Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik
Kelompok 1
Kelas I
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan proposal praktikum dengan judul Tumpang
Sari Tanaman Kedelai Edamame dan Jagung. Proposal ini dibuat sebagai salah satu
tugas mata kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik. Dalam proposal ini penulis
memaparkan mengenai penjelasan pertanian organik dan teknik tumpang sari pada
tanaman kedelai edamame dengan jagung. Penulis berharap proposal ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkenan
memfasilitasi dan memberi koreksi serta saran untuk terselesaikannya proposal ini.
Meskipun kami berharap isi dari proposal ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar proposal ini dapat lebih baik lagi. Semoga proposal ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Timeline kegiatan tumpang sari tanaman kacang kedelai edamame dan
tanaman jagung .............................................................................................................. 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang memiliki tujuan
untuk tetap menjaga keselarasan dengan sistem alami dengan cara memanfaatkan dan
mengembangkan proses-proses alami semaksimal mungkin dalam pengelolaan usaha
tani. Pertanian organik tersebut menghindari penggunaan bahan-bahan sintetik.
Kegunaan dari penerapan sistem pertanian organik yaitu untuk membatasi
kemungkinan dampak negatif dari bahan kimia yang digunakan dalam pertanian
konvensional. Walaupun pertanian organik memiliki dampak yang baik bagi kesehatan
lingkungan, konservasi sumber daya lahan, dan pembangunan pertanian rakyat namun
dalam penerapannya pertanian organik masih menghadapi banyak kendala.
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan
pertanian intensif menurun produktivitasnya karena rendahnya kandungan karbon
organik dalam tanah. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan
karon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan
produksi pertanian baik dalam segi kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran
lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Kacang kedelai edamame merupakan tanaman yang berasal dari negara China
dan telah dibudidayakan sejak tahun 2500 SM lalu mulai menyebar ke negara-negara
lain melalui jalur perdagangan pada abad ke-19. Tanaman edamame merupakan
tanaman semusim yang tumbuh tegak dan berbentuk perdu/semak. Organ target yang
dipanen pada tanaman Edamame yaitu kacanhnya. Kacang edamame biasanya
dikomsumsi sebagai makanan kecil, bahan sayuran, ataupun menjadi manisan. Kualitas
kacang edamame ditunjukkan dari kondisi fisik, aroma, rasa, dan ketahanan tekstur saat
dimasak. Tanaman edamame memerlukan curah hujan yang cukup tinggi dan memiliki
iklim tropis. Ketinggian tempat yang optimal untuk pertumbuhan tanaman edamame
yaitu pada ketinggian 500 mdpl. Tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman
edamame yaitu tanah yang gembur, subur, dan memiliki kandungan organik yang
tinggi.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam
sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir),
1
dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan
bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Bagian yang dipanen
dari tanaman jagung merupakan tongkolnya. Tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1 m sampai 3 m, namun ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Jagung
dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan
yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum
antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh
optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Tumpang sari merupakan salah satu strategi budidaya tanaman untuk tetap
berproduktivitas tinggi dengan keterbatasan lahan yang tersedia. Keuntungan
penanaman secara tumpangsari antara lain dapat memudahkan pemeliharaan,
mengurangi risiko kegagalan panen, meningkatkan produktivitas lahan, lebih efisien
tenaga dan waktu, hemat dalam pemakaian sarana produksi, dan mampu meningkatkan
efisiensi penggunaan lahan. Salah satu contoh pengaplikasian teknik tumpang sari
adalah pada tanaman kedelai edamame dan jagung. Teknik ini dapat menjadi solusi
untuk mewujudkan swasembada kedelai dan jagung di Indonesia. Dalam tumpang sari
kedelai edamame dan jagung, tanaman kedelai sebaiknya lebih diperhatikan daripada
jagung karena fisiknya lebih pendek sehingga lebih mengalami keterbatasan ruang
hidup. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tumpang sari antara lain
pengaturan jarak tanam, jumlah baris tanaman kedelai dalam jarak tanaman jagung,
waktu tanam antara kedelai dan jagung.
1.2 Rumusan Masalah
Pada praktikum ini dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara bercocok tanam secara organik ?
2. Bagaimana cara bercocok tanam dengan teknik tumpang sari ?
3. Apakah tanaman kedelai edamame dan jagung berpotensi tinggi dalam tumpang
sari ?
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara bercocok tanam secara organik,
mengetahui cara bercocok tanam dengan teknik tumpang sari, dan mengetahui hasil
tumpang sari antara tanaman kedelai edamame dan jagung.
2
BAB II
METODOLOGI
3
teratur pada sebidang tanah yang sama (Warsana, 2009). Pemilihan tanaman dalam
tumpangsari senantiasa mendasarkan pada perbedaan karakter morfologi dan fisiologi
antara lain kedalaman dan distribusi system perkaran, bentuk tajuk, lintasan
fotosintesis, pola serapan unsur hara sehingga diperoleh suatu karakteristik
pertumbuhan, perkembangan dan hasil tumapngsari yang bersifat sinergis (Gomez dan
Gomez, 1983 dan Palaniappan, 1985, dalam Permanasari dan Kastono, 2012)
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih
jenis tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari menurut
Thahir (1999) yaitu:
Mencegah dan mengurangi pengangguran musim
Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani
Adanya pengolahan tanah yang minimal
Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah
Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh
tanaman yang satu lagi
Meskipun tanaman jagung dan tanaman kedelai dapat ditanam secara tumpang
sari, antara tanaman jagung dan kedelai akan tetap terjadi kompetisi dalam
memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Oleh sebab itu, pengaturan sistem
tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi
tersebut.
4
2. 1-3 benih ditanam di antara barisan legowo tanaman jagung dengan jarak tanam
40 cm X 20 cm. Maka akan didapati 2 barisan tanaman kedelai di antara setiap
barisan legowo tanaman jagung. Penanaman kedelai dapat secara bersamaan
dengan tanaman jagung atau 7 hari setelah penanaman jagung.
5
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2015. Tumpangsari Jagung dengan Kedelai dalam Sistem
Tanam Legowo. Diakses online di http://new.litbang.pertanian.go.id/info-
teknologi/2287/ pada 10 Oktober 2017.
BPTP Aceh. 2015. Konsep Pertanian Organik. Diakses online di
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/753-konsep-
pertanian-organik pada 10 Oktober 2017.
Imroatul H., Siti. (2017). Budidaya Tanaman Monokultur dan Tumpang Sari (Laporan
Praktikum). Politeknik Negeri Jember. Jember
Konovsky, John., et al. (2013). Edamame: The Vegetable Soybean. Washington State
University. Washington DC.
Muzaiyanah, Siti. 2015. Tumpangsari Tanaman Kedelai dengan Jagung. Diakses online
di http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/?p=4402 pada 10 Oktober 2017
Permanasari, Indah. dan Kastono, Dody. (2012). Pertumbuhan Tumpangsari Jagung dan
Kedelai pada Perbedaan Waktu Tanam dan Pemangkasan Jagung. Jurnal
Agroteknologi, Vol. 3 No. 1, Agustus 2012: 13-20
Thahir, S. M., Hadmadi. (1999). Tumpang Gilir. Yasaguna. Jakarta
Trubus. 2010. Kolaborasi Jagung dan Edamame. Diakses online di http://www.trubus-
online.co.id/kolaborasi-jagung-dan-edamame/ pada 10 Oktober 201
6
7