Kelompok 12
Kelompok 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mncakup: perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh
guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi
kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan
kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat
ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil
kurikulum itu sendiri.
Dalam pengembngan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang
terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, tetapi didalamnya melibatkan
banyak orang, seperti politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-
unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.
Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi
memberikan tekanan yang sama, kalau tidak dapat dikatakan lebih kuat
dibandingkan perbedaan filosofi, visi, dan teori para pengambil keputusan sering
kali dapat diselesaikan melalui jenjang otoritas yang dimiliki seseorang walaupun
dilakukan dalam suatu proses deliberasi yang paling demokratis sekalipun. Ketika
perbedaan filosofi, visi, dan teori itu terselesaikan, maka proses pengembngan
dokumen kurikulum dapat dilakukan dengan mudah. Im yang direkrut adalah tim
yang diketahui memiliki filosofi, visi, dan teori yang sejalan atau bahkan mereka
yang tidak memiliki ketiga kualitas itu, tetapi ahli dalam masalah konten yang
akan dikembangkan sebagai konten kurikulum.
Keragaman sosial, budaya, aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi
adalah suatu realita masyarakat dan bangsa indonesia. Realita tersebut memang
berposisi sebagi objek periferal dalam proses pengembangan kurikulum nasional.
Posisi sebagai objek ini tidak menguntungkan karena ia sering ali diabaikan oleh
para otoritas pengembangan kurikulum. Sayangnya, kedudukannya yang menjadi
objek berubah menjadi subjek dan penentu dalam implementasi kurikulum, tetapi
tetap tidak dijadikan landasan ketika guru mengembngkan kurikulum. Padahal
keragaman itu berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan kurikulum, kemampuan sekolah dalam menyediakan pengalamn
belajar, dan kemampuan sisiwa dalam proses belajar sertya mengelola informasi
menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar. Artinya,
keragamn itu menjadi suatu variabel bebas yang memiliki kontribusi sangat
signifikan terhadap keberhasilan kurikulum baik sebagai proses, maupun
kurikulum sebagai hasil.
Waring (dalam Cienurani,2008) mengemukakan posisi keragaman sebagai
variabel bebas memang berada pada tataran sekolah dan masyarakat dimana suatu
kurikulum dikembangkan dan diharapkan menjadi pengubah yang tangguh sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang dapat diperkirakan. Secara nyata pengaruh
trsebut berada pada diri guru yang bertanggung jawab terhadap pengembangan
kurikulum dan pada siswa yang menjalani kurikulum. Dengan perkataan lain,
pengaruh tersebut berada pada tataran yang tak boleh diabaikan sama sekali
dimana studi kurikulum memperlihatkan kerentanan, dan kemungkinan besar
kurikulum berubah atau bahkan berbeda sama sekali dengan apa yang telah
direncanakan dann diputuskan. Oleh karena itu, keragaman sosial, budaya,
ekonomi, dan aspirasi politik harus menjadi faktor yang diperhitungkan dan
dipertimbangkan dalam sosialisasi kurikulum, dan plaksanaan kurikulum.
Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul satu permasalahan: faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum? Menurut Sukmadinata
ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu perguruan
tinggi, masyarakat, dan sisitem nilai.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yamg mempengaruhi perkembangan kurikulum?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
kurikulum.
2. Mengetahui hambatan apa saja yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran
disekolah. Pelajaran-pelajaran atau materi apa yang harus ditempuh di sekolah
itulah kurikulum. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap
sebagai suatu pengalamn atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan,
seperti yang dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (dalam Sudrajat, 2008)
yang mengatakan bahwa kurikulum to be composed of all the experiences
children have under the guidance of teachers.
Dalam perspektif kebijakan pendidikab nasional sebagaimana dapat dilihat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.