Anda di halaman 1dari 3

Slide 1:

ASTM E23
Metode Pengujian Standar untuk Pengujian Impact pada Notched Bar material Logam

Slide 2: Layout
1. Tujuan Pengujian
2. Jenis Metode Pengujian
3. Ketentuan Spesimen
4. Alat Pengujian
5. Prosedur Pengujian
6. Hasil Pengujian
Slide 3: Tujuan
Slide 4: Jenis Metode Pengujian
Berupa tabel perbedaan
Poin yang bisa ditambahkan: Ball pin hammer terbagi lagi menjadi bentuk Compound dan type-C (dua gambar
pertama). Gambar ketiga adalah Farming hammer/U hammer

Slide 5: Ketentuan Spesimen -> Material Ferrous Metal(kecuali besi cor)


Jenis spesimen ada empat, 3 jenis untuk metode pengujian Charpy dan 1 jenis untuk Izod.
- Pemilihan jenis spesimen tergantung pada karakteristik material yang diuji. Jenis spesimen yang tercantum
mungkin tidak menghasilkan data memuaskan untuk logam non-ferrous yang lunak dan baja yang
dikeraskan.
- Secara umum, notch yang lebih tajam dan dalam dibutuhkan untuk membedakan antara material yang
sangat ductile atau pengujian dilakukan pada kecepatan rendah
Slide 6: Ketentuan Spesimen -> Material Ferrous Metal(kecuali besi cor) jenis untuk metode izod dan produk die
casting
- Untuk spesimen die casting, pendulum ditumbukan ke sisi yang lebih kecil
- Untuk pengujian dengan metode Izod, spesimen dapat diperoleh dari membagi dua spesimen metode
Charpy
Slide 7: Ketentuan Spesimen -> Produk hasil dari proses Powder Metallurgy
- Ketentuan pada spesimen-spesimen ini juga termasuk pada batas nilai toleransi dari dimensi-dimensi yang
tertera dan metode permesinan yang digunakan.
- Untuk spesimen Powder Metallurgy harus diproduksi dengan prosedur Practice B925 karena hasil
pengujian impact ini ditentukan oleh orientasi dari spesimen.
Slide 8: Alat Pengujian
A. Bagian-bagian
1. Machine Frame
- Harus dibaut pada alas beton setebal 150 mm atau pada alas yang beratnya minimal 40 kali berat pendulum
2. Skala Ukur
- Skala ini digunakan untuk mengukur energi pada pendulum. Bagian ini harus dicek posisi nol nya sebelum
melakukan pengujian.
- Skala ini juga harus mengompensasi kehilangan energi akibat gesekan dan efek angin denga tingkat eror
0.2% - 0.4%. Total energi yang hilang akibat gesekan dan efek angin maksimum 0,75% kapasitas skala dan
kehilangan energi total pendulum tidak lebih dari 0,25%
3. Pendulum
- Posisi pendulum saat tergantung bebas berjarak 2.5 mm dari spesimen
4. Mekanisme Release and Brake Pendulum
- Dari posisi awal harus bebas hambatan dan dapat dilepas tanpa impuls atau getaran lain. Jika tuas yang
digunakan untuk melepas pendulum sama dengan rem, mekanismenya harus mencegah rem untuk tidak
bekerja di saat tidak diinginkan.
Slide 9
B. Persyaratan lainnya
1. Kecepatan Pendulum
Batas kecepatannya antara 3-6 m/s atau 10-20 ft/s
2. Specimen Clearance
Harus terdapat jarak kosong aman agar spesimen dapat keluar dari alat pengujian dengan interference yang
kecil.
Slide 10: Prosedur Pengujian
1. Metode Charpy
a. Pengondisian suhu dapt dilakukan dengan liquid bath cooling/heating atau dengan medium gas
b. Atur pendulum ke posisi start. Pastikan posisi nol skala telah diperiksa sebelumnya.
c. Atur indikator ke nilai maksimum.
d. Letakan pendulum pada anvil. Pastikan posisi notch tepat ditengah dengan menggunakan centering tool
device setelah itu baru lepaskan pendulum. Jika temperatur pegujian bukan pada suhu ruang, proses ini
tidak boleh berlangsung lebih dari 5 detik.
e. Data diperoleh dari skala ukur pada alat pengujian, yaitu energi terserap, dan dari spesimen yang patah
menjadi dua, yaitu ekspansi lateral dan presentase shear fracture.
Slide 11: Prosedur Pengujian
2. Metode Izod
a. Atur pendulum ke posisi start. Pastikan posisi nol skala telah diperiksa sebelumnya.
b. Atur indikator ke nilai maksimum.
c. Letakan pendulum pada anvil. Pastikan posisi notch tepat ditengah dengan menggunakan centering tool
device setelah itu baru lepaskan pendulum.
d. Data diperoleh dari skala ukur pada alat pengujian, yaitu energi terserap, dan dari spesimen yang patah
menjadi dua, yaitu ekspansi lateral dan presentase shear fracture.
Notes: Pada metode izod sulit untuk melakukan pengujian selain pada temperatur ruang karena penahan
spesimen pada alat uji izod ada di alas mesin dan sulit untuk dikondisikan suhunya serta proses penguncian
spesimen yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Slide 12: Kemungkinan kesalahan pada pengujian


1. Spesimen tidak patah menjadi 2 bagian
- Dicatat sebagai spesimen tidak patah, namun coba dipatahkan dengan menekan kedua sisi spesimen yang
telah bengkok tanpa membuatnya fatigue lebih lanjut. Namun percobaan ini hanya boleh dilakukan sekali.
Jika patah spesimen boleh diubah pencatatannya.
2. Spesimen menyangkut di alat pengujian.
Terlepas dari hasilnya, periksa alat pengujian secara menyeluruh untuk mengecek kerusakan dan misaligned
3. Nilai hasil uji yang tidak tepat
Hal ini disebabkan oleh posisi jarum penunjuk yg tidak nol. Untuk itu pada setiap pengujian, catat nilai awal
yg ditunjukoleh jarum dan hitung hasil data.

Slide 13: Hasil Pengujian


1. Energi Terserap
Poin tambahan
- Jika spesimen yang tidak patah itu menyerap energi pendulum kurang dari 80% kapasitas mesin, hasil data
dapat dirata-rata
- Jika spesimen yang tidak patah itu menyerap energi pendulum lebih dari 80% kapasitas mesin dan spesimen
berhasil lepas dari anvil, data dapat dambil berdasarkan perkiraan. Namun jika spesimen menyangkut di
anvil maka hasil dinyatakan sebagai melebihi kapasitas mesin
- Jika posisi awal skala tidak nol, pada setiap pengujian, catat nilai awal yg ditunjukoleh jarum dan hitung hasil
data.
2. Ekspansi Lateral
- Pengukuran dilakukan secara relatif terhadap bagian yang tidak terdeformasi.
- Cek apakah terbentuk burrs
- Jika spesimen tidak patah, coba patahkan seperti cara yang disebutkan sebelumnya. Jika spesimen
patah,ukur seperti biasa. Jika tetap tidak patah, ekspansi latelar dapat diukur asalkan shear lips bisa
dijangkau tanpa gangguan dari ligamen yang terdeformasi selama pengujian dan spesimen harus dicatat
sebagai spesimen yang tidak patah.
3. Shear fracture

Anda mungkin juga menyukai