Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PRAKTIKUM

TUMPANG SARI TANAMAN KEDELAI EDAMAME DAN JAGUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik

Kelompok 1

Rizky Fatur Ramadhan Pane 150510150226

Medita Johana Pakula Bafiqi 150510150227

Eka Nurlita Destari 150510150230

Muhammad Okiba Jauhari E. 150510150235

Ridha Huda Tria Utami 150510150249

Kelas I

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
OKTOBER, 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan proposal praktikum dengan judul Tumpang
Sari Tanaman Kedelai Edamame dan Jagung. Proposal ini dibuat sebagai salah satu
tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik. Dalam proposal ini penulis
memaparkan mengenai penjelasan pertanian organik dan teknik tumpang sari pada
tanaman kedelai edamame dengan jagung. Penulis berharap proposal ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkenan
memfasilitasi dan memberi koreksi serta saran untuk terselesaikannya proposal ini.
Meskipun kami berharap isi dari proposal ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar proposal ini dapat lebih baik lagi. Semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Sumedang, Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II METODOLOGI ................................................................................................ 3

2.1 Tempat dan Waktu Percobaan ............................................................................. 3

2.2 Alat dan Bahan Percobaan ................................................................................... 3

2.3 Pelaksanaan Percobaan ........................................................................................ 3

2.4 Tata letak (Layout) ............................................................................................... 4

2.5 Jadwal Kegiatan Percobaan ................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 6

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Layout percobaan ......................................................................................... 5

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Timeline kegiatan tumpang sari tanaman kacang kedelai edamame dan
tanaman jagung .............................................................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang memiliki tujuan
untuk tetap menjaga keselarasan dengan sistem alami dengan cara memanfaatkan dan
mengembangkan proses-proses alami semaksimal mungkin dalam pengelolaan usaha
tani. Pertanian organik tersebut menghindari penggunaan bahan-bahan sintetik.
Kegunaan dari penerapan sistem pertanian organik yaitu untuk membatasi
kemungkinan dampak negatif dari bahan kimia yang digunakan dalam pertanian
konvensional. Walaupun pertanian organik memiliki dampak yang baik bagi kesehatan
lingkungan, konservasi sumber daya lahan, dan pembangunan pertanian rakyat namun
dalam penerapannya pertanian organik masih menghadapi banyak kendala.
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan
pertanian intensif menurun produktivitasnya karena rendahnya kandungan karbon
organik dalam tanah. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan
karon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan
produksi pertanian baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran
lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Kacang kedelai edamame merupakan tanaman yang berasal dari negara China
dan telah dibudidayakan sejak tahun 2500 SM lalu mulai menyebar ke negara-negara
lain melalui jalur perdagangan pada abad ke-19. Tanaman edamame merupakan
tanaman semusim yang tumbuh tegak dan berbentuk perdu/semak. Organ target yang
dipanen pada tanaman Edamame yaitu kacanhnya. Kacang edamame biasanya
dikomsumsi sebagai makanan kecil, bahan sayuran, ataupun menjadi manisan. Kualitas
kacang edamame ditunjukkan dari kondisi fisik, aroma, rasa, dan ketahanan tekstur saat
dimasak. Tanaman edamame memerlukan curah hujan yang cukup tinggi dan memiliki
iklim tropis. Ketinggian tempat yang optimal untuk pertumbuhan tanaman edamame
yaitu pada ketinggian 500 mdpl. Tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman
edamame yaitu tanah yang gembur, subur, dan memiliki kandungan organik yang
tinggi.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam
sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir),

1
dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan
bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Bagian yang dipanen
dari tanaman jagung merupakan tongkolnya. Tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1 m sampai 3 m, namun ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Jagung
dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan
yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum
antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh
optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Tumpang sari merupakan salah satu strategi budidaya tanaman untuk tetap
berproduktivitas tinggi dengan keterbatasan lahan yang tersedia. Keuntungan
penanaman secara tumpangsari antara lain dapat memudahkan pemeliharaan,
mengurangi risiko kegagalan panen, meningkatkan produktivitas lahan, lebih efisien
tenaga dan waktu, hemat dalam pemakaian sarana produksi, dan mampu meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan. Salah satu contoh pengaplikasian teknik tumpang sari
adalah pada tanaman kedelai edamame dan jagung. Teknik ini dapat menjadi solusi
untuk mewujudkan swasembada kedelai dan jagung di Indonesia. Dalam tumpang sari
kedelai edamame dan jagung, tanaman kedelai sebaiknya lebih diperhatikan daripada
jagung karena fisiknya lebih pendek sehingga lebih mengalami keterbatasan ruang
hidup. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tumpang sari antara lain
pengaturan jarak tanam, jumlah baris tanaman kedelai dalam jarak tanaman jagung,
waktu tanam antara kedelai dan jagung.
1.2 Rumusan Masalah
Pada praktikum ini dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara bercocok tanam secara organik ?
2. Bagaimana cara bercocok tanam dengan teknik tumpang sari ?
3. Apakah tanaman kedelai edamame dan jagung berpotensi tinggi dalam tumpang
sari ?

1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara bercocok tanam secara organik,
mengetahui cara bercocok tanam dengan teknik tumpang sari, dan mengetahui hasil
tumpang sari antara tanaman kedelai edamame dan jagung.

2
BAB II
METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan dilaksanakan di kebun Unit Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber daya Hayati (UUP) Universitas Padjadjaran, Desa Ciparanje, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Lokasi percobaan lapangan berada pada
ketinggian tempat sekitar 753 meter di atas permukaan laut (dpl), tipe iklim menurut
Schmidt-Ferguson (1951) termasuk ke dalam tipe C. Percobaan di lapangan
dilaksanakan dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Desember 2017.

2.2 Alat dan Bahan Percobaan


Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah benih kacang edamame, benih
jagung, dan pupuk kompos yang telah disediakan oleh koordinator lapangan. Alat yang
digunakan dalam percobaan di lapangan adalah alat tulis, cangkul, tugal, koret, dan
embrat.

2.3 Pelaksanaan Percobaan


Pelaksanaan percobaan dilaksanakan melalui beberapa tahap yang terdiri dari
persiapan lahan, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman,
pemangkasan, dan pemanenan. Tipe Multiple cropping yang dapat diterapkan untuk
penanaman tanaman kedelai dengan tanaman jagung yaitu tumpang sari. Menurut
Thahir (1999), tanaman jagung dan kedelai memungkinkan untuk ditumpangsari
karena tanaman jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat
memfiksasi nitrogen dari udara bebas sehingga kekurangan nitrogen pada jagung
terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada kedelai.
Berdasarkan penelitian oleh Imroatul (2017), perbadingan hasil penerapan
tumpang sari dan monokultur pada tanaman jagung dan kedelai menunjukkan hasil
yang tidak bebeda jauh satu sama lain, akan tetapi pada penerapan tumpang sari
memberikan keuntungan agronomis. Selain itu, Imroatul (2017) menguji nilai Land
Equivalent Ratio (LER) dan hasilnya menunjukkan bahwa sitem tumpang sari tanaman
jagung dengan kedelai mampu meningkatkan produktivitas lahan.
Sistem tanam tumpangsari adalah salah satu usaha sistem tanam dimana
terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam
waktu relatif sama atau berbeda dengan penanaman berselangseling dan jarak tanam

3
teratur pada sebidang tanah yang sama (Warsana, 2009). Pemilihan tanaman dalam
tumpangsari senantiasa mendasarkan pada perbedaan karakter morfologi dan fisiologi
antara lain kedalaman dan distribusi system perkaran, bentuk tajuk, lintasan
fotosintesis, pola serapan unsur hara sehingga diperoleh suatu karakteristik
pertumbuhan, perkembangan dan hasil tumapngsari yang bersifat sinergis (Gomez dan
Gomez, 1983 dan Palaniappan, 1985, dalam Permanasari dan Kastono, 2012)
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih
jenis tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari menurut
Thahir (1999) yaitu:
Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
Adanya pengolahan tanah yang minimal
Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh
tanaman yang satu lagi
Meskipun tanaman jagung dan tanaman kedelai dapat ditanam secara tumpang
sari, antara tanaman jagung dan kedelai akan tetap terjadi kompetisi dalam
memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Oleh sebab itu, pengaturan sistem
tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi
tersebut.

2.4 Tata letak (Layout)


Penanaman Jagung
1. Tanaman jagung ditanam 1 biji per lubang dengan sistem tanam legowo,
kemudian ditutup.
2. Jarak tanam jagung yaitu 100-50 cm X 20 cm.
3. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan dengan cangkul
Penanaman kedelai edamame
1. Benih dicampur dengan inokulum Rhizobium sp terlebih dahulu dengan dosis 5
kg benih/10 g. Caranya yaitu dengan membasahi benih lalu ditiriskan,
kemudian inokulan ditaburkan dan diaduk merata hingga melekat dan
diperkirakan seluruh bagian benih sudah merata mendapatkan inokulan. Segera
ditanam dan hindari terkena cahaya matahari langsung pada benih.

4
2. 1-3 benih ditanam di antara barisan legowo tanaman jagung dengan jarak tanam
40 cm X 20 cm. Maka akan didapati 2 barisan tanaman kedelai di antara setiap
barisan legowo tanaman jagung. Penanaman kedelai dapat secara bersamaan
dengan tanaman jagung atau 7 hari setelah penanaman jagung.

Gambar 1. Layout percobaan

2.5 Jadwal Kegiatan Percobaan


Tabel 1. Timeline kegiatan tumpang sari tanaman kacang kedelai edamame dan
tanaman jagung

Oktober November Desember


NO Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan bahan tanaman
2 Pengolahan lahan minimum
3 Pemberian bahan organik
4 Penyiangan gulma
5 Penanaman jagung
6 Penanaman edamame
7 Penyiraman
8 Pengendalian OPT
9 Jagung berbunga
10 Edamame berbunga
11 Panen jagung
12 Panen edamame

5
DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2015. Tumpangsari Jagung dengan Kedelai dalam Sistem
Tanam Legowo. Diakses online di http://new.litbang.pertanian.go.id/info-
teknologi/2287/ pada 10 Oktober 2017.
BPTP Aceh. 2015. Konsep Pertanian Organik. Diakses online di
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/753-konsep-
pertanian-organik pada 10 Oktober 2017.
Imroatul H., Siti. (2017). Budidaya Tanaman Monokultur dan Tumpang Sari (Laporan
Praktikum). Politeknik Negeri Jember. Jember
Konovsky, John., et al. (2013). Edamame: The Vegetable Soybean. Washington State
University. Washington DC.
Muzaiyanah, Siti. 2015. Tumpangsari Tanaman Kedelai dengan Jagung. Diakses online
di http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/?p=4402 pada 10 Oktober 2017
Permanasari, Indah. dan Kastono, Dody. (2012). Pertumbuhan Tumpangsari Jagung dan
Kedelai pada Perbedaan Waktu Tanam dan Pemangkasan Jagung. Jurnal
Agroteknologi, Vol. 3 No. 1, Agustus 2012: 13-20
Thahir, S. M., Hadmadi. (1999). Tumpang Gilir. Yasaguna. Jakarta
Trubus. 2010. Kolaborasi Jagung dan Edamame. Diakses online di http://www.trubus-
online.co.id/kolaborasi-jagung-dan-edamame/ pada 10 Oktober 201

6
7

Anda mungkin juga menyukai