Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia.Hal ini dikarenakan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) yang ada di Indonesia. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan
yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai
450/100.000 kelahiran hidup yang jauh diatas angka kematian ibu di Filipina yang
mencapai 170/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000 kelahiran hidup (Profil
Kesehatan Indonesia, 2010) dan menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs 2000) untuk tahun 2015,
diharapkan angka kematian ibu menurun menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian bayi menurun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesai, 2011).
Masa persalinan merupakan salah satu periode yang mengandung risiko bagi ibu
hamil.Kematian ibu, kematian bayi dan juga berbagai komplikasi lainnya pada umumnya
terjadi pada masa persalinan, setelah melahirkan dan 1 minggu pertama setelah melahirkan.
Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian yaitu
penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas.Pelayanan
kebidanan dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting.Pelayanan kebidanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus kepada aspek pencegahan, promosi kesehatan
dan berlandaskan kemitraan adalah hal penting yang dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan angka kesakitan serta kematian Bayi.
Pelayanan kebidanan yang bermutu ditentukan oleh faktor input dan proses dari
pelayanan itu sendiri. Faktor input dari pelayanan diantaranya meliputi kebijakan, tenaga
yang melayani, sarana dan prasarana, standar asuhan kebidanan dan standar lain atau
metode yang disepakati. Sedangkan faktor proses adalah suatu kinerja dalam
mendayagunakan input yang ada dalam interaksi antara bidan dengan pasien yang meliputi
penampilan kerja sesuai dengan standar dan etika kebidanan.
Untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu di RS PKU
Muhammadiyah Sukoharjo, maka disusunlah pedoman pelayan kebidanan ini dengan
harapan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan di RS PKU Muhammadiyah
Sukoharjo dalam menentukan sikap menghadapi perkembangan pelayanan kesehatan
global, nasional maupun regional.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara
professional.
b. Sebagai bahan dasar pengembangan pelayanan asuhan kebidanan dan organisasi
profesi bidan.
c. Sebagai pedoman menilai mutu pelayanan asuhan kebidanan

C. Sasaran
1. Bagi fungsional medis dan keperawatan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan
kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo
2. Bagi manajemen medis dan keperawatan sebagai pengelola pelayanan kebidanan di RS
PKU Muhammadiyah Sukoharjo
3. Bagi direksi RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo sebagai pedoman untuk
mengevaluasi kinerja pelayanan medis dan keperawatan

D. Landasan Hukum
1 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2 Undang-Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1575/Menkes/XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Terja Departemen Kesehatan.
4 Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor : 1457 Tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan/Kota.
5 Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor : 836/Menkes/SK/VI/2005
tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.
6 Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.
7 Keputusan Menteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan

2
E. Pengertian
1. Kebidanan
Adalah suatu bidang ilmu yang memepelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval
dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopuase, bayi baru lahir, balita,
fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada
perempuan, keluarga dan komunitasnya.
2. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan yang telah teregistrasi yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
3. Praktik kebidanan
Adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang bersifat otonom, kepada
perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan kode etik.
4. Manajemen asuhan kebidanan
Adalah pendekatan dan kerangka fikir yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan
data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
5. Asuhan kebidanan
Adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan

F. Ruang lingkup pelayanan kebidanan


1. Poliklinik kebidanan
- Melaksanakan pemeriksaan kehamilan, seleksi dan pencegahan kehamilan resiko
tinggi
- Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan imunisasi
- Melaksanakan pelayanan post partum lanjutan
- Melakukan deteksi dini terhadap kejadian infeksi luka operasi
2. Kamar bersalin
- Melayani ibu bersalin normal maupun patologis
- Melayani ibu post partum sebelum dipindah ke rawat gabung atau rawat inap
khusus
- Melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD)
- Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir
3
G. Batasan operasional pedoman pelayanan kebidanan
1. Administrasi dan pengelolaan pelayanan kebidanan
2. Sumber daya manusia, staf dan pimpinan
3. Fasilitas dan peralatan
4. Kebijakan dan prosedur
5. Pengendalian mutu

4
BAB II
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan
ADIMINISTRASI PELAYANAN KEBIDANAN

1. Struktur organisasi

Kepala
Instalasi

Kepala
Ruangan

Kepala Shift Kepala Shift Kepala Shift

Bidan Bidan Bidan


Pelaksana Pelaksana Pelaksana

2. Uraian tugas
2.1. Kepala Instalasi
Nama jabatan : Kepala Instalasi Kebidanan
Tugas pokok :
Membantu wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan dalam
memimpin pelaksanaan kegiatan pengelolaan urusan operasional instalasi
kebidanan RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo.
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana operasional di instalasi kebidanan

5
b. Mengorganisir sumber daya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
instalasi kebidanan
c. Melakukan penyeliaan terhadap SDM di lingkungan instalasi kebidanan
d. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, evaluasi program dan kegiatan
instalasi kebidanan
e. Menyampaikan laporan kegiatan dan hal-hal lainnya yang diangggap perlu
(antara lain : Laporan Indikator Mutu Pelayanan)
f. Membuat usulan kebutuhan yang diperlukan di instalasi kebidanan
g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam
lingkup bidang tugasnya.
Tanggung jawab :
Bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan medis dan
keperawatan.
Wewenang :
a. Menyusun rencana operasional di instalasi kebidanan
b. Pengorganisasian sumber dayadalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
instalasi kebidanan
c. Penyeliaan terhadap SDM di lingkungan instalasi kebidanan
d. Pelaksanakan pengendalian, pengawasan, evaluasi program dan kegiatan
instalasi kebidanan
e. Penyampaikan laporan kegiatan dan hal-hal lainnya yang diangggap perlu
f. Pelaksanakan tugas kedinasan lainnya berdasarkan arahan atasan dalam
lingkup bidang tugasnya.
2.2. Kepala ruangan
Nama jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelayanan kamar bersalin
berdasarkan standar yang berlaku agar dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang berkualitas.
Uraian tugas :
a. Melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan seluruh bagian terkait,
pasien dan dokter serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sesuai
dengan pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian agar pelayanan
dapat berjalan secara maksimal.
b. Melakukan pengawasan pelayanan kebidanan sesuai dengan pedoman
pelayanan agar pelayanan dapat berjalan sesuai standar.
6
c. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana, inventaris alat dan
bagian logistik di unit perawatan yang menjadi supervisinya sesuai dengan
kebijakan rumah sakit agar selalu dalam keadaan tersedia dan siap pakai.
d. Membuat laporan setiap bulan sesuai dengan kebijakan agar
terinformasikan data pelayanan kebidanan.
e. Membuat jadwal dinas dan mengawasi pelaksanaannya serta membuat
rekapitulasinya sesuai dengan pedoman agar ketenagaan yang ada sesuai
dengan rasio pasien dan kompetensi yang dibutuhkan.
f. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang
berada dibawah supervisinya sesuai dengan pedoman pengorganisasian
agar pelayanan terlaksana dengan baik.
g. Membuat usulan kebutuhan alat kesehatan yang diperlukan sesuai dengan
kebijakan rumah sakit agar terpenuhinya alat kesehatan sesuai kebutuhan.
h. Mengusulkan promosi, rotasi dan peningkatan pendidikan bagi bidan
sesuai dengan peraturan kepegawaian dan kebijakan pelayanan agar
komposisi ketenagaan seimbang.
i. Melakukan pembinaan staf bidan sesuai dengan peraturan kepegawaian
agar tercipta sumber daya yang berkualitas.
j. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun baru.
k. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
l. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif.
m. Melakukan penilaian terhadap kinerja staf bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar terlaksana sistem penghargaan dengan baik.
n. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan.
o. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila
dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak
Tanggung jawab :
a. Keterwujudan koordinasi dengan seluruh bagian terkait, pasien, dokter, tim
kesehatan lain serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
standar serta mengevaluasinya.

7
c. Ketersediaan sarana dan prasarana, inventatris alat dan logistik di unit yang
menjadi supervisinya agar selalu dalam keadaan siap pakai dan sesuai
dengan kebutuhan.
d. Ketersediaan laporan bulanan.
e. Ketersediaan jadwal dinas dan rekapitulasi jadwal dinas bagi personel yang
menjadi bawahannya.
f. Terlaksananya distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada
dibawah supervisinya.
g. Ketersediaan usulan kebutuhan akan alat kesehatan yang diperlukan.
h. Ketersediaan usulan promosi, rotasi, dan peningkatan pendidikan bagi
perawat.
i. Ketercapaian pembinaan staf di unitnya.
j. Keterlaksanaan penilaian terhadap kinerja staf di unitnya.
Wewenang :
a. Mengatur sumber daya yang berada di bawah supervisinya.
b. Mengatur pelayanan kebidanan yang berada di bawah supervisinya sesuai
standar.
c. Mengelola sarana, prasarana dan alat kesehatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mengatur pelaksanaan mutu asuhan kebidanan sesuai standar.
e. Mengatur kelancaran proses persalinan normal jika dalam keadaan
mendesak.
2.3. Kepala shift
Nama jabatan : Kepala shift ruang kebidanan
Tugas pokok :
Memimpin, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan unit selama dalam shift yang menjadi tanggungjawabnya dan ketika
kepala ruangan tidak ada di tempat sesuai ketentuan yang berlaku agar pelayanan
dapat berjalan lancar.
Uraian tugas :
a. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan keperawatan/kebidanan yang
berkualitas dan komprehensif.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelayanan asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya dan
menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas
8
kesehatan lainnya sesuai dengan pedoman pelayanan dan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan berjalan lancar.
c. Membuat laporan harian pelayanan kebidanan sesuai dengan kebijakan
keperawatan agar data pasien terinformasi dengan baik.
d. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana dan inventaris alat
yang terdapat di unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
e. Melakukan partisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan staf.
f. Membantu melakukan penilaian prestasi bidan sesuai dengan peraturan
kepegawaian agar terlaksananya sistem penghargaan dengan baik.
g. Melakukan pendistribusian dan pendelegasian kerja bagi personel yang
berada di bawah supervisinya selama jam kerjanya sesuai dengan pedoman
pengorganisasian agar pelayanan terlaksana dengan baik.
h. Memberikan pelatihan keperawatan/sosialisasi SOP dan melakukan
orientasi pelayanan kepada karyawan perawat/bidan lama maupun baru.
i. Memberikan bimbingan tehnis keperawatan/kebidanan kepada
perawat/bidan.
j. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan secara
komprehensif.
k. Memberikan bimbingan klinik kepada mahasiswa yang sedang
menjalankan praktik klinik keperawatan/kebidanan.
l. Memimpin persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila
dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung jawab :
a. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas.
b. Kelancaran terhadap pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif.
c. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait,
klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
d. Ketersediaan laporan harian.
e. Ketersediaan sarana dan prasarana serta inventaris alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
f. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
g. Ketersediaan penilaian kinerja karyawan.

9
h. Kejelasan distribusi dan delegasi kerja bagi personel yang berada di bawah
supervisinya.
i. Kelancaran proses persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya
apabila dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
2.4. Bidan pelaksana
Nama jabatan : bidan pelaksana
Tugas pokok :
Melaksanakan asuhan kebidanan di unit selama dalam shiftnya sesuai
ketentuan yang berlaku agar pelayanan dapat berjalan lancar.
Uraian Tugas:
a. Menciptakan komunikasi yang baik dengan pasien, dokter dan petugas
kesehatan lain sesuai dengan pedoman pelayanan dan pengorganisasian
agar pelayanan berjalan lancar.
b. Melakukan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan pedoman
pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif
dan berkualitas serta bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan.
c. Menjaga sarana dan prasarana yang berada di unitnya sesuai pedoman
pelayanan agar selalu berada dalam keadaan siap pakai.
d. Melakukan inventaris alat kesehatan, alat medis dan alat rumah tangga
yang berada dalam unitnya sesuai dengan pedoman pelayanan agar alat-
alat selalu dalam keadaan siap pakai.
e. Berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebijakan pelayanan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
staf.
f. Membantu persalinan normal yang menjadi tanggung jawabnya apabila
dokter obgyn belum tiba di ruangan atau keadaan mendesak.
Tanggung Jawab:
a. Keterwujudan kerjasama dan komunikasi dengan seluruh bagian terkait,
klien, dokter serta terciptanya lingkungan kerja yang kondusif.
b. Kelancaran pelaksanaan asuhan kebidanan yang berkualitas dan sesuai
dengan standar asuhan kebidanan.
c. Memastikan sarana dan prasarana, alat kesehatan dan alat medis yang ada
di unitnya dalam keadaan baik dan siap pakai setiap shift serta alat rumah
tangga berfungsi dengan baik.
d. Keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan.
10
3. Standar kualifikasi dan kompetensi SDM

Persyaratan jabatan kepala ruang kebidanan

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : DIII kebidanan, diutamakan SI/DIV kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 5 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
5 Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan umum
1 Pelatihan Clinical Instructur (CI)
Pelatihan wajib
1 APN

Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan

Persyaratan jabatan kepala shift ruang kebidanan

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : DIII kebidanan, diutamakan SI/DIV kebidanan
2 Pengalaman kerja minimal 3 tahun
3 Memiliki keterampilan kebidanan
4 Mampu melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV terapi
5 Memiliki kemampuan dalam hal penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan Wajib
1 APN
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan

11
Persyaratan jabatan bidan pelaksana

Persyaratan formal dan keahlian


1 Pendidikan : D3 Kebidanan
2 Pengalaman kerja : minimal 3 tahun
3 Keterampilan kebidanan
4 melaksanakan bantuan hidup dasar dan IV therapy
5 Penatalaksanaan kegawatan maternal dan neonatal
Persyaratan pelatihan informal
Pelatihan wajib
1 APN
Pelatihan pendukung
1 Seminar dan workshop terkait konsep kebidanan

4. Perhitungan Kebutuhan Tenaga


a. Kebutuhan tenaga bidan dihitung dengan menentukan :

Jumlah hari kerja efektif selama 1 tahun


Jumlah hari tidak kerja (hari non efektif) dalam 1 tahun
Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam/tingkat ketergantungan pasien
Jumlah jam kerja perawat tiap shift

Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun


Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari

Jumlah hari tidak kerja dalam 1 tahun :


Jumlah hari minggu = 52 hari
Jumlah hari libur nasional/hari besar = 14 hari
Jumlah cuti tahunan = 12 hari
Total hari tidak kerja (non efektif) = 78 hari

Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = 365 78 hari = 287

Jumlah jam perawatan setiap pasien dalam 24 jam


Kamar bersalin (standar tenaga keperawatan di rumah sakit, Departemen
Kesehatan, 2005)
12
4 jam (mencakup kala IIV)
Nifas : 3 jam/hari
Bayi/neonatus : 2,5 jam/hari

Rumus perhitungan tenaga

Jumlah pasien/hari x 4 jam

+ Loss Day + koreksi 10%

Jam kerja efektif/shift

5. Mekanisme rekrutmen
5.1. Aturan umum

a. Permintaan karyawan dapat disebabkan oleh adanya pengunduran diri,


perluasan organisasi, pemutusan hubungan kerja atau pola ketenagaan pada
masing-masing unit tersebut.
b. Penerimaan karyawan didasarkan perencanaan tahunan organisasi.
c. Permintaan penambahan karyawan diajukan secara tertulis kerpada
direktur/wakil direktur dan mendapat persetujuan dari wakil direktur keuangan
dan umum.
d. Proses penerimaan karyawan hanya dilaksankan di bagian SDM (satuan
pelaksana rekrutmen dan prestasi kerja).
e. Pelaksanaan penerimaan karyawan dilakukan secara terbuka, langsung atau
melalui pihak ketiga.
f. Setiap tahap seleksi menggunakan sistem gugur.
g. Pada kondisi tertentu, rumah sakit dapat meniadakan sistem gugur tersebut.
h. Pada pegawai yang dalam pengangkatanya langsung diangkat menjadi
pegawai kontrak maka wajib mengikuti seluruh tahapan rekrutmen.
5.2 Aturan khusus
Setiap orang yang mencalonkan diri untuk menjadi pegawai RS PKU
Muhammadiyah Sukoharjo maka akan melalui tahapan seleksi yang meliputi :

a. Seleksi administrasi calon bidan


Surat lamaran.
Daftar riwayat hidup.

13
IPK minimal 3.00/ 2,75 apabila sudah memiliki pengalaman kerja
minimal 2 tahun
Fotocopy ijazah pendidikan dan foto copy kursus-kursus yang dimiliki.
Usia antara 19-35 tahun.
Pas foto 4x6 cm berwarna sebanyak 1 buah.
b. Seleksi tertulis dan atau seleksi teknis.
c. Seleksi wawancara.
d. Uji kesehatan jiwa.
e. Uji kompetensi.
f. Uji kesehatan fisik

6. Program orientasi
Program orientasi dijalankan setiap selesai proses rekrutmen penerimaan bidan
baru sebelum pegawai tersebut ditempatkan di salah satu unit yang akan menjadi area
kerjanya.

Materi orientasi

a. Struktur organisasi dan tata laksana dalam pelayanan di rumah sakit.


b. Misi, visi, prinsip dan tujuan organisasi dan pelayanan di rumah sakit.
c. Jenis-jenis pelayanan dan program yang tersedia.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit.
e. Prosedur yang digunakan untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas rumah sakit.
f. Sistem pengamanan dan ketertiban termasuk peraturan di rumah sakit.
g. Wewenang dan larangan.
h. Hak dan kewajiban pegawai (insentif, libur, cuti, pension dan kesejahteraan).
i. Sistem penghargaan dan sanksi.
j. Sistem pengembangan staf.
k. Sistem evaluasi kinerja staf.
l. Program pelayanan keperawatan dan kebidanan.
m. Deskripsi pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
n. Batas kewenangannya.
o. Kode etik profesi keperawatan dan kebidanan.
p. Dukungan standar keperawatan dan kebidanan.
q. Program pemasaran dan kepuasan konsumen.
r. Fasilitas peralatan kesehatan yang tersedia.

14
s. Prosedur pemeliharaan fasilitas atau perawatan/kebidanan.
t. Berbagai SPO asuhan/pelayanan, antara lain prosedur :
SPO penanganan pasien gawat.
Sistem pengendalian infeksi nosokomial.
Persiapan dan perawatan pasien operasi (kasus bedah).
Prosedur tindakan-tindakan seperti resusitasi dari kardio pulmonary pertolongan
melahirkan dan instalasi seperti NGT, kateter, O2, infus, transfusi darah dan lain-
lain.

7. Distribusi Ketenagaan
Pola ketenagaan di ruang kebidanan adalah sebagai berikut :
Petugas yang berdinas berjumlah 9 bidan pelaksana + 1 kepala ruangan+ 3 bidan kepala
shift.
a. Dinas pagi
Petugas yang berdinas berjumlah 4 orang dengan :
1 (satu) orang kepala ruangan
1 orang kepala shif
2 orang bidan pelaksana
b. Dinas Sore
Petugas yang berdinas 3 orang dengan kategori:
1 (satu) orang kepala shift
2 orang bidan pelaksana
c. Dinas Malam
Petugas yang berdinas 3 orang dengan kategori:
1 (satu) orang kepala shift
2 orang bidan pelaksana

8. Pengaturan jaga
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh kepala ruangan dan
disetujui oleh kepala satuan pelayanan keperawatan.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada bidan
pelaksana
c. Untuk bidan yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan

15
kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan berimbang serta tidak mengganggu
pelayanan maka permintaan akan disetujui.
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada bidan kepala shift dengan syarat dan kualifikasi yang
telah ditetapkan.
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur.
f. Apabila ada bidan yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat menjalankan tugasnya
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang bersangkutan harus
memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas berlangsung untuk dicarikan
pengganti dinasnya tersebut.

16
BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

1. Standar alat kebidanan di ruangan kebidanan/kamar bersalin dengan kapasitas


persalinan 2 orang/hari

NO. NAMA BARANG JUMLAH

1. Partus set 2 set

2. Hecting set 2 set

3. Perdarahan Partus set 2 set

4. Alat vacuum 1 set

5. Alat kuret 2 set

6. Alat resusitasi ibu dan bayi 1 set

7. Infus set 5 set

8. Perlengkapan bayi baru lahir 1 set

9. Bengkok 4

2. Kebutuhan alat tenun/linen

NO. NAMA BARANG JUMLAH

1. Gordyn

2. Sprei besar

3. Selimut wool/bed cover

4. Selimut biasa

5. Sarung bantal

6. Sarung kasur

7. Stick laken

8. Duk

17
3. Kebutuhan alat medis dan alat rumah tangga

NO. NAMA BARANG JUMLAH

1. Kursi roda

3. Lemari obat emergency

4 Meja pasien

5 Over bed table

6 Standar infuse

7 Lampu sorot/lampu tindakan

10 Tempat tidur pasien

11 Troly obat

12 Timbangan berat badan/ timbangan badan

13 Timbangan bayi

16 Box bayi

17 Brancard

19 Waskom mandi

20 Canul curet no. 1

21 Canul curet no. 2

22 Canul curet no. 3

23 Canul curet no. 4

25 Dingklik

26 Dopler

27 Box penghangat bayi

29 Meja mayo

31 USG

32 Chamber pot/pispot

33 Rak pispot

34 Tempat sampah pasien

35 Tempat sampah besar tertutup (Tempat sampah Infeksius)

18
NO. NAMA BARANG JUMLAH

36 Gelas ukur besar

37 Gelas ukur sedang

4. Kebutuhan alat pencatatan dan pelaporan

NO. NAMA BARANG JUMLAH

1. Formulir pengkajian awal

2. Formulir asuhan kebidanan

3. Formulir catatan perkembangan pasien

4. Formulir observasi

5. Formulir partograf

6. Formulir resume

7. Formulir catatan pengobatan

8. Formulir medik lengkap

9. Formulir laboratorium lengkap

10. Formulir rontgen

11. Formulir permintaan darah

12. Formulir keterangan kematian

13. Formulir keterangan kelahiran

14. Resep

15. Formulir konsul

16. Formulir permintaan makanan

17. Formulir permintaan obat

18. Buku ekspedisi

19. Buku register pasien

20. Buku folio

21. White board

23. Steples

19
NO. NAMA BARANG JUMLAH

24. Pensil

25. Pensil merah biru

26. Spidol white board

5. Kebutuhan alat medis

NO. NAMA BARANG JUMLAH

1. Bed pasien kelas VIP

2. Bed pasien kelas 1

3. Bed pasien kelas 2

4. Bed pasien kelas 3

5. Matras for baby

6. Box bayi

7. Brancard

8. Canul curet no. 1

9. Canul curet no. 2

10. Canul curet no. 3

11. Canul curet no. 8

12. Martas for adult

13. Dingklik

14. Dopler

15. Box penghangat bayi

16. Bed gyn

17. Lampu tindakan

18. Lemari obat

21. Meja mayo

23. USG

24. Chamber pot/pispot

20
6. Denah Ruangan
TERLAMPIR

21
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN

A. Kebijakan dan prosedur


1. Penerimaan pasien baru
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien baru dan melakukan serah terima dengan perawat/bidan dari ruangan
sebelumnya.
- Mencocokkan gelang identitas pasien, meyakinkan ketepatan identitas pasien dengan
bertanya langsung kepada pasien. Setelah identitas sesuai, gelang dikenakan ke tangan
pasien.
- Menambahkan gelang pasien dengan tanda alergi atau resiko tinggi sesuai dengan
ketentuan.
- Melakukan pengkajian kebidanan.
- Melakukan observasi tanda-tanda vital.
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien.
- Melaporkan hasil pengkajian kepada dokter penanggung jawab dan melakukan
tindakan sesuai instruksi dokter.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan.

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan.
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

2. Penerimaan dan perawatan pasien rawat inap sehari (one day care)
Prosedur yang dilakukan oleh bidan
- Menerima pasien di kamar bersalin (VK)
- Bidan kamar bersalin melengkapi berkas rekam medis pasien

22
- Bidan kamar bersalin melaporkan ke dokter operator dan dokter anastesi bahwa pasien
sudah di kamar bersalin
- Bidan kamar bersalin melakukan persiapan tindakan seperti mengganti baju pasien,
membersihkan lipstik dan melepaskan perhiasan pasien, observasi tanda-tanda vital,
anjurkan pasien buang air kecil terlebih dahulu dan lain-lain
- Setelah tindakan dilaksanakan, pasien diobservasi kondisi umum dan tanda-tanda
vitalnya
- Jika keadaan umum pasien baik maka bidan memberi tahu keluarga pasien untuk
menyelesaikan administrasi
- Keluarga pasien menyerahkan kartu izin pulang dari penata rekening pada bidan
- Bidan menjelaskan pada keluarga pasien mengenai perawatan paska tindakan di
rumah, menyerahkan obat pulang dan kartu kontrol dengan menggunakan formulir
resume keperawatan
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
- Melakukan tindakan di ruang tindakan
- Membuat resep dan menjadwalkan kontrol
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

3. Persiapan pasien pre op sectio cesarea


Petugas yang melaksanakan: bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur:
- Memastikan bahwa pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung
jawab dan anestesi mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan
- Meminta pasien atau keluarga mengisi formulir surat persetujuan tindakan section
cesarean dan surat ijin tindakan anestesi
- Melakukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai
anjuran dokter (hematologi, masa perdarahan, PT/APTT)
23
- Siapkan pasien, puasa, cukur daerah operasi, persiapkan darah bila diperlukan, melepas
protese dan lain-lain
- Lengkapi formulir check list pre operasi yang terdapat di dalam pendokumentasian
- Menghubungi dokter spesialis anak untuk memberitahukan pasien sudah siap diantar
ke kamar operasi
- Hubungi ruang operasi untuk memastikan bahwa pasien akan diantar
- Antar pasien ke ruang operasi sesuai jadwal, minimal 30 menit sebelum jadwal operasi
- Cek Denyut Jantung Janin (DJJ) dengan disaksikan perawat kamar operasi
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
- Melakukan tindakan di kamar operasi
- Membuat resep dan protap perawatan selanjutnya
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

4. Asistensi dokter dalam menolong persalinan normal


Petugas yang melaksanakan: bidan yang bertanggung jawab kepada pasien
Prosedur :
- Kontrol his, monitor denyut jantung janin dan perhatikan keadaan umum pasien
- Mengkaji adanya faktor resiko pada ibu dan janin sebelum proses persalinan, laporkan
pada dokter
- Periksa dalam untuk menentukan diagnosis sudah memasuki kala II
- Monitor denyut jantung bayi sesuai dengan partograf
- Lakukan perawatan kala III
- Bantu dokter dalam proses penjahitan luka perineum
- Lakukan perawatan kala IV
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh bidan yang melakukan tindakan

24
Prosedur yang dilakukan oleh dokter
- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan
- Melakukan tindakan pertolongan persalinan
- Melakukan jahit perineum dengan didampingi oleh bidan
- Membuat resep dan membuat protap perawatan selanjutnya
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

5. Asistensi tindakan curretage


Prosedur :
- Memastikan pasien telah mendapatkan penjelasan tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter operator
- Mempersiapkan surat izin tindakan curettage dan surat izin tindakan anestesi yang
telah ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien
- Persiapkan pasien seperti puasa, pasang infuse, pakaian pasien, kosongkan kandunng
kemih dan lain-lain
- Masukan jaringan dalam bokal berisi formalin 10% dan diberi identitas pasien untuk
jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, untuk jaringan yang tidak
akan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, jaringan dapat dimasukan dalam
bokal/plastik tanpa formalin dan diberikan pada keluarga (dicek apakah boleh jaringan
yanng sudah diambil tidak di PA)
- Mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital dan perdarahan sampai dengan 3-4
jam pasca tindakan curretage
- Jika keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal, tidak ada perdarahan dan
keluhan, pasien diperbolehkan pulang setelah menunjukkan surat ijin pulang.
- Mempersiapkan pasien pulang

Prosedur yang dilakukan oleh dokter


- Melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan keadaan pasien sesuai dengan
kondisi pasien

25
- Dokter memberikan informed consent tentang tindakan yanng akan dilakukan beserta
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi baik selama tindakan maupun setelah
selesai tindakan.
- Pasien dilakukan anastesi oleh dokter anestesi
- Melakukan tindakan curretage
- Membuat resep dan jadwal kontrol
- Mencatat tindakan yang telah dilakukan dalam berkas rekam medis pasien yang
ditandatangani oleh dokter penanggung jawab yang melakukan tindakan

26
B. Alur-alur pelayanan

ALUR PELAYANAN PASIEN MELAHIRKAN DI KAMAR BERSALIN


DOKTER OBGYN
BIDAN RUANGAN TERKAIT

Menerima laporan Bidan


Mulai Hasil Pemeriksaan Kamar Operasi
Pasien dan memberi
Serah Terima intruksi penatalaksanaan
Pasien Pasien
Berkas
RM
Ibu Bayi
pasien
Baik
Menolong Persalinan dengan Ya
Melakukan
assisten Bidan Tidak
Pengkajian, TTV,
pemeriksaan
Kebidanan
Tidak Rawat Gabung

Bayi ke Ruang
Melaporkan Hasil Komplikasi perina Ibu ke
pemeriksaan kepada
Ya Ruang Perawatan
dokter OBGYN

Mengobservasi
Pasien sesuai Memberitahu
intruksi dokter tindakan yang akan
dilakukan kepada
keluarga dan pasien
Melaporkan Hasil Observasi Selesai
dan perkembangan pasien
kepada dokter OBGYN
Dokter
Membuat OK /
VK Tindakan ACC penata
komplikasi rekening (sistem)
Asisten dokter
melakukan tindakan OK / VK
Tindakan

Setuju
Tidak
Surat ijin Tindakan
Tindakan

Ya Penolakan
Tindakan

Melakukan
tindakan

Observasi pasien

Tindakan di VK Tindakan di OK

27
ALUR PELAYANAN ODC DI KAMAR BERSALIN
DOKTER OBGYN
BIDAN DR ANESTESI

Mulai
Menerima laporan Menerima laporan
Bidan Bidan

Melakukan serah
terima Pasien
Berkas Melakukan Tindakan
RM Dengan assisten Melakukan Anestesi
pasien Bidan

Melakukan
Pengkajian, TTV,
Pemeriksan Melakukan observasi
Observasi Pasca pasca Anestesi
kebidanan
tindakan
Catatan
Catatan
Dr
anestesi
Menghubungi dr Obgyn Obgyn

Menghubungi dr Anestesi Komplikasi


Ya

Perlu
Assisten dr Obgyn rawat
melakukan tindakan Inap
Tidak

Menyelesaikan
Menghubungi administrasi
admission untuk
permintaan rawat
inap

Selesai

28
ALUR PASIEN OPERASI SC DI KAMAR BERSALIN

BIDAN DOKTER OBGYN RUANGAN TERKAIT

Kamar Operasi
Mulai Menerima laporan Bidan

Melakukan serah terima Ibu Bayi


Pasien Baik
Tidak
Berkas Emergency
RM pasien
Tidak Rawat Bayi ke Ruang
Melakukan Pengkajian, Gabung perina Ibu ke
Memberikan Ruang Perawatan
TTV, Pemeriksan
kebidanan penjelasan Operasi
rencana tindakan sesuai
SC rencana /
Elektif
Selesai
Menghubungi dr Obgyn
OK / VK Acc penata
tindakan SC rekening

SIT SC
Menghubungi dr Anak
Keluarga setuju
Tindakan SC

Melakukan persiapan
Operasi

Melakukan tindakan
operasi di kamar Operasi
Bezet ke kamar operasi

29
BAB V
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Assesment resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko

Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan


oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Standar keselamatan pasien di rumah sakit


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
progam peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

30
D. 7 langkah keselamatan pasien
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

E. Kejadian tidak diharapkan (KTD)


Adverse event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil suatu tindakan yang seharusnya
diambil dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

F. Kejadian tidak diharapkan yang tidak dapat dicegah


Unpreventable adverse event :
Suatu kejadian tidak diharapkan akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
dengan pengetahuan yang mutakhir.

G. Kejadian nyaris cedera (KNC)


Near miss :
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat menciderai pasien
tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien terima suatu obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat) karena pencegahan (suatu obat dengan
overdosis lethal akan diberikan tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan) atau peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan tetapi
diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).

31
H. Kesalahan medis
Medical errors :
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya
suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya, dapat
merupakan akibat dari melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (omission).

I. Insiden keselamatan pasien


Patient safety incident :
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

J. Kejadian sentinel
Sentinel event :
Suatu kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
serius.Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait
dengan keseriusan cedera yang terjadi sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.

K. Tata laksana kerja untuk keselamatan pasien


1. Semua Pasien yang datang baik dalam kondisi inpartu maupun observasi kebidanan
harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
2. Memperhatikan identitas pasien khususnya nama dan nomor rekam medis
3. Memastikan pasien telah mendapatkan informed consent dari dokter penanggung
jawab pasien atau dokter konsulen sebelum pasien mendapatkan penatalaksanaan
medis
4. Seluruh persalinan normal wajib ditolong oleh dokter spesialis kebidanan, bidan boleh
menolong persalinan dalam kondisi emergensi, disaat tidak ada dokter atau dokter
spesialis kebidanan
5. Pemeriksaan pervaginam dalam proses persalinan dilakukan setiap 4 jam sekali atau
bila ada indikasi
6. Observasi pasien ODC dilakukan selama 3-4 jam pasca tindakan, pasien baru
diperbolehkan pulang setelah sadar penuh dan keadaan umumnya baik

32
7. Seluruh pemeriksaan penunjang medis harus disertai dengan identitas pasien yang
lengkap, benar dan jelas
8. Setiap bayi yang lahir, langsung dilakukan pemeriksaan fisik, dicap kaki dan diberikan
peneng untuk identitas
9. Penghalang tempat tidur pasien selalu dalam keadaan terpasang bila ada pasien di atas
tempat tidur
10. Selalu memperhatikan prinsip benar pemberian obat
11. Kuku petugas harus pendek
12. Mencuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah tindakan
13. Mempertahankan sterilitas dan menjaga kebersihan
14. Sarung tangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran

33
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman tersebut menjadi lebih
tinggi dan berbahaya karena penderita HIV/AIDS tidak menampakan gejala dan yang
lebih mengkhawatirkan hal tersebut banyak terjadi di negara-negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan pencegahan dan penanggulangan
secara memadai.
Penderita penyakit HIV/AIDS terus meningkat sejalan dengan semakin
tingginya potensi penularan dimasyarakat. Hal ini di tunjang dengan perilaku seks
bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik dan penggunaan bersama peralatan
yang menembus kulit, tato, tindik dan lain-lain.
Selain HIV/AIDS, juga wajib diwaspadai Penyakit Hepatitis B dan C yang
keduanya potensial menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat terkenali secara klinis karena tidak menampakan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit-penyakit tersebut di atas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi
semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal
melalui Universal Precaution.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan yang melakukan kontak 24
jam dengan pasien mempunyai resiko terpajan lebih besar, oleh sebab itu tenaga
kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.

B. Tujuan
1. Petugas kesehatan dapat melindungi dirinya sendiri, pasien,dan masyarakat dari
penularan infeksi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2. Petugas kesehatan harus menerapkan prinsip universal precaution dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengurangi resiko terpajan
atau terinfeksi penyakit menular.

34
C. Tindakan yang beresiko terpajan
Ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang tenaga kesehatan dapat
terpajan dengan infeksi menular yaitu:
1. Cuci tangan yang tidak benar
2. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
3. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
4. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
5. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan yang kurang benar
6. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

D. Prinsip keselamatan kerja


Prinsip utama dari prosedur universal precaution dalam kaitannya dengan
keselamatan kerja khususnya di Instalasi Kamar Bersalin adalah menjaga higine
sanitasi individu, higine dan sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip
tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) yaitu pelindung kaki/sandal sepatu khusus
kamar bersalin, apron/gaun pelindung, topi, masker, goggle/kaca mata dan sarung
tangan.
3. Pengelolaan instrumen bekas pakai dan alat kesehatan lainnya
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam lainnya untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Pengelolaan alat tenun bekas pakai
7. Pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kesehatan dan pemberian imunisasi

E. Hal-hal yang harus diketahui oleh petugas terpapar


Sebagai petugas kesehatan wajib mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika
terpajan/terpapar dengan infeksi menular sehingga dapat ditanggulangi dengan tepat
dan cepat. Hal-hal yang harus diketahui petugas kesehatan yang terpapar adalah :
1. Tindakan sesuai dengan jenis paparan
2. Status kesehatan petugas terpapar
3. Status kesehatan sumber paparan
4. Kebijakan yang ada
5. Tindakan pertama pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
6. Tindakan pasca tertusuk jarum bekas pakai atau benda tajam bekas pakai lainnya

35
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator mutu pelayanan kebidanan


Indikator mutu pelayanan kebidanan yang digunakan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Sukoharjo diambil dari Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/
Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu:
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan

Perdarahan 1 %
Pre Eklamsia 30%
Sepsis 0,2 %

2. Pemberi pelayanan persalinan normal

Dokter spesialis kebidanan


Dokter umum terlatih asuhan persalinan normal
Bidan
3. Pemberi pelayanan dengan persalinan penyulit : Tim PONEK yang terlatih.

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi

Dokter spesialis kebidanan


Dokter spesialis anak
Dokter spesialis anastesi
5. Pertolongan persalinan melalui secsio cesaria 20%
6. Keluarga berencana :
Persentase keluarga berencana vasektomi dan tubektomi yang dilakukan oleh
tenaga kompeten dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah umum,
dokter spesialis urologi dan dokter umum terlatih 100%
Persentase peserta keluarga berencana mantap yang mendapatkan konseling
keluarga berencana mantap oleh bidan terlatih 100%
7. Kepuasan pelanggan 80%

36
B. Evaluasi dan pengendalian mutu

Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu


pelayanan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan
cara :

1. Audit pelayanan Kebidanan

2. Audit pendokumentasian

3. Audit prosedur pelayanan kebidanan

4. Survey kepuasan pasien

37
BAB VIII

PENUTUP

Buku Pedoman Pelayanan Kebidanan ini disusun dalam rangka memberikan acuan
bagi tenaga kesehatan yang bekerja di unit pelayanan Kebidanan RS PKU Muhammadiyah
Sukoharjo agar dapat menyelenggarakan pelayanan Kebidanan yang bermutu, aman,
efektif dan efisien dengan mengutamakan keselamatan pasien. Apabila di kemudian hari
diperlukan adanya perubahan, maka Buku Pedoman Pelayanan Unit Kebidanan ini akan
disempurnakan.

38
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala anugerah yang telah
diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Pelayanan Kebidanan RS PKU
Muhammadiyah Sukoharjo ini dapat selesai disusun.

Buku Panduan Pelayanan Kebidanan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak
yang terkait dengan pelayanan terhadap pasien tahap terminal.

Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku panduan ini. Kami menyadari bahwa buku panduan pelayanan tahap terminal ini
masih memerlukan saran dan masukan untuk penyempurnaan.

Wassalamualaikum wr.wb.

Sukoharjo, Januari 2017

Tim Penyusun

39
i
PEDOMAN
PELAYANAN KEBIDANAN

RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO


2017

40
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

BAB II SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) dan ADMINISTRASI PELAYANAN


KEBIDANAN ......................................................................................................... 5

BAB III FASILITAS dan PERALATAN ............................................................................. 17

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN KEBIDANAN ............................................... 22

BAB V KESELAMATAN PASIEN ................................................................................... 30

BAB VI KESELAMATAN KERJA .................................................................................... 34

BAB VII PENGENDALIAN MUTU .................................................................................. 36

BAB VIII PENUTUP ............................................................................................................. 38

ii
41

Anda mungkin juga menyukai