Anda di halaman 1dari 14

ALUMUNIUM SULFAT

1. Nama zat : Alumunium Sulfat


Nama dagang : Tawas

2. Rumus molukul : Al2(SO4)3


Rumus bangun :

3. Sifat Fisik dan Sifat Kimia :

Berat molekul: 342,15 gr/mol (anhidrat); 666,42 gr/mol (oktadekahidrat)


Penampilan: Kristal padat putih, higroskopik
Densitas: 2,672 gr/cm3 (anhidrat);1,62 gr/cm3 (oktadekahidrat)
Titik leleh: 77,0 C (terurai, anhidrat); 86,5 C (oktadekahidrat)
Kelarutan dalam air: 31,2 gr/100 mL (0 C);36,4 gr/100 mL (20 C);89,0
gr/100 mL (100 C)
Kelarutan dalam pelarut lain: Sedikit larut dalam alkohol dan asam mineral
encer
Keasaman (pKa): 3,3-3,6
Indeks Refraksi (nD): 1,47
Struktur Kristal: Monoklin (hidrat)
Entalpi pembentukan standar, fHo298: -3440 kJ/mol

4. Kegunaan dan Penggunaan


Aluminium sulfat merupakan bahan penunjang yang penting untuk bermacam-
macam industri. Adapun kegunaan aluminium sulfat adalah :
1) Sebagai pelekat kertas yang digunakan pada proses pembuatan pulp dan
kertas.
2) Untuk menjernihkan air, mengontrol pH air dan sebagai koagulan yang
dapat mengendapkan bermacam-macam kotoran.
3) Sebagai koagulan pada industri karet sintetis, sebagai bahan pembantu
pada proses pencelupan batik (tekstil), pembuatan bahan-bahan kimia,
katalis, kosmetik, obat-obatan, bahan cat, semen, plastik.

4) Sebagai bahan anti api, Karena Alum kalium memiliki titik leleh 900C.
Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium,
alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan
tekstil yang tahan api. Tawas merupakan komponen dari foamite yang
digunakan dalam alat pemadam kebakaran. Larutan yang mengandung
tawas digunakan pada berbagai benda seperti kayu, kain, dan kertas
untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api.

5) Sebagai bahan kosmetik, karena pembentuk koloid, maka sifat yang


sangat penting pada tawas adalah adsorpsi. Tawas dapat mengadsorpsi
kotoran, racun dan lainnya.Tawas bisa digunakan untuk menghilangkan
bau badan atau anti-deodorant. Cara untuk menghilangkan bau badan
sangat mudah, yaitu ambil satu buah tawas lalu celupkan ke air dan
oleskan ke ketiak anda secukupnya. Kalau untuk menghilangkan warna
hitam di ketiak, yaitu gunakan tawas secukupnya yang dicampur air
hangat lalu oleskan pada ketiak anda yang gelap warnanya secara rutin

5. Cara Pembuatan :

Proses pembuatan alum pada dasarnya adalah mereaksikan bahan -


bahan yang mengandung alumina (Al2O3) dengan asam sulfat. Sedangkan
bahan-bahan yang mengandung alumina adalah bauksit dan kaolin. Reaksi yang
terjadi :
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Reaksi dilaksanakan dengan menggunakan H2SO4 60Be (asam sulfat 80
%) dengan perbandingan mol asam sulfat dengan bauksit kira-kira 50 %
berlebihan agar asam sulfat dapat menyerap Al2O3 yang terdapat dalam bauksit.
a. Proses kering
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor
dan dilarutkan dalam suatu tangki yang dilapisi timah hitam untuk
memperoleh konsentrasi larutan. Kemudian larutan NaOH 10 % dimasukkan
kedalamnya, dipanaskan dengan agitasi. pH campuran diatur 7-10 dengan
jalan mengencerkannya dengan air. Al2(OH)3 yang terbentuk kemudian
diendapkan dalam alat yang disebut tangki pengendapan.
Endapan yang terbentuk selanjutnya disaring pada drum berputar
penyaring hampa dan sebagian dikembalikan sebagai pembawa yang
bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan. Aluminium hidroksida
yang tersaring kemudian disuspensikan kedalam sejumlah air pada suatu
tangki dan selanjutnya dilarutkan lagi dalam NaOH dengan memanaskan
larutan CO2 dilewatkan terhadap larutan ini untuk mengatur pH antara 7-10.
Disini akan terbentuk endapan yang berbentuk gel.
Hasil endapan yang berbentuk alumina gel disaring dan dicuci di alat
penggerak pengering berputar , gel dikeringkan pada suhu 400-800C.
Kemudian didinginkan di alat pendingin berputar, selanjutnya dimasukkan ke
alat mesin penghancur sehingga didapatkan produk yang diinginkan.
(Mc.Ketta,1997,vol.3)
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara memanaskan
bahan yang mengandung Al2O3 dengan asam sulfat pada suhu 170C dan
tekanan 1 atm. Bahan yang umum digunakan dalam proses ini adalah kaolin.
(I.B. Agra,1975)

b. Proses basah
Pada proses ini aluminium sulfat dibuat dengan cara melarutkan
bahan yang mengandung Al2O3 dengan asam sulfat 60Be (asam sulfat 80
%) dalam suatu reaktor pada suhu 105-110C dan tekanan 1 atm. Bahan
yang umum digunakan dalam proses ini adalah bauksit.
Bauksit dari silo penyimpan bahan baku diangkut dengan conveyor
dan diumpankan kedalam reaktor. Sementara asam sulfat (H2SO4) yang
berasal dari tangki penyimpan dialirkan dengan pompa dan dipanaskan lewat
pemanas dan diumpankan kedalam reaktor. Didalam reaktor terjadi reaksi
selama 15-20 jam. Reaksinya adalah :
Al2O3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2O
Produk yang keluar dari reaktor dipompa ke netralizer untuk
menetralkan asam sulfat sisa dengan penambahan BaS sehingga terbentuk
barium sulfat. Larutan ditambahkan glue sebagai koagulan untuk
mengendapkan impuritis didalam thickener, selanjutnya dimasukkan kedalam
evaporator untuk diuapkan. Al2(SO4)3 dikristalkan didalam kristalizer sehingga
terbentuk Al2(SO4)3.18H2O yang masih basah. Kemudian dikeringkan dengan
alat pengering setelah melewati screw conveyor dan akhirnya disimpan
kedalam silo penyimpan setelah melewati alat pengangkutan dan elevator.

NATRIUM KARBONAT

1. Nama zat : Natrium Karbonat


Nama dagang : Soda abu, Soda cuci

2. Rumus molukul : Na2CO3


Rumus bangun :

3. Sifat fisik dan kimia Natrium Karbonat


Berat molekul : 106 g/mol
Bentuk : Kristal dan bersifat higroskopis
Warna : Putih
Titik lebur, 0oC : 7,1 g/100 g H2O
Densitas, 20oC : 2,533 g/ml
Kapasitas panas, 85oC : 26,41 cal/ gmol oC
4. Kegunaan & Penggunaan di industri atau di masyarakat

Kegunaan di Masyarakat :

Pelembut pakaian ( softener )

Dapat digunakan sebagai pelembut air dalam mencuci pakaian. Ia


beradu dengan ion magnesium dan kalsium di air dan mencegahnya
berikatan dengan deterjen yang sedang dipakai. Natrium karbonat dapat
dipakai untuk menghilangkan minyak, oli, dan karat anggur.

Kegunaan Di Industri :

Pembuatan Kaca

Pembuatan kaca adalah salah satu kegunaan penting dalam


natrium karbonat. Dapat menjadi fluks untuk silika, dengan menurunkan
titik cair campuran ke sesuatu yang dapat diterima tanpa material khusus.
"Soda kaca" ini mudah larut dalam air, jadi kalsium karbonat ditambah
pada campuran yang belum mencair untuk menghasilkan kaca yang
diproduksi tidak mudah larut dalam air. Jenis kaca ini disebut kaca soda
kapur, "soda" untuk natrium karbonat dan "kapur" untuk kalsium karbonat.

5. Cara Pembuatan

a. Proses Le Blanc
Proses pertama yang memungkinkan produksi dalam jumlah
signifikan karbonat natrium merupakan proses sintetis yang dikenal
sebagai proses LeBlanc, yang dikembangkan oleh ahli kimia Prancis
Nicolas LeBlanc (1742-1806). Dalam proses ini, garam bereaksi
dengan asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfatdan asam klorida.
Natrium sulfat dipanaskan di hadapan batu kapur dan batubara dan
campuran yang dihasilkan mengandung kalsium sulfat dan natrium
karbonat, yang kemudian diekstrak. masalah yang signifikan dengan
proses LeBlanc, termasuk biaya tinggi dan polusi yang signifikan,
terinspirasi seorang insinyur kimia Belgia bernamaErnest Solvay (1838-
1922) untuk mengembangkan proses yang lebih baik untuk membuat
karbonat natrium.
Proses Le Blanc ini didasarkan atas pemanggangan salt
cake (kerak garam) dengan karbon dan gamping di dalam tanur putar dan
sesudah itu mengeraskan hasilnya dengan air. Produk kasar dari reaksi
ini disebut black ash (abu hitam). Pengerasan dilakukan pada waktu
dingin, pada pengerasan ini berlangsung hidrolisis sebagian sulfida. Ini
kemudian diubah lagi menjadi karbonat melalui pengolahan dengan gas
yang mengandung karbon dioksida yang berasal dari tanur abu hitam.
Larutan natrium karbonat yang dihasilkan, dipekatkan sehingga
menghasilkan Natrium karbonat yang kemudian dikeringkan atau
dikalsinas.

b. Proses Solvay
Proses Solvay menggunakan brine (NaCl), batu kapur (CaCO3),
sebagai bahan baku dan menggunakan ammonia sebagai reagen siklus.
Adapun reaktor yang digunakan adalah Packed tower. Natrium karbonat
yang dihasilkan berupa light sodium carbonat dan dense sodium
carbonat sesuai dengan kebutuhan pabrik yang menggunakannya
Proses Solvay sebagai contoh proses siklus dalam industri kimia
(hijau = reaktan, hitam =antara,produk=merah).
Jika dibandingkan antara proses Le Blanc dan Solvay, maka
proses Solvay lebih menguntungkan dikarenakan proses Solvay berjalan
pada suhu rendah, reaksi berjalan pada fase cair-gas, konversi yang
dihasilkan besar, dan Natrium yang dihasilkan lebih berkualitas.By-
product yang dihasilkan dari proses Solvay dapat dijual kembali.
c. Proses Natural
Bahan baku yang digunakan pada proses natural ini
adalah burkeite crystal(Na2CO3.2Na2SO4) yang telah dipisahkan dari
impuritasnya. Crude burkeite crystal yang terdiri atas Li2NaPO4 dan
Na2CO3.2Na2SO4 dipisahkan sedangkan filtratnya dipekatkan menjadi
Na2SO4.10H2O (garam Glaubers).Garam Glaubers disaring
meninggalkan mother liquor yang kaya akan Natrium karbonat. Kristal
soda murni diperoleh dengan didinginkan dalam tangki pendingin,
kemudian disaring (filter) lalu masuk ke pengering (dryer).

Reaksi keseluruhan :

Na2CO3.2Na2SO4 (s) Na2CO3 (s) + 2Na2SO4 (aq)

Dilihat dari ketersediaan bahan baku, proses Natural tidak mungkin


dilakukan di Indonesia karena bahan baku yaitu endapan trona tidak
terdapat di Indonesia. Jadi proses yang mungkin dilakukan di Indonesia
adalah proses Le Blanc dan Solvay.
ETANOL

1. Nama zat : Etanol


Nama dagang : Etil alcohol, alkohol

2. Rumus molukul : C2H5OH


Rumus bangun :

3. Sifat fisik dan kimia


Bentuk fisik : air
Bau : khas alcohol
Warna : tak berwarna
Titik didih : > 78,5 oC
Titik beku : -114,1 oC
Massa jenis 20 oC : 0,789 g/ml
Densitas : 1,59 1,62
Tingkat penguapan : 1,7
kelarutan : larut dalam air dingin

Reaksi asam-basa

Gugus hidroksil etanol membuat molekul ini sedikit basa. Ia hampir


netral dalam air, dengan pH 100% etanol adalah 7,33, berbanding dengan pH
air murni yang sebesar 7,00. Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya,
ion etoksida (CH3CH2O), dengan mereaksikannya dengan logam
alkali seperti natrium:

2CH3CH2OH + 2Na 2CH3CH2ONa + H2

ataupun dengan basa kuat seperti natrium hidrida:


CH3CH2OH + NaH CH3CH2ONa + H2.

Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena
air lebih asam daripada etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih
difavoritkan daripada pembentuk etoksida.

Halogenasi

Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil


halida seperti etil klorida dan etil bromida:

CH3CH2OH + HCl CH3CH2Cl + H2O

Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng


klorida.[14] Hidrogen klorida dengan keberadaan seng klorida dikenal
sebagai reagen Lucas.

CH3CH2OH + HBr CH3CH2Br + H2O

Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam


sulfat. Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol
dengan agen halogenasi yang khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan
etil klorida, ataupun fosforus tribromida untuk pembuatan etil bromida.

CH3CH2OH + SOCl2 CH3CH2Cl + SO2 + HCl

Pembentukan ester

Kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam


karboksilat dan menghasilkan senyawa etil eter dan air:

RCOOH + HOCH2CH3 RCOOCH2CH3 + H2O.

Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu
dipisahkan dari campuran reaksi seketika ia terbentuk. Etanol juga dapat
membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan trietil
fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam
fosfat. Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen
etilasi dalam sintesis organik.
Dehidrasi
Asam kuat yang sangat higroskopis seperti asam sulfat akan
menyebabkan dehidrasi etanol dan menghasilkan etilena maupun dietil eter:

2 CH3CH2OH CH3CH2OCH2CH3 + H2O (pada 120'C)

CH3CH2OH H2C=CH2 + H2O (pada 180'C)

Oksidasi

Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida, yang kemudian dapat


dioksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat. Dalam tubuh manusia, reaksi
oksidasi ini dikatalisis oleh enzimtubuh. Pada laboratorium, larutan akuatik
oksidator seperti asam kromat ataupun kalium permanganat digunakan untuk
mengoksidasi etanol menjadi asam asetat.

Proses ini akan sangat sulit menghasilkan asetaldehida oleh karena


terjadinya overoksidasi. Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida tanpa
oksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat menggunakan piridinium kloro
kromat (Pyridinium chloro chromate, PCC).

C2H5OH + 2[O] CH3COOH + H2O

Produk oksidasi etanol, asam asetat, digunakan sebagai nutrien oleh


tubuh manusia sebagai asetil-koA.

Pembakaran

Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:

C2H5OH(g) + 3 O2(g) 2 CO2(g) + 3 H2O(l)

4. Kegunaan & Penggunaan di industry atau di masyarakat

Di Masyarakat : Pelarut ( Pelarut Cat )


Di Industri :
Campuran minuman (intoxicant)
Sintesis bahan kimia lain

5. Cara Pembuatan
Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui
hidrasi etilena ataupun secara biologis melalaui fermentasi gula
dengan ragi.

Hidrasi etilena
Etanol yang digunakan untuk kebutuhan industri sering kali dibuat
dari senyawa petrokimia, utamanya adalah melalui hidrasi etilena:
C2H4(g) + H2O(g) CH3CH2OH(l).
Katalisa yang digunakan umumnya adalah asam fosfat[18]. Katalis
ini digunakan pertama kali untuk produksi skala besar etanol oleh Shell Oil
Company pada tahun 1947. Reaksi ini dijalankan dengan tekanan uap
berlebih pada suhu 300 C. Proses lama yang pernah digunakan pada
tahun 1930 oleh Union Carbide adalah dengan menghidrasi etilena secara
tidak langsung dengan mereaksikannya dengan asam sulfat pekat untuk
mendapatkan etil sulfat. Etil sulfat kemudian dihidrolisis dan menghasilkan
etanol.
C2H4 + H2SO4 CH3CH2SO4H
CH3CH2SO4H + H2O CH3CH2OH + H2SO4

Fermentasi

Etanol untuk kegunaan konsumsi manusia (seperti minuman


beralkohol) dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara
fermentasi. Spesiesragi tertentu (misalnya Saccharomyces cerevisiae)
mencerna gula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:

C6H12O6 2 CH3CH2OH + 2 CO2.


Proses membiakkan ragi untuk mendapatkan alkohol disebut
sebagai fermentasi. Konsentrasi etanol yang tinggi akan beracun bagi
ragi. Pada jenis ragi yang paling toleran terhadap etanol, ragi tersebut
hanya dapat bertahan pada lingkungan 15% etanol berdasarkan volume,
Untuk menghasilkan etanol dari bahan-bahan pati,
misalnya serealia, pati tersebut haruslah diubah terlebih dahulu menjadi
gula. Dalam pembuatan bir, ini dapat dilakukan dengan merendam biji
gandum dalam air dan membiarkannya berkecambah. Biji gandum yang
beru berkecambah tersebut akan menghasilkan enzim amilase. Biji
kecambah gandum ditumbuk, dan amilase yang ada akan mengubah pati
menjadi gula.
Untuk etanol bahan bakar, hidrolisis pati menjadi glukosa dapat
dilakukan dengan lebih cepat menggunakan asam sulfat encer,
menambahkan fungi penghasil amilase, atapun kombinasi dua cara
tersebut.

NITROBENZENA
1. Nama zat : Nitrobenzene
Nama dagang : Nitrobenzol

2. Rumus molukul : C6H5NO2


Rumus bangun :

3. Sifat-sifat fisik dan kimia yang menjadi ciri khas

Sifat Fisik :
Titik didih 209,20o C atau 211o C
Indeks bias 1,3530
Titik leleh 5,7o C
Berat jenis 1,203 g/mL
Massa molar 123,06 g/mol
Berwarna kuning muda
Berbentuk cairan minyak, berbau dan beracun
Nitrobenzene tidak boleh mengenai kulit, mata, atau pakaian
Jika terkena haruslah diberi air atau alcohol
Angka pH dari nitrobenzen adalah 8,1 ( 1 g/L, H2O, 20o C)
Batasan ledakan 1,8 40 % ( V)
Mudah meledak dalam keadaan uap

Sifat Kimia :

Dapat dihidroksi dengan hydrogen


Dengan fenil hidroksi amin
Larut dalam eter
Jika direduksi membentuk anilin
Bersifat karsinogen
Mengalami Alkalisasi dengan katalis AlCl3

4. Kegunaan & Penggunaan di industri atau di masyarakat

DI Industri :
membuat aniline
Untuk membuat parfum dalam sabun
Untuk membuat semir sepatu
Untuk campuran pyroclin yang memiliki sifat yang berguna untuk
membentuk azeotrop.
Di Masyarakat :
Untuk menambahkan parfum pada sabun

5. Cara Pembuatan
Nitrobenzen dapat dibuat dengan mereaksikan benzen dengan asam
nitrat dengan bantuan asam sulfat pekat sebagai katalisator. Reaksi tanpa katalis
akan berjalan lambat. Katalis bertindak sebagai asam lewis yang akan
mengubah elektrofil lemah menjadi elektrofil kuat. Ion nitronium (NO 2+ dari
HNO3) merupakan elektrofil pada proses ini. Adanya substituen lain pada cincin
aromatic sebelum dinitrasi dapat mempercepat reaksi dan ada juga yang
memperlambat reaksi. Substituen CH3 akan mempercepat reaksi, karena ia akan
membuat cincin lebih reaktif, sedangkan substituen Cl- dapat memperlambat
nitrasi.

Nitrasi aromatic melalui 2 tahap, yaitu :


Tahap 1 (Tahap lambat)
Serangan elektrofilik, dimana yang bertindak sebagai elektrofilnya
adalah :
NO2+ C6H5-NO2
Tahap 2 (Tahap cepat)
Hasil serangan pertama berupa ion benzenonium yang mengalami
pelepasan H+ dengan cepat. H+ ini bergabung dengan HSO4-
menghasilkan kembali katalis H2SO4.

Anda mungkin juga menyukai