Anda di halaman 1dari 1

BERITA TERKINI

Salah satu obat kombinasi tetap golongan trip-


tan dan NSAID adalah kombinasi sumatriptan
dan naproxen. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa kombinasi ini memberikan efek lebih
baik untuk terapi migren. Kombinasi yang di-
pakai adalah sumaptriptan succinate (seban-
ding dengan sumatriptan 85 mg) dan naproxen
500 mg, dengan formulasi fast-disintegrating,
rapid-released formulation.

Suatu studi kombinasi sumatriptan + napro-


xen melibatkan sekitar 500 subjek dengan
keluhan migren. Pada studi dengan desain
acak-tersamar ganda dan kontrol plasebo ini,
subjek diberi terapi kombinasi sumatriptan +
Kombinasi Sumatriptan dan naproxen atau plasebo dosis tunggal dalam
kurun waktu 1 jam dari awal serangan migren.
Naproxen untuk Migren Parameter keberhasilan utama adalah hilang-
nya keluhan nyeri dalam kurun waktu 2 jam

M
igren merupakan gangguan digunakan untuk terapi dapat dikelompokkan setelah konsumsi obat. Hasilnya (secara ITT),
neurovaskuler bersifat kronik, lagi menjadi terapi spesifik dan non-spesifik. pada 2 jam pertama, 52% dan 51% pasien
multifaktorial, yang secara khas Obat-obat yang digunakan untuk terapi non- yang mendapat kombinasi sumatriptan dan
ditandai dengan serangan nyeri spesifik, antara lain, adalah NSAID, opiat, dan naproxen bebas nyeri, dibandingkan dengan
kepala mendadak biasanya unilateral, disfungsi kombinasi analgesik, sedangkan terapi spesi- 17% dan 15% pada kelompok plasebo (p
saraf autonom, serta adanya gejala aura. Se- fik meliputi ergotamine, dihydroergotamine, <0,001). Efek hilangnya nyeri pada kelompok
rangan nyeri kepala ini biasanya sekitar 4-72 dan golongan triptan yang efektif untuk pe- obat terjadi sejak 30 menit pasca-konsumsi
jam, derajat sedang sampai berat. Dapat diser- natalaksanaan nyeri kepala neurovaskuler, obat. Pada kelompok ini, juga dalam jam ke-2
tai gejala mual, muntah, fotofobia, fonofobia, seperti migren dan cluster headache. dan ke-4, subjek menunjukkan gejala-gejala
serta gangguan penciuman. Walaupun migren klasik migren (mual, fotopobia, dan fonofo-
dapat menyerang segala usia namun puncak Sampai saat ini, tidak ada terapi tunggal yang bia) maupun gejala non-klasik (nyeri tengkuk,
populasi pasen migren adalah pertengahan de- memberikan efek kuat dan spektrum yang perasaan tidak enak, dan nyeri sinus). Efek
wasa muda. Di USA dan Eropa Barat, prevalensi luas, mungkin berhubungan dengan pato- samping yang paling banyak dilaporkan ada-
migren per tahun diperkirakan secara keseluru- genesis yang multifaktorial, mempengaruhi lah mual (4%) dan pusing (4%).
han mencapai 11%, 6 % pada populasi pria dan berbagai jaras saraf yang akan mengaktifkan
sekitar 15%-18% pada populasi wanita. Median maupun sensitisasi sehingga terjadi serangan Studi lebih baru menunjukkan bahwa kom-
frekuensi serangan adalah 1,5 kali per bulan dan migren. Dengan dasar inilah, kombinasi obat binasi sumatriptan 85 mg dan naproxen 500
median lama serangan adalah sekitar 24 jam, pa- antimigren secara teoretis akan memperbaiki mg lebih superior menurunkan gejala nye-
ling tidak 10% pasien mendapat serangan setiap respons pengobatan. Terapi kombinasi golon- ri kepala, fotofobia, fonofobia pada 2 jam
minggu dan sekitar 20% mengalami serangan gan triptan dan NSAID merupakan salah satu pertama setelah mengonsumsi obat diban-
paling tidak dalam waktu 2-3 hari. pilihan; triptan akan bekerja pada pembuluh dingkan dengan sumatriptan (monoterapi),
darah, sedangkan NSAID akan berfungsi seba- naproxen (monoterapi), dan plasebo, dengan
Penatalaksanaan migren secara umum dike- gai antiinflamasi (karena pada pasien migren, insidens efek samping yang sebanding. Data
lompokkan menjadi terapi non-medikamen- juga dilepaskan faktor-faktor proinflamasi ini mendukung pendapat bahwa kombinasi
tosa dan medikamentosa. Terapi medikamen- yang berhubungan dengan vasodilatasi dan sumatriptan 85 mg dan naproxen 500 mg da-
tosa dapat dikelompokkan atas obat yang sensitisasi nosiseptor trigeminal). Studi terba- lam satu sediaan lebih superior dibandingkan
digunakan untuk mencegah (misalnya, golon- ru menunjukkan bahwa naproxen menekan dengan monoterapi masing-masing sediaan
gan beta antagonist, amitriptyline, flunari-zine, sensitisasi sel-sel neuron trigeminovaskuler dan dengan efek samping yang tidak berbeda
serotonin antagonist, gabapentin, dsb) dan pada nukleus trigeminus spinalis pada hewan bermakna dan secara umum masih ditoleransi
obat yang digunakan untuk terapi. Obat yang coba yang mengalami nyeri intrakranial. dengan baik.  (KTW)

REFERENSI:
1. Silberstein SD, Mannix LK, Goldstein JR, et al. Multimechanistic (sumatriptan-naproxen) early intervention for the acute treatment of migraine. Neurology 2008;71:114-21.
2. Goadsby P, Lipton RB, Ferrari MD, et al. Migraine Current understanding and treatment. NEJM 2002;346:4:257.
3. Silberstein SD. Practice Parameter: Evidence-based guidelines for migraine headache (an evidence-based riview): Report of the Quality Standards Subcommittee of the American Acad-
emy of Neurology. Neurology 2000;55:754-62.
4. Brandes JW, Kudrow D, Stark SR, et al. Sumatriptan-naproxen for acute treatment of migraine: a randomized trial. JAMA 2007;297:1443-54.

274 CDK-192/ vol. 39 no. 4, th. 2012

CDK-192_vol39_no4_th2012 ok.indd 274 4/10/2012 4:21:42 PM

Anda mungkin juga menyukai