Anda di halaman 1dari 26

KETERKAITAN PENANGKAPAN IKAN BAIK DENGAN

PELESTARIAN BIOTA LAUT DI DESA LIMBANGAN


KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU

Disusun oleh

CITRA PERMATA SARI


NIS : 121310202
KELAS : XI IPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBER


Jalan Sultan Malik Ibrahim 4 Sumber Kabupaten Cirebon

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON


Januari 2014
LEMBAR PERSETUJUAN

karya tulis berjudul keterkaitan penangkapan ikan baik dengan pelestarian biota laut
di desa limbangan kecamatan juntinyuat kabupaten indramayu telah disetujui :

Pembimbing I Nama Tanda tangan Tanggal

Pembimbing materi Abdul Syukur


NIP : 196809071991011001

Pembimbing kebahasaan Drs. Karjaya


NIP : 19670504 199103 1 017

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah yang bertujuan untuk memenuhi
tugas Bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Drs.
Karjaya,S.P.d. karena beliau telah memberikan tugas yang bermanfaat bagi penulis.

Penulis juga menyampaikan terimakasih, kepada rekan-rekan yang telah terlibat


dan ikut membantu menyelesaikan laporan karya ilmiah ini. Penulis berharap agar hasil
laporan ini dapat berguna bukan hanya bagi penulis, melainkan bagi teman-teman dan
juga menjadi bahan ajaran tambahan di SMAN 1 SUMBER agar teman-teman di
SMAN 1 SUMBER dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pentingnya
melestarikan biota laut.

Penulis juga memohon maaf, bahwa hasil laporan ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat menerima kritikan yang bersifat membangun, agar untuk
membuat laporan yang lebih sempurna ke depannya.

Sumber, Januari 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................................... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................... 2

C. PEMBATASAN MASALAH ................................................................... 3

D. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 3

E. KEGUNAAN PENELITIAN .................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................... 5

A. DESKRIPSI TEORITIS ............................................................................ 5

1. PENGERTIAN IKAN ......................................................................... 5

2. PENGERTIAN BIOTA ....................................................................... 6

3. KONDISI UMUM BIOTA LAUT ..................................................... 7

4. PROSES DALAM PELESTARIAN BIOTA LAUT .......................... 8

B. KERANGKA BERFIKIR ......................................................................... 8

iv
v

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 9

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ................................................ 9

1. WAKTU PENELITIAN ..................................................................... 9

2. TEMPAT PENELITIAN .................................................................... 9

B. METODE PENELITIAN ......................................................................... 9

C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL .................................................... 9

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 11

A. FAKTOR PENYEBAB ADANYA NELAYAN LIAR ........................... 11

B. PROSES PENANGKAPAN IKAN YANG BAIK .................................. 15

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 19

LAMPIRAN ............................................................................................................ 20
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 ....................................................................................... 7

GAMBAR 1.2 ....................................................................................... 7

GAMBAR 1.3 ....................................................................................... 7

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Penulis mengangkat karya ilmiah dengan judul keterkaitan penangkapan ikan

baik dengan pelestarian biota laut di desa limbangan kecamatan juntinyuat

kabupaten indramayu karena penulis ingin mengetahui lebih lanjut megenai

pelestarian biota di laut. Dikarenakan akhir-akhir ini biota laut sudah tercemar dan

tidak diperhatikan lagi. Maka karena itu kita harus tetap menjaga pelestarian dari

biota laut itu sendiri,

Seringkali kita sebagai generasi penerus bangsa justru bersifat tidak peduli

terhadap pelestarian dari biota laut. Oleh karena itu pengenalan dan pembelajaran

tentang biota laut harus mulai dipelajari sejak dini. Agar kita dapat sadar dan ikut

serta dalam pelestarian biota laut yang akan membantu untuk menghindari

kelangkaan maupun kerusakan biota laut.

Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari

95.000 km dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keadaan tersebut menjadikan

Indonesia termasuk kedalam Negara yang memiliki kekayaan sumber daya perairan

yang tinggi dengan sumber daya hayati perairan yang sangat beranekaragam.

Keanekaragaman sumber daya perairan Indonesia meliputi sumber daya ikan,

terumbu karang, maupun biota laut. Biota laut yang dimiliki Indonesia luasnya

sekitar 7000 km2 dan memiliki lebih dari 480 jenis biota laut yang telah berhasil

1
2

dideskripsikan. Luasnya daerah karang yang ada menjadikan Indonesia sebagai

Negara yang memiliki kenekaragaman biota yang tinggi.

Kekayaan sumberdayahayati perairan Indonesia yang tinggi akan sangat

bermanfaat jika dilakukan pemanfaatan secara optimal dan

bertanggung jawab. Pemanfaatan sumberdayahati perairan ini dapat dilakukan

melalui proses penangkapan yang bertanggung jawab. Penangkapan ikan yang

dilakukan adalah proses pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bersifat ekonomis

dari perairan secara bertanggung jawab.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apakah biota laut penting bagi kita ?

2. Biota apa saja yang ada di laut ?

3. Siapa yang melestarikan biota laut ?

4. Mengapa kita diwajibkan mengenal biota laut ?

5. Bagaimana jika biota laut tercemar ?

6. Bagaimana upaya dalam melestarikan biota laut ?

7. Bagaimana cara menangkap ikan yang baik ?

8. Apa pengaruh dari adanya nelayan liar terhadap pelestarian biota laut ?

9. Apa tujuan dari nelayan liar yang menangkap ikan dengan cara sembarangan ?

10. Apakah umpan yang baik untuk menangkap ikan agar biota laut tidak tercemar ?

11. Mengapa nelayan liar merupakan bagian dari penyebab pencemaran biota laut ?

12. Bagaimana kondisi umum biota laut saat ini ?

13. Apa manfaat yang dihasilkan jika biota laut dilestarikan ?

14. Siapa yang berpengaruh dalam pelestarian biota laut ?


3

15. Apakah berkecukupannya ekonomi merupakan alasan yang kuat bagi nelayan

liar ?

16. Siapa yang ikutserta dalam pelestarian biota laut ?

C. PEMBATASAN MASALAH

Penulis membatasi masalah dengan lebih memfokuskan pada pertanyaan berikut:

1. Bagaimana upaya dalam melestarikan biota laut ?

2. Bagaimana cara menangkap ikan yang baik ?

3. Bagaimana kondisi umum biota laut saat ini ?

D. RUMUSAN MASALAH
Dari pembatasan masalah di atas, dapat kami simpulkan rumusan masalah yang

akan kami bahas. Rumusan masalah tersebut adalah bagaimana upaya dalam

melestarikan biota laut, bagaimana cara menangkap ikan yang baik, dan bagaimana

kondisi umum biota laut saat ini.

E. KEGUNAAN
Penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat membantu kita semua

untuk mengenal berbagai macam biota yang ada di laut, dan agar dapat tercipta

sistem penangkapan ikan yang baik tanpa merusak ekosistem perairan terutama biota

laut. Dan dapat mengubah pola pikir nelayan yang hanya ingin untung tapi tidak

peduli pada ekosistem perairan terutama biota laut yang justru sangat berpengaruh

pada perkembangan ikan di perairan.Sehingga pada akhirnya perairan dapat terjaga


4

dan hasil tangkapan nelayan dapat lebih melimpah. Selain itu, karya tulis ini

ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas bahasa indonesia.


BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. DESKRIPSI TEORITIS
1. Pengertian Ikan
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di

air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling

beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara

taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya

masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas

Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas

Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan

bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut

iwak , jukut .

Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14

meter (45 ft) hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4

inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan

paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan.

Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi langsung. Upaya

pengolahan belum banyak dilakukan kecuali ikan asin. Ikan dapat diolah menjadi

berbagai produk seperti ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan

asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan

pakan ikan.

5
6
Ikan juga merupakan binatang bertulang belakang yang hidup di air, berdarah

dingin, umumnya bernapas dengan insang, biasanya tubuhnya bersisik, bergerak

dan menjaga keseimbangan badannya dengan menggunakan sirip.

Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua vertebrata yang biasa disebut

sebagai ikan:

1. Subkelas Pteraspidomorphi (ikan tak berahang primitif)

2. Infrafilum Gnathostomata (vertebrata bermulut besar)

3. Superkelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati)

2. PENGERTIAN BIOTA

Dalam ekologi, biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu

wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah

geografi atau cakupan waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan

planet atau rentang waktu yang panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya

"biota laut di lepas pantai Teluk Jakarta setelah pembuatan rumpon buatan". Biota

planet bumi tinggal di dalam biosfer.

biota laut yaitu semua makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang biak di

laut. Indonesia sangat kaya dengan biota laut. Terumbuh karang, ikan, dan

tumbuhan laut merupakan contoh dari biota laut.

Biota laut juga diartikan sebagai berbagai jenis organisme hidup di perairan

laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu :produsen merupakan

biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua
7

adalah konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar

tubuhnya secara langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut

yang tidak mampu menelan zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu

berfotosintesis namun mampu memecah molekul organik menjadi lebih sederhana.

1.1 gambar tumbuhan laut 1.2 gambar ikan 1.1 gambar terumbu
karang

3. Kondisi Umum Biota Laut

Perubahan kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah

dengan interaksi biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap daya adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang

berlanjut dalam jangka waktu lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi

menjadikan keanekaragaman biota laut menjadi tinggi. Selain itu, laut dengan

berbagai kondisi fisik, kimia dan topografi menjadikan biota laut yang hidup

didalamnya semakin beragam.

Penggolongan biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi

plankton merupakan semua biota yang hidup melayang di dalam air yang

pergerakkannya ditentukan oleh lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua

biota yang dapat berenang bebas dan mengatur sendiri arah perherakkannya dan
8

bentos merupakan semua biota yang hidup didasar perairan baik membenamkan

diri, menempel maupun merayap

4. Proses Dalam Pelestarian Biota Laut

Berikut merupakan beberapa usaha penanggulangan laut untuk

menyelamatkan sumber daya alam laut :

1. Pembenahan kebijakan dan perangkat hukum

Tujuannya adalah agar dapat menentukan kebijakan yang sesuai dengan pasal-

pasal yang mengenai pemanfaatan sumber daya alam (SDA).

2. Partisipasi masyarakat

Bila masyarakat telah diberikan pemahaman mengenai pentingnya pelestarian

sumber daya laut agar mereka dapat turut berpartisipasi.

B. KERANGKA BERFIKIR
Dari kajian teoritis di atas , penulis dapat mengembangkan pikiran penulis

mengenai bagaimana upaya dalam melestarikan biota laut, bagaimana cara

menangkap ikan yang baik, dan bagaimana kondisi umum biota laut saat ini. Karena

cara menangkap ikan dengan baik merupakan upaya pokok kita untuk dapat menjaga

biota laut yang ada begitupun dengan ikut melestarikannya dan mempertahankan

kondisi umum pada biota laut yang sudah terjaga.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan tempat penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada :

Hari : Minggu

Tanggal : 10 November

Pukul : 08.05 / selesai

Tahun : 2013

2. Tempat penelitian
Penulis melakukan penelitian langsung ke desa limbangan kecamatan

juntinyuat kabupaten indramayu.

B. Metode penelitian
Penulis mengguanakan metode penelitian dengan observasi langsung ke desa

limbangan kecamatan juntinyuat kabupaten indramayu.

C. Teknik Pengambilan Sampel


Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan tiga cara

yaitu :

1. Wawancara langsung dengan nelayan sebagai narasumber

9
10

2. Observasi langsung ke desa limbangan kecamatan juntinyuat kabupaten

indramayu.

3. Dokumentasi data yang berfungsi sebagai upaya untuk memperoleh informasi

yang lengkap dan dapat percaya.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Faktor penyebab adanya nelayan liar


Illegal fishing(penangkapan liar) merupakan kegiatan penangkapan yang

dilakukan oleh nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik

penangkapan bertanggung jawab. Illegal fishing termasuk kegiatan mall praktek

dalam pemanfaatan sumber daya perikanan yang merupakan kegiatan pelanggaran

hukum. Kegiatan illegal fishing umumnya bersifat merugikan bagi sumber daya

perairan yang ada. Kegiatan ini semata-mata hanya akan memberikan dampak yang

kurang baik, terhadap biota yang ada di laut. Akan tetapi, memberikan keuntungan

yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan panangkapan yang dilakukan nelayan

dengan cara dan alat tangkap yang bersifat merusak yang dilakukan oleh nelayan

khususnya nelayan traditional. Untuk menangkap sebanyak-banyaknya ikan yang

banyak digolongkan ke dalam kegiatan illegal fishing karena kegiatan penangkapan

yang dilakukan semata-mata memberikan keuntungan hanya untuk nelayan tersebut

dan berdampak kerusakan untuk biota laut, ekosistem, dan sebagainya. Kegiatan

yang umumnya dilakukan nelayan dalam melakukan penangkapan dan termasuk ke

dalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan alat tangkap yang dapat merusak

ekosistem, seperti kegiatan penangkapan dengan pemboman, penangkapan dengan

menggunakan racun.

Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak merupakan cara yang

sering digunakan oleh nelayan traditional di dalam memanfaatkan sumber daya

11
12

perikanan khususnya di dalam melakukan penangkapan ikan. Penangkapan ikan

dengan menggunakan bahan peledak dapat memberikan akibat yang kurang baik

bagi ikan-ikan yang akan ditangkap maupun untuk biota yang terdapat pada lokasi

penangkapan. Penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di sekitar daerah

perairan tersebut dapat menimbulkan efek samping yang sangat besar. Selain

rusaknya tumbuhan-tumbuhan laut yang ada di sekitar lokasi peledakan, juga dapat

menyebabkan kematian biota lain yang bukan merupakan sasaran penangkapan. Oleh

sebab itu, penggunaan bahan peledak berpotensi menimbulkan kerusakan yang luas

terhadap biota laut.

Penggunaan bahan peledak di daerah perairan tersebut akan menghancurkan

struktur biota dan dapat meninggalkan gunungan serpihan karang hingga beberapa

meter lebarnya. Selain memberi dampak yang buruk untuk biota laut, kegiatan

penangkapan dengan menggunakan bahan peledak juga berakibat buruk untuk ikan-

ikan yang ada. Ikan-ikan yang ditangkap dengan menggunakan bahan meledak

umumnya tidak memiliki kesegaran yang sama dengan ikan-ikan yang ditangkap

dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Walaupun demikian adanya, nelayan masih tetap menggunakan bahan peledak

di dalam melakukan kegiatan penangkapan karena hasil yang mereka peroleh

cenderung lebih besar dan cara yang di lakukan untuk melakukan proses

penangkapan tergolong mudah.

Selain penggunaan bahan peledak di dalam penangkapan ikan, kegiatan yang

marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan menggunakan obat bius atau bahan

beracun lainnya. Bahan beracun yang umum dipergunakan dalam penangkapan ikan
13

dengan pembiusan seperti sodium atau potassium sianida. Seiring dengan

meningkatnya permintaan konsumen terhadap ikan hias dan hidup memicu nelayan

untuk melakukan kegiatan penangkapan yang merusak dengan menggunakan racun

sianida. Kegiatan ini umum dilakukan oleh nelayan untuk memperoleh ikan hidup.

Hasil yang diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang masih hidup

akan tetapi penggunaannya dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi biota

laut. Selain itu, penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-

jenis ikan tertentu. Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar dan kecil menjadi

mabuk dan mati. Di samping mematikan ikan-ikan yang ada, sisa racun dapat

menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan biota laut, yang ditandai dengan

perubahan warna biota yang berwarna warni menjadi putih yang lama kelamaan

biota laut menjadi mati.

Kegiatan lain yang termasuk kedalam kegiatan illegal fishing (penangkapan liar)

adalah penggunaan alat tangkap trawl pada daerah karang. Kegiatan ini merupakan

kegiatan penangkapan yang bersifat merusak dan tidak ramah lingkungan.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, penggunaan alat tangkap ini sudah dilarang

penggunaannya di Indonesia karena alat tangkap tersebut termasuk ke dalam alat

tangkap yang sangat tidak ramah lingkungan karena memiliki selektifitas alat

tangkap yang sangat buruk. Nelayan pada umumnya cenderung tidak memperdulikan

hukum yang ada. Mereka tetap melakukan proses penangkapan dengan

menggunakan alat tangkap trawl. Alat yang umumnya digunakan oleh nelayan

berupa jaring dengan ukuran yang sangat besar, memilki lubang jaring yang sangat
14

rapat sehingga berbagai jenis ikan mulai dari ikan berukuran kecil sampai dengan

ikan yang berukuran besar dapat tertangkap dengan menggunakan jaring tersebut.

Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana menyapu ke dasar

perairan. Akibat penggunaan pukat harimau secara terus menerus menyebabkan

kepunahan terhadap berbagai jenis sumber daya perikanan. Hal ini dikarenakan ikan-

ikan kecil yang belum berkembang tertangkap oleh alat ini sehingga tidak memiliki

kesempatan untuk berkembang dan memperbanyak spesiesnya. Selain hal tersebut,

dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat tangkap ini adalah rusaknya biota

akibat tersangkut ataupun terbawa jaring. Jarring yang tersangkut akan menjadi patah

dan akhirnya menghambat pertumbuhan dari karang itu sendiri. Apabila hal ini terus

berlanjut maka ekosistem biota laut akan mengalami kerusakan secara besar-besaran

dan berakibat pada punahnya ikan-ikan yang berhabitat pada daerah perairan

tersebut.

Kerusakan biota akibat penggunaan bahan beracun khususnya dengan

menggunakan sianida dapat dilihat dari kasus Panambungan. Secara umum, biota

laut berada dalam kondisi rusak. Kerusakan ini diakibatkan oleh penggunaan bahan

beracun pada saat melakukan kegiatan penangkapan. Keadaan ini diperkuat lagi

karena tidak adanya pengawasan dan memberikan ruang gerak kepada nelayan untuk

melakukan penangkapan illegal fishing secara leluasa.


15

B. Proses penangkapan ikan yang baik


Pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dari waktu ke waktu selalu

mengalami perubahan dan itu merupakan sebuah peningkatan, mengikuti

permintaan yang cenderung terus bertambah, baik jumlah maupun jenisnya.

Meningkatnya upaya sumberdaya perikanan mendorong berkembangnya teknik dan

taktik penangkapan (fishing technique and fishing tactics) untuk dapat memproduksi

perikanan secara lebih efektif dan efisien.

Berhasil tidaknya suatu alat tangkap dalam operasi penangkapan sangatlah

tergantung pada kita sendiri sebagai pelakunya bagaimana mendapatkan daerah

penangkapan yang baik, potensi perikanan yang ada dan bagaimana operasi

penangkapan dilakukan. Beberapa cara dapat dilakukan dalam upaya optimalisasi

hasil tangkapan diantaranya dengan menggunakan berbagai alat tangkap yang sesuai

dan ramah terhadap lingkungan.

Sebelum kita akan melakukan usaha dalam proses penangkapan ikan di laut

hendaknya kita mengenal terlebih dahulu tentang Daerah Penangkapan itu sendiri

dan perlu mempelajarinya tentang karakter daripada Daerah penangkapan ikan

tersebut. Dengan memahami dan Mengenal Daerah penangkapan atau Fishing

ground dan karakteristiknya tersebut, maka usaha perikanan tangkap yang kita

jalani semakin mudah dan dapat berhasil dengan baik.

Kondisi-kondisi yang perlu dijadikan acuan dalam menentukan daerah

penangkapan ikan adalah sebagai berikut :

1. Daerah tersebut harus memiliki kondisi dimana ikan dengan mudahnya datang

bersama-sama dalam kelompoknya, dan tempat yang baik untuk dijadikan habitat
16

ikan tersebut. Kepadatan dari distribusi ikan tersebut berubah menurut musim,

khususnya pada ikan pelagis. Daerah yang sesuai untuk habitat ikan, oleh karena

itu, secara alamiah diketahui sebagai daerah penangkapan ikan. Kondisi yang

diperlukan sebagai daerah penangkapan ikan harus dimungkinkan dengan

lingkungan yang sesuai untuk kehidupan dan habitat ikan, dan juga melimpahnya

makanan untuk ikan. Tetapi ikan dapat dengan bebas memilih tempat tinggal

dengan kehendak mereka sendiri menurut keadaan dari waktu ke waktu dan dari

tempat ke tempat. Oleh karena itu, jika mereka tinggal untuk waktu yang agak

lebih panjang pada suatu tempat tertentu, tempat tersebut akan menjadi daerah

penangkapan ikan.

2. Daerah tersebut harus merupakan tempat dimana mudah menggunakan peralatan

penangkapan ikan bagi nelayan.

Umumnya perairan pantai yang bisa menjadi daerah penangkapan ikan memiliki

kaitan dengan kelimpahan makanan untuk ikan. Tetapi terkadang pada perairan

tersebut susah untuk dilakukan pengoperasian alat tangkap, khususnya peralatan

jaring karena keberadaan kerumunan bebatuan dan karang koral.

3. Daerah tersebut harus bertempat di lokasi yang bernilai ekonomis.

Ini sangat alamiah di mana manajemen akan berdiri atau jatuh pada

keseimbangan antara jumlah investasi dan pemasukan. Anggaran dasar yang

mencakup pada investasi sebagian besar dibagi menjadi dua komponen, yakni modal

tetap seperti peralatan penangkapan ikan dan kapal perikanan, dan modal tidak tetap

seperti gaji pegawai, konsumsi bahan bakar dan biaya perbekalan. Para manajer

perikanan harus membuat keuntungan pada setiap operasi. Jika daerah penagkapan

tersebut terlalu jauh dari pelabuhan, itu akan memerlukan bahan bakar yang banyak.
17
Jika usaha perikanan tersebut benar-benar memiliki harapan yang besar, usaha yang

dijalankan mungkin boleh pergi ke tempat yang lebih jauh. Nelayan yang dalam

kasus demikian dapat memperoleh keuntungan dengan manajemen usaha perikanan.

Jika kita dapat membuat alat untuk meningkatkan efisiensi usaha perikanan seperti

menggunakan mesin perikanan yang lebih efisien, kemudian kita dapat juga

memperbesar kapasitas kita untuk menangkap ikan ke tempat yang lebih jauh.

Daerah penangkapan ikan juga dikontrol oleh permintaan pasar untuk ikan.

Permintaan untuk produk ikan akan dipengaruhi oleh kapasitas ketersediaan dari

tempat tersebut, sebagai contoh, adalah baru saja dikembangkan sebagai daerah

penangkapan ikan. Jadi, daerah penangkapan ikan selalu memiliki nilai yang relatif,

berhubungan dengan keseimbangan ekonomi, daerah penangkapan ikan lainnya,

efisiensi usaha perikanan dan permintaan ikan di dalam pasar. Begitulah, harus selalu

berusaha menemukan daerah penangkapan ikan yang ekonomis dan efektif dari

metode penangkapan ikan yang dimodernisasi.

Penangkapan ikan merupakan salah satu alternative eksploitasi sumber daya

perairan. Aktivitas perairan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan

ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain).

Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh technologi penangkapan ikan yang

memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan agar hasil penangkapan

yang diperoleh maksimal dan tidak menimbulkan kerusakan pada habitat ikan

sehingga sumber daya ikan tetap asri.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pentingnya, bagi kita untuk mempelajari, mengetahui dan melestarikan biota

yang ada di laut ada. Yaitu agar seluruh biota yang ada di laut tidak punah, tetap

terjaga dan dapat menguntungkan untuk kita semua dikemudian hari.

Jangan sampai biota yang telah ada punah dan rusak karena ulah kita sendiri.

Karena tidak adanya rasa peduli, atau bahkan tidak mau merawat dan

melestarikannya. Oleh karena itu, perlu kesadaran dari diri kita masing-masing untuk

tetap menjaga biota yang ada di laut.

B. Saran
Dalam karya tulis ini tentunya jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis

sangat menerima kritikan yang bersifat membangun dari para pembaca. Agar penulis

dapat membuat karya tulis ini lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi penulis

maupun pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan

http://artikata.com/arti-330404-ikan.html

http://apapengertianya.blogspot.com/2013/10/apa-pengertian-biota-laut.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Biota

http://biotalaut-pdlabu.blogspot.com/2009/07/definisi-biota-laut.html

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://deeadewie.files.wordpress.com/2010/10/ikan.
jpg&imgrefurl=http://deeadewie.wordpress.com/2010/10/25/sekarang-untuk-terumbu-
karang/&h=2448&w=3264&sz=1859&tbnid=Bd_MlZ8w6cC-
uM:&tbnh=95&tbnw=126&zoom=1&usg=__azuhMHhi-
VYtIrRilIMEerLLvBA=&docid=4C8wqNeRAs4E2M&sa=X&ei=P-
CEUoytK8SArgfI1IGQDQ&ved=0CDAQ9QEwAw

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/-
oZuoNEzgFQo/UOLpod_m21I/AAAAAAAAAZ8/zT9MBU4TXuw/s1600/ikan-koi-
ukuran-80x60.jpg&imgrefurl=http://pancor-mas.blogspot.com/2013/01/beternak-ikan-koi-
di-
rumah.html&h=1200&w=1600&sz=200&tbnid=7Wq654Ku14gDqM:&tbnh=137&tbnw=1
82&zoom=1&usg=__pqtaA5nAF0Oa6aY9WN3SlLJlk7A=&docid=8nw1ULuVk4PuOM&
sa=X&ei=ceKEUujREoGJrgfzqoHoCg&ved=0CCwQ9QEwAQ

http://www.anneahira.com/sumber-daya-alam-laut.htm

http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/05/11/kerusakan-ekosistem-perairan-terumbu-
karang-akibat-cara-penangkapan-yang-ilegal/

http://penyuluhp.blogspot.com/2012/06/mengenal-daerah-penangkapan-ikan-dan.html

http://www.slideshare.net/BadiAzzam/tugas-mata-kuliah-mesin-dan-alat-bantu-
penangkapan-ikan-alat-bantu-purse-seine

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai