Anda di halaman 1dari 36

Laporan Penelitian Tindakan Kelas - PKn

January 31, 2008 dedidwitagama

Foto di samping tampak


suasana saat Pak Aston
Lumbantoruan berinteraksi
dengan siswa saat berproses
tuntaskan Penelitian
tindakan kelas.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga


Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya
generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi


manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.
Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu
dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-
prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan,
kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004
dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa :

I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

II. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :

1. Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia


2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dan
tindakan anti korupsi
3. Meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan
serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri
4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara
Kesatuan Repbulik Indonesia
5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara,
keterbukaan dan keadilan di Indonesia
6. Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hokum internasional
7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan
pancasila dan UUD 1945
8. Mengaalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional,
regional dan kerjasama Global lainnya
9. Menganalisis sistem hokum internasional, timbulnya konflik internasional, dan
mahkamah internasional.

Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga
yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta
penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri, sebagai landasan judul
penelitian tindakan kelas ini.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn
karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan
hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya
minat belajar PKn siswa di sekolah.

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal
dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi,
kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di
luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana
dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.

Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan
penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika
pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan
nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental
yang kaya dan kuat pada siswa.

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu


mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun
psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan
suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model pembelajaran berbasis
masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas
dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa
diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru
adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas
guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
persfektif yang berbeda diantara mereka.

Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana


siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. [1]
Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan
terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini
pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif
yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.

Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk
mengkaji penerapan pembelajaran model Problem Based Learning dalam
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan


kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?
2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas
dalam mata pelajaran PKn?
3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?

C. PEMECAHAN MASALAH

PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan How to Develop Better Civics
Behaviours membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek
nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi
pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga
aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek
sosial budaya.

Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang
memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya
kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai
landasan kajiannya [2].

Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut
menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :

1. Kemampuan menguasai bahan ajar


2. Kemampuan dalam mengelola kelas
3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar
4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil

Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-1 mencanangkan empat pilar


belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :

1. Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)


2. Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
3. Learning to live together
4. Learning to be [3]

Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas, pendekatan model Problem Based


Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.

D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak pada SMKN 3 Jakarta,
sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah


Menengah Kejuruan.
2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan
di Sekolah Menengah Kejuruan.
3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama
pelajaran berlangsung dengan adanya The Involvement of Participaton melalui
Problem Based Learning.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI

1. Hakekat Pembelajaran PKn

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (
reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada
dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of
experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika
Serikat dari aliran Behavioural Approach.

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah
kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif
(afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[4]

Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :

1. Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa


menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya
memperoleh pengetahuan.
2. Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
melaksanakan Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing.
Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya
terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi
koflik
3. Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama
dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertia dan
tanpa prasangka.
4. Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai
tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan
ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari
informasi dan menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah,
bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya
behasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga
menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan
mandiri, memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat
mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence
(kecerdasan emosi).
5.
b. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan


kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka nation and
character building :

Pertama : PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai


disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psokoliogi
dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-
kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara.

Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warganegara yang
cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan
kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan
perilaku demokrasi.

Ketiga : PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang
digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan pelatihan
penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif
dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif yang dikemas dalam berbagai paket
seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali
dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung (hand of experience).

Keempat: kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap
dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui mengajar
demokrasi (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara
langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan
semata-mata dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk
memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan.
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang
lebih berbasis kelas.

B. KERANGKA BERPIKIR
1. Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning

Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar
yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif
dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir,
masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses
pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang
berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang
akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman
keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan
emosional. Hasil belajar didapat baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif),
unjuk kerja (performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap
serta penilaian diri.

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga
siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model pembelajara interaktif dimana guru
lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar, guru
mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang proses belajar mengajar yang
melibatkan siswa secara integratif dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat
diperlukan situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa
secara aktif baik pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar
mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara totalitas
adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran dengan model
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana sebelum proses
belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi
suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul,
serta mendiskusikan permasalahan dan mencari pemecahan masalah dari permasalahan
tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif
dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.

Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan dengan pendekatan
tradisional (metode ceramah).

2. Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata


pelajaran PKn

Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta
mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa
megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti.
Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan
bergumul dengan ide-ide.

Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi
belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan
memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif,
diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model
yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan
kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil
menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan
diskusi kelas)

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan demikian dapat diduga bahwa:

1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil


belajar mata pelajaran PKn siswa kelas X Ak SMKN 3 Jakarta
2. Pedekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran efektif, aktif dan kreatif.
BAB III

Pelaksanaan Penelitian

A. Perencanan Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran. Metode


dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research)
yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk peneliti dan decision
maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan.

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain : catatan guru, catatan
siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait
dengan siswa.

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan,


observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada
siklus-siklus berikutnya.

Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa saat mata
pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based Learning (pembelajaran berbasis
masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku siswa, untuk mengetahui tingkat
kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar dengan alat
pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas seta data
kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama
dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan hasil.

Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan lapangan. Data yang
terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.

2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan
jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang perempuan.
Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
berlangsung dengan pokok bahasan Peran Serta dalam Penghormatan dan Penegakan
HAM.

3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada pertengahan bulan Agustus
sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.

4. Prosedur Penelitian

Siklus I

A. Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memilih bahan pelajaran yang sesuai
Menentukan scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan
pembelajaran berbasis masalah. (PBL).
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
Menyusun lembar kerja siswa
Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi pembelajaran.

B. Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku
sumber.
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi.
Siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).

C. Pengamatan
Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan
yaitu dengan alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
Menlai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
D. Refleksi
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada
siklus berikutnya.

Siklus II

A. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan
alternative pemecahan masalah.
Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
Pengembangan program tindakan II.

B. Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul
pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah yang sudah ditentukan, antara
lain melalui:

1. Guru melakukan appersepsi


2. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
3. Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
4. Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.
5. Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.
6. Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi
kelompok belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
7. Presentasi hasil diskusi.
8. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

C. Pengamatan (Observasi)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

D. Refleksi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus III
Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami kemajuan
minimal 10% dari siklus I.

Siklus III (bila diperlukan).

Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu dengan
berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui Pembelajaran berbasis masalah
dengan mengadakan diskusi kelompok belajar, dimana para siswa dilatih untuk berani
mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia,
khususnya :

Hak Hidup (pasal 9 UU no 39/1999)


Hak Wanita (pasal 45 - 51 UU no 39/1999 )
Hak Anak (pasal 52 - 66 UU no 39/1999)
HAka Berkeluarga dan Melanjutkan Ketuunan ( pasal 10 UU no. 39/1999)
Hak Mengembangkan Diri (pasal 11 - 16 UU no 39/1999)
Hak Memperoleh Keadilam (pasal 17 - 19 UU no 39/1999)
Hak Atas Kebebasan Pribadi (pasal 20 - 27 UU no 39/1999)
Hak Atas Rasa Aman ( pasal 28 - 35 UU no 39/1999)
Hak Atas Kesejahteraan (pasal 36 - 42 UU no 39/1999)
Hak Turut Serta dalam Pemerintah (pasal 43 - 44 UU no 39/1999)

Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi / minat siswa, kerjasama
dan partisipasi siswa semakin meningkat.

Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam dalam catatan anekdot
dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap PKn. Bila 70%
siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no
39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun 1999 melalui metode Problem Based
Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.

Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi Masalah HAM dan aktivitas siswa
ditetapkan sebagai berikut :

Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup, Hak Wanita, Hak
Anak)

No NIlai Kriteria

1 < 5,9 Kurang

2 6,0 - 7,50 Sedang

3 7,51 - 8,99 Baik

4 9,00 - 10 Baik Sekali

Table 2. Kriteria aktivitas siswa yang relevan

No NIlai Kriteria

1 < 50 Kurang

2 60 - 69 Sedang
3 70 - 89 Baik

4 90 - 100 Baik Sekali

BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini dilakukan dalam dua siklus.

Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus.

Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada table-tabel berikut
ini :

Table 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.

No Indikator Ketercapaian

Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan 52,75% 69,44%
mengemukakan pendapat
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti 63,82% 83,35%
pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau
tugas kelompok )
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi 72,25% 88,32%
kelompok
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan 75,00% 91,66%
pembelajaran
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama 77,65% 86,11%
pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran 80,55% 94,45%
(memperhatikan), ikut melakukan kegiatan
kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
Rata -Rata 70,33% 85,55%

Berdasarkan tabel 3 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu
sebesar 12,42%.

Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada
table 4.

Table 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.

No Indikator Ketercapaian

Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 27,75% 13,88%
2 Mengobrol dengan teman 19,44% 8,33%
3 Mengerjakan tugas lain 16,60% 5,50%
Rata - rata 21,26% 9,25%

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1
yaitu sebesar 12,01%.

Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus ke
siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.

Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .

No Aspek yang diamati Ketercapaian

Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 7,01% 7,80%
2 Siswa yang telah tuntas 74,82% 89,96%
3 Siswa yang belum tuntas 16,52% 7,88%

Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM
mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.

B. Pembahasan
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 - 5 orang. Setiap
anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap
kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan Undang-
Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta Undang Undang Dasar 1945
(yang telah diamandemen).

Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul hak
hidup (pro dan kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi), terlihat para siswa sangat
antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.

Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan


pendapat, rerata perolehan skor pada siklus pertama 52,75 % menjadi 69,44 %,
mengalami kenaikan 16,69 %. Begitupun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam
mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 63,82 % dan pada siklus kedus
83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti
diskusi kelompok pada siklus pertama 72,25 % dan pada siklus kedua 88,32 %
mengalami kenaikan sebesar 16,07 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru
selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 %
mengalami kenaikan sebesar 16,66 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa,
pada siklus pertama 77,65 % sedangkan pada siklus kedua 86,11 % mengalami kenaikan
sebesar 8,46 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihata pada
siklkus pertama 80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam kenaikan
sebesar 13,9 %.

Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat
signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator
dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui
discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model
pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya mengarahkan
strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to
learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi
arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan
menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat
mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang
meliputi:

1. Hak untuk hidup (membahas tentang pro dan kontra pengguguran


kandungan/aborsi)
2. Hak wanita (Hak perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan
dibawah tangan ( nikah syiri)
3. Hak anak (membahas tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh
pendidikan serta untuk memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang
normal maupun yang cacat dilindungi oleh hukum
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati
karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih
suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka
membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau
modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling
mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu
menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong
kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial).
Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari
siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan
teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada
kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar
Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana
siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan
menggunakan kata tanya How (bagaimana).

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi ketercapaian pada siklus
npertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat
disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada
bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian
tindakan kelas ini yaitu:

1. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami


peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama
keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari
70.33 % menjadi 85,55 % mengalami kenaikan sebesar 15,22 %
2. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran
mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus
pertama rerata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan
pada siklus kedua sebesar 9,25 % mengalami penurunan sebesar 12,01 %
3. Skor rerata pemahaman siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia, pada siklus
pertama sebesar 7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,80 %,
tergolong baik demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama
74,82 % dan pada siklus kedua menjadi 89,96 %

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah Hak Asasi
Manusia dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3
Jakarta.
B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:

1. Pembelajaran pengetahuan IPS pada umunya dan Pendidikan Kewarganegaraan


pada khususnya dapat menggunkan mdel Problem Based Learning sebagai salah
satu alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran di Sekolah.
2. melalui pembelajaran model Problem Based Learning, gurur dapat dengan
mudah merespon potensi atau modalitas siswa daoam setiap kelompok belajar,
apakah tergolong kepada kelompok Visual, atau kelompok Auditorial atau
kelompok Kinestetik. Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat elbih
efektif dapat melakuakn kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah
dapat merespon perbedaan0perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya
3. Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah
kita menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan
penelitian kegiatan kelas tahun 2007 ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita dapat
menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin,
dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka kita
termasuk orang-orang yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi Manusia dan
Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia

Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi, Jogjakarta, Pustaka
Pelajar

Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Jakarta, LP3ES

Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang
Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia

, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang


Standar Isi, Jakarta

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Bina Aksara

Asshiddiqie, Jimly, 2005, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam
UUD 1945, Jogjakarta, FHUII Press

BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4, Jakarta, BP7 Pusat
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio, Bandung, PT.
Genesindo

Budiardjo, Prof. Miriam, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia

Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan tahun


2006, Jakarta, Depdiknas

Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, Jakarta, Bina Aksara

Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi reformasi, penerbit Paradigma

Lemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta, Gramedia Pustaka Umum

Magnis-Suseno, Franz, 200, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan


Modern, Jakarta, Gramedia

Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak
Asasi Manusia, Jogjakarta, UII Press

Republik Indonesia, Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan
Indonesia, Bandung, PT. Alumni

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

A. Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran

Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan
1.
pendapat
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti
2. pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru)
Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan
3.
pembelajaran kelompok
4. Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran
Hubungan siswa dengan siswa lain selama
5.
pembelajaran ( dalam kerja kelompok
6. Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut
melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti
petunjuk guru)
B. Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran

Ketercapaian
No. Indikator
Ya Tidak
1. Tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Mengobrol dengan teman
3. Mengerjakan tugas lain

FORMAT PENILAIAN KELOMPOK

Penguasaan Ketepatan
No. Nama. Keberanian Kerjasama
Materi Jawaban

5 7 9 5 7 9 5 7 9 5 7 9

10
11

12
13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32
33

34

35

36

37

Nama :

Kelas :

Lampiran 2LEMBARAN KASUS 1

HAK UNTUK HIDUP

Martina seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria bernama Anton berusia
25 tahun. Mereka sudah berhubungan lebih kurang 1 tahun, sehingga dalam hubungan
mereka yang begitu akrab mereka melakukan hubungan suami istri yang mengakibatkan
Martina hamil. Pacarnya Anton tidak menghendaki kehamilan tersebut karena Anton
belum punya pekerjaan tetap dan belum siap untuk menikah. Saat itu Anton menyuruh
Martina menggugurkan kandungannya.

Pertanyaan untuk didiskusikan:

1. Apakah sikap Anton melanggar Hak Asasi Manusia


2. Bagaiman tindakan Martina seharusnya?
3. Dalam hal keadaan bagaimana seorang dokter dapat melayani pengguguran
kandungan?
4. Kemukakan dampak negatif dari perbuatan Aborsi bagi seorang wanita!

Nilai : Paraf Guru:

Nama :

Kelas :

LEMBARAN KASUS 2HAK WANITA

Banyaknya kasus pernikahan dibawah tangan karena rendahnya sanksi hukum di Jakarta,
ternyata banyak para suami yuang memiliki istri lebuih dari satu dengan cara dnikah di
bawah tangan. Menurut ketua Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4)
Jakarta, Ismail, maraknya perkawinan dibawah tangan karena dalam undang undang
perkawinan tersebut tidak ada sanksi hukum yang cukup berat. Menurut Ismail, secara
keagamaan, pernikahan yang dilakukan di bawah tangan itu tetap syah. Hanya saja secara
hukum normatif, kegiatan perkawinan itu tidak tercatat. Dampaknya istri maupun anak-
anak dari hasil perkawinan dibawah tangan itu tidak memiliki hak kepedataan misalnya,
hak waris atau hak memperoleh nafkah. (Sumber: Republika 28 Mei 2004)

Pertanyaan:

1. Bagaimana pendapat anda menganai praktek pernikahan di bawah tangan?


2. jika anda seorang perepuan, apakah anda setuju dengan praktek pernikahan di
bawah tangan?
3. Bagaimana perlindungan Hak-hak istri serta anak dari hasil pernikahan di
bawah tangan?
4. Pendapat apa yang dapat anda berikan untuk melindungi istri dan anak-anak
dari hasil pernikahan di bawah tangan?

Nilai : Paraf Guru:


Lampiran 3

DATA HASIL PENELITIAN

Data Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran

Jumlah Siswa Prosentase


No. Indikator
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
Keberanian siswa dalam bertanya dan
1.
mengemukakan pendapat 19 28 52,77 69,44
Motivasi dan kegairahan dalam
mengikuti pembelajaran
2. (menyelesaikan tugas mandiri dan
23 30 63,88 83,33
aktif mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru)
Interaksi siswa dalam mengikuti
3.
kegiatan pembelajaran kelompok 26 32 72,22 88,32
Hubungan siswa dengan guru selama
4.
pembelajaran 27 33 75,00 91,66
Hubungan siswa dengan siswa lain
5. selama pembelajaran (dalam kerja
28 32 77,65 86,11
kelompok)
Partisipasi siswa dalam pembelajaran
(melihat, ikut melakukan kegiatan
6.
kelompok, selalu mengikuti petunjuk 29 34 80,55 94,55
guru)

Rerata 25,33 31,00 70,34 85,55

Data Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran

Jumlah Siswa Prosentase


No. Indikator
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2
Tidak memperhatikan penjelasan
1.
guru 10 5 27,75 13,88
2. Mengobrol dengan teman
7 3 19,44 8,33
3. Mengerjakan tugas lain
6 2 16,60 5,50

Rerata 7,66 3,33 21,26 9,23

PEROLEHAN SKOR HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG HAK ASASI MANUSIA

No. Nama Nilai Siklus 1 Nilai Siklus 2


Abdurrahman Saleh
1 8,00 8,50
Agung Novianto
2 8,00 8,25
Agustia Ardila
3 7,50 8,00
Allisa Septia Indriani
4 5,25 6,.50
Aprilia Rulis
5 8,50 8,50
Dessy Lestari
6 4,75 6,00
Dini Tri Rulita Sari
7 9,00 9,50
Eka Novita Sari
8 5,50 7,00
Elysa Andelany A
9 6,75 7,50
Erliawati Suci
10 9,75 9,75
Evany Rodhiyah
11 7,75 8,75
Fina Nurfitriana
12 6,25 7,00
Fitria Aprilliani
13 6,00 7,00
Fitria Nurtiani
14 9,75 9,75
Ika Ayu Puji Lestari
15 9,00 9,00
Kuni Julita Sari
16 6,50 7,50
Mentari
17 4,75 6,00
Nungki Saraswati
18 4,75 6,00
Okti Marina
19 8,00 8,50
Putri Dina Sulistiyani
20 8,00 9,00
Resti Pratiwi
21 8,25 8,50
Ris Triadi
22 - -
Septiasih
23 9,00 9,00
Siti Lutfiah
24 7,50 8,00
Sri Wahyuni
25 4,00 6,00
Syadat Faillah Syaifatul
26 8,00 8,50
Syawallyyah Handayani
27 4,00 6,00
Tia Ashari
28 5,25 6,75
Tria Oktarianti
29 8,75 9,00
Ulfah Nurillah
30 6,00 7,50
Umanti
31 7,75 8,00
Wenny Wulandari
32 6,00 7,00
Wike Widowati
33 7,25 7,75
Wina Waskilah Dewi
34 9,00 9,00
Wisika
35 5,50 6,50
Wulandari
36 6,50 7,50
Yuli Yana Wulansari
37 6,00 7,25

Rerata 7,01 7,80

Diketahui oleh:

Kepala SMK Negeri 3 Jakarta


Drs. Dedi Dwitagama, MM, Msi.

NIP. 131765462

Jakarta, November 2007

Peneliti

Drs. Aston L. Toruan SH.

NIP. 130523414

Lampiran 4

TIPE GAYA BELAJAR ANDA

PETUNJUK PENGISIAN

1. Baca pernyataan/pertanyaan, pilih jawaban yang paling cocok dan paling


natural pada anda!
2. Pertanyaan yang mungkin perlu anda perhatikan adalah, Manakah yang paling
cocok dengan diri saya saat ini?
3. Anda boleh memilih dua atau bahkan semua pilihan jawaban yang tersedia
dengan catatan demikianlah adanya diri anda !
4. Tulis jawaban anda di lembar soal yang telah disediakan
5. Apabila anda tidak menjawab dengan akurat maka hasil tes ini tidak akan
menggambarkan diri anda yang sesungguhnya.

SELAMAT MENGERJAKAN

1. Jika anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda perhatikan
pertama kali?
a. penampilan dan cara berpakaiannya
b. cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya
c. cara mereka bertingkah laku atau berperilaku
2. beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya
paling anda ingat dari orang tersebut?
a. wajah
b. nama
c. sesuatu yang anda lakukan bersamanya meski lupa nama dan wajahnya
3. saat anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan
a. keadaan ruangan
b. suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut
c. aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut
4. Jika anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda sukai?
a. diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik, peta,
bagan atau objek
b. diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi tidak
diberikan sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan
c. diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi, percobaan,
permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang memungkinkan anda
bergerak bebas dalam belajar
5. Saat anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan?
a. memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu objek,
gambar atau bagan
b. anda akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan materi
visual apapun
c. anda mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara bersama-
sama
6. Jenis buku apa yang paling anda suka?
a. buku yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi
b. buku yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog
c. buku saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan bakat
7. Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang anda?
a. membaca buku atau majalah
b. mendengarkan pelajaran lewat kaset atau radio
c. berolahraga atau melakukan permainan yang membutuhkan gerakan tubuh
8. Berikut ini situasi mana yang anda anggap paling enak untuk membaca atau
mempelajari sesuatu
a. anda tetap bisa belajar dengan diiringi musik atau suara-suara bising disekelling
anda
b. anda tidak akan bisa belajar bila ada musik atau kebisingan di sekeliling anda
c. anda harus merasa nyaman, tetap bisa belajar baik dengan atau tanpa musik tapi
aktivitas dan kegiatan yang berlagsung di ruangan bisa mempengaruhi proses
belajar anda
9. Saat anda berbicara dengan seseorang kemanakah arah pandangan mata anda?
a. anda merasa harus melihat tepat diwajah orang yang anda ajak berbicara dan
iapun harus melihat wajah anda
b. anda memandangnya hanya sekilas saja dan kemudian mata anda melihat dari
satu sisi ke sisi yang lain, ke kanan atau kekiri
c. anda sering memandangnya dan melihat ke bawah atau ke arah lain, tetapi jika
ada suatu gerakan maka anda akan mengalihkan pandangan ke arah gerakan
tersebut
10. Pernyataan manakah yang paling pas menggambarkan diri anda
a. anda senang mengamati warna, bentuk, dan desain
b. anda tidak biasa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi maka anda
akan bersenandung atau menghidupkan tv agar diruangan tersebut selalu ada
suara
c. Anda merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak
bergerak dan bila anda harus duduk anda akan membungkuk, bergeser-geser, atau
sering menggerak-gerakkan kaki

Lampiran 5

RENCANA PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Jakarta


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas : I (satu) SMK

Semester : 1 (satu)

Waktu : 2 X 45 menit (1 x pertemuan)

Kompetensi Dasar : Kemampuan Menganalisis Penegakan HAM dan


Implikasinya

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menganalisis pengertian HAM, macam-macam HAM dan perkembangan


Hak Asasi Manusia

II. Materi Ajar

Penegakan Hak Asasi Manusia dan Implikasinya:

1. Pengertian Hak Asasi Manusia


2. Macam-macam Hak Asasi Manusia
3. Perkembangan Hak Asasi Manusia dalam piagam Hak Asasi Manusia

III. Media/Metode Pembelajaran

1. Kliping tentang Hak Asasi Manusia


2. Kasus yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia
3. Lembar pengamatan/skala sikap
4. Kertas
5. Alat tulis

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran 1 (Apersepsi):

Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang Hak Asasi Manusia


Menunjukkan gambar-gambar tokoh-tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan
Hak Asasi Manusia

Kegiatan Inti:

Membagi siswa dalam kelompok belajar, masing-masing kelompok belajar terdiri


dari 4 - 5 orang :
a. siswa 1 membahas hak untuk hidup
b. siswa 2 membahas hak wanita
c. siswa 3 membahas hak anak
d. siswa 4 membahas hak turut serta dalam pemerintah
e. siswa 5 membahas hak memperoleh keadilan
Siswa-siswa dengan nomor yang sama membentuk kelompok baru membahas hak
asasi sesuai tugas pada nomornya
Memastikan semua siswa memiliki catatan hasil diskusi tersebut, sehingga dalam
waktu yang bersamaan semua siswa akan mendapat jawaban dari kelima kasus
Salah satu siswa melaporkan hasilnya didepan kelas dan yang lainnya menyimak
laporan tersebut
Guru memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap laporan dan jawaban siswa

Kegiatan Akhir:

Penilaian

Data kemajuan belajar siwa diperoleh dari:

1. Partisipasi siswa dalam kerja kelompok


2. Lembar kerja pengumpulan daftar kerja kelompk
3. Cara siswa menyampaikan usul deskriptif secara lisan
4. Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas
5. Lembar pengamatan/skala sikap
6. Sikap dan perilaku selama kerja kelompok

Catatan:

Dilakukan refleksi diakhir pembelajaran:

1. Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja
diikuti?
2. Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami Hak Asasi
Manusia?

Mengetahui,

Kepala SMK Negeri 3 Jakarta

Drs. Dedi Dwitagama, MM, MSi.

NIP. 131765462
Jakarta, November 2007

Guru Yang Bersangkutan

Drs. Aston L. Toruan SH

NIP. 130523414

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONALIA PENELITIAN

Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Aston L. Toruan SH


Pangkat/Golongan : Pembina/IV/A
NIP : 130523414
Jabatan Fungsional : Guru
Bidang Keahlian : Pendidikan Kewarganegaraan
Tempat Kerja : SMK Negeri 3 Jakarta
Agama : Kristen
Umur : 56 tahun
Alamat Rumah : Jl. Bambu Wulung Rt. 003/05

No.14 Bambu Apus Cipayung

Jakarta Timur

Riwayat Pendidikan :

1. SMA Negeri Siborong-borong Lulus tahun 1969

2. IKIP Negeri Jakarta (S1) Lulus tahun 1978

3. Fakultas Hukum Universitas Indonesia (S1) Lulus tahun 1987

Penelitian yang dilakukan : -


Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan : -
Jakarta, November 2007

Drs. Aston L. Toruan SH

Lampiran 7

FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Guru Sedang Menjelaskan pengertian Hak Asasi Manusia dengan metode Problem Based
Learning

Murid-murid sedang memperoleh penjelasan dari guru tentang masalah HAM dan model
pembelajaran Problem Based Learning

Siswa-siswi sedang sibuk mendiskusikan materi dibawah bimbingan guru

Guru menjelaskan dan mengarahkan pemecahan masalah.

Para siswa sedang mendiskuskan materi/kasus dengan metode Problem Based Learning

Para siswa sedang mendiskuskan materi/kasus dengan metode Problem Based Learning
Kelompok diskusi sedang menyampaikan kesimpulan dari hasil kerja kelompok mereka
dengan bimbingan guru

Guru sedang menulis pokok-pokok masalah HAM sesuai UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia (gambar atas),

Guru sedang memberikan pertanyaan kepada salah seorang siswa tentang masalah Hak
Asasi Manusia (gambar bawah)

Kelompok diskusi sedang menyampaikan kesimpulan dari hasil kerja kelompok mereka
dengan bimbingan guru

Para siswa melalui kelompok belajar (diskusi kelompok) mempresentasikan hasil kerja
mereka di depan kelas dibawah bimbingan dan arahan guru

[1] E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan


implementasi ( Bandung, Remaja Rosda Karya, 2003) Halaman 45

[2] NADIROH, Profesionalisme Guru PKn sebagai esensi dari Social Studies, dalam
JURNAL DIAMIKA PENDIDIKAN ( Jurnal Pasca Sarjana UNJ) Volume 1, No.1, Sept.
2007, p. 1-2

[3] NADIROH, Loccit

[4] Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Bina Aksara,
1998, h. 2

Posted in Foto, Penelitian Tindakan Kelas. Tags: aston lumban toruan, dwitagama,
Penelitian Tindakan Kelas, PKn, smk 3

Anda mungkin juga menyukai