Anda di halaman 1dari 2

Penelitian Kebutuhan Volume Udara dan Kapasitas Alat

Ventilasi pada Berbagai Dimensi Lubang Bukaan Tambang


Bawah Tanah
Metode penambangan di masa depan cenderung ke arah tambang bawah tanah. Hal ini terjadi
karena semakin berkurangnya cadangan bijih (ore deposit) dan cadangan batubara (coal deposit)
di permukaan dan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh metode penambangan di
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan metode penambangan bawah tanah. Salah satu
syarat penting dalam perancangan dan pembuatan tambang bawah tanah adalah ventilasi, yang
bertujuan menyediakan dan mendistribusikan udara sebagai kebutuhan vital pekerja tambang
yang berada jauh dari permukaan sehingga diperoleh kenyamanan dan keselamatan kerja serta
target produksi dapat tercapai.

Penelitian volume udara menggunakan software Kazemaru dan dilakukan di tambang batubara
Sawahluwung dan tambang emas Tanah Pongkor. Hasil perhitungan kebutuhan volume udara di
tambang batubara Sawahluwung adalah sebesar 19,83 m3/s. Kebutuhan tersebut telah terpenuhi
dengan adanya 2 buah mesin angin induk berkapasitas 41,67 m3/s.

Hasil perhitungan kebutuhan volume udara pada tambang emas bawah tanah Pongkor adalah
sebesar 66,67 m3/s. Kebutuhan tersebut telah terpenuhi dengan adanya 3 buah mesin angin induk
yang telah terpasang. Selain itu, diperlukan mesin angin tambahan yang dapat membantu
mendorong udara ke tempat-tempat yang diperlukan dengan kedalaman lubang bukaan tambang
emas Pongkor yang dalam (mencapai 300 m dari permukaan tambang) dan dengan cakupan
area yang sangat luas.

Untuk mempermudah melakukan pemodelan udara tambang, maka simulasi diarahkan pada
pemenuhan udara bersih dan kapasitas udara yang cukup di permuka kerja, yaitu 1,4 m3/s
(standar Mine Safety Health Administration, MHSA). Dari hasil simulasi diperoleh kuantitas
udara yang mencukupi dan sesuai standar, juga arah aliran udara bersih dan udara kotor pada
jalurnya masing-masing. Pemasangan kipas bantu pada lokasi-lokasi yang tepat dapat
memberikan arah aliran udara yang tepat.

Pada kedua lokasi penelitian, secara keseluruhan volume udara pada setiap jalur udara telah
memenuhi standar kuantitas udara minimum sesuai MSHA, yaitu kuantitas minimum udara
tambang 9.000 cfm (4,2 m3/s) pada open cross cut dan 3.000 cfm (1,4 m3/s) pada area kerja
(working face). Sedangkan standar kecepatan udara minimum rata-rata pada working face adalah
60 FPM (0,3 m/s). Kuantitas tersebut sudah sesuai SK Mentamben RI No.555.K/26/MPE/1995.
Persiapan penelitian di Sawah Luwung Sawah Lunto

Main Fan pada Tambang Emas Bawah Tanah Pongkor (Ventilasi)

Anda mungkin juga menyukai