PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
4. Jelaskan komponen standard mutu pelayanan kebidanan !
5. Jelaskan standard pelayanan kebidanan dasar !
6. Apa saja yang menjadi standard persyaratan minimal ?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standar
Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan
yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode,
proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula
berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi.
Pengertian Standar Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah
keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal. Menurut Donabedian (1980) Standar adalah
rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang telah ditetapkan. Menurut Rowland (1983) Standar adalah
spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
3
Secara luas, pengertian standar layanan kesehatan adalah suatu pernyataan
tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan
keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan. Standar layanan kesehatan
merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke
dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan
kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kesehatan, penunjang layanan kesehatan, ataupun manajemen organisasi layanan
kesehatan, dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya
masing-masing. Di kalangan profesi layanan kesehatan sendiri, terdapat berbagai
definisi tentang standar layanan kesehatan. Kadang-kadang standar layanan
kesehatan itu diartikan sebagai petunjuk pelaksanaan, protokol, dan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
1) Spesifik (specific)
2) Dapat diukur (measurable)
3) Tepat (appropriate)
4) Dapat dipercaya (reliable)
5) Tepat waktu (timely)
6) Jelas
7) Masuk akal
C. Komponen Standar
4
1. Standard input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada system yang
dipersiapkan dalam organisasi dari manajement termasuk komitmen, dan
stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas
dimana pelayanan diberikan.
a. Sumber (resources)
Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk
menghasilkan barang atau jasa. Sumber dibagi 3 macam :
1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas :
a) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat.
b) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:
a) Modal bergerak (working capital): uang, giro
b) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana
kesehatan.
3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang
terdapat dialam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber
modal.
b. Tatacara (prosedures)
Tatacara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan dan yang diterapkan.
c. Kesanggupan (capacity)
5
2. Standard proses
3. Standart output
Standard output adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status
klien. Standard ini berfokus pada asuhan klien yang prima, meliputi:
a. Kepuasaan klien
Kepuasan klien adalah suatu tingkat kepuasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnyasetelah
pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan (Pohan, 2013)
b. Keamanan klien
Keamanan klien adalah status klien dalam keadaan aman, kondisi
yang terlindungi secara fisik, social, spiritual, finansial, politik, enosi,
psikologi atau berbagai kegagalan. Keamanan tidak hanya mencegah
rasa sakit dan cedera tetapi membuat klien merasa aman dalam
aktivitasnya. Keamanan dapat mengurangi stress dan meningkatkan
kesehatan umum (Craven, 2000).
c. Kenyamanan klien
Kesembuhan klien di pelayanan kesehatan merupakan tujuan
utama yang ingin dicapai oleh tenaga kesehatan . dalam proses
membantu kesembuhan klien dipengaruhi oleh bebrapa daktor, salah
satunya adalah kenyamanan dari pasien itu sendiri.
6
parameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi
tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001).
Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Standar pelayanan kebidanan
digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam
menjalankan praktik sehari-hari. Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24
standar yang dikelompokkan sebagai berikut :
a. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
b. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
c. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)
d. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
e. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)
7
Standar 2 : Pencatatan Dan Pelaporan
a. Tujuan
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan
penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
b. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan
seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di
wilayah kerja, rincian peayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan
kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan
rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya
mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya
masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses
melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara
teratur catatan gtersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana
kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
c. Hasil
Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik. Tersedia data untuk audit
dan pengembangan diri. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan kebidanan.
8
1) Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan secara teratur
2) Bersama kader bidan memotifasi ibu hamil
3) Lakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat untuk membahas
manfaat pemeriksaan kehamilan.
c. Hasil
Ibu dapat memahami tanda dan gejala kehamilan. Ibu,suami, masyarakat
menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur.
Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu.
9
dilakukan. Mengurus transportasi rujukan, jika sewaktu-waktu terjadi
kegawatdaruratan.
10
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
a. Tujuan
Dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan menemukan
secaea dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan.Adapun tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin
memeriksa tekanan darah ibu dan mencatatnya.Jika terdapat tekanan darah
diatas 140/90 mmHg lakukan tindakan yang diperlukan.
b. Pernyataan Standar
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan
dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknnya.
c. Hasil
Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan
tepat waktu.Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
11
untuk merujuk ibu bersalin, jika perlu. Rujukan tepat waktu telah
dipersiapkan bila diperkirakan.
12
c. Hasil
Persalinan yang bersih dan aman. Meningkatnya kepercayaan terhadap bidan.
Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan. Menurunnya
komplikasi seperti perdarahan postpartum, asfikasia neonatorum, trauma
kelahiran. Menurunnya angka sepsis puerperalis.
13
c. Hasil
Penurunan kejadian asfiksia neonatorium berat. Penurunan kejadian lahir mati
pada kala dua.
14
diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal
yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.
c. Hasil
Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk. Penurunan kejadian infeksi pada ibu
dan bayi baru lahir. Penurunan kematian akibat perdarahan pasca persalinan
primer. Pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah persalinan.
15
a. Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan secara tepat dan cepat perdarahan pada
trimester tiga kehamilan.
b. Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
c. Hasil
Ibu yang mengalami perdarahan kehamilan trimester tiga dapat segera
mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Kematian ibu dan janin
akibat perdarahan pada trimester tiga dapat berkurang. Meningkatnya
pemanfaatan bidan sebagai sarana konsultasi pada keadaan gawat darurat.
16
Standar 18 : Penanganan Kegawat Daruratan Pada Partus Lama / Macet
a. Tujuan
Mengetahui segera dan penanganan yang tepat keadaan darurat pada partus
lama/macet.
b. Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda gejala partus lama/macet serta melakukan
penanganan yang memadai dan tepat waktu untuk merujuk untuk persalinan
yang aman.
c. Hasil
Mengenali secara dini tanda gejala partus lama/macet serta tindakan yang
tepat. Penggunaan patograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam
proses persalinan. Penurunan kematian/kesakitan ibu dan bayi akibat partus
lama/macet. Ibu mendapat perawatan kegawat daruratan obstetri yang cepat
dan tepat.
17
Standar 20 : Penanganan Kegawat Daruratan Retensio Plasenta
a. Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta
total atau parsial.
b. Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan
pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai
dengan kebutuhan.
c. Hasil
Penurunan kejadian retensio plasenta. Ibu dengan retesio plasenta
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.Penyelamatan ibu dengan
retensio plasenta meningkat.
18
b. Pernyatan Standar
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini gejala perdarahan post partum
sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu
atau merujuknya.
c. Hasil
Kematian dan kesakitan akibat perdarahan post partum sekunder menurun.
Ibu yang mempunyai resiko mengalami perdarahan post partum sekunder
ditemukan secara dini dan segera di beri penanganan yang tepat.
19
c. Hasil
Penurunan kematian bayi akibat asfiksia neonatorum. Penurunan kesakitan
akibat asfiksia neonatorum. Meningkatnya pemanfaatan bidan.
20
daerah menjalankan otonomi seluasluasnya. Peraturan terakhir yang mengatur
tentang pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah
UU Nomor 23 Tahun 2014 yang merupakan pengganti UU Nomor 32 Tahun
2004. Pada UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kesehatan adalah
satu dari enam urusan concurrent (bersama) yang bersifat wajib dan terkait dengan
pelayanan dasar.
21
SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. SPM merupakan hal minimal yang harus dilaksanakan oleh
Pemda untuk rakyatnya, maka target SPM harus 100% setiap tahunnya. Untuk itu
dalam penetapan indikator SPM, Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non
Kementerian agar melakukan pentahapan pada jenis pelayanan, mutu pelayanan
dan/atau sasaran/lokus tertentu.
22
kesehatan standar lahir mendapatkan
bayi baru pelayanan pelayanan
lahir kesehatan kesehatan sesuai
bayi baru standar.
. lahir.
4. Pelayanan Sesuai Balita. Setiap balita
kesehatan standar mendapatkan
balita pelayanan pelayanan
kesehatan kesehatan sesuai
balita. standar.
23
lanjut kesehatan atas mendapatkan
usia lanjut. skrining
kesehatan sesuai
standar.
8. Pelayanan Sesuai Penderita Setiap penderita
kesehatan standar hipertensi. hipertensi
penderita pelayanan mendapatkan
hipertensi kesehatan pelayanan
penderita kesehatan sesuai
hipertensi. standar.
24
kesehatan standar TB. dengan TB
orang pelayanan mendapatkan
dengan TB kesehatan pelayanan TB
TB. sesuai standar.
25
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan keempat standart ini perlulah
dipantau serta dinilai secara objektif dan berkesinambungan. Apabila ditemukan
penyimpangan, perlu segera diperbaiki. Secara sederhana kedudukan dan peranan
keempat standart ini dalam kedudukan dan peranan standart dalam program
menjaga mutu.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulis untuk para pembaca ialah agar para pembaca dapat terus
mengembangkan pengetahuannya mengenai perbaharuan-perbaharuan terbaru
mengenai standar pelayanan kebidanan ini sehingga para tenaga kesehatan,
terutama bidan, dapat mengikuti dan melakukan suatu tindakan yang didasarkan
pada standar pelayanan kebidanan yang evidence based.
27
DAFTAR PUSTAKA
28