Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Karies merupakan salah satu masalah kesehatan yang belum dapat diatasi
secara tuntas. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
dan Streptococci. Dari golongan ini, yang berperan paling penting dalam
diisolasi dari plak gigi oleh Clarke pada tahun 1924. 3 Lokasi utama S. mutans
merupakan faktor penting untuk terbentuknya karies.4 Oleh karena itu, karies
dapat dicegah dengan jalan mengontrol populasi bakteri ini dan menghambat
aktivitasnya.
dulu, gambir digunakan untuk campuran makan sirih dan ramuan obat
mutans.5
1
Gambir mengandung bahan kimia yang dapat mencegah karies seperti
sangat terbatas. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti efek anti bakteri gambir
berikut:
mutans?
2
1.3. Tujuan Penelitian
mutans pada waktu kontak 30 detik dan 120 detik serta konsentrasi
S. mutans.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang terjadi akibat proses
hasil fermentasi bakteri kariogenik. Bakteri ini tumbuh pada plak yang
Kerajaan : Monera
Divisi : Firmicute
Kelas : Bacili
Ordo : Lactobacilaes
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
S. mutans adalah bakteri gram positif, non motil, fakultatif anaerob dan
bersifat α-haemolysis pada media blood agar. Media selektif untuk bakteri ini
4
adalah mitis-salivarius agar (MSA) dan bacitracin agar. Hasil kulturnya
2.2.2. Patogenesis
S. mutans dan berperan sebagai perantara untuk melekat pada pelikel gigi.
Perlekatan ini ditandai dengan adanya interaksi antara molekul adhesin dengan
dan glucan binding protein (Gbp) sedangkan reseptor spesifik dapat berupa
steptococci lainnya.7
kumpulan dari glucan, bakteri dan komponen saliva yang membentuk suatu
terbentuknya biofilm.7
sukrosa menjadi glucan sedangkan Ftf akan membentuk fructan dari fruktosa.
Glucan terdiri dari gugus glukosa ikatan α-1,6 dan α-1,3. Ikatan glukosa α-1.3
ini berfungsi pada perlekatan dan peningkatan koloni bakteri dalam kaitannya
energi.7
5
Di dalam plak, koloni S. mutans akan memfermentasi sukrosa menjadi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
zat kayu. Diameter batang yang sudah tua bisa mencapai 4,5 cm. Bentuk
daunnya oval sampai bulat dengan panjang 8-14 cm dan lebar 4-6,5 cm.
Pangkal daunnya berbulu tipis. Panjang tangkai daun 0,5-0,75 cm. Antara
seperti pipa dengan panjang 2-4 cm dengan jumlah bunga 40-60 helai yang
terpisah satu dengan lainnya. Pada ujungnya terdapat cerocok seperti buah
6
Tanaman gambir tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 0-
200 m di atas permukaan laut (dpl). Penanaman di atas 500 m dpl tidak
gambir umumnya dilakukan pada lahan yang baik peresapan airnya, mendapat
cahaya matahari penuh dan curah hujan sekitar 3.000 mm/tahun. Pembibitan
ditentukan oleh proses pengempaan tapi juga kondisi bahan baku. Menurut
Burkill (1935), daun yang muda mengandung catechin jauh lebih tinggi
dibandingkan daun yang tua. Eaton dan Bishop (1926) mengatakan, proses
keasaman cairan dan suhu evaporasi. Kadar catechin akan berkurang karena
penundaan pengolahan.10
dan quercetin.9
aktivitas Gtf.11
7
Catechin merupakan salah satu zat aktif yang terdapat pada gambir.9
Manfaatnya antara lain sebagai anti oksidan, anti kanker dan anti bakteri
dari Hunn Medical University, China, meneliti pengaruh catechin dan hasilnya,
Gambir sebagai salah satu tanaman obat, digunakan oleh masyarakat kita
bahan ramuan jamu tradisional, obat penyakit disentri dan penguat gigi.
baku berbagai macam obat seperti obat diare, penyakit hati, sariawan, sakit
perut dan kerongkongan.9 Menurut Ridley, gambir sebagai obat bekerja baik
sekali terhadap disentri dan penyakit perut yang menahun. Orang Melayu
2.4. Antiseptik
8
terhadap sel inang, sehingga dapat langsung digunakan pada kulit, membran
Suatu zat dapat digunakan sebagai antiseptik yang ideal jika memenuhi
kriteria berikut: (1) kerjanya cepat dan tahan lama, (2) bersifat mikrobiosida
yang luas, (3) toksisitas dan daya absorbsinya rendah, (4) tidak merangsang
kulit dan mukosa, (5) daya kerjanya tidak dipengaruhi oleh eksudat.15
halogen, (2) derivat fenol, (3) zat-zat dengan aktivitas permukaan, (4) senyawa
kerja fenol berdasarkan denaturasi dan pengendapan protein sel bakteri serta
akan berkurang dengan adanya zat-zat organik seperti darah atau pus.15
tinggi, kuman akan lebih cepat mati, tapi efek sampingnya terhadap jaringan
juga akan lebih besar. Konsentrasi yang tepat dapat menghindari munculnya
efek toksik yang tidak diinginkan dan kerjanya akan lebih optimal.17
Tidak semua mikroba dapat dibunuh dalam waktu paparan yang sama
9
antara antiseptik dengan kuman, aktivitasnya akan semakin besar. Penentuan
reaksi kimia antara antiseptik dengan substansi kuman sehingga kuman yang
darah, pus dan cairan jaringan akan mengurangi efek antiseptik karena ia akan
10
2.5. Kerangka Teori
Kondisi Proses
Ekstrak gambir pembuatan
bahan baku (catechol, catechin) ekstrak
Denaturasi protein
Anti Gtf
Suhu
Konsentrasi
pH
Waktu kontak
Zat-zat
organis
Menghambat
11
2.6. Kerangka Konsep
Ekstrak Gambir
Waktu kontak
Konsentrasi
Menghambat
Pertumbuhan
S. mutans.
2.7. Hipotesis
12
BAB III
METODE PENELITIAN
Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit
Universitas Diponegoro.
minggu.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
13
3.3.3. Kriteria Inklusi
agar.
3.4.1. Alat
1. Mortar
2. Neraca analitik
3. Vacuum filter
4. Tabung reaksi
6. Lampu Bunsen
7. Korek api
8. Osse
9. Stopwatch
10. Inkubator
14
3.4.2. Bahan
5. Aquadest
7. Formalin
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer berupa
tingkat kejernihan secara visual oleh tiga orang pengamat pada media BHI
broth yang telah diberi perlakuan sebagai indikator kemampuan ekstrak gambir
15
3.6. Alur Kerja
1. Hari Pertama
2. Hari Kedua
16
Membuat suspensi gambir dari ekstrak gambir blok
20ml 20ml
20ml 20ml
dibuang
1 2 3
17
Membuat kultur bakteri S. mutans pada media BHI broth
P1 P2 P3 P N
18
3. Hari Ketiga
Tiga Pengamat
4. Hari Keempat
19
3.7. Cara Kerja
1. Hari Pertama
2. Hari Kedua
1. Ambil koloni bakteri dari media blood agar dengan osse steril.
20
6. Tabung reaksi 5 diisi 1 ml suspensi gambir dengan konsentrasi 20
TK+).
(disebut WP1).
12. 30 detik setelah WP1, masukkan satu osse penuh suspensi dari
13. 120 detik setelah WP1, masukkan satu osse penuh suspensi dari
(disebut WP2).
16. 30 detik setelah WP2, masukkan satu osse penuh suspensi dari
21
17. 120 detik setelah WP2, masukkan satu osse penuh suspensi dari
(disebut WP3).
20. 30 detik setelah WP3, masukkan satu osse penuh suspensi dari
21. 120 detik setelah WP3, masukkan satu osse penuh suspensi dari
22. Masukkan satu osse penuh suspensi dari tabung TKS1 ke dalam
23. Masukkan satu osse penuh suspensi dari tabung TKS2 ke dalam
24. Masukkan satu osse penuh suspensi dari tabung TKS3 ke dalam
26. Catat waktu saat mulai memasukkan kuman ke dalam tabung TK+
(disebut WK+).
27. 30 detik setelah WK+, masukkan satu osse penuh suspensi dari
22
28. Masukkan 0,1 ml suspensi bakteri S. mutans ke dalam tabung TK-
29. Catat waktu saat mulai memasukkan kuman ke dalam tabung TK-
(disebut WK-).
30. 30 detik setelah WK-, masukkan satu osse penuh suspensi dari
31. Inkubasi seluruh media BHI broth kultur pada suhu 37oC selama 24
jam.
23
3. Hari Ketiga
secara visual.
4. Hari Keempat
Skala : ordinal
Waktu kontak
Skala : ordinal
Pertumbuhan S. mutans
Skala : nominal
24
3.9. Pengolahan dan Analisis Data
25
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia senyum pepsodent. [Online]. 2007 Dec 18 [cited 2008 March 12];
Available from:
URL:http://www.unilever.co.id/id/ourcompany/beritaandmedia/siaranpers/_2007/
ApresiasiPepsodentdalamGerakanNasionalSenyumIndonesiaSenyumPepsodent.as
2. Loesche WJ. Microbiology of dental decay and periodontal disease. In: Baron S,
editor. Medical microbiology. 4th ed. Galveston, Texas: The University of Texas
mutans. In: McGhee JR, Michalek SM, Cassell GH, editor. Dental microbiology.
4. Naini A. Pengaruh ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap
Aug;13(2):90-4.
6. Wijaya D, Samad R. Daya hambat teh hitam, teh hijau dan teh oolong terhadap
26
7. Gani BA, Tanzil A, Mangundjaja S. Aspek molekuler sifat virulensi
10. Risfaheri, Yanti L. Pengaruh ketuaan dan penanganan daun sebelum pengempaan
11. Zixin Z. Development of tea’s prevention of tooth decay. [Online]. 2005 [cited
URL:http://www.teawindow.com/expo/news.php?id=607&sortid=5
12. Mayangsari A, Johan A. Pengaruh pemberian katekin teh hijau terhadap jumlah
13. Sangat HM. Kamus penyakit dan tumbuhan obat Indonesia (Etnofitomedika I).
14. Heyne K. Tumbuhan berguna Indonesia. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Sarana Wana
15. Tjay TH, Rahardja K. Obat-obat penting, khasiat, penggunaan dan efek-efek
16. Chambers HF. Berbagai macam agen antimikroba, disinfektan dan sterilan. In:
Katzung BG, editor. Farmakologi dasar dan klinik. 8th ed. Jakarta: Salemba
17. Cappucino JG, Sherman N. Microbiology a laboratory manual. 6th ed. San
27
28
LAMPIRAN 1
Ekstrak gambir blok diperoleh dari perkebunan tradisional di Provinsi Sumatera Barat.
Alat
1. Mortar
2. Neraca analitik
3. Pipet ukur 1 ml
4. Vacuum filter
Bahan
2. Aquadest
Cara Kerja
29
7. Tabung 2 diisi 20 ml larutan induk dan 20 ml aquadest (konsentrasi 20
mg/ml).
10 mg/ml).
30
LAMPIRAN 2
31
Gambar 3. U. gambir Roxb. Tanaman menjalar ini tumbuh subur pada tanah
yang baik peresapan airnya.
32
33
Gambar 5. U. gambir Roxb. Bunganya berbentuk pipa dengan cerocok seperti
buah cengkeh.
34
Gambar 7. Ekstrak gambir blok. Warnanya kecoklatan dengan bentuk kubus.
35
IDENTITAS PENELITIAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA
a. Total : Rp 852.500,00
b. Rincian :
36