Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM DISTRIBUSI JARINGAN LISTRIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik

Disusun Oleh :

Nama : Abdi Saputra

NPM : 20414011

Kelas : 4 IC 02 (Pengulangan)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sistim kelistrikan adalah
kondisi dari konstruksi pada Jaringan distribusi tenaga listrik yang meliputi
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Gardu Distribusi, Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) dan Sambungan Tenaga Lisrik (Rumah/Pelayanan). Dalam pelaksanaan
konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, sebagian unit pelaksana Jaringan
Tenaga Listrik yang disusun sendiri sendiri, hal ini mengakibatkan timbulnya
beberapa standar yang berbeda dibeberapa tempat dikarenakan perbedaan sistim
dan konsultan serta pelaksana kontruksi tersebut terdapat keberagaman baik dalam
criteria desain maupun model/struktur konstruksinya yang disesuaikan dengan
kondisi sistim kelistrikan setempat, selain itu secara teknis ada yang tidak lengkap,
tidak konsisten dalam penerapannya dan belum seluruhnya disesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan pelayanan. Saat ini dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan sistim distribusi pada unit unit PLN diseluruh
wilayah Indonesia mengacu pada salah satu standar engineering yang ada pada
pengelolaan /standard PLN Distribusi Jawa Bali Oleh Karen itu, perlu dibuat suatu
standar konstruksi yang baik dengan criteria desain yang sama dan
mempertimbangkan perbedaan sistim, perkembangan teknologi serta tuntutan
pelayanan. Kriteria disain standar konstruksi ini akan menjadi dasar Standar
Konstruksi Jaringan Distribusi yang akan disusun direncanakan dapat ditetapkan
untuk digunakan sebagai tipikal pedoman konstruksi atau acuan dalam melakukan
perencanaan, pembangunan dan perbaikan Jaringan Distribusi tenaga listrik bagi
PLN seluruh Indonesia sehingga diperoleh tingkat unjuk kerja, keandalan dan
efisiensi pengelolaan asset sistim distribusi yang optimal. Memperhatikan besarnya
lingkup stan Memperhatikan besarnya lingkup standarisasi kontruksi yang harus
dilaksanakan, pembuatan standar konstruksi sistim distribusi tenaga listrik ini
dilakukan secara bertahap dimana untuk tahap kajian ini dibatasi pada pembuatan
standar Enjiniring Konstruksi Jaringan Distribusi.Penyusunan Detail Standar
Konstruksi Jaringan Distribusi disusun dilaksanakan terpisah setelah penetapan
prioritas detail Standar Konstruksi Jaringan Distribusi.
Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi
yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi
criteria enjinering keamanan ketenaga listrikan, termasuk didalamnya adalah jarak
aman minimal antara Fase dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila
jaringan tersebut menggunakan Saluran Udara atau ketahanan Isolasi jika
menggunakan Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel Bawah Tanah
Tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan
Jaringan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini
dimaksudkan sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
Ukuran dimensi konstruksi selain untuk pemenuhan syarat pendistribusian daya,
juga wajib memperhatikan syarat ketahanan isolasi penghantar untuk keamanan
pada tegangan 20 kV. Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada system
distribusi di Indonesia dimulai dari terminal keluar (out-going) pemutus tenaga dari
transformator penurun tegangan Gardu Indukat autransformator penaik tegangan
pada Pembangkit untuk system distribusi skala kecil, hingga peralatan
pemisah/proteksisisi masuk (in-coming) transformatordistribusi 20 kV - 231/400V.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah seperti
dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud jaringan tenaga listrik
2. Bagaimana proses pendistribusian Listrik dari PLN ke Konsumen
3. Apa saja komponen system distribusi tenaga listrik

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui jaringan tenaga listrik
2. Untuk mengetahui proses Distribusi jaringan Listrik
3. Untuk mengetahui Komponen-komponen system distribusi listrik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai
24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik
tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi.
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik
pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding
dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian
daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi
20 kV dengan transformator penuruntegangan pada gardu induk distribusi,
kemudian dengan system tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan
oleh saluran distribusi primer.Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu
distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo
distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt.Selanjutnya
disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen.Dengan ini
jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga
listrik secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu
digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up.
Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa
konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga
perlengkapanperlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan
yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan
saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step
down.Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber
hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan
berbeda beda.

2.1.1 Pengertian dan Fungsi Distribusi Tenaga Listrik


a. Pengertian Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga
listrik.Sistemdistribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber
daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi
tenaga listrik adalah;
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan
pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani
langsung melalui jaringan distribusi.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit tenaga listrik besar de ngan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV.

Gambar 2.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik


b. Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta
pembatasan pembatasan seperti pada Gambar 2.2:
Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II :Bagian penyaluran (Transmission), bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV)
Daerah IV : Di dalam bangunan pada beban/konsumen),Instalasi,bertegangan
rendah.
Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi
Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat
diklasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa kelasifikasi itu
dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan
peralatan per-lengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batubata, pasir
dan lain-lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangk tempat trafo,
LV panel,pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel,transformer band, peralatan
grounding, dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR terdiri dari: sama dengan perlengkapan/ material pada SUTM
dan SKTM.Yang membedakan hanya dimensinya.
Gambar 2.2 Pengelompokan Tegangan Sistem Tenaga Listrik

2.2 Proses Distribusi Jaringan Listrik


Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan). Ruang lingkup dari sistem distribusi dan transmisi energi listrik
meliputi :
GITET : Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
GI : Gardu Induk
SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi
JTM : Jaringan Tegangan Menengah
JTR : Jaringan Tegangan rendah
Setelah tenaga listrik dibangkitkan oleh suatu pusat pembangkit listrik,
selanjutnya tenaga listrik disalurkan (ditransmisikan) melalui jaringan transmisi.
Dari jaringan transmisi selanjutnya didistribusikan kepada para konsumen tenaga
listrik melalui jaringan distribusi tenaga listrik. Pada PTL biasanya membangkitkan
energi listrik pada tegangan menengah, yaitu pada umumnya antara 6-20 kv, pada
sistem tenaga listrik besar atau jika PTL terletak jauh dari pemakai, maka
tegangannya perlu ditaikan melalui saluran transmisi dari dari tegangan menengah
(TM) menjadi tegangan tinggi (TT) bahkan tegangan ekstra tinggi (TET). Pada
pembangkit tegangan yang dikeluarkan oleh generator yaitu 16 KV kemudian
dinaikan tegangannya melalui Trafo Step-up di GITET hingga tegangannya
menjadi 500 KV, kemudian dialurkan melalui SUTET untuk menuju ke konsumen
pemakai tegangan tinggi, sebelum kekonsumen pemakai tegangan tinggi tegangan
terlebih dahulu diturunkan dari TET menjadi TT yaitu sekitar 150 KV, tegangan
tersebut diturunkan melalui Trafo step-down yang berada di Gardu Induk (GI).
Setelah itu listrik dialirkan melalui SUTT menuju ke konsumen pemakai Tegangan
Menengah, sebelum kekonsumen pemakai (TM), tegangan diturunkan kembali oleh
Gardu Induk melalui Trafo step-down, dari (TT) menjadi (TM) yaitu sekitar 20 KV.

Mendekati pusat pemakaian tenaga listrik yang umum, enrgi listrik yang dialirkan
melalui JTM tegangan diturunkan, dari TM menjadi TR oleh Trafo step-down di
gardu distribusi, tegangannya yaitu 220 dan 380 volt, yang kemudian
didistribusikan ke pemakai oleh gardu distribusi melalui JTR.
Gambar 2.3 Proses Distribusi Listrik

2.2.1 Sistem Penyaluran Energi Listrik


Listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat modern. Listrik
telah mengubah peradaban manusia menjadi lebih mudah, cepat, efisien, dan
produktif. Sejak pertama kali ditemukan, listrik terus mengalami perkembangan.
Hal ini terlihat dari usaha-usaha yang telah dan sedang dilakukan dalam
pengembangannya. Usaha-usaha dalam pengembangan listrik dilakukan mulai dari
pembangkitan, penyaluran dan pemanfaatannya.
Gambar 2.4 Sistem penyaluran Tenaga Listrik
a. Tenaga Listrik : Suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan dan didistribusikan untuk segala macam keperluan.
b. Sistem Tenaga Listrik : Rangkaian instalasi tenaga listrik dari
pembangkitan, transmisi dan distribusi yang dioperasikan serentak dalam
rangka penyediaan tenaga listrik.
c. Pembangkitan Tenaga Listrik : Kegiatan memproduksi tenaga listrik.
d. Transmisi Tenaga Listrik : Penyaluran tenaga listrik dari suatu sumber
pembangkitan ke suatu sistem distribusi atau kepada konsumen, atau
penyaluran tenaga listrik antar system.
e. Distribusi Tenaga Listrik : Penyaluran tenaga listrik dari sistem
transmisi atau dari system pembangkitan kepada konsumen.
f. Instalasi Tenaga Listrik : Bangunan sipil, elektromekanik, mesin,
peralatan, saluran dan perlengkapan yang digunakan untuk pembangkitan,
konversi, transmisi, distribusi dan pemanfaatan tenaga listrik.
g. Konsumen : Setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari
pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk digunakan sebagai
pemanfaatan akhir dan tidak untuk diperdagangkan.

Listrik pertama kali dibangkitkan pada pusat-pusat pembangkit yang


berkapasitas besar. Perkembangan energi listrik pada pusat pembangkit tersebut
dapat berupa pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga gas
(PLTG), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas dan
uap (PLTGU), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB), dan lain-lain.
Generator pada pusat pembangkit tersebut membangkitkan tegangan menengah
yang berkisar antara 6,6 kV sampai 24 kV tergantung dari pabrikan pembuat
generator, tidak standar umum mengenai tegangan keluaran generator.
Listrik yang dibangkitkan tersebut selanjutnya dinaikkan tegangannya
menjadi tegangan tinggi (high volgtage) atau tegangan ektra tinggi (ektra high
volgtage) pada gardu induk (GI) di pusat pembangkitan menggunakan
transformator penaik tegangan (transformator step up). Tegangan tinggi di
Indonesia telah dibakukan yaitu : 70kV, 150kV dan 275 kV sedangkan untuk sistem
tegangan ekstra tinggi adalah 500 kV (hanya digunakan di Pulau Jawa). Saluran
transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah tanah.
Selanjutnya energi listrik dalam bentuk tegangan tinggi atau tegangan ektra
tinggi tersebut disalurkan melalui saluran transmisi ke pusat-pusat beban. Sistem
transmisi mempunyai jarak penyaluran yang jauh ( > 80 km) dan mencakup
area/zona yang luas. Pada pusat-pusat beban yang besar didirikan gardu induk (GI)
yang berfungsi untuk menurunkan sistem tegangan tinggi atau tegangan ekstra
tinggi dari saluran transmisi menjadi sistem tegangan menengah. Tegangan
menengah distribusi di Indonesia telah dibakukan, yaitu 20 kV. Pada gardu induk
ini, energi listik dapat langsung disalurkan kepada pelanggang, khususnya
pelanggan yang berdaya besar, seperti rumah sakit, gedung-gedung, dan lain-lain.
Pelanggan ini disebut pelanggan tegangan menengah atau biasa juga disebut
konsumen khusus.
Selanjutnya energi listrik disalurkan melalui saluran distribusi primer ke
gardu-gardu distribusi. Gardu distribusi berfungsi menurunkan sistem tegangan
menengah 20 kV dari saluran distribusi primer menjadi sistem tegangan rendah 220
V/380 V untuk sistem 1 fase dan 380 V untuk sistem 3 fasa. Selanjutnya energi
listrik, disalurkan ke konsumen/pelanggan dengan daya kecil seperti rumah, kantor,
sekolah dan lain sebagainya melalui saluran distribusi sekunder. Konsumena
mendapatkan energi listrik dari tiang-tiang distribusi. Saluran dari tiang distribusi
sampai pada APP (alat pengukur dan pembatas) konsumen disebut sambungan
pelayanan (SP). Selanjutnya energi listrik disalutkan ke peralatan pemanfaatan
seperti lampu, AC, pompa air dan lain-lain.

2.3 Komponen Jaringan Distribusi Tenaga Listrik


Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik
yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti
gardu transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke
dalam sistem distribusi antara lain, :
1. Gardu Induk (GI)
2. Jaringan Distribusi Primer
3. Gardu Distribusi (Transformator)
4. Jaringan Distribusi Sekunder

2.3.1 Gardu Induk (GI)


Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara
langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik dan umumnya terletak di pingiran kota. Untuk
menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat beban (konsumen) dilakukan dengan
jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Jika sistem
pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tak langsung, maka bagian pertama
dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah Gardu Induk yang berfungsi
menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik
melalui jaringan distribusi primer.

2.3.2 Jaringan Distribusi Primer


Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari
Gardu Induk ( GI ) ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan
untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan tahap berikutnya dari
jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan
distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan
sistem sebesar 20 kV. Untuk wilayah kota tegangan diatas 20 kV tidak
diperkenankan, mengingat pada tegangan 30 kV akan terjadi gejala-gejala korona
yang dapat mengganggu frekuensi radio, TV, telekomunikasi, dan telepon. Sifat
pelayanan sistem distribusi sangat luas dan kompleks, karena konsumen yang harus
dilayani mempunyai lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi harus
dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, Universitas Sumatera Utara
PMT150 kV PMT20 kV 150 kV 20 kV Trafo Daya Trafo Distribusi Trafo
Distribusi Trafo Distribusi Trafo Distribusi Trafo Distribusi Trafo Distribusi
PMT20 kV pinggiran kota dan konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari
karakteristiknya, terdapat konsumen perumahan dan konsumen dunia industri.
Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri dari saluran udara dan saluran bawah
tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai
berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis, alasan ekonomis, alasan
estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan sesuai jenis konsumen.
Pada jaringan distribusi primer terdapat 4 jenis dasar yaitu :
1. Sistem radial
2. Sistem hantaran penghubung (tie line)
3. Sistem loop
4. Sistem spindel

2.3.3 Gardu distribusi (Transformator)


Gardu distribusi ( Trafo distribusi ) berfungsi merubah tegangan listrik dari
jaringan distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk
konsumen dan disebut sebagai jaringan distribusi sekunder.
Gambar 2.5 Gardu Distribusi Jenis Tiang

Kapasitas transformator yang digunakan pada transformator distribusi ini


tergantung pada jumlah beban yang akan dilayani dan luas daerah pelayanan beban.
Gardu distribusi (trafo distribusi) dapat berupa transformator satu fasa dan juga
berupa transformator tiga fasa.

2.3.4 Jaringan Distribusi Sekunder


Jaringan distribusi sekunder atau jaringan distribusi tegangan rendah
merupakan jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen.
Oleh karena itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini adalah
130/230 V dan 130/400 V untuk sistem lama, atau 380/220 V untuk sistem baru.
Universitas Sumatera Utara Tegangan 130 V dan 220 V merupakan tegangan antara
fasa dengan netral, sedangkan tegangan 400 atau 380 V merupakan tegangan fasa
dengan fasa.
Gambar 2.6 Jaringan Distribusi Sekunder 220 V

2.3.5 Contoh Perhitungan Distribusi Jaringan Listrik


1. Sistem satu fasa Radial
Contoh-1.1: Suatu penyalur daya 1 fasa, dibebani motormotor
listrik satu fasa seperti pada diagram berikut:

Gambar 2.7 Sistem satu fasa radial

Tegangan semua motor dianggap 220 V. Jika susut daya pada saluran adalah 5%
dari daya total motor, hitung penampang kabel yang diperlukan. ( = efisiensi, f.d
= faktor daya, 1 HP = 746 W; resistivitas kawat tembaga = 0,0173 .mm2/m)
Penyelesaian:
Daya nyata masing-masing motor:
10
P1 = 0.83 746 = 8988
26
P2 = 0.87 746 = 22294
5
P3 = 746 = 4605
0.81
Nilai daya kompleks:
1
S1= 1 = 10961
2
S2= 2 = 26229
3
S3= 3 = 5980

Arus konjugat:

Daya Reaktif:

Arus dan sudut fasa arus :

Karena jarak yang pendek, reaktansi saluran dapat diabaikan dan tegangan di
ketiga titik beban dapat dianggap sefasa; besar tegangan sama 220 V. Dengan
anggapan seperti ini, diagram fasor dapat digambarkan sebagai berikut.
Arus masing-masing bagian saluran:

Jika R1, R2, R3 adalah resistansi setiap bagian saluran, susut daya saluran adalah:\

Jika saluran berpenampang sama untuk semua bagian (lebih ekonomis


menggunakan satu macam penampang disbanding jika menggunakan bermacam-
macam penampang, karena jarak pendek); resistansi saluran sebanding dengan
panjangnya.

Total daya nyata motor:


Ptotal motor = P1 + P2 + P3 = 35887 W
Psal = 5% dari Ptotal motor :
Psal = 0.05 35887 = 1794 = 115346R1 W
Penampang konduktor yang diperlukan adalah:
40 0,017340
A= = 15,55103 = 44,5 2
1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban
(pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai
24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik
tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi.
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan).
Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik
yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti
gardu transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke
dalam sistem distribusi antara lain, : Gardu Induk (GI), Jaringan Distribusi Primer
Gardu Distribusi (Transformator) Jaringan Distribusi Sekunder

3.2 Saran
Berdasarkan makalah tentang system distribusi jaringan Listrik ini maka
penulis dapat memberi saran sebagai berikut,
1. Diperlukan pemahaman lebih mendalam tentang jaringan listrik PLN
2. Listrik yang didistribusikan PLN memiliki energy yang cukup besar dalam
memiliki beberapa pembangkat tenaga listrik, yang tidak bisa dijelaskan
secara rinci.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/22787117/MAKALAH_JARINGAN_DISTRIBUSI_T
ENAGA_LISTRIK
https://nurmuhamadlb.wordpress.com/2015/09/11/instalasi-listrik-dari-
pembangkit-hingga-ke-konsumen/
https://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/analisis-jaringan-distribusi.pdf

Anda mungkin juga menyukai