Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PELAYANAN

KEROHANIAN

RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT


Jalan Raya Panglima Sudirman No. 2, Kraksaan, Probolinggo
Telp. (0335) 846500, 846354, 844200 Fax. (0335) 846500
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT


Panduan Pelayanan Kerohanian

KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

dr. Vikky Satriyo Wibowo Pembuat Dokumen

Andreas, S. Sos Authorized Person

dr. Kertodinoto Direktur

ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT
NOMOR: /Per/RSGS/II/2017

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT,


Menimbang : a. Bahwa dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit
Graha Sehat, pelayanan kerohanian merupakan hal penting.
b. Bahwa agar pelayanan kerohanian dapat dipenuhi dengan baik
perlu adanya kebijakan Rumah Sakit Graha Sehat sebagai landasan
dalam pelaksanaan tugas.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 dan 2 perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Graha Sehat.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. Permenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
5. Peraturan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
01/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 Tentang Peraturan Internal Rumah
Sakit Graha Sehat;
6. Peraturan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
02/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 Tentang Penetapan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Graha Sehat;
7. Keputusan Direktur Utama PT Graha Sehat Lestari Nomor
01/Kep/Dirut/GSLK/XI/2016 tentang Pengangkatan dr.
Kertodinoto sebagai Direktur Rumah Sakit Graha Sehat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA SEHAT TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN DI RUMAH SAKIT GRAHA
SEHAT.
KEDUA : Panduan Pelayanan Kerohanian di Rumah Sakit Graha Sehat
sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kraksaan
Pada tanggal : 14 Februari 2017

Rumah Sakit Graha Sehat


Direktur,

dr. Kertodinoto

iii
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Graha Sehat
Nomor : /RSGS/Per/II/2017
Tanggal :14 Februari 2017

KATA PENGANTAR

Pengertian sehat merupakan interaksi antara jasmani, rohani dan spiritual. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan di rumah sakit, tidak hanya aspek jasmani melainkan juga aspek
rohani dan spiritual. Keterbatasan gerak pasien yang disebabkan oleh kondisi fisik yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, tidak perlu menghalangi keinginan pasien untuk
tetap mendapatkan pelayanan rohani dan spiritual oleh para pemuka agama masing-
masing.
Rumah Sakit diharapkan dapat mengambil bagian dalam pelayanan rohani atas pasien yang
sedang dirawat inap di rumah sakit, mengingat hak pasien untuk tetap dapat melaksanakan
kewajiban dan keinginannya untuk beribadah dan mendapatkan pendampingan rohani dan
spiritual dari pemuka agama.
Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan untuk memberikan pelayanan rohani kepada
pasien yang sedang dirawat inap di rumah sakit. Ketenangan batin dan kesehatan rohani
dan spiritual, diharapkan mampu mendukung kemampuan fisik pasien dalam mencapai
kesembuhannya.

Kraksaan, 05 Oktober 2017

TIM PENYUSUN

iv
KATA SAMBUTAN DIREKTUR

Rumah Sakit Graha Sehat Kraksaan sebagai Rumah Sakit Swasta pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna dituntut untuk selalu menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan yang terbaik dalam setiap pelayanan yang diberikan.
Oleh karena itu dengan hangat dan berbangga hati kita sambut penerbitan Panduan
Pelayanan Kerohanian sebagai langkah besar dalam upaya kita mewujudkan pelayanan
yang terstandar dan memfasilitasi pasien dalam melaksanakan kegiatan kerohanian.
Panduan Pelayanan Kerohanian ini disusun berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan untuk diterapkan pada proses pelayanan di Graha Sehat
Kraksaan. Upaya penyempurnaan panduan ini perlu terus-menerus dilakukan sehingga
diharapkan akan lebih dapat memenuhi untuk pelayanan pasien yang seragam di seluruh
rumah sakit serta sesuai dengan perkembangan keilmuan terkini. Panduan ini menjadi
pegangan bagi seluruh komponen pelayanan di Graha Sehat Kraksaan meliputi tenaga
medis, keperawatan, kebidanan dan profesional pemberi asuhan lainnya serta tenaga lain
yang terkait.
Semoga Panduan ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik dan tepat sehingga
tujuan untuk mencapai keamanan dan mutu tinggi dalam menjalankan pelayanan secara
serasi, selaras dan seimbang di Graha Sehat Kraksaan akan semakin cepat terwujud.
Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan Panduan ini disampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga upaya peningkatan
pelayanan pasien di rumah sakit ini dapat terus menerus dipelihara dan dikembangkan dan
dapat mencapai harapan kita bersama. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senatiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Kraksaan, 05 Oktober 2017

DIREKTUR RS GRAHA SEHAT

Dr Kertodinoto

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN............................................................................................... iv


SAMBUTAN DIREKTUR ... v
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................vii
BAB I DEFINISI ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................................................... 1
C. Pengertian................................................................................................................................................... 1
D. Peran Agama Terhadap Kondisi Pasien ......................................................................................... 2
E. Perkembangan Spiritual ....................................................................................................................... 3
F. Pasien Yang Membutuhkan Bantuan Pelayanan Spiritual/Kerohanian ........................... 4
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................................................... 5
A. Ruang Lingkup Pelayanan.................................................................................................................... 5
B. Unit terkait ................................................................................................................................................. 5
C. Penanggung Jawab .................................................................................................................................. 5
D. Fasilitas Dan Perlengkapan ................................................................................................................. 5
BAB III TATA LAKSANA ....................................................................................................................... 6
A. Tata Laksana Pelayanan Kerohanian Keluarga Pasien (Eksternal).................................... 6
B. Tata Laksana Pelayanan Kerohanian Keluarga Pasien (Internal) ....................................... 6
C. Tata laksana permintaan pelayanan kerohanian ....................................................................... 7
D. Tata Laksana Koordinasi Internal Pemuka Agama ................................................................... 7
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN .................................................................................................... 8
BAB IV PANDUAN PELAYANAN (DOA) ........................................................................................... 9
A. Doa Agama Islam ..................................................................................................................................... 9
B. Doa Agama Katolik .................................................................................................................................. 9
C. Doa Agama Kristen............................................................................................................................... 10
D. Doa agama Hindu ................................................................................................................................. 10
E. Doa Agama Budha................................................................................................................................. 10
BAB V DOKUMENTASI ...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 13

vi
BAB I DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 812/Menkes/SK/VII/2007
tentang Kegiatan Perawatan Paliatif merupakan dasar pendekatan dari pelayanan
kerohanian. Esensi kebijakan ini bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan, peniadaan, identifikasi dini dan penilaian serta
penyelesaian masalah-masalah fisik, psikososial, dan spiritual. Sedangkan kualitas
hidup pasien adalah keadaan pasien yang dipersepsikan sesuai dengan konteks budaya
dan sistem nilai yang dianutnya termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya.
Menurut Larsoniv berbagai penelitian tentang relevansi klinis dari agama dan
spiritualis dapat dikategorikan ke dalam empat golongan antar lain: 1) mengenai
pencegahan penyakit (illness prevention), 2) mengenai penyusuaian terhadap penyakit
(coping with illness), 3) mengenai kesembuhan dari operasi (recorvey from surgery)
dan 4) meningkatkan hasil pengobatan (improving treatment outcomes).
Penelitian Clark, Firedman dan Martin dikutip dari Subandi dan Hasnat menjelaskan
bahwa pasien yang cenderung religius memiliki perasaan bahagia dibanding dengan
pasien yang kurang religius. Kemudian Javis Northcott dalam Wood dan Irosonv
menyatakan pelayanan rohani memungkinkan mengurangi resiko sakit dan kematian.
Pargement, Cole, Vandevreek, Belavick, Brant dan Perezvi menyatakan bahwa beberapa
pengaruh religius dapat menumbuhkan perilaku koping untuk menjalani atau
mengatasi sumber-sumber stres pada keadaan normal atau sakit (illness).
Melihat pentingnya pelayanan rohani dalam mendukung kesembuhan penyakit
pasien, Rumah Sakit Graha Sehat sebagai institusi pelayanan kesehatan
melaksanakannya dengan tujuan mencapai kepuasan pasien dalam upaya memenuhi
harapan kerohanian serta menghhormati budaya, suku, nilai-nilai kepercayaan serta
agama yang dianut pasien.

B. TUJUAN
1. Sebagai Panduan pelaksanaan tugas dalam kepedulian terhadap hak pasien
sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Agar kebutuhan pasien untuk melaksanakan ibadah dapat dipenuhi sehingga
mempunyai kekuatan dan ketenangan jiwa.
3. Terlaksananya pelayanan kerohanian di Rumah Sakit Graha Sehat.
4. Terwujudnya pelayanan doa yang optimal berdasarkan agama dan kepercayaan
yang resmi.
5. Setiap pasien mendapatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
6. Setiap pasien bisa mendapatkan sakramen khusus sesuai dengan keinginannya.
7. Setiap staf Rumah Sakit mengerti dan memahami pelayanan yang bisa diberikan
oleh tim pelayanan kerohanian.

C. PENGERTIAN
1. Pengertian agama
Pengertian agama menurut berbagai agama:
a. Agama menurut agama Islam ialah, kata Islam berasal dari kata: salam yang
artinya selamat, aman sentosa, sejahtera: yaitu aturan hidup yang dapat
menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.
b. Agama menurut agama Kristen ialah segala bentuk hubungan manusia dengan
yang suci. Terhadap yang suci ini manusia tergantung, takut karena sifatnya
yang dahsyat dan manusia tertarik karena sifat-sifatnya yang mempesonakan.

1
c. Agama menurut agama Hindu ialah Satya, Arta, Diksa, Tapa, Brahma dan Yajna.
Satya berarti kebenaran yang absolute. Arta adalah dharma atau perundang-
undangan yang mengatur hidup manusia. Diksa adalah penyucian. Tapa adalah
semua perbuatan suci. Brahma adalah doa atau mantra-mantra. Yajna adalah
kurban. Pengertian lain ialah dharma atau kebenaran abadi yang mencakup
seluruh jalan Kehidupan manusia. Jadi agama menurut agama Hindu ialah
kepercayaan hidup pada ajara-ajaran suci dan diwahyukan oleh Sang Hyang
Widi yang kekal abadi.
d. Agama menurut agama Budha ialah suatu kepercayaan atau perwujudan atau
kepercayaan manusia akan adanya daya pengendalian yang istimewa dan
terutama dari suatu manusia yang harus ditaati dan pengaruh pemujaan tadi
atas perilaku manusia.
e. Pengertian lain dari agama adalah suatu badan dari ajaran kesusilaan dan
filsafat dan pengakuan berdasarkan keyakinan terhadap pelajaran yang diakui
baik yang ajaran yang budha yang sangat mulia. Dalam pengertian yang lain
bahwa agama adalah cara tertentu untuk pemujaan kepada para dewa, dewa
agung yaitu adanya kekuatan gaya tak terlihat yang menguasai alam semesta.
2. Pelayanan kerohanian
Peraturan Direktur Rumah Sakit Graha Sehat. No: / / / tanggal...... tentang
pelayanan Kerohanian oleh Tim Internal Rumah Sakit Graha Sehat, meliputi:
a. Dilaksanakan kepada pasien agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu atau
Budha.
b. Dilaksanakan minimal satu kali dalam satu minggu, secara bergiliran minimal
dua ruangan, kepada beberapa orang pasien sesuai situasi dan kondisi
Pelayanan kerohanian pada pasien atau pendampingan orang sakit merupakan
salah satu bentuk layanan konseling untuk membantu pasien yang tengan bergulat
dengan pengalaman batas daya tersebut. Situasi batas daya yang kerap menatapkan
pasien pada fakta kematian (kegelapan maut): harus meninggalkan dunia dan tidak
tahu akan menuju kemana. Dalam proses pendampingan, konselor menunjukkan
rasa simpati dan dukungan empatik kepada pasien supaya dapat berjumpa
dengan Allah yang hadir dalam situasinya yang terbatas itu. Pasien dibimbing untuk
hidup dengan bersandar pada kebaikan Tuhan Yang Maha Esa semata, sehingga
daya Illahi dapat dijadikan sumber kekuatannya untuk meloncat ke luar dari
situasi pengalaman batas daya menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa (meskipun
dalam kegelapan), karena percaya bahwa penyerahannya itu akan disambut Tuhan.
3. Pendamping pelayanan
Kata pendampingan pelayanan adalah gabungan dua kata yang mempunyai makna
pelayanan. Istilah pendampingan berasal dari kata kerja mendampingi.
Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang lain yang karena sesuatu
sebab perlu didampingu. Orang yang melakukan kegiatan mendampingi disebut
pendampong. Antara yang didampingi dan pendamping terjadi suatu interaksi
sejajar atau relasi timbal balik. Pihak yang paling bertanggung jawab (sejauh
mungkin sesuai dengan kemampuan) adalah pihak yang didampingi. Dengan
demikian, istilah pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu,
menemani, membagi atau berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan
mengutuhkan.

D. PERAN AGAMA TERHADAP KONDISI PASIEN


Ada sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuan Barat mengenai fenomena doa
dan hubungannya dengan kesehatan jasmani, diantaranya:
1. Harris melakukan penelitian terhadap 990 pasien di sebuah rumah sakit di
Amerika. Ia meminta sekelompok orang untuk berdoa bagi sebagian pasien itu
setiap hari selama empat minggu berturut-turut. Namun, peneliti sengaja tidak
mempertemukan kelompok orang yang sakit itu dengan kelompok orang yang

2
mendoakan mereka. Kelompok orang yang diminta berdoa itu tidak mengenali
pasien yang mereka doakan. Mereka hanya diberi tahu nama-nama pasien tersebut.
Sebaliknya, para pasien yang sakit pun tidak tahu bahwa mereka sedang didoakan
oleh sekelompok orang. Ternyata hasil penelitian itu menunjukkan bahwa
kelompok pasien yang didoakan oleh kelompok orang itu merasakan kemajuan dan
perbaikan kondisi badannya, karena serangan penyakit yang mereka derita
berkurang sepuluh persen dibanding kelompok pasien yang tidak didoakan.
2. Penelitian lain dilakukan terhadap 393 pasien yang menderita berbagai penyakit
berat seperti jantung dan paru-paru. Langkah penelitiannya sama dengan
penelitian Harris. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang didoakan
membutuhkan obat-obatan dan alat bantu pernapasan yang lebih sedikit
dibandingkan pasien yang tidak didoakan. Dan mereka juga lebih sedikit mengalami
komplikasi.
3. Majalah Psychomatic Medicine melakukan penelitian yang melibatkan dua
kelompok responden, yaitu 78 orang pasien kulit hitam dan 77 orang pasien kulit
putih, yang usianya bervariasi antara 25 hingga 45 tahun. Kedua kelompok itu
dipisahkan dalam studi tersebut karena orang Afro-Amerika dianggap cenderung
lebih religius dan lebih taat menjalankan doa dan shalat dibandingkan kelompok
pasien kulit putih. Para pasien itu kemudian diminta untuk menjalankan perintah-
perintah agama lebih taat dan lebih khusyuk, terutama doa dan shalat. Hasil
penelitian itu menunjukkan bahwa ternyata shalat dan doa yang banyak mereka
lakukan itu dapat menurunkan darah tinggi, terutama pada para pasien kulit hitam.
Penyakit yang diderita para pasien kulit putih tidak mengalami perubahan yang
berarti karena mereka lebih malas menjalankan shalat dan doa.

Peran agama:
1. Peran agama terhadap kondisi psikologis
Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, akan timbul rasa tenang dan aman.
Hal ini merupakan ciri sehat mental, yaitu:
a. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat.
b. Membiasakan persepsi ke arah positif.
c. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik.
d. Mengembangkan emosi positif.
2. Peran agama terhadap kondisi sosial
Umumnya kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya dilakukan secara bersama-
sama (berjamaah) dan dilaksanakan secara berulang, sehingga dapat menimbulkan
rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa solidaritas antar jemaah.
Orang dengan kondisi religiusnya tinggi pada umumnya dapat membina
keharmonisan keluarga dan dapat membina hubungan yang baik antar manusia.

E. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoffs dibagi ke dalam empat
tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:
1. Usia anak-anak
Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku
tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang
lain dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada
pada masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti
berdoa sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolah, kegiatan
keagamaan yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual
mulai mencontoh aktivitas keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga.
Pada masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa,
serta mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.

3
2. Usia remaja akhir
Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya
partisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat
mereka semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan
spiritual pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan
spiritual seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang
berarti sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau
kepercayaan. Bila pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul
kekecewaan.
3. Usia awal dewasa
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan
akan ke yakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk
yang tepat untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat
rasional dan keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala
pertanyaan tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa
ini, timbul perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
4. Usia pertengahan dewasa
Merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri. Perkembangan ini diawali
dengan semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun
menghadapi perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan
dirinya.

F. PASIEN YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN PELAYANAN SPIRITUAL/KEROHANIAN


1. Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan
bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan
Tuhan, tidak ada yang menyertainya selain Tuhan.
2. Pasien ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat dapat menimbulkan perasaan kacau, yang
dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan
yang paling besar adalah bersama Tuhan.
3. Pasien menghadapi pembedahan
Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena
akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadan pencipta
dalam hal ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan
bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan
Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan
bila kea rah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup kearah yang
lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.

4
BAB II RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Islam
2. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Protestan
3. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Katolik
4. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Hindu
5. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Budha

B. UNIT TERKAIT
1. Hubungan internal
a. Unit Rawat Inap
b. Unit Humas
2. Hubungan eksternal
a. Pemuka agama di sekitar rumah sakit yang bekerjasama dengan rumah sakit

C. PENANGGUNG JAWAB
1. Kanit SDM
2. Kabid Keperawatan
3. Kanit Humas dan Pemasaran

D. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN


1. Kitab Suci masing-masing agama
2. Buku panduan kerohanian (Tuntunan) masing-masing agama
3. PC
4. Perlengkapan ibadah dari masing-masing agama
5. Ruangan tertentu, apabila dibutuhkan untuk ukuran yang lebih luas atau
tersendiri/terpisah dari pasien yang lainnya.

5
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN (EKSTERNAL)


1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian kepada pasien
yang dilakukan oleh pemuka agama yang didatangkan dari dari luar Rumah Sakit.
2. Pasien atau keluarga pasien rawat inap di Rumah Sakit membutuhkan pelayanan
kerohanian oleh pemuka agama yang ditunjuk secara langsung dari pihak keluarga
pasien.
3. Pasien atau keluarga pasien mengutarakan maksud tersebut kepada perawat yang
bertugas untuk membantu proses pelaksanaannya.
4. Petugas rawat inap mengakomodir kebutuhan pasien dan memberikan formulir
permintaan pelayanan kerohanian sendiri (dari keluarga pasien) sebagai
permintaan tertulis dari keluarga pasien.
5. Petugas menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan demi kelancaran proses
kerohanian pasien.
6. Pemuka agama yang didatangkan oleh pihak keluarga pasien dapat membantu
dalam proses pemberian pelayanan kerohanian terhadap pasien selama waktu yang
dianggap cukup.
7. Dalam proses pelayanan kerohanian yang dilakukan, pihak keluarga tetap menjaga
ketertiban dan sopan santun dengan pasien yang terdapat pada ruangan tersebut.
8. Pelaksanaan pelayanan kerohanian dilakukan di ruangan perawatan yang
diupayakan sedemikian sehingga tidak akan mengangu keberadaan pasien lainnya
di ruangan tersebut atau di ruang Pastoral Konseling bila keadaan pasien
memungkinkan.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

B. TATA LAKSANA PELAYANAN KEROHANIAN KELUARGA PASIEN (INTERNAL)


1. Rumah Sakit membantu dan menyediakan pelayanan kerohanian, fasilitas dan
kebutuhan yang sesuai pada saat pelaksanaan kegiatan kerohanian.
2. Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kerohanian terhadap
dirinya sendiri selama dilakukan perawatan di Rumah Sakit.
3. Kebutuhan akan layanan kerohanian disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien
untuk meminta dilakukannya pelayanan/bimbingan rohani sesuai permintaan
pasien atau keluarganya.
4. Kebutuhan pelayanan kerohanian disampaikan pasien dan atau keluarga kepada
staf medis yang dinas pada saat tersebut.
5. Pelayanan kerohanian dapat di sampaikan staf medis kepada pasien dan
keluarganya, berdasarkan dari hasil asesmen kebutuhan pasien akan pelayanan
kerohanian.
6. Perawat akan menanyakan dan meminta kesediaan pasien dan keluarga pasien
untuk mengisi form Permintaan Pelayanan Kerohanian. Unit rawat inap wajib
menerangkan poin-poin dalam form tersebut.
7. Form Permintaan Pelayanan Kerohanian harus ditanda tangani oleh pembuat
pernyataan dan adanya saksi dari pihak keluarga ataupun pasien.
8. Pelayanan kerohanian kepada pasien dilakukan oleh pemuka agama yang
disediakan oleh Rumah Sakit.
9. Pemuka agama yang sesuai dengan agama pasien akan segera dihubungi oleh
petugas.

6
10. Unit rawat inap bertanggung jawab untuk menjamin ketertiban jelang pelayanan
rohani dengan memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga pasien yang
seruangan dengan pasien dan keluarga pasien peminta pelayanan bimbingan
kerohanian.
11. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

C. TATA LAKSANA PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN


1. Pelayanan kerohanian pasien baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal
diakomodasi oleh Rumah Sakit, dalam memberikan ketenangan dan kenyamanan
bagi pasien.
2. Prosedur pemberian pelayanan kerohanian pasien rawat inap dikoordinir oleh
perawat ruangan yang pada saat itu berjaga/dinas dan unit humas terkait.
3. Asesmen kebutuhan pasien akan pelayanan kerohanian harus dilakukan dan
diketahui oleh perawat/staf medis yang dinas dan tercatat pada formulir asesmen
pasien ke dalam berkas rekam medis pasien.
4. Ruang lingkup pelayanan kerohanian yang disediakan oleh Rumah Sakit adalah
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, selain itu Rumah Sakit belum dapat
mengakomodir kebutuhan terkait pelayanan kerohaniannya.
5. Pelayanan kerohanian yang belum dapat diakomodir sesuai dengan agama dan
kepercayaan pasien, dapat dilakukan sendiri oleh pasien dan keluarga dengan cara
mendatangkan sendiri pemuka agama yang dianutnya ke Rumah Sakit.
6. Rumah Sakit siap untuk membantu proses pelaksanaan kerohanian yang dilakukan,
dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang ada.
7. Pelaksanaan pelayanan kerohanian yang dilakukan diharapkan tidak mengganggu
kenyamanan pasien lainnya atau yang berdampingan.
8. Apabila diperlukan untuk kenyamanan dilakukannya proses pelayanan kerohanian,
dapat dipertimbangkan dan diupayakan ruangan atau tempat tertentu yang khusus
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
9. Setelah melaksanakan pelayanan kerohanian, petugas pelayanan mengisi data
pelayanan dan memberi tanda tangan pada lembaran form permintaan pelayanan
kerohanian dan buku pelayanan sebagai tanda pelayanan telah seselai
dilaksanakan.

D. TATA LAKSANA KOORDINASI INTERNAL PEMUKA AGAMA


1. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kerohanian, khususnya pemuka agama yang
ditunjuk dan diakui sebagai pelaksana bimbingan internal di rumah sakit.
2. Untuk pemuka agama yang tidak tersedia di rumah sakit, Rumah Sakit bekerjasama
dengan pemuka-pemuka agama yang dapat membantu dalam pelaksanaan
pelayanan bimbingan kerohanian pasien di rumah sakit.
3. Bentuk kerjasama yang dilakukan tertuang dalam kesepakatan bersama dan saling
menghargai diantara keduanya.
4. Perawat yang bertugas akan mengatur dan berkoordinasi dengan pemuka agama
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Seluruh kegiatan yang dilakukan pemuka agama selama proses memberikan
pelayanan kepada pasien menjadi tanggung jawab petugas kerohanian.

7
ALUR PELAYANAN KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PERMINTAAN BIMBINGAN PERMINTAAN BIMBINGAN


INTERNAL EKSTERNAL

PERMINTAAN PASIEN ATAU


KELUARGA

PASIEN DAN KELUARGA


PERAWAT MENGHUBUNGI
MENGHUBUNGI PEMUKA
UNIT KEROHANIAN
AGAMA
PETUGAS KEROHANIAN

UNIT KEROHANIAN
MENGHUBUNGI PEMUKA
AGAMA
PETUGAS KEROHANIAN

PELAKSANAAN BIMBINGAN
KEROHANIAN

PENCATATAN
PELAKSANAAN BIMBINGAN

Daftar nama-nama pemuka agama pelayanan kerohanian Rumah Sakit Graha Sehat
Pemuka
Nama No Telp Alamat
Agama
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha

8
BAB IV PANDUAN PELAYANAN (DOA)

A. DOA AGAMA ISLAM


Membaca Surat Yasin, ada sebuah hadist yang menyebutkan bahwa Yasin lima quriat
lahu artinya Surat Yasin dibaca sesuai niat si pembaca. Yasin dapat dibaca saat kita
mengharap rezeki Tuhan, meminta sembuh dari penyakit, menghadapi ujian, mencari
jodoh, dan lain-lain.
Lebih dari itu, Surat Yasin sudah menjadi kebiasaan masyarakat bila salah satu
keluarga ada yang kritis. Surat Yasin dibaca dengan harapan jika bisa sembuh semoga
cepat sembuh, dan jika Allah menghendaki yang bersangkutan kembali kepada-Nya,
semoga cepat diambil oleh-Nya dengan tenang.
Ada kalanya Yasin dibaca sendirian, ada juga bersamaan dengan tetangga yang lain.
Yang jelas, orang yang sakit sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh karena tanda-
tanda akan diakhirinya kehidupan ini sudah jelas. Dan surat Yasin menjadi pengantar
kepulangannya ke kehadirat Allah.
Surat Yasin adalah jantung Al-Quran. Siapa yang membacanya semata-mata karena
Allah dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka bacakanlah
Yasin di samping saudaramu yang sekarat.
Diriwayatkan juga, jika seorang muslim dan muslimah dibacakan surat Yasin etika
mendekati ajal maka akan diturunkan 10 (sepuluh) malaikat berkat dari huruf-huruf
Yasin yang dibaca. Para malaikat itu berdiri berbaris di samping yang sakit,
membacakan shalawat dan istigfar kepadanya dan ikut menyaksikan saat dimandikan
dan mengantarkan ia ke makam. (Tafsir Yasin lil Hamamy, halaman 2)
Dalam kitab Audhaul Maani Riyadh as Shalihin disebutkan bahwa bacaan surat Yasin
untuk yang sedang mendekati ajal akan menjadi bekal dia, seperti halnya ia membawa
susu kental dalam perjalanan. Dan surat Yasin pada dasarnya dapat dibaca untuk
seseorang setelah meninggal di rumah atau bahkan di makam. (Audhaul Maani,
halaman:376)
Doa untuk orang sakit
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim, Alhamdulillahirobbil Alamin
Wassolatuwassalamu Ala Asrofi Ambiyai Wal Mursalin
Syaiddina Wamaulana Muhammadin Walah Alibi Wassobbihi Ajemain, Ammabadu
Ya Allah yang Maha Pengasih dan penyayang aku berkumpul dihadapanMu untuk
menjalankan tugas kami.
Bukalah hati dan pikiran kami agar tetap berada dijalanMu
Berkatilah tangan kami, agar kami mampu menolong sesama kami.
Berikanlah ketegaran dan kekuatan agar kami mampu menjalankan profesi kami.
Sembuhkanlah orang-orang sakit yang kami rawat dengan rahmat hidayah dan
inayahMu, semoga tugas yang kami jalankan pada hari ini, hari esok, dan hari yang akan
datang tetap membawa keselamatan bagi sesama kami. Semoga tugas yang kami
jalankan dapat meningkatkan pengabdian kami pada sesama kami.
Wassallahu ala Syaidina Muhammadin Waalalihi Washobihi Wassalam Wal
Hamdulillahi Robbil Alamin
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

B. DOA AGAMA KATOLIK


Teks Doa Bapa Kami (terjemahan misionaris di Malaka, Malaysia)
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun
mengampuni yang bersalah kepada kami.

9
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang
jahat.
Amin
(Doksologi: sebab Tuhanlah Raja yang mul dan berkuasa untuk selama-lamanya)

Doa untuk orang sakit


Tuhan Allah kami, penderita sakit ini telah datang kepada-Mu untuk memohon apa yang
ia dambakan dan ia yakin sebagai yang terpenting baginya. Sangatlah penting bahwa
jiwa rohani kita sehat berilah ya Tuhan agar kata-kata itu melekat dalam hatinya.
Semoga kehendak-Mu yang Kudus terlaksana padanya dalam segala hal, apabila
Engkau ingin agar ia disembuhkan tetapi andaikata kehendak-Mu lain semoga ia
mampu meneruskan memikul salib-Nya.
Bagi kami yang mendoakannya bersihkanlah hati kami agar kami pantas menerima
anugrah belas kasih-Mu, lindungilah dan ringankanlah penderitaannya, tolonglah dia
memikul salib-Nya dengan berani.
Sudilah Engkau mengajar mereka. Semua ini kami mohon demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami. Amin.

C. DOA AGAMA KRISTEN


Teks Doa Bapa Kami (tertulis pad Injil Matius versi Terjemahan Baru)
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namaMu.
Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami secukupnya, dan ampunilah kami akan
kesalahan kami seperti kamu juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam percobaab, tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat.
(karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa kemudian sampai selama-
lamanya). Amin
Karena kami semua percaya bilur-bilutMu telah menyembuhkan aku. Demikianlah seru
doa kami yang jauh dari sempurna, hanya kami Alaskan dalam namaMu yang Kudus.
Amin

D. DOA AGAMA HINDU


Doa waktu sakit
Om swastyastu
Om tryambakani yajamahe sugandhini pusti wardanam urvakum iva bandhanat
Mrtyor muksiya mamrat
Kami memuja Hyang Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak
makanan. Semoga Ia melepaskan kami, seperti buah mentimun dari batangnya. Dari
kematian dan bukan dari kekekalan.
Om santih santih santih
Doa belasungkawa
Om swastyastu
Om vayur anilam amrtam
Athedam Bhasmantam Sariram
Ya Tuhan penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat Vijaksara
Suci Om, semoga ia mengingat Engkau yang mana nasa dan kekal abadi.
Ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan
badan ini akhirnya hancur menjadi abu. Om santih santih santih.

E. DOA AGAMA BUDHA


Doa keselamatan
Semoga segala malapetaka jauh menyisih, semua penyakit menjadi sembuh tiada mara
bahaya yang menimpa diriku.

10
Berdasarkan gaya-gaya kekuatan perlindungan ini,semoga tiada malapetaka yang
mengganggu berkat kemampuan paritta ini. Semoga semua kesukaranku lenyap.
Semoga berkat gaya-gaya pancaran Budha gaya-gaya pancaran pacceka Budha dan
gaya-gaya pancaran para arabat Ku mendapatkan perlindungan sekokoh mungkin.

11
BAB V DOKUMENTASI

Proses dokumentasi dilakukan dengan melakukan pengisian data dari formulir yang telah
diisi dan diitanda tangani oleh pasien atau keluarganya. Bukti dokumentasi dapat
dilampirkan pada lembar berkas rekam medis dan lembar/catatan khusus petugas
kerohanian dari Rumah Sakit, meliputi :
1) Formulir permintaan pelayanan kerohanian
2) Buku pencatatan pelaksanaan pelayanan kerohanian
3) Lembar asesmen pasien/dokumen pengkajian keperawatan yang mencantumkan
pengkajian agama/kepercayaan
4) MOU kerjasama dengan pemuka agama

Revisi dan audit:


1) Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu tiga tahun.
2) Kebijakan ini dievaluasi staf terkait di Rumah Sakit Graha Sehat
a) Komite mutu dan keselamatan pasien
b) Satuan pengawas internal
c) Staf lain terkait

Rumah Sakit Graha Sehat


Direktur,

dr. Kertodinoto

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Elzaky, Jamal. (2011). Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit
Zaman.

13
Lampiran...

Permintaan Pelayanan Kerohanian

PERMINTAAN PELAYANAN KEROHANIAN

Nama Pasien : __________________________________________


Tanggal Lahir : __________________________________________
No. RM : __________________________________________
Agama : __________________________________________
Permintaan tanggal/jam : __________________________________________
Konfirmasi petugas kerohanian : __________________________________________
Nama petugas kerohanian : __________________________________________
Tanggal/ jam kedatangan : __________________________________________
No. Telepon / No. Hp : __________________________________________

Krangsaan, _______________

Pasien/keluarga Perawat/Bidan

( ) ( )

14

Anda mungkin juga menyukai