PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana diagnosa ini cenderung mempunyai konotasi sebagai sindrom klinis daripada
diagnosa patologi. Perdarahan ini kebanyakan berasal dari perdarahan arterial akibat
pecahnya suatu aneurisma pembuluh darah serebral atau malformasi arterio-venosa yang
rupture, di samping juga ada sebab-sebab lainnya. Perdarahan yang menumpuk dalam ruang
(Satyanegara, 2014.)
20% disebabkan oleh trauma kepala. Aneurisma terjadi apabila terdapat gangguan pada
Lamina Elastis Interna atau dinding arterial yang bisa menyebabkan ruptur. Kebanyakan
pasien yang mengalami ruptur berusia di antara 35 hingga 65 tahun. Aneurisma sering terjadi
pada Bifurcatio Arteri Serebri atau cabangnya. 85% aneurisma terletak pada Sirkulasi
Anterior dan 15% aneurisma terletak pada Sirkulasi Posterior. Aneurisma multipel di
identifikasi pada 15% hingga 20% pasien. Arteri Serebri terletak di dalam Ruang
(Bernstein, 2007).
populasi, dalam hal ini tampaknya ada faktor-faktor diet, herediter dan keadaan ekonomi
1
Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga
diagnosis Nakes maupun diagnosis/ gejala, Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah
penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4) dan 533.895 orang (16,6),
sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu sebanyak
2.007 orang (3,6) dan 2.955 orang (5,3) (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka disini penulis akan membahas laporan kasus
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu : apa definisi SAH, apa penyebab SAH, bagaimana perjalanan penyakit SAH,
bagaimana tatalaksana dalam SAH, bagaimana prognosis dan komplikasi dari SAH.
C. Tujuan