Anda di halaman 1dari 1

perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang

berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya
atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan
masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai
macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga
menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat
langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca
berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di
radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk
dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik
individu maupun kelompok.

Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang
kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras,
pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar
belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak
kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka
melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan.
Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat
atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada
kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran
antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian.

Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si
pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak
menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai
motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga
ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum
mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi
adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP.

Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang
ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan
kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah
pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku
menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial.
Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa
mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya.


Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian,
pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang
baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak
menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah
mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan
sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan
melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat
kita dekat dengan Tuhan kita.

Anda mungkin juga menyukai