Anda di halaman 1dari 8

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN


KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II DI POLI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT
PANCARAN KASIH GMIM MANADO
Fehni Vietryani Dolongseda
Gresty N. M Masi
Yolanda B. Bataha
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email : Fehniv@gmail.com

Abstract : Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder that is marked increase in blood
glucose (hyperglycaemia). Physical activity affects insulin action in people at risk for diabetes
mellitus. Lack of activity is one factor that participated slah berperean that cause insulin resistance
in diabetes mellitus type II and A diet is the behavior of a human or group of humans in meeting the
need for food that includes the attitudes, beliefs and choice of food. research purposes is to analyze
the relationship patterns of physical activity and diet with blood sugar levels in patients with type II
diabetes mellitus in Poli Disease Hospital Arc of Love GMIM Manado. The research method used
is descriptive analytic cross sectional study. The sampling technique in this research is purposive
sampling with 75 samples. The data collection was conducted using questionnaires. Processing
data using SPSS program with Pearson correlation test with significance level of 95% ( = 0.05).
The results using Pearson correlation analysis demonstrated an association patterns of physical
activity and diet with blood sugar levels (p = 0.000) Conclusion correlation patterns of physical
activity and diet with blood sugar levels in patients with type II diabetes mellitus in Poli Disease
Hospital Arc of Love GMIM Manado.
Keywords: Pattern Physical Activity, Diet, Blood Sugar, Diabetes Mellitus Type II
Reference : 16 Books (2006-2016) and 10 Journal (2006-2016)

Abstrak : Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang di tandai
peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi). Aktivitas fisik berdampak terhadap aksi insulin pada
orang yang beresiko diabetes melitus. Kurangnya aktivitas merupakan slah satu faktor yang ikut
berperan yang meyebabkan resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe II dan Pola makan adalah
tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa
hubungan pola aktivitas fisik dan pola makan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus
tipe II di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Metode penelitian
yang di gunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah 75 sampel. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan
uji korelasi pearson dengan tingkat kemaknaan 95% ( = 0,05). Hasil penelitian dengan
menggunakan analisis korelasi pearson menunjukkan terdapat hubungan pola aktivitas fisik dan
pola makan dengan kadar gula darah (p=0,000). Kesimpulan terdapat hubungan pola aktivitas
fisik dan pola makan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II di Poli Penyakit
Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado.
Kata kunci : Pola Aktivitas Fisik,Pola Makan, Kadar Gula Darah, Diabetes Melitus Tipe II
Referensi : 16 Buku (2006-2016) dan 10 Jurnal (2006-2016)
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN diperkirakan menyebabkan kematian


Diabetes melitus adalah istilah umum yang secara global (WHO, 2013).
digunakan untuk menggambarkan Sebagian besar faktor risiko
sekelompok penyakit yang ditandai oleh diabetes melitus adalah gaya hidup yang
hiperglikemia (kadar glukosa tinggi). tidak sehat seperti kurangnya aktivitas
Diabetes terjadi akibat defek sekresi fisik, diet yang tidak sehat dan tidak
insulin atau kerja insulin, atau defek seimbang serta obesitas. Maka dari itu hal
keduanya, yang memengaruhi terpenting dari pengendalian diabetes
metabolisme karbohidrat, protein dan mellitus adalah mengendalikan faktor
lemak. Diagnosis diabetes berdasarkan risiko. Tujuan penting dari pengelolaan
pada gejala dan hasil glukosa plasma vena. diabetes melitus adalah memulihkan
Individu yang mengalami gejala diabetes, kekacauan metabolik sehingga segala
yaitu hasil glukosa plasma vena secara proses metabolik kembali normal
acak yang benilai >11,1 mmol/ l (Arisman, 2011 dalam Paramitha, 2014).
mengindikasikan diabetes. Sedangkan, Selain aktivitas fisik, menurut
individu yang tidak menunjukan gejala, (Sulistyoningsih, 2011)
dua sampel glukosa plasma vena saat ketidakseimbangan antara asupan gizi atau
puasa harus diambil, pada hari berbeda kecukupan zat gizi akan menimbulkan
hasil yang benilai >7 mmol/ l menunjukan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi
diabetes (Wiliams & Wilkins, 2011). lebih maupun gizi kurang. Faktor yang
Sebanyak 80% penderita diabetes menyebabkan masalah gizi diantaranya
melitus di dunia berasal dari negara adalah pola makan yang salah. Pola makan
berkembang salah satunya adalah yang dapat diamati meliputi frekuensi
Indonesia. Peningkatan jumlah penderita makan, waktu makan dan tingkat
diabetes melitus yang terjadi secara konsumsi.
konsisten menunjukkan bahwa penyakit Pada survey pengambilan data
diabetes melitus merupakan masalah awal yang dilakukan peneliti, jumlah
kesehatan yang perlu mendapat perhatian pasien yang berkunjung di Rumah Sakit
khusus dalam pelayanan kesehatan di Pancaran Kasih GMIM Manado periode
masyarakat. Di Indonesia, prevalensi Agustus 2016 adalah sebanyak 382 pasien,
penderita diabetes melitus pada tahun 2013 dari jumlah tersebut didapatkan pasien
(2,1%) mengalami peningkatan baru yang menderita penyakit diabetes
dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%). melitus tipe II adalah sebanyak 92 pasien,
Prevalensi diabetes melitus tertinggi yang terdiri dari 28 laki-laki dan 64
terdapat di provinsi D.I Yogyakarta perempuan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan nilai prevalensi 2,6%, yang pada 15 responden pasien diabetes melitus
kemudian diikuti oleh Jakarta dengan tipe II yang ada di Rumah Sakit Pancaran
2,5% dan Sulawesi Utara 2,4%. Jenis Kasih GMIM Manado, didapatkan bahwa
diabetes melitus yang paling banyak pola makan sehari-hari tidak baik karena
diderita dan prevalensinya terus meningkat masih makan makanan instan ataupun junk
adalah diabetes mellitus tipe II dengan food dikarenakan kebiasaan, sedangkan
kasus terbanyak yaitu 90% dari seluruh pola aktivitas fisik responden mengatakan
kasus diabetes melitus di dunia (WHO, bahwa mempunyai aktivitas fisik yang
2013). kurang karena faktor umur dan dan sudah
Aktivitas fisik adalah setiap tidak bekerja atau pensiun .
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot Berdasarkan uraian tersebut,
rangka yang memerlukan energi. peneliti tertarik melakukan penelitian
Kurangnya aktivitas fisik merupakan untuk mengetahui hubungan pola aktivitas
faktor risiko independen untuk penyakit fisik dan pola makan dengan kadar gula
kronis dan secara keseluruhan darah pada pasien diabetes melitus tipe II
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

di Poli Interna Rumah Sakit Pancaran HASIL dan PEMBAHASAN


Kasih GMIM Manado. A. Hasil Penelitian
Analisa Univariat
METODE PENELITIAN Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
umur
Desain penelitian yang Umur n %
digunakan adalah penelitian Deskriptif
< 45 Tahun 7 9,3
Analitik, dengan menggunakan
pendekatan Cross Sectional, yaitu suatu >45 Tahun 68 90,7
penelitian yang diukur secara simultan, Total 75 100%
sesaat atau satu kali saja dalam satu kali Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016 )
waktu (Setiadi, 2013).
Tempat Penelitian telah dilakukan di Poli Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran jenis kelamin
Kasih GMIM Manado. Waktu penelitian Jenis Kelamin n %
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-24 Laki-laki 27 36,0
November 2016. Populasi dalam penelitian Perempuan 48 64,0
ini adalah semua pasien diabetes melitus
tipe II di poli penyakit dalam Rumah Sakit Total 75 100%
Pancaran Kasih GMIM Manado. sampel Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
dalam penelitian ini yaitu 75 responden .
sampel diambil dengan teknik Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
pengambilan purposive sampling. kadar gula darah
Instrument penelitian yang Kadar Gula Darah n %
digunakan, yaitu kuesioner pola aktivitas Normal 5 6,7
fisik dan kuesioner pola makan dan lembar Tinggi 70 93,3
observasi kadar gula darah. Kuesioner Total 75 100%
berisi tentang pertanyaan 8 pertanyaan
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
pola aktivitas fisik dan 7 pertanyaan pola
makan dengan bobot 1 tidak pernah, 2
kadang-kadang dan 3 selalu. Sedangkan
lembar observasi berupa hasil pengukuran
kadar gula darah.
Prosedur pengolahan data yang dilakukan
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan
melalui tahap editing, coding, entry data
pola aktivitas fisik
dan cleaning dan data dianalisis melalui
Pola Aktivias Fisik n %
prosedur analisis univariat dan analisis
bivariat dengan menggunkan uji chi- Ringan 72 96,0
square dengan tingkat kemaknaan 95 % ( Sedang 3 4,0
0,05) yang berarti bahwa jika p < 0,05. Total 75 100%
Etika dalam penelitian ini sebagai berikut : Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
peneliti melakukan beberapa hal yang
berhubungan dengan informed Consent Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
(lembar persetujuan), anonimit dan pola makan
confidentially. Pola Makan n %
Baik 18 24,0
Tidak Baik 57 76,0
Total 75 100%
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016)
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Analisa Bivariat bahwa jenis kelamin responden dengan


Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan diabetes melitus tipe II yaitu yang berjenis
hubungan pola aktivitas fisik dengan kadar kelamin perempuan dengan jumlah 48
gula darah responden (64 %) dan responden yang
Pola Kadar gula darah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
Total
Aktivitas Tinggi Normal P 27 responden (36,0 %).
Fisik n % n % n % Corwin (2009) memaparkan bahwa
Ringan 70 93,3 2 2,7 70 93,3 0,0
diabetes melitus tipe II lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibanding
Sedang 0 0,0 3 4,0 5 6,7 00
laki-laki. Pernyataan tersebut didukung
Total 70 93,3 5 6,7 75 100
oleh diabetes gestasional yang terjadi pada
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016) wanita hamil yang sebelumnya tidak
menyandang diabetes. Meskipun diabetes
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tipe ini sering membaik setelah persalinan,
pola makan dengan kadar gula darah sekitar 50% wanita yang mengalami
Pola
Kadar gula darah
Total diabetes tipe ini akan kembali ke status
Makan
Tinggi Normal P non diabetes setelah persalinan berakhir,
n % n % n %
namun risiko untuk mengalami diabetes
Tidak
Baik
43 57,3 0 0,0 70 93,3 tipe II lebih besar dari pada wanita hamil
0,012
Baik 27 36,0 5 6,7 5 6,7 yang tidak mengalami diabetes.
Total 70 93,3 5 6,7 75 100 Penelitian Nasriati (2013) dengan judul
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2016) stres dan perilaku pasien diabetes melitus
tipe II dalam mengontrol kadar gula darah,
PEMBAHASAN dinyatakan bahwa hampir semua jenis
Hasil penelitian yang dilakukan di ruangan kelamin perempuan lebih banyak
Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit melaporkan adanya gejala penyakit dan
Pancaran Kasih GMIM Manado berkonsultasi dengan dokter lebih sering
didapatkan bahwa sebagian besar dari pada laki-laki. Dengan sering
responden berumur >45 tahun dengan berkonsultasi dengan petugas kesehatan
jumlah 48 responden (64%) dan umur <45 tentang kondisi sakitnya maka pasien
tahun dengan jumlah 27 responden diabetes melitus akan mendapatkan
(36,0%). Damayanti (2015) memaparkan banyak informasi tentang bagaimana
bahwa faktor risiko diabetes melitus tipe pengelolaan penyakit diabetes melitus
II adalah usia diatas 30 tahun, hal ini diantaranya adalah monitoring kadar gula,
karena adanya penurunan anatomis, pengobatan, asupan makanan, olahraga
fisiologis dan biokimia. Perubahan dimulai teratur sehingga akan berdampak positif
dari tingkat sel, kemudian berlanjut pada dalam mengontrol kadar gula darah.
tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat Dalam penelitian ini diperoleh bahwa
organ yang dapat mempengaruhi kadar gula darah diabetes melitus tipe II
homeostasis. Ketua Indonesia Diabetes yaitu responden kadar gula darah tinggi
Association menyebutkan bahwa DM tipe sebanyak 70 responden (93,3%) dan kadar
II biasanya ditemukan pada orang dewasa gula darah normal 5 responden (6,7%).
usia 40 tahun keatas. Rendy & Margareth (2012) tujuan utama
Hal ini sama halnya dengan penelitian diabetes melitus adalah mencoba
yang dilakukan oleh Arisman (2011) menormalkan aktivitas insulin dan kadar
mengenai tingkat pola aktivitas fisik glukosa darah dalam upaya mengurangi
dengan kadar gula darah pada pasien DM terjadinya komplikasi vaskuler serta
tipe II menunjukkan bahwa umur yang di neuropatik.
dapatkan pada penelitian ini diatas 45 Penelitian Nugroho & Purwanti (2010)
tahun. Dalam penelitian ini diperoleh dengan judul hubungan antara tingkat stres
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

dengan kadar gula darah pada pasien makan tidak baik sebanyak 46 responden
diabetes melitus di wilayah kerja (61,3%). Menurut Suharjo (2008) pola
puskesmas sukoharjo 1 kabupaten makan adalah berbagai informasi yang
sukoharjo, dinyatakan bahwa tingkat meberikan gambaran mengenai macam
kadar gula darah responden yang sebagian dan jumlah bahan makanan yang dimakan
besar buruk tersebut dikarenakan memang setiap hari oleh satu orang dan merupakan
responden adalah pasien diabetes melitus. cirri khas untuk suatu kelempok
Namun selain faktor adanya penyakit masyarakat terentu. Pola makan adalah
diabetes melitus tersebut, faktor lain yang tingkah laku manusia atau sekelompok
mempengaruhi tingkat kadar gula darah manusia dalam memenuhi kebutuhan akan
adalah pola makan. makan yang meliputi sikap, kepercayaan
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa dan pilihan makanan.
pola aktivitas fisik pada pasien diabetes Penelitian Nugroho & Purwanti
melitus tipe II yaitu responden pola (2010) di nyatakan bahwa tingkat kadar
aktivitas ringan sebanyak 72 responden gula darah responden yang sebagian besar
(96,0%) dan pola aktivitas sedang tinggi tersebut dikarenakan memang
sebanyak 3 responden (4,0%). responden adalah pasien diabetes melitus.
Riyadi & Widuri (2015) Aktivitas Namun selain faktor adanya penyakit
fisik merupakan suatu irama sirkadian diabetes melitus tersebut, faktor lain yang
pada manusia. Masing-masing individu mempengaruhi tingkat kadar gula darah
memiliki irama yang unik dalam adalah pola makan.
kehidupannya sehari-hari dalam Berdasarkan hasil penelitian yang telah
melakukan aktivitasnya, baik untuk dilakukan peneliti di Poli Penyakit Dalam
bekerja, makan, istirahat, rekreasi dan lain Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan Manado diperoleh data dan dilakukan uji
tersebut, maka dibutuhkan koordinasi, statistik. Dari hasil uji korelasi pearson
keamanan, dan keefisienan agar pada tingkat kemaknaan 95% (<0,05)
menghasilkan gerakan yang baik dan dapat menunjukkan nilai p-value= <0,000. Nilai
memelihara keseimbangan selama p ini lebih kecil dari nilai yang berarti
beraktivitas tersebut. Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa
Penelitian Soegondo (2009) terdapat hubungan pola aktivitas fisik
dinyatakan bahwa Aktivitas fisik yang dengan kadar gula darah pada pasien
kurang menyebabkan resistensi insulin diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit
pada diabetes melitus tipe II menurut ketua Pancaran Kasih GMIM Manado. Dengan
Indonesian Diabetes Association demikian Ha diterima Ho ditolak. Menurut
(Persadia), Soegondo bahwa Diabetes Riyadi & Widuri (2015) Aktivitas fisik
Melitus tipe II selain factor genetic, juga merupakan suatu irama sirkadian pada
bisa dipicu oleh lingkungan yang manusia. Masing-masing individu
menyebabkan perubahan gaya hidup tidak memiliki irama yang unik dalam
sehat, seperti makan berlebihan (berlemak kehidupannya sehari-hari dalam
dan kurang serat), kurang aktivitas fisik melakukan aktivitasnya, baik untuk
dan stress. Diabetes melitus tipe II bekerja, makan, istirahat, rekreasi dan lain
sebernarnya dapat dikendalikan atau sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan
dicegah terjadinya melalui gaya hidup tersebut, maka dibutuhkan koordinasi,
sehat, seperti makanan sehat dan aktivitas keamanan, dan keefisienan agar
fisik teratur. menghasilkan gerakan yang baik dan dapat
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa memelihara keseimbangan selama
pola makan pada pasien diabetes melitus beraktivitas tersebut. Penelitian ini
tipe II yaitu responden pola makan baik diperkuat penelitian sebelumnya yang
sebanyak 29 responden (38,7%) dan pola dilakukan Kriska (2007) Aktivitas fisik
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

berdampak terhadap aksi insulin pada Kasih GMIM Manado. Dengan demikian
orang yang beresiko diabetes melitus. Ha diterima Ho ditolak.
Kurangnya aktivitas merupakan salah satu Menurut Suharjo (2008) Pola makan
faktor yang ikut berperean yang adalah berbagai informasi yang meberikan
meyebabkan resistensi insulin pada gambaran mengenai macam dan jumlah
diabetes melitus tipe II. individu yang aktif bahan makanan yang dimakan setiap hari
memiliki insulin dan profil glukosa yang oleh satu orang dan merupakan cirri khas
lebih baik dari pada individu yang tidak untuk suatu kelempok masyarakat terentu.
aktif. Mekanisme aktivitas fisik dalam Pola makan adalah tingkah laku manusia
mencegah atau menghambat atau sekelompok manusia dalam
perkembangan diabetes melitus tipe II. memenuhi kebutuhan akan makan yang
Hasil penelitian ini diperkuat dengan meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan
penelitian sebelumnya yang dilakukan makanan.
oleh Paramitha (2014) dimana pola Penelitian ini diperkuat penelitian
aktivitas fisik dengan kadar gula darah ada sebelumnya yang dilakukan Penelitian
hubungan. karena responden dengan pola Franly Onibala, Wenny Supit & Sartika
aktivitas ringan dapat mengakibatkan Sumangkut (2013) di nyatakan bahwa
meningkatnya kadar gula darah. Penelitian dimana pola makan dan kadar gula darah
Soegondo (2009) dinyatakan bahwa ada hubungan. Penelitian Purwanti (2010)
Aktivitas fisik yang kurang menyebabkan di nyatakan bahwa tingkat kadar gula
resistensi insulin pada diabetes melitus tipe darah responden yang sebagian besar
II menurut ketua Indonesian Diabetes buruk tersebut dikarenakan memang
Association (Persadia), Soegondo bahwa responden adalah pasien penderita diabetes
Diabetes Melitus tipe II selain factor melitus tipe II . Namun selain faktor
genetic, juga bisa dipicu oleh lingkungan adanya penyakit diabetes melitus tipe II
yang menyebabkan perubahan gaya hidup tersebut, faktor lain yang mempengaruhi
tidak sehat, seperti makan berlebihan tingkat kadar gula darah adalah pola
(berlemak dan kurang serat), kurang makan. Penelitian selanjutnya dilakukan
aktivitas fisik dan stress. Diabetes Mellitus oleh Rahma Amtiria (2015) dengan judul
tipe II sebernarnya dapat dikendalikan atau hubungan pola makan dengan kadar gula
dicegah terjadinya melalui gaya hidup darah pasien diabetes melitus tipe II di poli
sehat, seperti makanan sehat dan aktivitas penyakit dalam RSUD DR. H Abdul
fisik teratur. Moeloek Provinsi Lampung, menunjukan
Menurut peneliti, bila seseorang dengan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
pola aktivitas yang ringan dapat antara pola makan dengan kadar gula
mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah, dimana responden yang memiliki
darah dalam tubuh. pola makan tidak baik kemungkinan lebih
Berdasarkan hasil penelitian yang telah besar mempunyai resiko kadar glukosa
dilakukan peneliti di Poli Penyakit Dalam darah tidak terkontrol.
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Menurut peneliti, bila seseorang dengan
Manado diperoleh data dan dilakukan uji pola makan tidak baik dapat meningkatkan
statistik. Dari hasil uji korelasi pearson kadar gula darah dalam tubuh dikarenakan
pada tingkat kemaknaan 95% (<0,05) frekuensi makan yang tidak teratur pada
menunjukkan nilai p-value= <0,000. Nilai penderita diabetes melitus tipe II.
p ini lebih kecil dari nilai yang berarti
Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa SIMPULAN
terdapat hubungan pola makan dengan Sebagian besar responden dengan penyakit
kadar gula darah pada pasien diabetes diabetes melitus tipe II di Poli Penyakit Dalam
melitus tipe II di Rumah Sakit Pancaran Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado
dengan pola aktivitas ringan.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Sebagian besar responden dengan penyakit Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi


diabetes melitus tipe II di Poli Penyakit Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado Rineka Cipta.
dengan pola makan tidak baik.
Sebagian besar responden dengan penyakit Nugroho, A.S. & Purwanti, S.O. (2010).
diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit Hubungan Antara Tingkat Stres
Pancaran Kasih GMIM Manado kadar Dengan Kadar Gula Darah Pada
gula darahnya tinggi. Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah
Terdapat hubungan antara pola aktivitas Kerja Puskesmas Sukoharjo I
fisik dan pola makan dengan kadar gula Kabupaten Sukoharjo. Jurnal S1
darah pada pasien diabetes melitus tipe II Keperawatan FIK UMS Jln. Ahmad
di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Yani Tromol Pos I Pabelan
Manado. Kartasura. Di akses pada tanggal 24
Agustus 2016
DAFTAR PUSTAKA
Paramitha, M.G. (2014). Hubungan
Amelia, F. (2006). Tesis : Konsumsi Aktivitas Fisik dan Kadar Gula
Pangan, Pengetahuan Gizi, Aktivitas Darah Pada Pasien Diabetes
Fisik dan Status Gizi Pada Remaja Mellitus Tipe II di RSUD
di Kota Sungai Penuh Kabupaten Karanganyer. Jurnal Fakultas
Kerinci Provinsi Jambi. Fakultas Kedokteran Muhammadiyah
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Surakrta. Diakses Pada Tanggal 11
Diakses Pada Tanggal 28 Oktober September 2016.
2016.
Sartika, Wenny & Franly. (2013).
Amtiria, R. (2015). Hubungan Pola Hubungan Pola Makan Dengan
Makan Dengan Kadar Gula Darah Kejadian Penyakit Diabetes Melitus
Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Tupe II Di Poli Interna BLU. RSUP.
Poli Penyakit Dalam RSUD DR. H PROF. DR. R. D. Kandou.Diakses
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Pada Tanggal 21 November 2016.
Diakses Pada Tanggal 10 Desember
Sudaryanto, A., Setiyadi, A.N &
2016.
Frankilawati, A.D. (2014).
Corwin, E. (2009). Buku Saku Hubungan Antara Pola Makan,
Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. Genetik dan Kebiasaan Olahraga
Kedokteran EGC. Jakarta Terhadap Kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Muflihatin, K.S. (2015). Hubungan Puskesmas Nusukan Banjarsari.
Tingkat Stres Dengan Kadar Jurnal Program Studi Keperawatan
Glukosa Darah Pasien Diabetes dan Program Studi Kesehatan
Melitus tipe 2 Di RSUD Abdul Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Wahab Syahranie Samarinda. Jurnal Universitas Muhammadiyah
STIKES Muhammadiyah Surakarta. Diakses Pada Tanggal 10
Samarinda. Di akses pada tanggal 23 Oktober 2016.
Agustus 2016
Sugandha, U.P & Lestari, W.A. (2014).
Nasriati, R. (2013). Stres dan Perilaku Gamabaran Pengendalian Kadar
Pasien DM dalam Mengontrol Gula Darah dan HbAC1 pada
Kadar Gula Darah. Jurnal Fakultas Pasien Diabetes Melitus Tipe II yang
Ilmu Kesehatan Universitas di Rawat di RSUP Sanglah. Jurnal
Muhammadiyah Ponorogo. Di akses Program Studi Pendidikan Dokter
pada tanggal 23 Agustus 2016
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana. Diakses Pada
Tanggal 11 Oktober 2016.
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wandansari, A. (2013). Hubungan Pola
Makan dan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II
di RSUD DR. Moewardi Surakarta.
Jurnal Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Diakses Pada Tanggal 13
September 2016.
WHO. (2010). Physical Activity. In Guide
to Community Preventive Service.
Diakses Pada tanggal 28 Oktober
2016.
WHO. (2013). Physical Activity.
www.who.int Diakses Pada Tanggal
11 September 2016.
Williams, L & Wilkins. (2011). Nursing
Memahami Berbagai Macam
Penyakit. Jakarta : PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai