Anda di halaman 1dari 7

Hasil Analisis DataSurvei Geolistrik Resistivitas Batuan dalam Penentuan

Ketebalan Lapisan Batubara


Lanne-Bantimala,KecamatanTondongTalassa,Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
Deny Wicaksono, yustin faisal, Muhammad Amin Syam
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Pertambangan
Kampus II UPRI Makassar, Antang, Jln. Nipa-nipa
Email:denywicaksono3@gmal.com

Abstrak
Metode Geolistrik Resistivitas ini prinsip utamanya adalah metode pendugaan kondisi batuan di bawah
permukaan (subsurface) melalui pengukuran yang dilakukan di atas permukaan tanah (surface)
berdasarkan parameter sifat kelistrikan yang diinjeksikan ke dalam tanah. Tingkat keakuratan interpretasi
data bergantung kepada kondisi di permukaan tanah pada saat pengukuran, kondisi hidrogeofisika dan
hidrogeologi, musim, serta kemampuan dari instrumen yang digunakan dan keahlian surveyor ketika
melakukan interpretasi data. Pada daerah yang dilakukan penelitian nilai resistivitas batubara berkisar 10
ohm.m 50 ohm.m dengan kedalaman dari permukaan adalah 7 meter 17 meter.Kedalaman sim1
adalah 7 meter dari permukaan tanah dengan ketebalan 5 meter, sim2 memiliki ketebalan 3 meter 4
meter. Antara sim1 dan sim2 terdapat lapisan lempung dengan ketebalan rata-rata 2 meter. Antara sim2
dan sim3 terdapat lapisan lempung dengan ketebalan 5 meter. Sedangkan sim 4 memiliki ketebalan
sekitar 5 meter dengan sisipan lempung antara lapisannya dengan sim3.
Kata kunci : Desa Lanne,Bantimala,Batubara,Metode geolistrik resisvitasi wenner

1. PENDAHULUAN potensial (Bhattacharya, dkk., dalamMusa,


2004). Penurunan potensial yang terukur
Metoda geolistrik hambatan jenis adalah salah dipermukaan bumi akibat injeksi sumber arus
satu darikelompok metode geolistrik yang mengikutiasumsi bahwa bumi tersusun oleh
digunakan untukmempelajari keadaan bawah lapisan-lapisandalam medium homogen isotropis
permukaan dengan caramempelajari sifat aliran (Telford, dkk.,1990).
listrik dalam batuan di bawah
permukaan bumi. Pembahasan tentang Identifikasi batubara di Desa TondongTallasa
kelistrikanbumi, sesuai dengan sifatnya sangatpenting dilakukan untuk mengetahui
cenderung membahassifat-sifat kelistrikan bumi. keberadaansebaran batubara. Salah satu metode
Metode geolistrik hambatanjenis merupakan yang dapatdigunakan adalah metode geolistrik
metode geolistrik yang mempelajari hambatan jenis.
sifat hambatan jenis dari lapisan batuan di dalam
Maksud
bumi(Telford, dkk., 1990). Prinsip dasar metode
ini adalahmenginjeksikan arus ke dalam tanah Maksuddari survei dengan metode geolistrik
melalui elektrodaarus dan mengukur harga resistivitas konvigurasi Wenner adalah untuk
potensial yang dihasilkanmelalui elektroda memperoleh model bawah permukaan
(subsurface) mengenaikedalamandanketebalan Pengunungan di bagian barat menempati hampir
lapisan batubara di bawah permukaan. Metode setengah luasan daerah , melebar dibagian
geolistrik resistivitas ini didasarkan pada selatan, menyempit di bagian utara. Puncak
kenyataan bahwa mineral penyusun tertingginya 994 meter. Pembentuknya
batuan(batubara) yang berbeda akan mempunyai sebagian besar merupakan batuan gunung api.
nilai resistivitas yang berbeda ketika dialiri arus Di lereng barat dan beberapa lereng dibagian
timur terdapat topografi karst yang
listrik, sehingga dengan menggunakan metode
mencerminkan adanya batgamping. Di lereng
ini akan diketahui susunan lapisanbawah
barat terdapat perbukitan yang dibentuk oleh
permukaan tanah dan lapisan lokasi survey. batuan Pra-tersier. Pegunungan di bagian barat
Tujuan daya dibatasi oleh daratan pangkajenne maros
yang luasannya sebagai lanjutan daratan dari
Tujuan yang ingin dicapai dalam survei ini selatan.
adalah untuk mengetahui sebaran nilai
Pengunungan dibagian timur relatif lebih rendah
resistivitas batuan dalam penentuan letak dan sempit, dengan ketinggian rata-rata 700
kedalamandanketebalan meter dengan puncak tertinggi adalah 787 meter.
lapisanbatubarabawahpermukaandenganmenggu Batuan penyusunnya juga sebagian besar adalah
nakan metode geolistrik batuan gunungapi. Bagian selatannya melebar
resistivitaskonvigurasiwennerpada lokasi survey. dan meninggi, dan keutaranya menyempit dan
merendah dan akhirnya menujam kebawah
Manfaat antara lembah wallanae dan daratan bone yang
Adapun manfaat dari hasil survei ini adalah sangat luas. Bagian utara pegunungan ini
bertopografi karst yang permukaannya
sebagai berikut :
berkerucut. Batasnya di timur laut adalah
1. Memberikan informasi bagi instansi daratan bone.
terkait tentang metode geolistrik Lembah wallanae memisahkan dua
resistivitas sebagai salah satu metode pengunungan ini dibagian utara sebesar 35
yang dapatdigunakan untuk kilometer , tetapi bagian selatan hanya 10
menentukan letak kilometer saja. Bagian tengah dari sungai
kedalamandanketebalanbatubarapadalo wallanae mengalir keutara, bagian selatan
kasisurvei. merupakan perbukitan rendah dan bagian utara
terdapat daratan alluvial yang sangat luas ( Rab.
2. Sebagai bahan masukan bagi Sukamto 1982)
peneliti/penyelidik lain dalam
mengembangkan survei lain tentang Stratigrafi regional
penggunaangeolistrikdalammenentukan Perkembangan evolusi geologi pulau Sulawesi
kondisigeologibawahpermukaankhusus dapat dibedakan menjadi empat jalur tektonik (
nyadalameksplorasibatubara. simanjuntak ,1966 ) , jalur continental banggai-
sula , meliputi sualwesi bagian timur dan
2. METODE PENELITIAN Sulawesi bagian tengah , jalur vulkanik dan
plutonik meliputi daerah sulawesi utara.
Geomorfologi regional
Sulawesi tengah bagian barat dan Sulawesi
Secara regional daerah penelitian termasuk selatan. Jalur vulkanik plutonik identik dengan
mandala Sulawesi barat berada pada lembar dengan mandala Sulawesi barat yang
pangkajenne dan watampone bagian barat dikemukakanoleh ( rab. Sukamto,1982 ).
Sulawesi selatan ( Rab. Sukamto,1975 ).
Stratigrafi mandala Sulawesi barat bagian
Terdapat dua pengunungan yang memanjang selatan menurut ( rab. Sukamto,1982 )
hampir sejajar dengan daerah utara-barat laut merupakan kelompok batuan tua yang umurnya
yang dipisahkan oleh lembah sungai wallanae. belum diketahui dengan pasti yang terdiri dari
batuan ultrabasa, batuan malihan dan batuan- Struktur geologi regional
batuan mlange. Batuan terbreksisasi , tergerus
dan mendaun, dan sentuhannya denga formasi di Hide, dkk (1967,1977) dalam Sukamto
sekitarnya berupa sesar dan ketidak selarasan . (1985) mengemukakan bahwa gerakan
penarikan radiometri pada sekis menunjukkan lempeng pasifik ke arah terjadi pada Miosen
umur 111 juta tahun memungkinkan Awal, sehingga berbagai mikrokontinen di
menunjukkan peristiwa malihan akhir pada Indonesia bagian Timur makin terdorong ke
tektonik yang terjadi pada zaman kapur . batuan barat mendekati sistem busur palung sulawesi.
ini terdih dan tidak selaras oleh endapan flish Pada Miosen Tengah gerakan ke barat
formasi ballang baru dan formasi marada tersebut menyebabkan mikrokontinen Banggai-
yang tebalnya kira-kira 2000 meter Sula dan Tukang Besi membentur busur
danberumur kapur akhir. Kegiatan magma Sulawesi Timue, dan Busur Sulawesi Timur
pada saat itu sudah mulai ada dengan bukti
melewati sistem busur-palung Sulawesi Barat.
adnay sisipan lava pada endapan flysh.
Van Leeuwen (1979), menerangkan bahwa
Batuan gunung api berumur pleosen yang pola struktur Lengan Selatan Pulau Sulawesi,
diendapakan pada lingkungan laut yaitu struktur sesar Walanae, searah dengan
menindih tidak selaras batuan flich yang sesar geser Palu Koro di Sulawesi Tengah. Sesar
berumur kapur akhir . batuan sedimen formasi Walanae terbagi dua yaitu sesar Walanae Barat
mallawa yang sebagian besar dicirikan oleh dan sesar Walanae Timur yang terbentuk pada
endapan daratan dengan sisipan batubara Kala Plio Plistosen. Rab Sukamto (1982),
menindih tidak selaras batuan gunungapi berpendapat bahwa kegiatan tektonik pada Kala
pleosen dan flich kapur akhir. Di atas formasi Miosen Awal menyebabkan terjadinya
mallawa ini secara berangsur-angsur permulaan terban Walanae yang memanjang dari
beralih keendapan karbonat formasi tonasa utara ke selatan pada Lengan Sulawesi bagian
terbentuk secara terus-menerus dari eosin awal barat. Struktur sesar berpengaruh terhadap
sampai pada bagian bawah miosen tengah di struktur geologi sekitarnya. Tekronik ini
barat. Sedimen klastik formasi salo menyebabkan terjadinya cekungan tempat
kalumpang yang berumur eosen sampai
terbentuknya Formasi Walanae. Peristiwa ini
oligosen bersisipkan batuan gamping dan
mengatasi batuan gunungapi kala miosen awal kemungkinan besar berlangsung sejak awal
di timur. Miosen Tengah, dan menurun perlahan
selama sedimentasi sampai Kala Pliosen.
Sebagian besar pengununagn , baik yang Menurunnya Terban Walanae dibatasi dua
berada di timur barbatuan gunungapi sistem sesar normal, yaitu sesar Walanae yang
soppeng yang juga diduga berumur miosen seluruhny nampak hingga sekarang di sebelah
tengah sampai plistosen awal berselingan timur, dan sesar Soppeng yang hanya tersingkap
dengan batuan gunung api yang berumur antara tidak menerus di sebelah barat. Selama
8,93 9,20 juta tahun. Secara bersamaan batuan terbentuknya Terban Walanae, di Timur
tersebut menyusun formasi camba yang tebalnya kegiatan gunungapi terjadi hanya dibagian
sekitar 5000 meter. Sebagian besar pegunungan selatan, sedangkan di barat terjadi kegiatan
yang di barat terbentuk dari formasi camba. Ini gunungapi yang merata dari selatan ke utara,
yang menindih tidak selaras formasi tonasa. berlangsung dari Miosen Tengah sampai
Selama miosen awal sampai pliosen , Pliosen. Bentuk kerucut gunungapi masih dapat
didaerah yang sekarang menjadi lembah dia amati di daerah sebleh barat ini, suatu tebing
wallanae diendapakan sedimen kalstik formasi melingkar mengelilingi G. Benrong, di utara G.
wallanae. Batuan ini tebalnya sekitar 4500 Tondongkarambu, mungkin merupakan suatu
meter. sisa kaldera.
Sesar utama yang berarah Utara Baratlaut Lintasan 01
terjadi sejak Miosen Tengah, dan tumbuh
sampai setelah Pliosen. Perlipatan yang berarah
hampir sejajar dengan sesar utama diperkirakan
terbentuk sehubungan dengan adanya tekanan
mendatar berarah kira- kira Timur Barat pada
waktu sebelum akhir Pliosen. Tekanan ini
mengakibatkan pula adanya sesar sungkup lokal
yang mengsesarkan batuan Pra-Kapur Akhir di
daerah Bantimala ke atas batuan Tersier.
Gambar 3.2.Lintasan 1 Survei Geolistrik 2-
Perlipatan dan pensesaran yang relatif lebih
D/Profilling
kecil di bagian Timur Lembah Walanae dan di
bagian Barat pegunungan yang berarah Panjang Lintasan 2-D : 150
Baratlaut Tenggara, kemungkinan besar terjadi meter
akibat adanya gerakan mendatar tekanan
sepanjang sesar besar Konfigurasi Elektroda :
wennerArray
Lokasi survey
Spasi Elektroda terkecil : 10
Lokasi survei geolistrik tahanan jenis ini meter
dilakukan didesa Lanne, Kec.TondongTalassa.
Kab. Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Koordinat
KodeE(1) (elektroda 01)
:X=11946'18.39"E; Y=449'54.97"S
Titik Tengah
:X=11946'16.68"E; Y= 449'56.73"S
Kode E(16) (elektroda 16) :
X=11946'14.91"E; Y= 449'58.35"S
Lintasan 02

Lintasan 1

Lintasan 2

Gambar 3.1 Peta Geologilokasi Survei


Geolistrik 2-D/Profilling
Gambar 3.3Lintasan 2 Survei Geolistrik 2-
Berikut informasi detail mengenai Akuisisi Data D/Profilling
Geolistrik Resistivitas 2-D:
Panjang Lintasan 2-D : 120 meter
Konfigurasi Elektroda : wennerArray
Spasi Elektroda terkecil : 8 meter
Koordinat Penampang3-D (profilling)
Kode E(1) (elektroda 01) Data Geolistrik 2-D (profilling) yang sudah di
:X=11946'17.46"E; Y= 449'52.93"S inversidenganperangkatlunak (software)
Res2Dinv
Titik Tengah
kemudiandiolahlagidengansoftwearVoxleruntuk
:X=11946'17.07"E; Y= 449'54.84"S
mendapatkanpenampangsecara 3
Kode E(16) (elektroda 16) dimensibawahpermukaan(subsurface) seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
:X=11946'16.68"E; Y= 449'56.73"S

3. HASIL
Penampang 2-D (profilling)
Data Geolistrik 2-D (profilling) yang sudah
didapatkan dari survei lapangan, kemudian
diolah dengan menggunakan perangkat lunak
(software) Res2Dinv sehingga menghasil
penampang profilling dari model inversi data Gambar 4.3 Penampangresistivitashasil slice (3-
geolistrik resistivitas bawah permukaan D/Profilling)
(subsurface) seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
Lintasan 1
4. PEMBAHASAN
Penampang 2-D (profilling)
Lintasan 1
Pada lintasan 1 dengan arah lintasan berarah
TimurLaut - Barat Daya memiliki ketinggian
maksimal340 mdpl, Kedalaman maksimal yang
diperoleh pada hasil pengolahan data resistivitas
lintasan 1 ini adalah 28 meter dari

Gambar 4.1 Penampangresistivitaslintasan 1 (2- permukaan tanah dengan kisaran nilai


D/Profilling) resistivitas dari 0,85 ohm.m sampai >132 om.m.
Pada penampang lintasan 1 ini dapat dibagi
Lintasan 2 kedalam 3 golongan yakni
1.) nilai resistivitas dari 0.82 ohm.m 10 om.m
diindikasikan lapisan lempung yang terdistribusi
merata pada lintasan 1 ini. ,
2.) nilai resistivitas dari 10 ohm.m 50 ohm.m
diindikasikan sebagai lapisan
batubaradandapatbertindaksebagaizonalemahkar
enakurang kompak dan memiliki pori-pori yang
Gambar 4.2 Penampangresistivitaslintasan 2 (2- kosong, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
D/Profilling) amblesan pada jalan di lokassi survey,
3.) nilai resistivitas 50 ohm.m >132 ohm.m membutukan penelitian yang lebih lanjut. 3.)
diindikasikan sebagai lapisan keras karena Nilai resistivitas dari 50 ohm.m 1000 ohm.m
merupakan timbunan untuk jalur jalan mobil merupakan lapisan lempung yang kompak. 4.)
(jalanan) yang terdiridari material Nilai resistivitas > 1000 ohm.m merupakan
kerikilbercampurlempung. batuan garnierite yang digunakan untuk
menimbun jalan
Lintasan 2
Penampang3-D (profilling)
Pada lintasan 2 dengan arah lintasan berarah
Utara Timur Laut Selatan Barat Daya memiliki Dari profil penampang 3 dimensi diatas dapat
ketinggian maksimal 337,5 mdpl, Kedalaman dilihat bahwa sebaran batubara tidak
maksimal yang diperoleh pada hasil pengolahan terendapkan secara merata dimana lapisan
data resistivitas lintasan 2 ini adalah 22 meter lempung dan batubara saling tumpang
dari permukaan tanah dengan kisaran nilai tindih.Padabagianbaratdidominasiolehlempungs
resistivitas dari 0,85 ohm.m sampai >1012 edangkanarahpersebaranbatubaraadalah
om.m. Pada penampang lintasan 1 ini dapat Tenggara Barat Laut. Pada hasil profiling 3
dibagi kedalam 4 golongan yakni: 1.) Nilai dimensi ini belum bisa menggambarkan secara
resistivitas dari 0.82 ohm.m 10 om.m keseluruhan profil perlapisan endapan batubara
diindikasikan lapisan lempung yang terletak dikarenakan jangkauan kedalaman yang
pada posisi lateral 40 meter 70 meter dengan diperoleh dari hasil survey belum memadai
kedalaman 17 meter dari permukaan tanah dan untuk distribusi lapisan batubara yang ada pada
ketebalan maksimal adalah 5 meter dan semakin lokasi survey karena berdasarkan pembahsan
mengecil pada samping-sampingnya. 2.) Nilai pada lintasan dua bahwa hasil dari survey ini
resistivitas dari 10 ohm.m 50 ohm.m hanya mampu menjangkau pada lapisan
diindikasikan sebagai lapisan batubara yang batubara sim2. Diperlukan alat dengan
terletak pada posisi lateral 16 meter 80 meter bentangan yang lebih panjang lagi untuk
dengan kedalaman mulai dari 7 meter 17 meter mendapatkan hasil yang maksimal.
dari permukaan tanah. Menurut hasil ekskavasi
yang telah dilakukan bahwa lapisan batubara 5. KESIMPULAN
yang terdapat pada lokasi survey terbagi atas 4 Hasil interpretasi data geolistrik resistivitas dan
sim yakni sim1, sim2, sim3 dan sim4. data pendukung (), maka dapat disimpulkan
Kedalaman sim1 adalah 7 meter dari permukaan bahwa:
tanah dengan ketebalan 5 meter, sim2 memiliki
ketebalan 3 meter 4 meter. Antara sim1 dan Batubaramerupakan salah satu jenis sumber
sim2 terdapat lapisan lempung dengan ketebalan daya alamyang tersusun dari bahan organik dan
rata-rata 2 meter. Pada sim3 memiliki ketebalan anorganik.Kandungan bahan organik ini berasal
2 meter 3 meter. Antara sim2 dan sim3 dari sisa-sisatumbuhan yang mengalami
terdapat lapisan lempung dengan ketebalan 5 berbagai dekomposisi dan
meter. Sedangkan sim 4 memiliki ketebalan perubahan sifat-sifat fisik dan kimia, baik
sekitar 5 meter dengan sisipan lempung antara sebelummaupun sesudah tertutup oleh endapan
lapisannya dengan sim3. Berdasarkan di atasnya.Sedangkan bahan anorganik terdiri
pengklasifikasian tersebut dan dikorelasikan dari bermacammacam mineral, terutama mineral
dengan data geolistrik didapatkan bahwa hasil lempung, karbonat,silikat dan berbagai mineral
penampang yang didapat hanya sampai pada lainnya yang jumlahnyalebih sedikit
batas lapisan antara sim2 dan sim3. Sedangkan
Nilai resistivitas batubara didaerah penelitian
lapisan batubara dengan ketebalan 10 meter
berkisar 10 ohm.m 50 ohm.m dengan
tersebut terbagi atas 2 sim yakni sim1 dan sim2
namun untuk pemisahan secara pasti masih
kedalaman dari permukaan adalah 7 meter 17
meter.

UCAPAN TERIMAKASIH
penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada bapak Muhammad Amin Syam .
S.Si.,M.Eng dan bapak DR.Ir Yustin Faisal M.T
yang telah memberikan masuk-masukan yang
sangat membantu penulisan tugas ini. Serta
terimakasih terhadap teman-teman dan senior
dalam arahan dan motivasinya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Utiya,Jefrianto.,Asari.,Tongkukut,se
ni,2015.Metode geolistrik resistivitas
konfigurasi wenner-schlumberger
dan konfigurasi dipole-pole untuk
identifikasi patahan manado di
kecematan paaldua kota manado
jurnal ilmiah sains. Vol.15.2
Asraf.,2017.hasil analisis data survey
geolistrik resitivitas Lanne-
Bantimala, Kecematan Tondong
Talassa, Kabupaten
Pangkep,Provinsi Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai