menguji ide yang sama.
Sesungguhnya dalam mata pelajaran fisika
dapat menerapkan pembelajaran yang Pertanyaan merupakan salah satu
menekankan pada konsep agar siswa lebih instrumen yang digunakan dalam penelitian.
mudah memahami [1]. Oleh sebab itu, pertanyaan haruslah memiliki
struktur agar dapat digunakan untuk
Dalam sebuah buku[2] yang berjudul how mengetahui pola berpikir siswa. Sebuah
solve it dituliskan bahwa pemecahan masalah penelitian yang dilakukan pada mahasiswa
sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari semester pertama di Universitas Cambridge,
satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang Cavendish Laboratory mengenai pengaruh
tidak begitu mudah segera untuk dicapai. penggunaan struktur pertanyaan terhadap
Secara rinci bagaimana suatu permasalahan kemampuan pemecahan masalah fisika.
khususnya permasalahan yang bersifat Struktur pertanyaan dibuat menjadi dua jenis
matematis. Secara garis besar dia yakni pertanyaan model universitas dan
mengemukakan tahap-tahap pemecahan pertanyaan model scaffolding. Hasilnya
masalah yaitu: menunjukan bahwa bentuk pertanyaan
(1). Memahami permasalahan scaffolding dapat memperbaiki kemampuan
(2). Merencanakan pemecahan masalah pemecahan masalah karena sebelumnya
(3). Melaksanakan pemecahan masalah (solusi) mahasiswa memiliki kesalahan matetatika pada
berdasarkan rencana, dan pemecahan masalah fisika [4].
(4). Memeriksa kembali hasil pemecahan
masalah (solusi) dan mendiskusikannya. Salah satu penelitian yang meyerupai
dilakukan, yang hasilnya menunjukan jika
Beberapa penelitian yang dilakukan seorang siswa menjawab pertanyaan-
sebelumnya[3] terungkap bahwa kemampuan pertanyaan secara konsisten dengan benar
memecahkan masalah masih sangat rendah. maka ia harus mampu menjawab dengan benar
Apalagi bila siswa tersebut belum menguasai semua pertanyaan yang berhubungan dengan
konsep secara matang. Hal ini dapat konsep yang sama [3]. Penelitian lain yang
6
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

mengenai konsistensi dengan mengembangkan rata dan standar deviasi tersebut, Responden
metode yang melibatkan analisis urutan yang terpilih untuk terlibat thinking-aloud dan
pertanyaan. Ia menyimpulkan bahwa terdapat wawancara berdasarkan kategori disajikan pada
ketidakkonsistenan siswa dalam penalaran Tabel 1.
untuk memecahkan masalah fisika hal ini dilihat
Tabel 1 Kode dan Kategori Responden
dari proses penalaran siswa dalam
Inisial
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang No Kategori
Responden
saling berkaitan yang menunjukan bahwa siswa 1 R-30 Tinggi
juga mengalami kesulitan dan kekurangan 2 R-29 Tinggi
dalam pemahaman konseptual [5]. 3 R-19 Sedang
4 R-03 Rendah
Pernyataan ini mendorong peneliti untuk
menyelidiki kosistensi siswa dalam Tes disusun dengan struktur pertanyaan
memecahkan masalah fisika untuk urutan yang berbeda sehingga menghasilkan dua tipe
pertanyaan yang termodifikasi pada konsep tes yaitu tes untuk TA-I yang asli dan tes untuk
fluida dinamik. Penelitian dilakukan dengan TA-II yang dimodifikasi urutan pertanyaannya.
menggunakan struktur pertanyaan yang Hal ini dilakukan agar dapat lebih jelas
berbeda yakni bentuk soal terikat dan soal tidak penggambaran sikap konsistensi responden
terikat. Penggunaan struktur pertanyaan inilah dalam memecahkan masalah fisika. Berikut ini
yang membedakan dengan penelitian lainnya. susunan urutan pertanyaan pada kedua tes
Pemberian tes diberikan sebanyak dua kali pada Tabel 2.
dengan struktur pertanyaan yang berbedaan Tabel 2 Korelasi urutan pertanyaan tes TA
yang dilaksanakan dengan prosedur tes untuk Nomor Urutan Pertanyaan Soal
thingking aloud. Soal Tes TA-I Tes TA-II
1 abc acb
II. METODE PENELITIAN 2 abc cab
3 ba ab
Penelitian ini menggunakan pendekatan
4 abc bac
deskriptif-kualitatif yang datanya berupa fakta-
fakta yang ada. Subyek dalam penelitian ini
adalah 30 siswa SMA Kelas XII C di sebuah III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
sekolah di Kota Palu Tahun Ajaran 2015/2016. Topik utama penelitian menitikberatkan
Responden dalam penelitian ini sebanyak 4 pada gambaran konsistensi siswa pada urutan
(empat) orang siswa berdasarkan skor tes jawaban tes TA-I dan tes TA-II dalam problem
seleksi responden (TSR) untuk mengerjakan tes solving. Dalam hal konsistensi siswa untuk
untuk thinking-aloud (TA) dalam memecahkan urutan pertanyaan, peneliti tidak melihat aspek
permasalahan fisika dan terlibat dalam sesi kebenaran atau kesalahan jawaban dari
wawancara. responden pada pengerjaan tes untuk TA.
TSR sebanyak 20 butir soal diberikan Peneliti hanya mengungkapkan dan
kepada 30 siswa. Data dari hasil TSR, dihitung mendeskripsikan dari segi konsistensi siswa
skor rata-rata dan standar deviasi. Skor pada urutan jawaban TA-I dan TA-II dalam
tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori problem solving. Penentuan peneliti kepada
tinggi, sedang dan rendah. Responden yang siswa yang konsistens pada urutan jawaban
terpilih diberi tes thinking-aloud sebanyak 4 TA-I dan TA-II dalam problem solving bukan
butir soal yang memiliki dua jenis soal yakni menunjukkan bahwa siswa tersebut dianggap
soal terikat dan soal tidak terikat. Konteks soal benar dalam problem solving. Sebaliknya sikap
berisi materi fluida dinamik. Tes TA diberikan tidak konsisten bukan berarti menunjukkan
sebanyak dua kali dengan perbedaan soal pada siswa tersebut salah. Cara siswa menjawabnya
urutannya yang telah dimodifikasi. Hasil lembar berdasarkan urutan pertanyaan yang ada di
jawabannya dibandingkan antara urutan pada kedua soal tersebut yang dapat
tes TA-I dan tes TA-II untuk melihat konsistensi menggambarkan karakteristik siswa dalam
siswa. Proses pemecahan masalah yang memecahkan masalah fisika yang dapat
digunakan dianalisis dengan merujuk pada dikatakan konsistensi untuk urutan pertanyaan
tahap pemecahan masalah menurut Polya[2]. termodifikasi. Setelah itu proses pemecahan
Hasil pengelolaan data, skor rata-rata masalahnya dianalisis berdasarkan tahapan
yang diperoleh adalah 31,33 dan nilai standar yang dikemukakkan oleh Polya[2].
deviasi adalah 14,80. Berdasarkan skor rata-
7
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

Responden dengan TSR Kategori Tinggi


Responden dengan kategori tinggi yakni
R-30 mampu mengerjakan soal pada TA-I dan
TA-II. Hasilnya menunjukkan bahwa R-30
konsisten pada soal Nomor 3 dan Nomor 4 dan
tidak konsisten pada soal Nomor 1 dan soal
Nomor 2.
Hasil penelitian yang dilakukan pada
bentuk soal terikat dan soal tidak terikat.
Terlihat siswa banyak mengalami kesalahan
pada soal mengenai gaya angkat pesawat.
Kesalahan yang dilakukan pada penggunaan
persamaan yang tidak tepat.
Pada soal mengenai gaya angkat pesawat Gambar 2 Kutipan jawaban R-30 No.3 tentang gaya angkat
pada tes untuk TA-I dan TA-II yang dilakukan pesawat pada TA-II
oleh R-30 dapat dikatakan konsisten dari segi
cara menjawab berdasarkan urutan pertanyaan Proses pemecahan masalah yang lakukan
termodifikasi. Urutan jawaban ditunjukan pada oleh R-30 telihat tidak tepat pada rekaman
potongan lembar jawaban pada Gambar 1 dan untuk TA yang dilakukan pada saat
Gambar 2. mengerjekan soal. Terlihat jelas bahwa R-30
Proses pemecahan masalah pada TA-I dan tidak menguasai soal bahkan tidak memahami
TA-II yang dilakukan oleh R-30 adalah salah. konsepn. Berikut hasil rekaman TA R-30 pada
Kesalahan ini disebabkan persamaan yang TA-II yang menunjukkan cara menyelesaikan
digunakan oleh R-30 tidak tepat. Kesalahan soal.
yang dibuat oleh R-30 diakuinya karena ia tidak Potongan transkip TA-II
memahami konsep. R-30 juga mengaku bahwa {---}bagian b). dimana persamaan Bernoulli
soal mengenai gaya angkat pesawat sangat ( ) berarti 2(100-70) = 1,3
jarang ditemui atau diberikan ketika mata dikali 40 ( ) sama dengan 60 sama dengan
pelajaran. 52 ( ) maka ( ) sama dengan 60
dibagi 52 jadi ( ) sama dengan {--} 1, 154
, maka sama dengan 1,154 ditambah 1502, v2
sama dengan akar {--} 22501, 154 maka v2
sama dengan 150,00385 m/s {---} bagian a).
gaya angkat pesawat untuk F1 = 100 dikali 40
sama dengan 4000 dan F2 = 70 dikali 40 sama
dengan 2800 maka gaya angkat pesawat F 1 - F2
sama dengan 4000 dikurang 2800 sama dengan
1200 Newton.
Kesalahan dalam penggunaan persamaan
ini dapat diperkuat dengan informasi yang
diperoleh berdasarkan hasil wawancara untuk
soal Nomor 3. Berikut ini hasil wawancara
Gambar 1 Kutipan jawaban R-30 No.3 tentang gaya angkat terhadap R-30.
pesawat pada TA-I P : Soal nomor 3 itu bagian mana yang tidak
paham?
R-30 : Di bagian yang gaya angkat pesawat,
saya bingung persamaannya yang mana,
kalau konsepnya pesawat take off
kecepatan yang diatas harus lebih besar
dari pada yang dibawah jadi gayanya itu
saya bingung.
Penggunaan persamaan yang tidak tepat
menyebabkan hasil jawaban siswa tidak benar.
Walaupun siswa menjawab soal dengan
konsisten hanya karena proses pemecahan
masalah yang tidak tepat sehingga jawabannya
menjadi salah.

8
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

Responden dengan kategori tinggi lainnya ketinggian [dicoret] sekarang tujuannya adalah
adalah R-29. Hasil jawaban menunjukan bahwa mencari v2 jadi disini P1nya 100 ditambah 1/2
dari empat soal tidak ada yang konsisten. dikali 1,2 dikali 150 kuadrat dikurang 70 ini yang
P2 langsung saya pindah ruaskan sama dengan
Proses pemecahan masalah yang dilakukan
1/2 dikali 1,3 dikali v22 terus supaya duanya
telihat beberapa persamaan yang digunakan hilang saya kalikan 2 semua 200 ditambah 1,3
tidak tepat untuk menyelesaikan soal. dikali 150 kuadrat itukan 22500 dikurang 140
Salah satu soal yang dikerjakan R-29 sama dengan 1,3 v22. Ini kurang jadi 60
tidak konsisten dalam menjawab soal mengenai ditambah 1,3 kali 22500 per 1,3 sama dengan
gaya angkat pesawat pada TA-I dan TA-II v22. ini 60 per 1,3 ditambah 22500 sama dengan
berdasarkan urutan pertanyaan termodifikasi. v22 {---} 46,15 ditambah 22500 sama dengan
Urutan jawaban ditunjukan pada potongan v22 dijumlahkan v2 sama dengan akar 22546,15
lembar jawaban pada Gambar 3 dan Gambar 4. sama dengan 150, 15 m/s didapat kecepatan
aliran udaranya {--}

Mengenai gaya angkat pesawat, R-29


mengakui bahwa mengalami kesulitan karena
tidak dapat mengingat persamaan yang
seharusnya digunakan. Untuk jawaban TA-I
hasilnya salah. Hal ini juga diperkuat dengan
pengakuan R-29 pada wawancara yang
menyatakan bahwa ia sudah tidak dapat
menemukan cara untuk menyelesaikan soal.
Oleh sebab itu, R-29 melakukan pemecahan
masalah untuk gaya angkat pesawat dengan
Gambar 3 Kutipan jawaban R-29 No.3 tentang gaya angkat persamaan yang tidak tepat. Proses pemecahan
pesawat pada TA-I masalah yang lakukan oleh R-29 terlihat bahwa
persamaan yang digunakan tidak tepat. Artinya
R-29 tidak melakukan perencanaan pemecahan
masalah dengan benar yang menyebabkan
kesalahan analisis dalam menggunakan
persamaan. Penyelesaian masalah juga tidak
dilakukan secara sistematis yang menyebabkan
hasilnya keliru. Kurangnya pengecekan kembali
jawaban juga menjadi salah satu penyebab
jawaban salah.

Selain itu, R-29 juga mengakui bahwa


untuk soal gaya angkat pesawat menurutnya
sedikit sulit dikerjakan. Oleh karena itu, R-29
mengerjakan soal gaya angkat pesawat dengan
konsep dasar mengenai teorema Torricelli yang
diketahuinya yakni mengenai persamaan
Gambar 4 Kutipan jawaban R-29 No.3 tentang gaya angkat
Bernoulli seperti yang ditunjukan pada lembar
pesawat pada TA-II jawaban.

Ketidakkonsistenan urutan jawaban R-29 Responden dengan TSR Kategori Sedang


menyebabkan pada TA-I, ia menggunakan Responden dengan kategori sedang
persamaan yang tidak tepat untuk mencari adalah R-19. Hasil jawaban menunjukan bahwa
kecepatan aliran udara dan menggunakan dari empat soal tidak ada yang konsisten.
persamaan yang salah untuk mencari gaya Proses pemecahan masalah yang dilakukan
angkat pesawat. Pada TA-II kesalahan telihat beberapa persamaan yang digunakan
dilakukan kembali pada penyelesaian untuk tidak tepat untuk menyelesaikan soal. R-19
mencari kecepatan aliran udara. Hal ini juga mengakui bahwa dari empat soal yang
terlihat pada potongan transkip TA dikerjakan soal mengenai gaya angkat pesawat
{---} sekarang untuk kecepatan v2 ada yang dianggap susah karena jarang ditemui.
persamaan Bernoulli itu P1 tambah 1/2v12 Selain itu, kurangnya pemahaman konsep
tambah gh1 sama dengan P2 tambah 1/2v22 mengenai gaya angkat pesawat pun membuat
tambah gh2 kan h-nya tidak berpengaruh,

9
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

R-19 mengerjakan soal dengan menggunakan Responden dengan kategori rendah


persamaan yang tidak tepat. adalah R-03 mampu menyelesaikan kedua soal
pada TA-I dan TA-II. Namun, dilihat dari
Soal mengenai gaya angkat pesawat jawaban R-03 tidak ada jawaban yang benar.
jawaban R-19 pada TA-I dan TA-II Hal ini karena, R-03 tidak menggunakaan
menunjukkan bahwa R-19 tidak konsisten pada persamaan yang tepat untuk memecahkan
urutan jawaban pertanyaan termodifikasi. masalah. Berdasarkan urutan cara menjawab
Urutan jawaban ditunjukan pada potongan pada TA-I dan TA-II, R-03 konsisten pada soal
lembar jawaban pada Gambar 5 dan Gambar 6. Nomor 1 dan Nomor 3 dan tidak konsisten pada
soal Nomor 2 dan Nomor 4. Keempat soal yang
diberikan memiliki dua tipe yang berbeda yakni
soal terikat dan tidak terikat. Hasilnya
menunjukkan bahwa R-03 konsisten pada soal
terikat dan tidak konsisten pada soal tidak
terikat.

Salah satu soal mengenai gaya angkat


pesawat yang merupakan soal terikat ini
mampu dijawab R-03 dengan konsisten. Hal ini
ditunjukkan pada lembar jawaban R-03 pada
TA-I dan TA-II. Urutan jawaban ditunjukan
pada potongan lembar jawaban pada Gambar 7
dan Gambar 8.
Gambar 5 Kutipan jawaban R-19 No.3 tentang gaya angkat
pesawat pada TA-I

Gambar 6 Kutipan jawaban R-19 No.3 tentang gaya angkat Gambar 7 Kutipan jawaban R-03 No.3 tentang gaya angkat
pesawat pada TA-II pesawat pada TA-I

Pemahaman tentang materi gaya angkat


pesawat yang dimiliki R-19 sangat kurang
menyebabkan pemecahan masalah yang
dilakukan salah. Tahap yang dilakukan dalam
memecahkan masalah juga terlihat tidak
melakukan tahap merencanakan pemecahan
masalah, melaksanakan pemecahan masalah
dan mengecek kembali pemecahan masalah
sesuai dengan ciri tahapan yang dikemukakan
oleh Polya.[2] Oleh karena itu, R-19 tidak dapat
menyelesaikan soal Nomor 3 dengan jawaban
yang benar.
Responden dengan TSR Kategori Rendah

10
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

memberikan simbol apapun sedangkan pada


TA-II R-03 memberikan simbol namun simbol
yang digunakan salah. Hal ini diperjelas dengan
hasil rekaman TA pada soal Nomor 3 yang
dilakukan oleh R-03.

Penelitian yang dilakukan pada empat


responden dari tiga kelompok kategori yakni
kategori tinggi R-30 dan R-29, kategori sedang
R-19 dan kategori rendah R-03. Hasilnya
menunjukkan konsistensi responden untuk
urutan pertanyaan termodifikasi dari TA-I dan
TA-II bebeda-beda. Pada proses pemecahan
masalah tahap-tahapan dalam menyelesaian
masalah fisika berbeda dari masing-masing
siswa. Empat responden yang ada dua
responden tidak konsisten pada semua soal
Gambar 8 Kutipan jawaban R-03 No.3 tentang gaya angkat yaitu R-29 dan R-19. Responden R-29 tidak
pesawat pada TA-II
konsisten untuk urutan jawaban pertanyaan
Berdasarkan lembar jawaban diketahui dengan alasan bahwa jika mengerjakan secara
bahwa R-03 tidak melakukan beberapa tahapan acak akan membuatnya lebih bingung. Pada
yang dikemukan Polya. [2] Tahapan yang tidak R-19 tidak konsisten di semua soal karena ia
dilakukan yakni kurangnya memahami mengerjakan soal berdasarkan yang diketahui.
permasalahan pada soal yang menyebabkan Jika soal bisa dikerjakan dengan data-data
R-03 tidak dapat menentukan persamaan yang yang sudah ada maka akan segera diselesaikan
tepat. Artinya, ia tidak dapat merencanakan pemecahan masalahnya. Dua responden
dan melaksanakan pemecahan masalah dengan lainnya yakni R-30 konsisten untuk urutan
benar. Selain itu, adanya kekeliruan dalam pertanyaan termodifikasi pada TA-I dan TA-II
penulihan hasil perhitungan juga memperkuat pada soal Nomor 3 dan Nomor 4 sedangkan R-
anggapan bahwa R-03 tidak melakukan 03 konsisten pada soal Nomor 1 dan Nomor 3.
pengecekan kembali pada jawabannya sehingga
Hubungan konsistensi responden dalam
hasilnya salah.
menjawab pertanyaan berdasarkan urutan
Faktor penyebab R-03 tidak megikuti pertanyaan juga dapat mempengaruhi proses
mata pelajaran fisika pada kelas XI khususnya pemecahan masalah yang dilakukan oleh
pada materi fluida dinamik membuat R-03 tidak responden. Pengaruh konsistensi atau
mengetahui konsepnya. Bahkan untuk simbol ketidakkonsistensian pada urutan jawaban
gaya angkat pesawat pun R-03 tidak pertanyaan termodifikasi dapat memepengaruhi
diketahuinya. Hal ini terlihat dengan jelas pada proses pemecahan masalah yang siswa lakukan
jawaban R-03 mengenai simbol gaya angkat disajikan pada tabel 3.
pesawat pada TA-I, R-03 bahkan tidak

Tabel 3 Hubungan antara konsistensi urutan pertanyaan dan pemecahan masalah


Konsistensi Pemecahan
Nomor Jawaban
Responden Urutan masalah
soal
Pertanyaan 1 2 3 4 TA-I TA-II
1 Tidak Konsisten - - Salah pada bagian debit Benar
Penggunaan persamaan tidak Penggunaan persamaan tidak
2 Tidak Konsisten
tepat untuk mencari waktu tepat untuk mencari waktu
R-30 Penggunaan persamaan tidak Persamaan kelajuan aliran
3 Konsisten - - -
tepat udara tidak tepat
Persamaan untuk beda
4 Konsisten - - Penyelesaian perhitungan salah
ketinggian tidak tepat
Penggunaan persamaan untuk
1 Tidak Konsisten Persaman benar mencari kecepatan air kurang
tepat
R-29 Penggunaan persamaan tidak
2 Tidak Konsisten Persamaan benar
tepat untuk mencari waktu
Persamaan kurang tepat dan
3 Tidak Konsisten - - Persamaan tidak tepat
penyelesaian perhitungan tidak

11
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

sistematis
4 Tidak Konsisten Persamaan kurang tepat Persamaan kurang tepat
Satuan salah dan persamaan
1 Tidak Konsisten - - Konversi satuan salah
kurang tepat
Penggunaan persamaan tidak Penggunaan persamaan tidak
2 Tidak Konsisten -
R-19 tepat untuk mencari waktu tepat untuk mencari waktu
3 Tidak Konsisten - - - Persamaan salah Persamaan salah
Persamaan untuk beda Persamaan untuk beda
4 Tidak Konsisten - -
ketinggian tidak tepat ketinggian tidak tepat
Persamaan kontuinitas tidak
1 Konsisten - - - - Persamaan kurang tepat
tepat
R-03 2 Tidak Konsisten - - - - Persamaan salah Persamaan salah
3 Konsisten - - - - Persamaan salah Persamaan salah
4 Tidak Konsisten - - - - Persamaan salah Persamaan salah
1 : memahami permasalahan
2 : merencanakan pemecahan masalah
Ket: 3 : melaksanakan pemecahan masalah (solusi) berdasarkan rencana
4 : memeriksa kembali hasil pemecahan masalah (solusi)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dan jenis soal yakni beberapa siswa
konsistensi siswa dalam pemecahan masalah mengerjakan soal menggunakan persamaan
fisika untuk urutan pertanyaan termodifikasi yang tidak tepat. Selain itu, siswa juga
masih sangat kurang. Hal ini telihat bahwa mengalami kebingungan ketika mengerjakan
responden lebih banyak tidak konsisten pada soal. Hasil penelitian ini berbeda dengan
urutan pertanyaan termodifikasi. Selain itu, penelitian sebelumnya [4] yang menyelidiki
tahap pemecahan masalah yang dilakukan dampak atau pengaruh perbedaan struktur
untuk tahap memahami permasalahan, pertanyaan pada mahasiswa semester
merencanakan pemecahan masalah, pertama di Universitas Cambridge, Cavendish
melaksanakan pemecahan masalah dan Laboratory. Hasil penelitian menunjukkan
mengecek kembali pemecahan masalah masih bahwa bentuk pertanyaan scaffolding dapat
kurang. memperbaiki secara cepat kemampuan
pemecahan masalah karena sebelumnya
Hasil penelitian ini sama dengan mahasiswa memiliki kesalahan matetatika
penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti [1]
pada saat menyelesaikan pemecahan masalah
yang mengungkapkan bahwa sikap konsistensi fisika.
antara pandangan dan perilaku untuk
memecahkan masalah fisika yang dimiliki oleh IV. KESIMPULAN
siswa masih kurang, baik dari segi memahami Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyelesaian, merencanakan penyelesaian, struktur pertanyaan dapat mempengaruhi
menerapkan penyelesaian dan mengecek konsistensi siswa. Dampak perbedaan struktur
kembali solusi penyelesaian. pertanyaan yakni pada soal terikat dan soal
Penggunaan sturuktur pertanyaan juga tidak terikat dapat mempengaruhi konsistensi
dapat mempengaruhi konsistensi siswa untuk siswa terbukti dengan masih banyak siswa
urutan pertanyaan termodifikasi. Hal itu juga tidak konsisten pada kedua bentuk soal.
dapat mempengaruhi proses pemecahan Namun, pada soal tidak terikat menunjukan
masalah yang dilakukan siswa saat siswa lebih banyak tidak konsisten.
mengerjakan soal. Perbedaan jenis soal yang Konsistensi yang dimiliki siswa masih
diberikan ternyata memeberika pengaruh sangatlah kurang berdasarkan struktur
terhadap konsistensi siswa dan pemecahan pertanyaan. Hal ini menyebabkan proses
masalah pada soal. Penelitian ini pemecahan masalah yang digunakan pun
menggunakan dua jenis soal yaitu soal terikat berbeda-beda. Oleh karena itu, dapat
dan tidak terikat serta ada perbedaan urutan disimpulkan struktur pertanyaan dapat
pertanyaan pada TA-I dan TA-II. Perbedaan mempengaruhi konsistensi siswa dalam
jenis soal dan urutan pertanyaan tidak menyelesaikan soal sehingga dapat
disadari oleh siswa sehingga dampak siswa mempengaruhi proses pemecahan masalah
banyak tidak konsisten dalam menjawab soal. siswa.
Dampak pada proses pemecahan masalah
DAFTAR PUSTAKA
karena adanya perbedaan urutan pertanyaan

12
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

[1] Prihastuti, A. (2013). Konsistensi antara Pandangan


dan Prilaku Siswa Dalam Memecahkan Masalah
Fisika. Skripsi pada Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP. Universitas Tadulako Palu: tidak
diterbitkan.
[2] Polya. (1957). How To Solve It? A New Aspect of
Mathematical Methot (2nd Edition). New Jersey:
Princeton University Press.
[3] Tongchai, A. et al. (2011). Consistency Of Students
Conceptions Of Wave Propagation: Findings From A
Conceptual Survey In Mechanical Waves. [Online].
Tersedia: http://journals.aps.org/prstper/
abstract/0.1103/PhysRev STPER7.020101. [27
September 2014].
[4] Gibson, V., Jardine, W.L. and Bateman, E. (2015).
An Investigation Into The Impact Of Question
Structure On The Performance Of First Year Physics
Undergraduate Student At The University Of
Cambridge. European Journal of Physics. 36
045014 (17pp).
[5] Kryjevskaia, M., Stetzer, M.R. and Grosz, N. (2014).
Answer First: Applying The Heuristic-Analytic
Theory Of Reasoning To Examinen Student
Intuitive Thinking In The Context Of Physics.
[Online]. Tersedia: http://journals.aps.org/prstper/
abstract/10.1103/PhysRevSTPER.10.020109.[27
September 2014].

13

Anda mungkin juga menyukai