Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Diri
Konsep diri adalah cara pandang seseorang terhadap dirinya, juga nilai-
nilai yang dianutnya. Visi, misi, cita-cita, sifat (kekuatan dan kelemahan),
merupakan bagian dari konsep diri. Membangun konsep diri membantu kita
merencanakan kesuksesan ke depan. Bahkan salah satu ekspresi yang kuat dari
bertakwa adalah merencanakan pengembangan diri kita. Allah SWT berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepadaAllah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyr : 18)
Untuk mencapai masa depan yang cerah, diperlukan visi dan misi dalam
mencapainya. Visi secara singkatnya adalah tujuan yang ingin dicapai,
sedangkan misi adalah langkah-langkah untuk mencapai visi.
Beberapa langkah untuk menjadi pribadi yang unggul yaitu:
1. Salimul aqidah (aqidah yang baik)
2. Sahihul ibadah ( ibadah yang benar)
3. Matinul akhlak (aklak yang kokoh dan tegar)
4. Qadirun alal kasbi
5. Mutsaqqaful fikri (kemmapuan berfikir intelek
6. Qawiyyul jismi (fisik yang kuat)
7. Mujahidun li nafsihi (bersungguh-sungguh terhadap dirinya)
8. Munazhzham fi syuunihi (teratur dalam setiap urusan)
9. Haritsun ala waqtihi (efisien menggunakan waktu)
10. Nafiun li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)

B. How To Be A Muslim Geologist


Sesibuk apapun seorang geologi, tentunya tidak menjadi alasan untuk
meniggalkan kewajiban dirinya terhadap Tuhannya, yaitu Allah SWT. Allah
telah memberikan ruqsah atau keringanan bagi seseorang yang diluar batas
kemampuan untuk melaksanakan ibadahnya.
Sebagai contoh kewajiban shalat. Ketika seorang geologi berada di
lapangan yang jauh dari sumber mata air yng suci menyucikan, maka ia
diperbolehkan untuk bertayamum. Jika sedang berpergian jauh minimal 80
hasta maka ia diperbolehkan untuk menjamak atau menqasarkan shalatnya.
Begitu pengertiannya Allah terhadap hambanya yang sedang melakukan
sesuatu diluar kemampuannya. Untuk itu, tidak menjadi alasan untuk
meninggalkan shalat karena Allah sudah memberi kemudahan.

C. Amal Jamai
Berdasarkan harfiah, Amal Jamai terdiri dari dua kata. Yaitu amal dan
jamai. Amal berasal dari bahasa Arab, yaitu diambil dari kata
kerja - - , yang artinya berbuat. Amal adalah bentuk mashdar dari
kata kerja tersebut, berarti makna amal adalah perbuatan atau penggunaan
segala daya untuk menghasilkan sesuatu. Dan Jamai berasal dari Bahasa Arab,
yaitu al-ijtima yang bermaksud berkumpul atau bersatu. Berdasarkan
etimologi, Amal jamai adalah kegiatan yang merupakan produk suatu
keputusan jama'ah yang selaras dengan manhaj (sistem) yang lelah ditentukun
bersama, untuk mencapai tujuan tertentu. Amal Jamai mendistribusikan amal
(pekerjaan) kepada setiap anggota berdasarkan potensi yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan. Amal Jamai ada karena beberapa hal, diantaranya:
1. Tabiat alam
Bahwasanya amal jamai merupakan sunatullaah. Sudah
ketetapannya. Contoh kecil misalnya burung-burung yang bekerja sama
dalam membuat sarangnya.
2. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dan
pertolongan orang lain. Manusia saling hidup berdampingan untuk bahu
membahu dalam menyelesaikan masalah atau setiap aktivitasnya.
3. Dakwah jamaah
Dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a
yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Menurut istilah dakwah
adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at
dan akhlak Islam. Dakwah jamaah artinya menyerukan orang untuk
beriman kepada Allah SWT dan mengajak dalam kebaikan secara beramai-
ramai. Bisa saling mengingatkan satu sama lain. Sesuai dengan firman
Allah dalam QS Al-Ashr yaitu saling mensehati didalam kesabaran dan
kebenaran.
4. Beramal jamai
Dalam melakukan hal kebaikan, hendaknya kita tidak melakukan
kebaikan sendirian. Ajaklah lingkungan sekitar untuk sama-sama mencari
keridhoan-Nya dan meraih syurga-Nya.
Amal Jamai memiliki beberapa ciri-ciri, adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
1. Dalam setiap aktivitas menggunakan keputusan bersama
Dalam konteks gerakan bersama, tindakan yang diambil kelompok
harus bermusyawarah. Musyawarah sangat diperlukan untuk dapat
mengambil keputusan yang paling baik di samping untuk memperkokoh
persatuan dan rasa tanggung jawab bersama. Dalam musyawarah terdapat
hal penting yaitu mengambil mencari pendapat, menjaga kekeliruan,
menghindarkan celaan, menciptakan stabilitas emosi, dan kesimpulan yang
benar.
2. Sistem organisasinya tersusun secara sistematis
Tujuan pengangkatan seorang ketua dalam suatu organisasi atau
jamaah bukan semata-mata sebagai lambang, tetapi bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi dan memudahkan jamaah untuk bergerak dan
bertindak melakukan aktivitas Islami. Dalam melaksanakan tugas-tugas
tersebut tidak semua orang harus melaksanakannya, dan tidak semua orang
harus terlibat dengan semua kegiatan tersebut. Bahkan sebaiknya masing-
masing mengambil porsinya sendiri-sendiri
3. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan strategi pendekatan yang telah
digariskan oleh jamaah
Ketika melaksanakan kegiatan dilakukan
4. Kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan yang diciptakan bersama
Akhir dari menjalankan suatu kegiatan adalah mencapai suatu
tujuan, yakni tujuan yang telah disepakati secara bersama-sama dan tidak
mementingkan tujuan pribadi.

D. Komitmen Muslim Sejati


1. Mengislamkan aqidah
Aqidah yang seorang muslim miliki yaitu aqidah yang lurus, jelas,
benar dan sesuai dengan sunatullah. Seorang muslim harus memiliki aqidah
yang membawa dirinya yakin terhadap keimanannya, yakni:
a) Yakin bahwa Allah Maha Pencipta
b) Yakin bahwa apa-apa yang diciptakan Allah tidak sia-sia
c) Yakin bahwa Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk
menyampaikan Kalamullah yang tertuang dalam kitab-kitab
d) Yakin bahwa tujuan manusia diciptalan untuk saling mengenal dan
menyembah Allah
e) Yakin bahwa balasan untuk kaum muslimin adalah syurga dan kaum
musyrikin adalah neraka
f) Yakin bahwa setiap kebakan dan keburukan yang dilakukan manusia
datangnya dari sendiri, tidak bersangkutpaut kepada Allah
2. Mengislamkan keluarga dan rumah tangga
Tujuan pernikahan menurut Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
adalah:
a) Memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi
b) Membentengi akhlaq yang luhur dan untuk menundukkan pandangan.
c) Menegakkan rumah tangga yang islami
d) Meningkatkan ibadah kepada Allah
e) Memperoleh Keturunan Yang Shalih
Dalam berumah tangga perlu diperhatikan beberapa hal.
Diantaranya adalah:
a) Memilih pasangan berdasarkan agamanya. Pilih pasangan yang
bertakwa kepada Allah SWT. Khusus dalam memilih istri terdapat
ketentuan berdasarkan hadits Rasulullah SAW : Wanita biasanya
dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya,
karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih
wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian,
niscaya kamu akan merugi. (HR. Bukhari-Muslim)
b) Selalu berhati-hati dalam berumah tangga
c) Bertanggung jawab dalam menjalin hubungan rumah tangga dengan
saling percaya
3. Masa depan cerah milik umat Islam
Dalam mencapai sebuah masa depan yang cerah, ada saja tipu daya
setan untuk menggagalkan kaum muslimin mendapatkannya. Setan
menggagalkannya lewat hati manusia. Hati jika ibaratkan sebuah benteng,
maka diperlukanlah pintu-pintu yang selalu terjaga. Setan sebagai musuh
kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin
memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa
terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya. Adapun
pintu mauk datangnya setan adalah sebagai berikut:
a) Ambisi yang besar dan berburuk sangka
b) Lebih mencintai duniawi dan memiliki angan-angan yang besar dalam
menggapainya
c) Keinginan untuk hidup dengan selalu bersenang-senang dan bersantai
d) Berbangga diri
e) Sikap meremehkan dan tidak menghargai orang lain
f) Bersikap dengkis
g) Menunjukan perbuatan baik kepada orang lain dengan mengharapkan
pujian (riya)
h) Sulit untuk berbagi kepada orang lain
i) Bersikap takabbur
j) Rakus
Untuk menghindari siasat setan dalam mengacaukan masa depan
kaum muslimin yang cerah, diperlukan sifat untuk menggapai masa depan
cerah tersebut, diantaranya adalah:
a) Sikap husnudzon dan menerima ketetapan Allah
b) Rasa takut pada kematian yang tiba-tiba
c) Sadar akan kehilangan nikmat dan keburukan hisab
d) Ingat setiap karunia yang telah diberikan dan akibat perbuatan buruk
yang akan diterima
e) Saling mengenal dan menghormati orang lain
f) Menerima apapun yang telah diberikan Allah (qonaah)
g) Bersikap ikhlas
h) Sadar akan kekekalan pahala di sisi Allah
i) Bersikap rendah hati dan tidak sombong
j) Tidak bersikap zuhud yaitu lebih mementingkan kehidupan duniawi
dibanding akhirat
C. Hakikat Diri Sebagai Muslim
Manusia adalah mahkluk yang paling sempurna diantara ciptaan Allah.
Manusia dibekali akal pikiran untuk dapat memilah mana yang terbaik bagi
dirinya. Dalam diri manusia terdapat 3 unsur yaitu:
1. Jasmani
2. Ruh yang berasalk dari cahaya (nur)
3. An-Nafsi (jiwa)
Muslim yang baik memiliki karakteristik dibawah ini yaitu:
11. Salimul aqidah (aqidah yang baik)
12. Sahihul ibadah ( ibadahyang benar)
13. Matinul akhlak (aklak yang kokoh dan tegar)
14. Qawiyyul jismi (fisik yang kuat)
15. Mutsaqqaful fikri (kemmapuan berfikir intelek)
16. Manajemen waktu yang baik
17. Munazzamun fi syuhunihi (mengorganisir sesuatu dengan baik)
18. Qadirun alal karbi (mandiri)
19. Nafiun li ghairihi (bermanfaat bagi orang lain)
Seorang muslim harus mengenali potensi dirinya. Adapun langkah-
langkahnya adalah:
1. Kenali dahulu siapa diri sendiri
2. Niatkan segalanya untuk mencapai ridhanya Allah
3. Membuat tujuan hidup
4. Menerima kritikan
5. Selalu befikir positif
6. Komitmen terhadap tujuan yang telah dibuat
7. Cari teman seperjuagan yang baik
8. Keluar dari zona nyaman dan mulai berani mencoba hal haru
9. Optimis
Dalam mencapai tujuan-tujuan hidup, adakalanya sulit dalam membagi
waktu. Ketika mampu dalam membagi waktu dengan baik maka akan
didapatkan manfaat yaitu hilangnya sikap menunda-nunda pekerjaan sehingga
lebih bersikap disiplin, setiap urusan akan lebih mudah dilakukan karena sudah
mengeahui pekerjaan mana yang lebih dahulu dikerjakan seehingga tidak akan
bentrok dalam pengerjaannya.
D. Islam Secara Keseluruhan
Pondasi utama bangunan Islam terletak pada rukun Islam. Rukun Islam
ibaratnya seperti adonan batu, pasir, dan semen yang tercampur secara
sempurna untuk menopang bangunan di atasnya. Kuatnya struktur pondasi ini
berimplikasi pada kokohnya bangunan yang berdiri di atasnya. Adapun
pondasi tersebut adalah:
1. Syahadatain
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Naik haji bila mampu
Beragama merupakan bentuk keyakinan manusia terhadap hal yang
diajarkan oleh agama yang dianutnya. Tidak ada manusia yang menhgaku
beragama tanpa meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut. Dalam
agama Islam terdapat dasar-daar aqidah Islam dimana terterdapat pilah-pilar
keimanan yang dikenal sebagai rukun iman. Tanpa mepercayai satu saja rukun
iman, maka gugurlah keimanannya. Adapun rukun iman adalah sebai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat
3. Iman kepada kiba-kitab
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar
Dalam Islam, terdapat beberapa karakteristik yang mencirikan suatu
agama Islam. Karakteristik tersebut adalah:
1. Islam datang dari Allah SWT
2. Islam adalah agama yang tidak bertentangan dengan akal pikiran manusia
3. Allah menjamin kebahagiaan, kemuliaan, dan kemenangan bagi orang-
orang yang berpegang teguh pada agama Islam
4. Islam merupakan agama dengan sumber penyelesaian segala problematika
5. Syariat Islam adalah yang paling bijak dalam mengatur segala urusan
6. Agama Islam adalah agama yang tepat untuk semua zaman dan bangsa
7. Agama yang mencurahkan kedamaian, kebersamaan, dan kasih sayang
8. Agama Islam merupakan agama kesungguhan dan keseriusan
DAFTAR PUSTAKA

http://wahdah.or.id/amal-jamai/ (Diakses pada Minggu, 8 Oktober 2017 pukul


20:16)
http://islammurni.blogspot.co.id/2011/06/definisi-jamaah.html (Diakses pada
Minggu, 8 Oktober 2017 pukul 20:25)
https://www.beritaislamimasakini.com/definisi-as-sunnah-dan-al-jamaah-definisi-
definisi-istilah-penting-berhubungan-dengan-pemahaman-akidah-ahli-
sunnah-wal-jamaah-bagian-i.html (Diakses pada Minggu, 8 Oktober 2017
pukul 20:50)
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah (Diakses pada Senin, 9 Oktober pukul 18:25)
http://www.aswanblog.com/2015/12/etika-musyawarah-dalam-ajaran-islam.html
(Diakses pada Senin, 9 Oktober pukul 18:30)
https://almanhaj.or.id/3232-tujuan-pernikahan-dalam-islam.html (Diakses pada
Senin, 9 Oktober pukul 19:26)
https://rumaysho.com/153-10-pintu-setan-dalam-menyesatkan-manusia.html
(Diakses pada Senin, 9 Oktober pukul 20:12)
https://www.scribd.com/document/344795597/Rukun-Iman-Sebagai-Realisasi-
Kalimat-Syahadat (Diakses pada Selasa, 10 Oktober pukul 02:17)

Anda mungkin juga menyukai