Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim

Assalamualaikum Wr.wb

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT, seraya berharap semoga segala aktivitas senantiasa
mendapat petunjuk dan ridho-Nya.amin
Atas kekuatan-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas Wanaraja DTP Garut yang merupakan salah satu persysratan administratif dalam rangka
penerapan PPK-BLUD , sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.
Tujuan utama penerapan PPK-BLUD ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat secara efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat dan pengelolaan nya
dilakukan berdasarkan kewenangan yang didegasikan oleh bupati yang di delegasikan oleh Bupati yang
diharapkan melalui kebijakan ini masyarakat semakin mudah untuk memperoleh pelayanan yang
berkualitas terutama pada pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat yaitu bidang
kesehatan.
Pelayanan di bidang kesehatan menjadi salah satu prioritas utama mengingat di kabupaten garut pada
saat ini termasuk salah satu daerah yang indeks Pembangunan manusia nya masih relatif rendah, karena
itu diharapkan melalui penerapan PPK-BLUD, Puskesmas Wanaraja DTP Garut akan terpacu untuk
meningkatkan kualitas mutu pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat
mendukung terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
Untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perlu disusun Standar Pelayanan
Minimal Puskesmas Wanaraja Garut yang diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).perlu kami sampaikan bahwa Standar Pelayanan Minimal ini adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan program kegiatan
puskesmas Wanaraja DTP Garut.
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini dapat kami selesaikan yang tentu saja atas
dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kerjasamanya. Semoga menjadi amal kebaikan kita bersama.
Akhirnya harapan kami semoga Standar Pelayanan Minimal ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam melaksanakan program-program puskesmas wanaraja DTP Garut, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Garut, 02 Februari 2015


Kepala puskesmas Wanaraja DTP
Kabupaten Garut

dr. Indra Hisyam Saptarina


NIP.19740419 200604 1 011
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ .

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... .

A. Latar Belakang ......................................................................................................

B. Maksud dan Tujuan .............................................................................................. .

C. Landasan Hukum .................................................................................................. .

BAB II URUSAN WAJIB DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ......................................... .

A. JENIS-JENIS PELAYANAN PUSKESMAS WANARAJA DTP ....................................... .

B. INDIKATOR DAN TARGET SPM ............................................................................. .

BAB III PERAN PUSKESMAS DTP

A. Pengorganisasiaan ............................................................................................... .

B. Pelaksanaan dan pembinaan ................................................................................

C. Pengawasan ......................................................................................................... .

BAB IV URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. Upaya Kesehatan wajib ....................................................................................... .

B. Upaya Kesehatan Pengembangan ....................................................................... .

C. Upaya kesehatan Penunjang ............................................................................... .

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... .

LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas Wanaraja DTP kabupaten Garut akan mengalami perubahan status menjadi badan
pengelola BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang
menjelaskan bahwa badan layanan umum daerah yang menjelaskan bahwa badan layanan umum daerah
yang selanjutnya disingkat BLUD adalah satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja Perangkat
Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pola Pengelolaan keuangan BLUD, yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualiaan dari ketentuaan
pengelolaan uang daerah pada umumnya.
PPK-BLUD bertujuaan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penerapan PPK-BLUD pada SKPD atau unit kerja, harus memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan administratif. Pada BAB III pasal 5 PERMENDAGRI No 61 tahun 2007 ayat 1 menjelaskan
persyaratan subtantif sebagai mana dalam pasal 4 terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau unit
kerja bersifat operasional dalam penyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan semi barang/jasa
publik(quasipublic goods). Pada ayat 2 menjelaskan pelayanan umum tersebut berhubungan dengan:

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
masyarakat

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu umtuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau


layanan umum, dan/atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat

Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum sesuai pasal 6 diutamakan untuk pelayanan
kesehatan.
Persyaratan adminisrtatif berupa dokumen, yang salah satunya adalah Standar Pelayanan Minimal
(SPM).SPM adalah spesifikasi teknis yang memuat batasan minimal mengenal jenis dan mutu layanan
dasar yang harus dipenuhi oleh BLUD kepada masyarakat.
Puskesmas wanaraja DTP merupakan salah satu unsur pelaksana teknis pada Dinas Daerah
(UPTD) yang berada dibawah dinas kesehatan kabupaten garut yang mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bersifat holistic, komprehensif/menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic
health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan medik.
Dalam melaksanakan tugas memberikan pelayanan kesehatan puskesmas Wanaraja DTP
mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

VISI UPTD PUSKESMAS WANARAJA

Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, dengan sumber daya
manusia yang profesional dan sejahtera, dan terwujud lingkungan yang sehat di wilayah kerja.

MISI UPTD PUSKESMAS WANARAJA

- Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kompetensi

- Menyelenggarakan manajemen puskesmas yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel

- Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang cukup dan sesuai standar

- Sumber daya manusia yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas

- Berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan kesehatan

- Menjalin kerjasama lintas sektor dan lintas program

- Bekerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan dalam rangka pembinaan dan pengembangan
pendidikan kesehatan yang berkelanjutan

MOTO UPTD PUSKESMAS WANARAJA

- Melayani masyarakat dengan sepenuh hati

Untuk mencapai visi dan misi tersebut puskesmas Wanaraja DTP menyusun Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota dengan kriteria SPM yaitu:Merupakan Pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat,
merupakan prioritas bagi pemerintah daerah karena melindungi hak-hak konstitusional perorangan dan
masyarakat, untuk melindungi kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global serta
merupakan penyebab utama kematian/kesakitan, berorientasi pada output yang langsung dirasakan
masyarakat serta dilaksanakan secara terus menerus(sustainable), terukur(measurable) dan dapat
dikerjakan (feasible).

Berdasarkan hal tersebut maka Puskesmas Wanaraja DTP membuat Standar Pelayanan Minimal
disertai dengan batasan-batasan dari standar tersebut. SPM pada Puskesmas Wanaraja DTP adalah sebagai
pedoman dalam pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, terjaminnya hak masyarakat dalam
menerima pelayanan kesehatan, sebagai alat monitoring dan peningkatan kerja, menentukan alokasi
anggaran, menjamin akuntabilitas,transfaransi, standarisasi pelayanan kesehatan serta terciptanya
partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

Dalam penyusunan dokumen SPM, Puskesmas Wanaraja DTP melibatkan semua pihak yang
terlibat secara teknis kemudian dibentuk tim yang bertugas menyusun SPM di sesuaikan dengan
persyaratan pada PERMENDAGRI No. 61 tahun 2007 tentang PPK BLU dan melakukan revisi jika di
perlukan. Kewenangan dari tim tersebut adalah mengadakan rapat,mendatangkan consultan,membentuk
sub tim jika di perlukan dan mengajukan anggaran. Adanya SPM mendorong organisasi Puskesmas
Wanaraja DTP Garut untuk merencanakan anggaran lebih besar karena tuntutan akan pelayanan yang
memenuhi standar dan membutuhkan dukungan pasilitas dan sumber daya manusia yang memadai baik
secara kwalitas maupun secara kwantitas. Kewajiban bagi Puskesmas Wanaraja DTP Garut menjadi lebih
besar tetapi arah pelayanan menjadi lebih baik yaitu menuju kepada konsep public health oriented.

Indikator yang tercantum dalam dokumen SPM memiliki satu atau lebih dimensi mutu pelayanan.
Dimensi mutu pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas

2. Efisiensi

3. Akses

4. Kompetensi teknis

5. Hubungan antar manusia

6. Kenyamanan

7. Keselamatan

8. Kesinambungan pelayanan

Dimensi mutu pelayanan di atas di harapkan dapat memenuhi semua di dasarkan pada kebutuhan
konsumen sehingga pasien menjadi senang. Pasien yang senang dapat memberikan dampak positif bagi
organisasi Puskesmas Wanaraja DPT Garut yaitu:

1. Puskesmas Wanaraja DTP Garut mempunyai pelanggan yang tetap

2. Dapat menjadi sarana promosi bagi Puskesmas Wanaraja DTP Garut

3 .Menanamkan kesan baik bagi masyarakat secara umum (pengakuan publik terhadap kualitas
pelayanan Puskesmas Wanaraja DTP Garut)

B. Maksud dan Tujuan

Maksud d tetapkan SPM Puskesmas Wanaraja DTP Garut adalah sebagai acuan dalam
pelaksanaan pelayan kesehatan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pelayan dasar ;

Tujuan di tetapkannya SPM Puskesmas wanaraja DTP Garut adalah:

1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat;

2. Untuk menjamin hak masyarakat dalam menerima pelayanan dasar yang d laksanakan oleh Puskesmas
Wanaraja DTP Garut

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan.

C. Pengartian

Umum:
1. Urusan Wajib

Yang di maksud urusan wajib adalah urusan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga
negara yanng penyelenggaraannya di wajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada daerah
untuk perlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman
dan ketertiban umum dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatauan Republik Indonesia,serta
pemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional;

2. Standar Pelayanan Minimal(SPM)

Yang di maksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib Puskesmas yang berhak d peroleh masyarakat secara minimal;

3. Indikator/target SPM

Yang di maksud dengan indikator SPM adalah tolak ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang di
gunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak d penuhi dalam pencapaian suatu SPM
tertentu berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan;

4. Jenis Pelayanan

Yang di maksud dengan jenis pelayanan adalah pelayanan publik yang mutlak d laksanakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang layak dalam kehidupan;

5. Pelayanan Dasar

Yang di maksud denngan pelayan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial ekonomi dan pemerintahan.

Khusus

1. Pengertian

Di maksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja

2. Definisi operasional

Di maksudkan untuk menjelaskan pengartian dari indikator kerja

3. Cara Penghitungan/rumus

Di maksudkan untuk menyamakan cara penghitungan dalam memperoleh capaian indikator


kinerja selama perioda kurun waktu tertentu, dengan cara membagi pembilang dengan penyebut

4. Pembilang

Adalah besaran sebagai pembilang dalam rumus

5. Penyebut

Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus

6. Ukuran

Adalah formula yang dalam setiap indikator ditetapkan dalam bentuk prosentase/ % dan atau
berdasarkan proporsi terhadap penduduk.
7. Sumber Data

Adalah sumber bahan nyata/ keteranagan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan
langsung dengan persoalan. Data dimaksud dikumpulkan dan dilaparkan melalui ;Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS);

8. Rujukan

Adalah standar teknis atau ketentuan lain sebagai bahan rujukan/acuan teknis dalam
menyelenggarakan indikator kinerja.

9. Langkah Kegiatan

Dimaksudkan menu/ butir-butir tahapan kegiatan yang bersifat teknis, yang perlu dipilih untuk
dilaksanakan agar dapat mencapai target indikator SPM sesuai situasi dan kondisi dan kapasitas
institusi pelayanan setempat.

10. Kurung Waktu Tertentu

Adalah kurun / rentang waktu dalam pelaksanaan kegiatan yaitu periode 1 (satu) atau kurun
waktu yang sama.

11. Sumber Daya

Adalah tenaga kesehatan yang dibutuhkan secara hirarki, dimana apabila tidak dapat dipenuhi
oleh tenaga kesehatan urutan pertama, dapat dipenuhi oleh tenaga kesehatan berikutnya untuk
pelaksanaan target setiap indikator.

12. Target 2014

Adalah besaran capaian indikator SPM yang diharapkan

D.Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan daerah-daerah kabupaten Dalam


Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian (Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 3041) sebagai mana telah di ubah oleh Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian Lembaran Negara Republik Indonesia (Nomor 3890);

3. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;

4.Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

5.Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja;

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana setelah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 4844);

7. Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150);

9.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 89, Taambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 6Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2007 tentang Pedoman TeknikPengelolaan
Badan Layanan Umum Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

18. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 828 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten Garut( Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 39);

21. Peraturan Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut.

BAB II

URUSAN WAJIB DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


A.JENIS-JENIS PELAYANAN PUSKESMAS WANARAJA DTP GARUT

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memrnuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945 dan Undang-undang nomor 23 tahun1992
tentang kesehatan. Bahkan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di bidang kesehatan,
amandemen kedua UUD 1945, pasal 34 ayat (3) menetapkan : Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum yang layak.

Secara ringkas dalam KEPMENKES No. 828/MENKES/SK/IX/2005memberikan rujukan bahwa SPM


adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga negara minimal, terutama yang berkaitan dengan pelayanan
dasar.

Dalam penerapan SPM Puskesmas Wanaraja DTP menjamin akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dasar dari Puskesmas Wanaraja DTP sesui dengan ukuran-ukuran
(indikator/target)yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu baik dalam perencanaan
maupun penganggaran Puskesmas Wanaraja DTP memperhatikan prinsip-prinsip SPM yaitu
sederhana,konkrit,mudah di ukur,terbuka,terjangkau dan dapat dipertanggung jawabkan serta
mempunyai pencapaian yang dapatdiselenggarakan secara bertahap.

Kriteria SPM yang dilakukan Puskesmas Wanaraja DTP yaitu:

1.merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat

2. Merupakan prioritas tinggi bagi pemerintah daerah karena melindungi hak-hak konstitusional
perorangan dan masyarakat untuk melindungi kepentingan nasional dan memenuhi komitmen
nasional dan global serta merupakan penyebab utama kematian/kesakitan.

3. Berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat

4. Dilaksanakan secara terus-menerus (sustainable), terukur (measurable) dan dapat dikerjakan


(feasible)

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah prognosa standar pelayanan minimum Puskesmas Wanaraja
DTP yang memuat tentang pelayanan apa saja yang harus dilakukan dengan target dan indikator
pencapaiannya. SPM Puskesmas Wanaraja DTP meliputi:

a. Upaya kesehatan wajib;

1. Upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;

2. Upaya perbaikan Gizi Masyarakat;

3. Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular;

4. Upaya Kesehatan Lingkungan;

5. Upaya Promosi Kesehatan; dan

6. Upaya Pengobatan.

b. Upaya pengembanagan;

1. Upaya Kesehatan Sekolah;


2. Upaya Kesehatan Khusus;

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat;

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut; dan

5. Upaya Pelayanan Rawat Inap.

c. Upaya penunjang;

1. Upaya Farmasi;

2. Upaya pomeriksaan Laboiratorium;

3. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas (SP2TP)

Dalam pelaksanaan SPM Puskesmas Wanaraja DTP menetapkan target pelayanan yang akan tercapai
(minimum service target), yang merupakan spesifikasi peningkatan kinerja pelayanan yang harus
dicapai dengan satus kesehatan yang diharapkan dalam urusan wajib dan SPM nilai indikator yang
dicantumkan merupakan nilai minimal nasional. Target Tahun pencapaian yang dipakai Puskesmas
Wanaraja DTP adalah Tahun 2014.

B.INDIKATOR DAN TARGET SPM

1. Indikator dan Target Kesehatan wajib

No Jenis Pelayanan Indikator Target

1 Upaya Kesewhatan a. Cakupan kunjungan ibu hamil k-1 100 %


Ibu dan Anak serta KB
b. Cakupan kunjungan ibu hamil k-2 95 %

c. DO K1 K1 K4 < 10 %

d. Cakupan Deteksi Dini Resiko tinggi (DDRT) 20 %


Ibu Hamil
100 %
e. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk
90 %
f. Cakupan kunjungan Neonatus
90 %
g. Cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
90 %
h. Cakupan kunjungan bayi
100 %
i. Cakupan BBLR yang ditangani
90 %
j. Cakupan deteksi dini anak balita dan pra
80 %
sekolah
70 %
k. Cakupan peserta KB baru

l. Cakupan peserta KB Aktif

2 Perbaikan Gizi a. Cakupan balita terdaftar dan memiliki KMS 100 %


Masyarakat
b. Tingkat partisipasi Balita datang nimbang ke 80 %
Posyandu satu bulan sekali (D/S)
c. Balita yang Naik Berat Badannya (N/D)

d. Balita Bawah Garis Merah (BGM) 80 %

e. Balita gizi kurang tertangani 5%

f. Balita gizi buruk tertangani 100 %

g. Balita mendapat vit a 2 kali pertahun 100 %

h. Pelaksana PSG Posyandu 90 %

i. Pemantauan KADARZI 10 %

j. Ibu hamil yang di ukur LILA (lingkar lengan 65 %


atas)
100 %
k. Ibi Hamil KEK (kekurangan energi kronik)
100 %
l. Ibu nipas dapat Vitamin A
100 %
m. Ibu hamil dapat tablet besi (fe) 90 tablet
90 %
n. MP-ASI pada bayi BGM dari miskin
90 %

3 Upaya Pemberantasan a. Iminiasasi


dan Pencegahan
1) Cakupan imunisasi HB 0 < 7 hari 90 %
Penyakit Menular
2) Cakupan imunisasi BCG 100 %

3) Cakupan imunisasi DPT HIB 1 100 %

4) Cakupan imunisasi DPT HIB 3 90 %

5) Cakupan imunisasi Polio 4 90 %

6) Cakupan imunisasi Campak 90 %

7) DO DPT HIB1 Campak <10 %

8) Desa UCI (Universal Child Imunisasi) 100 %

9) Status T5 Ibu hamil 95 %

10) Cakupan BIAS Campak kelas 1 SD 100 %

11) Cakupan BIAS DT kls 1 Td kls 2-3 SD 100 %

b. Pemberantasan Penyakit (PS)

1) Desa mengalami KLB yang ditangani , 24 100 %


jam
80 %
2) Desa bebas rawan Gizi
1
3) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
60 %
100.000 penduduk , 15 tahun 10 %

4) Penemuan suspek TB paru 85 %

5) Penemuan TB Paru BTA + 100 %

6) Kesembuhan penderita TB Paru BTA + 100 %

7) Pemeriksaan kontak serumah TB Paru 100 %


BTA +
80 %
8) Cakupan Balita dengan Pneumonia yang
100 %
ditangani
100 %
9) Klien yang mendapat penanganan HIV-
AIDS 100 %

10) Penderita DBD yang ditangani 100 %

11) Balita dengan Diare yang ditangani 100 %

12) Penderita malaria yang di obati

13) Penderita Kusta yang selesai berobat


(RFT)

14) Infeksi Menular Seksual yang diobati

15) Kasus gigitan hewan menular rabies


ditangan

4 Upaya Kesehatan a) Institusi yang dibina 70 %


lingkungan
b) Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk 95 %
aedes
85 %
c) Tempat umum (TTU/TPM) yang diawasi
85 %
d) Tempat umum (TTU/TPM) yang memenuhi
syarat

e) Cakupan Sarana Air Bersih


100 %
1) Perkotaan
90 %
2) Pedesaan

f) Cakupan Jamban Keluarga


100 %
1) Perkotaan
84 %
2) Pedesaan

g) Cakupan SPAL
95 %
1) Perkotaan
2) Pedesaan 85 %

h) Cakupan klinik Sanitasi 80 %

i) Tata Kelola Limnah non Medis

1) TPS 1 tiap ruangan dan tempat lain 100 %


yang strategis

2) Mobilisasi harian ke TPS II (Pusk)


100 %
3) Mobilisasi harian ke TPA
100 %
4) Pembuangan limbah non medis keTP
100 %
5) Pengangkutan limbah non medis oleh
100 %
truk sampah

j) Tata Kelola Limbah Medis


100 %
1) TPS limbah medis padat dengan tempat
khusus dan strategis

2) Tempat limbah medis cair dengan septic 100 %


tank

3) Mobilisasi dari jejaring ke TPS


100 %
Puskesmas minimal 1 kali/minggu

4) Mobilisasi/packing dari masing-masing


ruang pelayanan ke TPS khusus setiap 100 %
hari

5) Mobilisasi ke tempat pemusnahan


100 %
(incerenator) minimal 1 kali / minggu

6) Pembakaran limbah medis incerenator

100 %

5 Upaya Promosi a. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat 65 %


Kesehatan ( Rumah Tangga Sehat)

b. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat


( Bayi yang mendapat ASI eksklusif) 80 %

c. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat


( Desa dengan garam beryodium baik) 90 %
d. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
( POSYANDU Purnama)
40 %
e. Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
( Penyuluhan NAPZA oleh NAKES )

f. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan 15 %


Pra bayar

g. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan


keluarga miskin ( Jamkesmas ) 80 %

100 %

6 Upaya Pengobatan a. Rawat Jalan

1) Cakupan Rawat Jalan 15 %

2) Pemberi pelayanan medis : 100 %

a) Dokter Umum ( 12 Jam) 100 %

b) Dokter Gigi (pada hari kerja) 50 %

3) Pemberi pelayanan medis tingkat pustu 30 %

4) Pemberi pelayanan medis rawat jalan 24 jam


dengan Puskesmas Keliling

5) Jam buka pelayanan


80 %
6) Kepuasan pelanggan
1 Unit
7) Pelayanan konseling ( pojok gizi, pojok
laktasi, pojok oralit) 24 jam

b. Rawat Darurat tingkat Pertama

1) Jam buka 12 jam

2) Pemberi pelayanan Medis rawat Darurat 5 menit stlh


tingkat pertama pasien
datang
3) Waktu tanggap pelayanan
100 %
4) Penanganan Rujukan
100 %
5) Ketersediaan sarana, prasarana dan
penunjang life saving 0%

6) Kematian pasien < 24 jam 80 %

7) Kepuasan pelanggan

2. Indikator Dan Target Upaya Kesehatan Pengembangan

No Jenis Pelayanan Indikator Target

1 Upaya Kesehatan a. Cakupan pemeriksaan siswa SD dan 100 %


sekolah setingkat oleh tenaga kesehatan/guru
UKS/Dokter kecil

b. Pembentukan dokter kecil tingkat SD 50 %

c. Cakupan Pelayanan kesehatan remaja


100 %

2 Upaya Kesehatan a. Upaya Kesehatan Pralansia dan Lansia


Khusus
1) Cakupan Pelayanan 70 %

2) Puskesmas santun Lansia 100 %

3) Posyandu Lansia 4 Klp

b. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat


1) Pendataan gangguan jiwa berat di
masyarakat
80 %
2) Pelayanan gangguan jiwa di puskesmas
15 %
c. Upaya Kesehatan Mata

1) Screening ( Hunting ) penderita mata


katarak

2) Penemuan penderita mata katarak 10 %

3) Penderita mata katarak yang di operasi

d. Upaya Kesehatan Kerja 10 %

e. Upaya Kesehatan Olahraga

f. Upaya Pengobatan Tradisional 80 %

80 %

3 Perawatan Kesehatan a. Perkesmas untuk Bumil Resti 100 %


Masyarakat
b. Perkesmas untuk Neonatal Resti 100 %

c. Perkesmas untuk Balita Resti 100 %

d. Perkesmas untuk Penderita TB Paru 100 %

4 Upaya Kesehatan gigi a. Cakupan penduduk mendapatkan pelayanan 3%


dan mulut kesehatan gigi dan mulut

b. Cakupan ibu hamil mendapatkan pelayanan


kesehatan gigi dan mulut

c. Cakupan desa binaan UKGMD 80 %

d. Ratio penambalan dan pencabutan gig 10 %

e. Lama waktu pelayanan kesehatan gigi dan 2:1


mulut :

1) Perawatan 10 Mnt
2) Pencabutan 30 Mnt
3) Scaling 60 Mnt
4) Curatage 10 mnt
5) Pencabutan Sulung 10 Mnt
6) Penambalan permanen 30 Mnt
7) Pengobatan oral 10 Mnt

5 Upaya Pelayanan Rawat Inap Tingkat pertama


Rawat Inap
1) Cakupan Rawat inap 1,5 %

2) Rata-rata BOR 80 %

3) Rata-rata hari rawat 2 Hari

4) Penanganan rujukan 100 %

5) Pemberi pelayanan Dokter Umum 12 Jam


6) Pemberi pelayanan Paramedis 24 Jam
Perawat/bidan
08:00 s/d
7) Jam Visite Dokter Umum 13:00

8) Kematian pasien 0%

9) Kejadian pulang paksa 0%

10) Kepuasan pelanggan 80 %

3.Indikator Target Upaya kesehatan penunjang

No Jenis Pelayanan Indikator Target

1 Upaya Farmasi a. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 90 %

b. Ketersediaan obat esensial 100 %

c. Ketersediaan obat generik 80 %

d. Tata kelola obat sesuai standar 100 %

e. Waktu tunggu pelayanan obat jadi 5 Mnt

f. Waktu tunggu pelayanan obat 7 Mnt


racikan
100 %
g. Penulisan resep sesuai formularium
100 %
h. Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian obat 100 %

i. Tata kelola dokumen resep

2 Pemeriksaan a. Durasi waktu pemeriksaan


Laboratorium spesimen laboratorium sederhana :

1) Spesimen sputum
30 mnt
2) HB sahli
10 Mnt
3) Spesimen faeces cacing
15 Mnt
4) Gula darah kapiler
5 Mnt
5) Spesimen Urine
10 Mnt
6) Cholesterol darah kapiler
5 Mnt
7) Uric acid darah kapiler
5 mnt
b. Hasil lab terkonfirmasi kepada
petugas medis/berkompeten 100 %

3 Upaya pencatatan a. Tepat waktu laporan Tanggal


dan Pelaporan
Tingkat Puskesmas 1) Laporan kegiatan KIA dan 5
KB
5
2) Laporan kegiatan Gizi
5
3) Laporan kegiatan
Imunisasi 5

4) Laporan kegiatan P2PM 5

5) Laporan kegiatan Promkes 5


6) Laporan kegiatan Kesling 5

7) Laporan SP2TP 5

8) Laporan obat ( LPLPO) 5

9) Laporan surveilan 5

10) Laporan Lansia 5

11) Laporan Jiwa 5

12) Laporan Perkesmas 5

13) Laporan Gigi/UKGS 5

14) Laporan UKK 5 Mnt

b. Registrasi Pasien dan catatan 10 Mnt


medik
3 Mnt
1) Lama waktu pendaftaran
pasien 100 %

2) Waktu pembuatan dan 100 %


Penemuan catatan medik 5 Mnt
3) Lama waktu distribusi 80 %
catatan medik ke poli
pelayanan 100 %

4) Klelengkapan pengisian
dan penataan kembali
rekam medis 24 jam
setelah selesai pelayanan

5) Kelengkapan informed
consent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas

6) Waktu tunggu pasien rawat


jalan

7) Kenyamanan ruang tunggu

8) Tata kelola rekam medik

Anda mungkin juga menyukai