Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karbunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit
ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut.
Furunkel yang berdekatan dapat bergabung membentuk karbunkel. Karbunkel merupakan
beberapa furunkel yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkel memiliki lesi inflamasi yang
lebih luas, dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada tempat lesi yang
biasanya ditemui pada tengkuk, punggung atau paha. Penyebab dari furunkel atau karbunkel ini
biasanya bakteri Stafilokokus aureus.
Karbunkel dapat muncul dimana saja pada kulit, tetapi terutama muncul pada wajah, leher,
ketiak, pantat atau paha area yang terdapat rambut dan banyak mengeluarkan keringat atau
mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk terkena furunkel atau
karbunkel, beberapa orang dengan diabetes, sistem imun yang lemah, jerawat atau problem kulit
lainnya memiliki resiko lebih tinggi.
Karbunkel merupakan penyakit yang agak jarang. Belum ada data yang spesifik yang
menunjukkan prevalensi penyakit ini. Statistik Departemen Kesehatan Inggris menunjukkan
bahwa pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19% atau 24.525 penderita berobat ke
Rumah Sakit Inggris dengan diagnosa furunkel abses kutaneus dan karbunkel.
Karbunkel dapat memberikan komplikasi melalui bakteremia yang terjadi bila bakteri
S.aureus masuk kedalam aliran darah. Karbunkel dapat meyebabkan syok septik yang bila tidak
ditangani dengan serius dapat menyebabkan kematian. Bakteremia S.aureus dapat menimbulkan
infeksi pada organ lain yang disebut dengan infeks metastasis. Infeksi metastasis ini antara lain
endokarditis, osteomielitis, vaskulitis, atau abses otak.
Mengingat kasus karbunkel ini memiliki komplikasi yang cukup serius dan pentingnya
pengobatan lebih dini diharapkan tinjauan pustaka ini dapat menjadi salah satu sumber referensi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah yang menyebabkan penyakit Karbunkel ?

2) Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit Karbungkel ?


3) Bagaimana asuhan keperwatan penyakit Karbunkel ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Karbunkel
Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Karbunkel
2) Mampu menjelaskan penyebab penyakit Karbunkel
3) Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Karbunkel
4) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Karbunkel
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Karbunkel
2) Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Karbunkel
3) Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Karbunkel
4) Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Karbunkel

BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI

Karbungkle adalah abses pada kulit dan jaringan subkutan yang merupakan beberapa
frunkle yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkle memiliki lesi inflamasi yang ebih luas,
dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada tempat lesi yang biasanya
ditemui pada tengkuk, punggung atau paha.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan
dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan
dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel adalah kumpulan folikel rambut yang terinfeksi dilapisan dermis dan
subkutis. Dapat terbentuk abses apabila sel-sel imun mengelilingi infeksi.
Pada karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit kulit
yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid lama,
walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah dan usia tua.
Karbunkel merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan
perluasan sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel
berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan oleh infeksi
stapilococcus. Karbunkel paling sering ditemukan didaerah yang kulitnya tebal dan tidak elastis.
Bagian posterior leher dan bokong merupakan lokasi yang sering. Pada karbunkel, inflamasi
yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga terjadi absorpsi yang
mengakibatkan panas tinggi, rasa nyeri, leikositosis dan bahkan penyebaran infeksi kedalam
darah.

ETIOLOGI
Karbunkel biasanya terbentuk ketika satu atau beberapa folike rambut terinfeksi oleh bakteri
staphyilococcus (S.aureus). bakteri ini merupakan flora normal pada kulit dan terkadang
terdapat pada tenggorokan dan saluran hidung. Sekitar 25-30% populasi membawa bakteri ini
pada hidungnya tanpa menjadi sakit dan 1% populasi membawa methicillin resistant
staphylococcus aureus (MRSA). MRSA merupakan strai dari S.aureus yang resistant terhadap
antibiotic, termasuk methicillin , penisilin, amoksisilin, oxacillin dan nafcillin sehingga sering
menyebabkan infeksi karbunkle yang serius dan sering berulang.
Bakteri S.aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5-1,5 m, memiliki susunan
bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase positif dan pada
perwarnaan gram tampak berwarna ungu. Bakteri ini bertanggung jawab untuk sejumlah
penyakit- penyakit serius seperti pneumonia, meningitis, osteomielitis dan endokarditis. Bakteri
ini juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial dan penyakit yang didapat dari
makanan.

MANIFESTASI KLINIS
Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaan halus,
bentuk seperti kubah dan lunak.
Beberapa hari ukuran membesar 3 10 cm.
Supurasi terjadi setelah 5 7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel.
Setelah nekrosis tampak modul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang
purulen.

PATOFISIOLOGI
Karbunkel dapat muncul dimana saja pada kulit,terutama pada wajah,
leher,ketiak,bokong,paha,dan terutama pada area yang terdapat rambut,serta banyak
mengeluarkan keringatatau mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk
terkena furunkel atau karbunkel. Beberapa orang dengan diabetes, sistem imun yang lemah,
jerawat, atau masalah kulit lainnya juga memiliki resikolebih tinggi.
Pada karbungkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian total
infeksi tersebut sehingga terjadi absorpi yang mengakibatkan panas tinggi,rasa nyeri,
leukositosis, dan bahan penyebaran infeksi ke dalam darah.
Karbunkel dapat mememberikan komplikasi melalui bakteremia yang terjadi bila bakteri
S.aureus masuk ke dalam aliran darah. Karbunkel dapat menyebabkan syok septik di mana bila
tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kematian. Bakterimea S.aureus dapat
menimbulkan infeksi pada orang lain yang disebut dengan infeksi metastasis. Infeksi metastasis
ini antara lain endokarditis, osteomielitis,vaskulitis, atau abses otak.

PENATALAKSANAAN
a) Kompres hangat
b) antibiotik topikal atau sistemik.
c) Abses mungkin memerlukan insisi dan drainase.

ASUHAN KEPERAWTAN DENGAN PASIEN KARBUNKEL


1. Pengakjian
Data subyektif :
Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual muntah, gatal-gatal pada kulit, terdapat luka
pada kulit, tidak bisa tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya.
Data obyektif :
Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius, ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk
di kulit, gelisah tidak bias tidur, menutup diri/menarik diri, porsi makan tidak dihabiskan, kulit
tampak lecet/luka, mual-muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya
2. Pemeriksaan fisisk

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
2) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
4) Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber informasi,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri klien dapat berkurang
Kriteria Hasil :
Nyeri berkurang atau dapat diadaptasi . skala nyeri 0-1
Dapat mengidentivikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Klien tidak gelisah
Intervensi
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRS
R/ menjadi parameter dasar untuk megetahui sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan
dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan
Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif
R/ pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
Beri kompres hangat. Lakukan 3 x sehari
R/ untuk mempercepat pematangan karbunkel, kompres dengan kain basah dan hangan sekitar
20 menit.
Ajarkan klien dengan teknik distraksi pada saat nyeri
R/ distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorfrin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak di
kirimkan ke kortex serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik.
R/ analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang

2) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


Tujuan :setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan suhu tubuh menjadi normal
Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembab
Kulit hangat dan lembab
Intervensi
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya
R/ agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
Observasi TTV dan KU
R/untuk melihat perkebangan klien
Lakukan kompres air dingin
R/agar panas dapat segera turun
Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
R/mempermudah proses evaporasi dan mengurangi iritasi pada kulit
Beri minum sedikit tapi sering
R/ menjaga kestabilan cairan dalam tubuh serta mengurangi resiko dehidrasi.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik
R/ Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit


Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam pasien dapat mempertahankan integritas
kulit.
Kriteria Hasil :
CRT > 3 detik
Kulit klien lembab

Intervensi
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya
R/ agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka
R/Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang sirkulasi
Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali
R/Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
R/Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan
primer
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat topical
R/Mencegah atau mengontrol infeksi
4) Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber informasi,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Tujuan: terpenuhinya pangetahuan klien tentang kondisi penyakit
Kriteria Hasil :
Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi,tindakan yang di butuhkan dengan
kemungkinan komplikasi
Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi
Intervensi
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya
R/ agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
Beritahukan pasien/orang terdekat mengenai dosis,aturan, dan efek pengobatan.
R/ Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan perawatan diri,untuk menambah kejelasan
efektivitas pengobatan dan mencegah komplikasi.
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan antibakteri.
R/Pemberian antibakteri dirumah dibutuhkan untuk mengurangi invansi bakteri pada kulit.
Ajarkan perawatan kulit
R/perawatan kulit secara umum,tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus pada kulit.

KESIMPULAN
Karbunkel merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan
perluasan sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel
berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan oleh infeksi
stapilococcus.
Karbunkel paling sering ditemukan didaerah yang kulitnya tebal dan tidak elastis. Bagian
posterior leher dan bokong merupakan lokasi yang sering. Pada karbunkel, inflamasi yang luas
sering tidak diikuti dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga terjadi absorpsi yang
mengakibatkan panas tinggi, rasa nyeri, leikositosis dan bahkan penyebaran infeksi kedalam
darah.
Pada karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit kulit
yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid lama,
walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah dan usia tua

DAFTAR PUSTAKA

1. Boils and Carbuncles. Available from: URL: HYPERLINK:


http://www.mayoclinic.com/health/boils-and-carbuncles/DS00466
2. Jakarta: EGC; 2005.Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.
3. Statistics about Carbuncle. Available from: URL:
HYPERLINK: http://www.cureresearch.com/c/carbuncle/stats.htm
ASUHAN KEPERAWATAN FOLIKULITIS

ASUHAN KEPERAWATAN FOLIKULITIS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.

Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga
tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik
pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.

Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,


skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.

Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien folikulitis ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang folikulitis serta mendapatkan


gambaran teori dan Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi folikel

b. Untuk mengetahui definisi folikulitis


c. Untuk mengetahui etiologi folikulitis

d. Untuk mengetahui patofisiologi folikulitis

e. Untuk mengetahui WOC folikulitis

f. Untuk mengetahui manifestasi klinis folikulitis

g. Untuk mengetahui komplikasi folikulitis

h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic folikulitis

i. Untuk mengetahui penatalaksanaan folikulitis

j. Untuk mengetahui prinsip etik keperawatan pada folikulitis

k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan folikulitis

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang folikulitis serta berbagai hal lain yang
berhubungan dengan penyakit ini.

2. Menambah pengetahuan penulis tentang penyakit folikulitis

3. Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian atau
hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit folikulitis

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Folikel

Bagian atau susunan dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian diantaranya
ujung rambut, batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari rambut :

1. Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada rambut yang baru tumbuh &
belum pernah dipotong.

2. Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-benang halus
terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai 3 lapisan, yaitu:
a. Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan lapisan luar, terdiri dari sel-sel tanduk
yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun, bagian bawah menutupi bagian
diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna dari rambut
tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi memungkinkan hasil yang diinginkan dalam
penyasakan dan memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.

b. Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula & medulla) disusun
oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali (tidak dapat dilihat oleh mata
hanya dengan mikroskop benda). Benang yang sangat halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh
molekul, molekul fibril mengandung butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk
fibril mengandung suatu zat belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat
keriting/cold wave dan obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral
terdapat ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap (Pengeritingan).

c. Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk oleh Zat
tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang berisikan Udara. Penampang
melintang rambut lurus berbentuk bundar / lonjong berombak menebal disatu sisi. Rambut
keriting penampang melintangnya tidak menentu (kadang berbentuk ginjal)

3. Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam folikel/
kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :

a. Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai kantong dan
melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis(lapisan dalam kulit).

b. Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut seperti
corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan epidermis.
Gunanya untuk menghisap / menyerap udara serta penimbunan kotoran dan sebum.

c. Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat sel-sel
pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).

d. Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi Zat makanan
untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.

e. Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan rambut.

f. Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.

g. Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau disebut sebagai
sel melanin

2.2 Definisi Folikulitis


Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. (Corwin,
2011)

Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan


pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)

Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau
hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda. (Rahayu, 2007)

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang umumnya
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik kecil
disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)

2.2.1 Klasifikasi Folikulitis

a. Folikulitis berdasarkan letaknya

1. Folikulitis Superficial

a.) Pseudomonas Folikulitis

Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan adanya pustul.
Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup pakaian renang dengan air yang
terkontaminasi dengan pseudomonas.

b.) Tinea Barbae

Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton


mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea barbae
menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal.

c.) Pseudofolikulitis Barbae

Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae menyebabkan jenggot
menjadi keriting.

d.) Pityrosporum Folikulitis

Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala kemerahan,
pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan
wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang
menyebabkan ketombe.

2. Folikulitis Profunda

a.) Folikulitis Gram negative


Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka panjang dengan
pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang
akan mempermudah berkembangnya bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada
umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di hidung akan kembali normal apabila
pemakaian antibiotik dihentikan.

b.) Folikulitis Eosinofilik

Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe ini memiliki gejala khas
yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama terjadi pada wajah tetapi
dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal dan
seringkali menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)

b. Folikulitis berdasarkan penyebabnya

1. Folikulitis bakterial

Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, sayatan bedah,
atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat terperangkap di folikel dan
infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa
dangkal atau mendalam. Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi
nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.

Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan lebih banyak
folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle. Ini lebih serius daripada folikulitis dan
dapat menyebabkan kerusakan permanen dan menimbulkan luka yang membekas pada kulit.
Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Staphylococcus aureus
adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi
kronis yang melibatkan seluruh folikel rambut. Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas,
proteus dan bakteri coliform juga menjadi penyebab folikulitis bakterial.

2. Folikulitis jamur

Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi jamur dangkal
ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan kulit yang lebih dalam.
Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam darah atau organ dalam.

Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida adalah penyebab
utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering disebabkan oleh spesies zoofilik,
yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini
ditandai dengan munculnya bintil folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah yang
mengeras. Penetrasi jamur yang dalam menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan
besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.

3. Folikulitis virus

Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi karena virus
herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau borok, dan
akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum moluskum
mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai papula berwarna
keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa laporan tentang
folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.

4. Folikulitis parasit

Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang bersembunyi di
dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut seperti demodex
folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami pada folikel pilo-sebaceous manusia.
(Anonymus, 2011)

2.2.2 Prognosis

Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga
tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi fisik
pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (Kowalak, 2011)

.3 Etiologi Folikulitis

Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di bawah
kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.

Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kuman staphylococcus


aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :

1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan folikulitis gram


negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang)

2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat dan memiliki
PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)

.3.1 Faktor Risiko

Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :

a. Luka yang terinfeksi

b. Higiene yang buruk

c. Keadaan umum yang jelek

d. Pakaian yang ketat

e. Gesekan

f. Pencukuran
g. Terapi imunosupresan

h. Pajanan pelarut tertentu

i. Diabetes (Kowalak, 2011)

2.4 Patofisiologi Folikulitis

Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat retakan sawar kulit
(serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan reaksi inflamasi dalam
folikel rambut. (Kowalak,2011)

2.6 Manifestasi Klinis

Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.
Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya mengandung rambut serta
adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya
tidak terlalu menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di tungkai bawah.

Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan sehingga
akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang lebih berat yaitu sangat
sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat apabila telah sembuh.
(Anonymus, 2009)

2.7 Komplikasi Folikulitis

Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun infeksi
dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.

Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :

1. Selulitis

Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya superfisial, akhirnya
akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus limfatikus dan aliran darah.

2. Furunkulosis

Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit ( subkutan ). Furunkel
biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi beberapa hari kemudian dapat
berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.

3. Skar

Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik / skar keloid )
atau hipopigmentasi

4. Kerusakan folikel rambut


5. Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)

2.8 Pemeriksaan Diagnostic Folikulitis

1. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada

2. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis folinokulitis

3. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S. aureus)

4. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak, 2011)

2.9 Penatalaksanaan Folikulitis

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep


mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh,
chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa
pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat
mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)

Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres
basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat
dilakukan pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)

2.9.1 Pencegahan

a. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik

b. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar
menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus
direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan
air panas)

c. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung
bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas

d. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya dalam
kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)

2.9 Penatalaksanaan Folikulitis

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep


mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik ( contoh,
chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan tanpa
pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat
mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)

Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres
basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat
dilakukan pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)

2.9.1 Pencegahan

a. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik

b. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar
menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus
direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan
air panas)

c. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung
bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas

d. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya dalam
kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)

2.10 Prinsip Etik Keperawatan pada Folikulitis

Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan


dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus dipertimbangkan sebelum
tindakan tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan untuk melihat suatu tindakan benar atau
salah secara moral. Terdapat beberapa prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan
keperawatan yaitu :

1. Otonomi (penentu pilihan)

Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil keputusan
sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan induvidu secara
holistik.

2. Beneficience (do good)

Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan
dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien dan keluarga.

3. Justice (perlakuan adil)


Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.

4. Non maleficience (do no harm)

Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi
kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode etik keperawatan. Bahaya dapat
berarti dengan sengaja membahayakan, resiko membahayakan, dan bahaya yang tidak
disengaja.

5. Fidelity (setia)

Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimikili oleh seseorang.

6. Veracity (kebenaran)

Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak diajarkan untuk
selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya sering kali kurang jelas.

7. Moral right

Hak-hak klien harus dihargai dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut kehidupan,
kebahagiaan, kebebasan, privacy, self-determination, perlakuan adil dan integritas diri.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Anamnesa

a. Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada kulitnya

b. Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya

c. Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami kejadian yang
sama

2. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien

3. Amati apakah ada pustula di daerah kulit

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder

2. Resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat


3. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi

3.3 Rencana Intervensi

3.3.1 kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder

Tujuan : mempertahankan kulit utuh

Intervensi

1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskular

R/ menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan


dekubitus/infeksi

2. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa

R/ mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan
integritas jaringan pada tingkat seluler

3. Anjurkan menggunakan pakaian katun yang longgar

R/ mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab kulit

4. Berikan matras busa/flotasi

R/ menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang dapat membatasi perfusi seluler yang
menyebabkan iskemia/nekrosis

3.3.2 resiko penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat

Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam

Intervensi

1. Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai indikasi

R/ tergantung tipe pustula ; untuk menurunkan risiko kontaminasi silang/terpajannya pada


flora bakteri multiple

2. Tekankan tentang pentingnya teknik mencuci tangan yang baik untuk semua individu yang
datang kontak dengan pasien

R/ mencegah kontaminasi silang : menurunkan risiko infeksi

3. Awasi/batasi pengunjung, bila perlu. Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu

R/ mencegah kontaminasi silang dari pengunjung


3.3.3 kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi

Tujuan : Menyatakan pemahaman penyebab terjadinya purpura dan penggunaan tindakan


pengobatan., Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan, berpartisipasi
dalam program pengobatan.

Intervensi

1. Tentukan persepsi pasien tentang penyebab terjadinya purpura

R/ membuat pengetahuan dasar dan memberikan beberapa kesadaran yang konstruktif pada
pasien.

2. Berikan/kaji ulang tentang etiologi folikulitis, penyebab/efek hubungan perilaku pola hidup,
dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.

R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan informasi/keputusan


tentang masa depan dan control masalah kesehatan.

3. Diskusikan tentang pentingnya menghentikan memakai baju ketat, mencukur rambut dengan
tidak hati-hati

R/ pakaian ketat dan mencukur rambut dengan sembarangan juga berhubungan dengan
peningkatan resiko terjadinya/berulangnya folikulitis

3.4 Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat


sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

3.5 Evaluasi

1. Kerusakan integritas kulit teratasi

2. Tidak terjadi penularan infeksi

3. Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya

BAB 4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.

Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.

Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,


skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

3.2 Saran

Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap
individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan bakteri kepada
anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri.
Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci
(atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. 2011. Folikulitis, Bisul, & Karbunkel.


http://medicastore.com/penyakit/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.html diakses tanggal 25
Maret 2012 pukul 19 : 40

Anonymus. 2011. Penyebab Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html diakses tanggal 25


Maret 2012 pukul 19 : 25

Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta

Doengos,E marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kowalak, P. Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. EGC : Jakarta

Rahayu. 2007. Bisul Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul -bayi-bag2.html diakses tanggal 25


Maret 2012 pukul 19:00

Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind diakses


tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:30
Pengertian
Furunkel atau disebut juga Bisul, adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan yang
biasanya mengalami nekrosis ini disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Furunkel (Bisul)

Etiologi
Etiologinya kebanyakan oleh Staphylococcus aureus, merupakan sel-sel berbentuk bola atau
coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok. Staphylococcus aureus
merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya dari spesies lain, dan merupakan
patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus koagulase negatif merupakan flora normal
manusia. Staphylococcus menghasilkan katalase yang membedakannya dengan streptococcus.

Gejala

Mula-mula nodul kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut, kemudian
menjadi pustula dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus keluar. Proses
nekrosis ini biasanya berlangsung selama 2 hari 3 minggu.
Nyeri, pada daerah tersebut terutama pada yang akut.
Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).
Terdapat satu atau lebih dan dapat kambuh kembali.
Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan jari-jari tangan, pantat
dan daerah anogenital.
Cara Mendiagnosa
Diagnosis furunkel dapat ditegakkan secara klinis mengingat gambaran klinisnya yang khas
yaitu lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa berbentuk kerucut,
nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses, pecah, terbentuk ulkus.
Tetapi untuk lebih menegakkan diagnosisnya yaitu dari segi :

1. Anamnesis : timbul bisul atau benjolan yang nyeri dan ada matanya.
2. Pemeriksaan fisik khususnya efloresensi nodul eritema berbentuk kerucut, dan
ditengahnya terdapat core
3. Pemeriksaan penunjang : pengecatan Gram, kultur dan tes sensitivitas

Diagnosis Banding
Diagnosis banding furunkolosis adalah folikulitis dan karbunkel. Antara furunkolosis dan
folikulitis dapat dibedakan dari segi efloresensinya kalau pada folikulitis berupa macula
eritematus, papula, pustula, tidak terdapat core dan jaringan disekitarnya tidak meradang. Antara
furunkolosis dengan karbunkel, dapat dibedakan dari segi efloresensinya mirip dengan furunkel
hanya saja ukurannya lebih besar dan mata bisulnya lebih dari satu, dan biasanya sering dijumpai
pada penderita Diabetes Militus.

Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan untuk furunkel atau furunkolosisi adalah sebagai berikut :

1. Umum : atasi faktor predisposisi


2. Medikamentosa

Untuk mempercepat drainase, kompres dengan air hangat atau povidon 1% (encerkan
1:10) 2 kali sehari selama 10-15 menit, setelah itu baru dioleskan antibiotik
Simptomatik
Sistemik diberikan antibiotic, seperti : Koksasilin 3 x 500 mg per oral/ hari selama 5-7
hari atau Cefadroksil 2 x 500 mg peroral/ hari selama 10-14 hari bila alergi terhadap
penisilin diberikan eritromisin, pada furunkel maligna diberikan sefotaksim 1 gram
intramuskuler per 8 jam selama 10 hari.

Pengobatan Folikulitis, Bisul Dan Karbunkel

Cara Mengobati Secara Alami 13.49

Pengobatan Folikulitis, Bisul Dan Karbunkel


Pengobatan Folikulitis, Bisul Dan Karbunkel - Bagi anda yang mempunyai masalah
dengan folikulitis, bisul dan karbunkel. Disini kami akan memberikan informasi untuk
mengatasi folikulitis, bisul dan karbunkel dengan melakukan pengobatan menggunakan
Jelly Gamat Gold G yang bekerja secara alami tanpa menimbulkan efek samping lainnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai folikulitis, bisul dan karbunkel dan cara
pengobatannya simak penjelasan dibawah ini !!

Pengobatan Folikulitis, Bisul Dan Karbunkel - Folikulitis merupakan peradangan pada


selubung akar rambut (folikel). Penyebabnya adalah infeksi oleh bakteri stafilokokus. Folikulitis
bisa terjadi di bagian kulit manapun, biasanya merupakan akibat dari kerusakan folikel rambut
karena bergesekan dengan pakaian, penyumbatan folikel rambut, pencukuran. Pada kulit yang
terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut tampak beruntus-
beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan membentuk keropeng

Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutaneus di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur. Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan
bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari
tangan.
Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu
benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula).
Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung
sedikit darah. Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak
kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan.
Sedangkan Karbunkel ialah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas
serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan
penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan
demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius. Lebih sering terjadi pada pria dan
paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Karbunkel juga cenderung mudah diderita
oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan dan dermatitis. Infeksi ini menular, bisa
disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain. Tidak jarang beberapa
orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat yang sama. Faktor resiko terjadinya
karbunkel adalah :

Tingkat kebersihan yang buruk


Keadaan fisik yang menurun
Gesekan dengan pakaian
Pencukuran

Untuk pencegahan folikulitis, bisul dan karbunkel dengan menjaga kebersihan kulit dengan
sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya
infeksi atau mencegah penularan. Akan tetapi jika anda sudah terkena penyakit tersebut tidak
perlu khawatir karna kami disini mempunyai cara pengobatan paling ampuh untuk
mengatasi folikulitis, bisul dan karbunkel. Dengan melakukan pengobatan menggunakan jelly
gamat gold g, semuanya akan teratasi tanpa menimbulkan efek samping.

PESAN
MASUK
JELAJAH
BANTU KAMI

Anda mungkin juga menyukai