Anda di halaman 1dari 88

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kegiatan dengan berteknologi merupakan seni kehidupan manusia yang


sangat penting bagi manusia, semakin mudah dalam melakukan kegiatannya.
Salah satu berbagai kemudahan kemudahan dalam mengakses, menjadi salah
satu indikasi cepat dan berkembangnya perubahan dalam proses pola fikir pada
manusia. Bagaimana manusia berinteraksi baik secara virtual maupun visual
komunikasi, membuat dibutuhkan suatu ruang nyaman yang guna membentuk
interaksi yang positif. Baik secara individual maupun kelompok yang membentuk
suatu ruang.
Begitu pun dengan arsitektur, seiring berkembangnya teknologi manusia
dan semakin seni yang mencipta ruang dengan kebutuhan aktivitas manusia
tersebut.
Dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
( IPTEK ) ini sangatlah berguna bagi penunjang ilmu arsitektur. Ilmu arsitektur di
diperoleh dari bangku kuliah dan sangat tidak akan berkembang bila teori-teori
tersebut tidak di tunjang oleh kurikulum disiplin ilmu arsitektur harus harus
melalui pengalaman praktek kerja lapangan yang secara langsung membentuk
sikap profesionalisme mahasiswa dalam dunia kerja.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek :


1. Mengetahui dengan jelas apa yang di maksud dengan Konsultan
Perencana.
2. Bagaimana sistem kerja di dalam Konsultan Perencana.
3. Mengetahui bagaimana mendapatkan proyek di Konsultan Perencana.
4. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan di dalam suatu proyek, prosedur dan
pengatasan masalah dari proyek yang dikerjakan.
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek :
1. Syarat pemenuhan kurikulum.
2. Memberikan pengetahuan lapangan bagaimana Biro Perencana melakukan
sistem kerja.
3. Memberikan pengalaman nyata dan proses perbandingan teori dengan
kerja di lapangan.
4. Memberikan kesempatan bagaimana proses kerja di Konsultan Perencana.
5. Memberikan pengalaman penerapan teori di dalam praktek lapangan.

1.3 Lingkup Kerja Praktek

Lingkup kerja Praktek Bidang Perencanaan dibatasi dalam bidang


perencanaan pada suatu proyek dimana praktikan terjun langsung ke proyek
melalui biro konsultan, dalam hal ini menyangkut bagaimana suatu praktekan
dapat turut serta melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan teknis maupun non
teknis mengenai perencanaan proyek dilapangan, pemahaman gambar-gambar
kerja, dan pengamatan lapangan.

Waktu Kerja Praktek

Pada ketentuannya kerja praktek dilakukan 3 bulan dengan intens kerja


setiap hari / tidak setiap hari kerja. Namun karena kerja praktek yang dilakukan
bersamaan dengan waktu kuliah maka kerja praktek dilakukan selama 3 bulan
terhitung dari tanggal 27 November 2016 hingga 27 januari 2013, dengan realisasi
waktu kerja :
1. Rabu 09.00 17.00 WIB
2. Kamis 09.00 17.00 WIB
3. Jumat 09.00 17.00 WIB

1.4 Metoda Pembahasan

Tahapan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini antara lain :


1. Studi Pustaka
Dimana penulis melakukan kajian secara teori apa dan bagaimana sistem
dari Konsultan Perencana yang ada, guna membandingkan dan
menerapkan sistem tersebut ketika Kerja Praktek. Kemudian melakukan
studi kepustakaan dengan jalan mencari bahan-bahan referensi yang
berkaitan dengan penulisan laporan. Mengadakan diskusi / interview
dengan para arsitek dan staff yang ada pada konsultan perencana.
2. Mempelajari struktur organisasi serta pembagian kerja (Job Description)
konsultan perencana.
3. Secara langsung mengikuti proses perencanaan proyek yang dilakukan
konsultan perencana.

1.5 Sistematika Pembahasan

Secara umum penulisan laporan kerja praktek ini disusun secara


sistematis, mencakup uraian mengenai pendahuluan mengapa harus diadakan
kerja praktek, bagaimana tata cara kerja praktek, dan apa saja yang di pelajari di
dalam pelaksanaan kerja praktek. Pembahasannya dijabarkan menjadi beberapa
bab. Berikut adalah sistematika pembahasan laporannya.

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan apa yang melatar belakangi perlunya kerja praktek, maksud,


tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan arahan bagi pembahasan tahap-tahap
berikutnya, lingkup dan waktu pelaksanaan kerja praktek profesi, serta metode
dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis dan Tinjauan Perusahaan

Membahas secara umum mengenai data data yang di dapat dari berbagai
literature yang berkaiatan dengan materi yang berhubungan dengan kerja praktek
yang dilakukan proyek / tempak kerja praktek.

BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek

Membahas secara umum mengenai sejarah singkat berdirinya perusahaan,


struktur organisasi perusahaan, kualifikasi perusahaan, lingkup pelayanan
perusahaan, cara perusahaan mendapatkan proyek, dan pengalaman kerja
(referensi) perusahaan dan membahas teknis pelaksanaan kerja praktik profesi
meliputi : data-data proyek yang dikerjakan, sistem bimbingan terhadap praktikan
dalam mengerjakan proyek, pembagian tugas praktekan, pengalaman praktikan
dalam mengerjakan proyek, evaluasi waktu perancangan.
BAB IV Desain Arsitektur Fasad Bangunan Bank

Membahas spesifikasi dan data teknis yang dipraktekan, baik secara


akademis maupun lapangan.

BAB V Penutup

Menarik Kesimpulan dari hasil kerja praktek yang telah dilaksanakan dan
menyarankan apa yang sebaiknya di kerjakan dan tidak dikerjakan di kemudian
hari.
BAB II
TINJAUN TEORITIS DAN TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Tinjauan Umum Proyek

Proyek secara umum dapat diartikan berbagai pengertian sebagai berikut:

1. Proyek adalah Komplek, tidak rutin, usahanya dibatasi oleh waktu,


anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja yang disign untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
( sumber : juliadi.wikispaces.com/.../DEFINISI+PROYEK.doc )

2. Proyek (Investasi Proyek) adalah suatu kegiatan yang menanamkan


sebagian atau seluruh faktor produksi yang langka, pada proyek tertentu, pada
lokasi tertentu, dalam jangka waktu menengah atau panjang, dengan tujuan
memperoleh manfaat di masa mendatang.
(sumber:http://staff.ui.ac.id/internal/0906050081/material/ )

3. Proyek adalah Keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber daya


untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit) atau Suatu aktivitas dimana
dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) diwaktu
yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan
sebagai satu unit.
Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai tujuan (objective)
dan mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending
point) baik biaya-biayanya maupun hasilnya yang pokok dapat diukur.
(sumber:http://www.google.com/search?
hl=en&client=firefoxa&hs=wcc&tbo=d&rls=org.mozilla:enUS:official&q=defini
si+proyek&revid=1103582158&sa=X&ei=1vfkUL6TEMP_rAfz7oFg&ved=0CIU
BENUCKAU&biw=1366&bih=596 )

Metode pelaksanaan suatu proyek merupakan bagian yang terpenting


dalam Manajemen Konstruksi, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan proyek antara lain yang di dasari:
a. Misi Proyek : Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan
arahan serta aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi
proyek.
Tujuan : Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek yang
terlibat dalam operasional proyek.

b. Dukungan Top Manajemen : Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber


daya dan wewenang demi kesuksesan proyek, karena top manajemen
berperan sebagai tutor dan fasilitator dalam mengimplementasikan rencana
terhadap tujuan organisasi.

Tujuan : Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan


proyek.

c. Rencana Proyek : Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian


rincian tentang spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta
rencana kerja rinci dari tahap ke tahap dalam operasional proyek.

Tujuan :
- Untuk menjamin proyek dapat terlaksana dengan efektif.
- Sebagai alat ukur kemajuan oparionalisasi proyek.
- Untuk mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis.

d. Konsultasi dengan pelanggan : Memberikan gambaran hasil yang


dibutuhkan oleh pelanggan yang akan menjadi pemakai hasil proyek.

Tujuan : Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek.

e. Pelaksana : Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu


proyek.

Tujuan : Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai


dengan keterampilan pelaksanaan proyek.

f. Tugas-tugas teknis : Ketersediaan peralatan, teknologi, dan keahlian yang


dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.

Tujuan
- Menyediakan tenaga operasionalisasi proyek sesuai dengan kebutuhan.
- Memanfaatkan peralatan teknologi dan keterampilan dalam
menjalankan pekerjaan.
g. Kepercayaan Pelanggan : Merupakan kesediaan menerima terhadap hasil
kerja proyek.

Tujuan
- pelanggan akan menerima hasil pekerjaan proyek.
- menjaga tingkat intensitas hubungan pelaksana proyek dengan
pemakai.

h. Pengawasan dan umpan balik : Merupakan pengawasan menyeluruh


terhadap seluruh aktifitas disetiap tahapan proyek dalam operasionalisasi
proyek.

Tujuan
- Sebagai pembanding antara realisasi dengan rencana.
- Pemimpin proyek agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi
masalah.
- Untuk menjaga penilaian pelaksanaan dan memastikan tidak ada
satupun pekerjaan yang tertinggal.

i. Komunikasi : Interaksi informasi dan data terkini untuk seluruh pelaku


dalam operasional proyek.

Tujuan
- Untuk memfasilitasi masing-masing variabel penentu kesuksesan
proyek.
- Untuk memberikan informasi yang terbaru antara pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek.

j. Pemecahan Masalah : Kemampuan untuk menangani keadaan kritis yang


tidak diharapkan.

Tujuan
- Agar mampu mengendalikan jika terjadi penyimpangan dan yang
direncanakan.
- Perlunya mekanisme pemecahan masalah yang ditetapkan dalam
rencana operasional proyek.
- Untuk mempermudah menejer proyek dalam mengatasi masalah dan
mengatasi masalah potensial yang timbul.
( sumber : juliadi.wikispaces.com/.../DEFINISI+PROYEK.doc )
Selain faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek dalam metode
pelaksanaan suatu proyek didukung juga faktor yang menentukan keberhasilan
proyak antara lain :

1. Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak besar


pada kesuksesan proyek

Teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara lain :


a. Mengukur kemajuan proyek
b. Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan
sesuatu yang diharapkan
c. Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat

2. Organisasi : Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada


kelangsungan hidup proyek.

Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :


a. Internal competition
Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya yang
berkualitas.

b. Managemen support and the Companys market strategi


Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek
dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi

3. Kekuatan-kekuatan Pasar : Persaingan perusahaan di dalam pasar


berpengaruh kuat pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang
adakan datang

4. Perencanaan : Merupakan faktor penting dagi kegagalan dan kesuksesan


proyek.

Kegunaan :
a. mengurangi resiko dan meningkatkan kualitas
b. sebagai dasar perencanaan dan pengoranisasian yang lebih efektif dari
pengalaman tim proyek
5. Tim Proyek : Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah
tim yang akan memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan proyek

Tujuan :
a. Memberikan komitmen
b. Aantusias
c. Melakukan koordinasi
d. Menyelesaikan konplik yang timbul

6. Faktor Ekonomi : Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat


menunjukkan kesusesan dan kegagalan sebuah proyek

Tujuan :
a. agar proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang
atau gagal
b. perusahaan membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi financial
(pendapatan)
c. melakukan evaluasi setiap akhir proyek

7. Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan dan


kegagalan dalam sebuat proyek

Contoh :
a. peraturan pemerintah yang baru
b. masalah-masalah yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
c. pengaruh lingkungan baru.
( sumber : juliadi.wikispaces.com/.../DEFINISI+PROYEK.doc )

Berdasarkan keberadaannya sebuah proyek dapat dibedakan:

1. Proyek baru: proyek yang belum dilakukan atau dimiliki perusahaan


sebelum ditentukannya keputusan investasi proyek.

2. Proyek penggantian: proyek yang ditujukan menggantikan proyek lama


yang dinilai kurang efisien.

3. Proyek perluasan (ekspansi): menambah proyek yang ada sehingga


memperoleh kapasitas usaha yang lebih besar.
(sumber:http://staff.ui.ac.id/internal/0906050081/material/ )

2.1.1 Manajemen Proyek


Manajemen Proyek / MP adalah pengelolaan jalannya proses
pembangunan / konstruksi secara menyeluruh yang dimulai sejak proses tahap
persiapan, inisiatif proyek yaitu tahap perumusan kebutuhan atau gagasan proyek,
penyusunan anggaran dan jadwal pembangunan secara keseluruhan sampai
dengan selesainya proses pelaksanaan pembangunan / konstruksi termasuk masa
pemeliharaan serta pengadaan / proccurement peralatan dan perlengkapan
bangunan.

Proyek proyek yang dihasilkan dalam pembangunan merupakan suatu


rangkaian proses kegiatan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan
membangun lingkungan binaan / arsitektur / bangunan, dimulai dari tahap
perencanaan perancangan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai selesainya
pembangunan yang sesuai persyaratan dan memenuhi batasan mutu, waktu dan
biaya yang ditentukan.

( sumber : http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/bab-4.htm )

2.1.2 Metodelogi Manajemen Proyek

Merupakan sebuah model untuk menjelaskan hubungan antara faktor-


faktor yang mempengaruhi kesuksesan operasionalisasi proyek.
Kesuksesan proyek ini didukung dengan 3 variabel yaitu :

1. implementataion process
Kesuksesan operasionalisasi proyek diukur dengan menggunakan variabel
- jadwal
- anggaran
- kepuasan pelanggan

2. perceived value of project


Persepsi manfaat proyek diukur dengan menggunakan variabel
- pemecahan masalah bagi pelanggan
- peningkatan pengambilan keputusan
- pengaruh positif
- peningkatan aktivitas

3. client statisfaction
Kepuasan pelangganm diukur dengan variabel
- pelaksanaan proyek
- penggunaan oleh pelanggan
- manfaat pelanggan

Metodelogi Manajemen Proyek

Strategic
Planning
Perceived Value
of Project

Project Critical Project Life Cycle


Succes Faktor - Conceptualization
(10 independent - Planning
Variable) - Execution Client
- Termination Statisfaction

Implementation
Tactics Process

Diagram 2.1
( sumber : juliadi.wikispaces.com/.../DEFINISI+PROYEK.doc )

2.1.3 Macam-Macam Proyek

Menurut R.D. Achibald ( 1976 ) macam proyek adalah sebagai beikut :


1. Proyek Kapital ( Modal )
Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan dan
konstruksi.
2. Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya
mengembangkan proyek yang telah ada.
3. Proyek Pengembangan dan penelitian.
4. Proyek Sistem Informasi.
5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahan
( sumber : openstorage.gunadarma.ac.id/.../Manajemen%20Pr... - )
2.1.4 Sumber Proyek

Dilihat dari asalnya proyek, terdapat dua sumber proyek / kepemilikan


proyek yang berbeda keadaanya, antara lain:

1) Proyek Pemerintah
Proyek Pemerintah adalah proyek yang tercantum dalam Daftar Isian
Proyek (DIP) atau dokumen yang dipersamakan dengan DIP termasuk proyek
yang dibiayai dengan Perjanjian Penerusan Pinjaman (PPP) / Subsidiary Loan
Agreement (LOA).

Dokumen lain yang dipersamakan dengan DIP adalah dokumen rencana


anggaran tahunan proyek, yang ditampung dalam Daftar Isian Proyek (DIPP),
Surat Pengesahan Anggaran Biaya Proyek (SPABP), Rencana Pembiayaan
Tahunan (RPT), Surat Rincian Pembiayaan Proyek Perkebunan (SRP3), Rencana
Angaran Biaya (RAB), Daftar Isian Penerusan Pinjaman Luar Negeri (DIPPLN),
Surat Keputusan Otorisasi (SKO), dan dokumen lain yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.

Proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau dana pinjaman luar
negeri, mendapat fasilitas PPN dan PPn BM tidak dipungut yang dilakukan oleh
Kontraktor Utama. Fasilitas tersebut hanya berlaku atas bagian Proyek Pemerintah
yang dananya dibiayai dengan hibah atau pinjaman luar negeri.

Beberapa fasilitas PPN dan PPn BM tidak dipungut atas:


a) Impor Barang Kena Pajak (BKP)
b) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak (JKP) dari luar Daerah Pabean
c) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
d) Penyerahan BKP dan/atau JKP

Dalam proyek pemerintah untuk menanganinya harus syarat resmi adalah


harus berbadan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor
selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan.

Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan


Umum (DPU) berhak mendapatkan proyek dari pemerintah maupun dari pihak
swasta. Dalam melaksanakan proyek pemerintah, kontraktor mendapatkan
pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan client. Untuk
melaksanakan sebuah proyek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas
Keuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna mengatur
keuangan yang berhubungan dengan uang pemerintah.
( sumber : http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=788 )

2) Proyek Swasta
Proyek swasta, dilakukan oleh perorangan atau organisasi badan usaha
yang umumnya merupakan pasar kompetitif dimana banyak pembeli dan penjual.
Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan
mengangkat seorang pemimpin proyek tidak jarang perusahaan swasta
menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek.
(sumber : http://staff.ui.ac.id / internal / 0906050081 / material / 01
PENGANTAREVAPRO.pdf)

3) Proyek Campuran
Proyek campuran, yaitu proyek publik yang dengan alasan
besarnya dan alasan efisiensi dilakukan bersama antar pemerintah dan swasta.
(sumber : http://staff.ui.ac.id / internal / 0906050081 / material / 01
PENGANTAREVAPRO.pdf)

SUMBER PROYEK

PEMERINTAH SWASTA

PENUNJUKAN TENDER SAYEMBARA PENUNJUKAN TENDER SAYEMBARA


LANGSUNG TERBUKA LANGSUNG TERBUKA

TERBUKA TERBUKA TERBATAS

TERBUKA TERBATAS TERBUKA TERBATAS

Diagram 2.2
Diagram asal usul proyek

Sumber : http://utils.babylon.com/abt/index.php?url=dir.unikom.ac.id-2Ffakultas-teknik
%2Fteknik-arsitektur%2F2010%2Fjbptunikompp-gdl-21604%2F2-isi.docx%2Fpdf%2F2-
isi.pdf
2.1.5 Cara Mendapatkan Proyek

Secara umum konsultan perencana untuk mendapatkan pekerjaan dari


client (pemilik proyek), antara lain :

a. Berdasarkan Tender Terbuka

Tender secara umum adalah aktivitas mengajukan tawaran harga untuk


memborong suatu pekerjaan barang / jasa dengan mengumpulkan terlebih dahulu
peminatnya yang diinformasikan melalui pengumuman resmi, media cetak, dan
bila memungkinkan melalui media elektronik. Penawaran diajukan secara tertulis
dengan perincian harga yang dilampirkan di dalamnya, dan dilengkapi dengan
persyaratan lainnya untuk memenuhi kelengkapan prakualifikasi. Adapun yang
dimaksud dengan tender penjualan adalah penawaran harga oleh peserta tender
untuk suatu pekerjaan, barang dan atau jasa yang akan dijual. Sedangkan tender
pembelian adalah penawaran harga oleh peserta tender untuk suatu pekerjaan,
barang dan atau jasa yang akan dibeli.
Berdasarkan definisi tersebut, maka cakupan dasar penerapan Pasal 22 UU
Nomor 5 Tahun 1999 adalah tender atau tawaran mengajukan harga yang dapat
dilakukan melalui:
a. tender terbuka
b. tender terbatas
c. pelelangan terbuka
d. pelelangan terbatas

Dalam pelaksanaan tender, peserta tender harus menempuh beberapa


tahapan, yakni tahap prakualifikasi pasca kualifikasi. Prakualifikasi adalah proses
penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu
lainnya dari penyedia barang dan/atau jasa sebelum memasukkan penawaran.
Pasca kualifikasi adalah proses untuk melakukan kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu dan lainnya dari penyedia barang/jasa
setelah memasukkan penawaran.
( sumber : www.kppu.go.id/.../pedoman_guideline_tender23... )
b. Berdasarkan Pada Petunjuk Langsung
Biro perencana ( konsultan ) diundang langsung oleh pemilik proyek
( client ) dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemilik
proyek yang mengadakan kerjasama yaitu berdasarkan pada pengalaman kerja
yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak, prestasi kerja, atau atas referensi dan
masukkan dari pihak lain tentang konsultan yang bersangkutan. Selanjutnya
perencana menerima Kerangka Acuan Kerja ( TOR ) dari pemberi tugas sebagai
acuan dan pedoman untuk pekerjaan perencanaan. Setelah menerima TOR, maka
konsultan perencana membuat usulan Pra Rencana sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Pra Rencana ini meliputi :

a. Konsep perencanaan.

b. Design awal ( denah, tampak ).

c. Usulan penawaran biaya ( fee ) perencanaan.

Kemudian usulan design dipresentasikan kepada pemberi tugas, di mana


dalam tahap ini konsultan perencana akan mendapatkan koreksi atau langsung
disetujui. Apabila belum disetujui, maka konsultan harus mengadakan revisi
terhadap pra rencana yang diusulkan. Setelah usulan pra rencana disetujui, maka
pemberi tugas memberikan surat perintah ( SPK ) sebagai dasar konsultan
perencana untuk melakukan kerja sepenuhnya.

c. Berdasarkan Lelang Terbuka

Proyek yang akan ke konsultan perencana oleh pemilik proyek


diumumkan baik itu melalui media massa maupun dengan cara-cara lain yang
lazim dilakukan untuk memberitahukan kepada semua konsultan perencana.
Dalam hal ini semua konsultan yang sesuai klasifikasinya dan sudah memenuhi
syarat sebagai rekanan pemilik proyek mengirimkan dokumen sebagai peserta
lelang. Pemilik proyek kemudian mengundang konsultan yang mendaftar dan
memenuhi syarat untuk mengambil lelang dan TOR. Kemudian peserta lelang
dalam batas waktu tertentu membuat usulan pra rancangan dan penawaran fee
perencanaan. Bouwer akan meyeleksi dan memanggil konsultan yang dianggap
mengajukan usulan terbaik dalam hal ini design maupun harga fee perencanaan.
Bila semua sudah disetujui maka pemberi tugas akan menerbitkan surat perintah
kerja ( SPK ) yang berarti konsultan perencana berhak untuk melakukan
perencanaan dan wajib tunduk terhadap segala ketentuan pada SPK.

d. Berdasarkan Pada Lelang Terbatas


Pada prinsipnya hampir sama dengan lelang terbuka hanya saja diundang
beberapa konsultan perencana saja. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses
penentuan konsultan dengan catatan rekanan yang diundang sudah diketahui
reputasinya.

( sumber : http://utils.babylon.com/abt/index.php?url=dir.unikom.ac.id-2Ffakultas
teknik%2Fteknik-arsitektur%2F2010%2Fjbptunikompp-gdl-21604%2F2-isi.docx
%2Fpdf%2F2-isi.pdf )

( sumber : www.kppu.go.id/.../pedoman_guideline_tender23... )

( sumber : http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/bab-4.htm )
e. Berdasarkan Pada Sayembara

Sayembara merupakan kompetisi / lomba yang dimana di ikuti oleh peserta


peserta yang mengikuti dan peserta yang memenangkan sayembara hasil karyanya
dapat laksanakan / digunakan karyanya oleh melakukan sayembara ini maupn
sebagai karya perencanaan dan belum tentu digunakan.

Jenis jenis sayembara, secara umum dapat dikelompokan:

a. Sayembara proyek nyata, dimana karya pemenang pertama akan


diteruskan menjadi dokumen proyek yang akan dibangun dan penciptanya
ditunjuk menjadi arsitek proyek tersebut ( selanjutnya disebut sayembara
proyek ).

Sayembara proyek dapat diselenggarakan dalam satu atau dua tahap


seyembara :

1. Sayembara proyek satu tahap adalah sayembara yang dimana peserta


cukup memasukan karyanya satu kali sebelum dinilai oleh dewan juri.
2. Sayembara proyek tahap dua adalah sayembara dimana peserta
terpilih dari tahap pertama meneruskan karya pada tahap kedua untuk
dinilai oleh dewan juri. Lazimnya sayembara dua tahap adalah pada tahap
pertama peserta membuat karya dalam bentuk konsep dan gambar
gambar sederhana untuk menjelaskan gagasan, untuk kemudian bagi
peserta terpilih meneruskan gagasan tersebut kedalam karya lengkap pada
tahap dua.

Pada sayembara dua tahap maka berlaku pula peraturan peraturan


sebagai berikut :
Seluruh karya akan diterima panitia pada tahap pertama akan tetap
dirahasikan sampai hasil akhir sayembara diumumkan secara
terbuka.
Pemberitahuan dan pengumuman nama nama peserta yang
terpilih masuk tahap kedua dilakukan dalam urutan abjad.
Peserta tahap kedua memperoleh honarium tambahan, diluar
hadiah sayembara yang disediakan, untuk mengerjakan pekerjaan
tahap kedua.
Peraturan peraturan tersebut diatas harus dicantumkan dalam
persyaratan sayembara yang diterima oleh peserta.

b. Sayembara arsitek-developer, merupaka dalam proyek dalam satu atau


dua tahap. Dalam sayembara ini penawaran biaya dan kesanggupan
developer untuk membangun bila karya menang merupakan salah satu
syarat utama. Dalam sayembara ini penawaran biaya dilakukan terpisah
dengan penilaian teknis yang didahulukan dan tetap menjadi dasar penilai
dewan juri.
c. Sayembara perencanaan kota atau desa maupun wilayah, yang dengan
sifatnya sejenis sayembara gagasan. Sayembara ini lazimnya menyediakan
hadiah yang sangat memadai untuk menjamin peserta menghasilakan
karya yang baik. Dalam sayembara ini dapat pula ditetapkan bahwa hanya
akan tersedia hadiah tunggal yang akan diterima oleh pemenang pertama.
d. Sayembara gagasan, yaitu sayembara yang obyeknya bukan
merupakan proyek yang nyata nyata akan dibangun. Dalam hal hal
tertentu, sayembara gagasan dapat saja diselenggarakan dalam dua tahap.

Prasyarat keikut sertaan pada sayembara, secara umum sayembara


mensyaratkan untuk keikut sertaan yang mencerminkan melalui cara
sayembara tersebut mengundang peserta :

1. Sayembara terbuka, yaitu sayembara yang diumumkan secra luas dan


terbuka bagi peserta yang memenuhi kualifikasi umum yang mensyaratkan
dalam sayembara.
2. Sayembara terbatas, yaitu sayembara yang hanya dapat diikuti oleh
peserta yang memenuhi kualifikasi khusus yang mensyaratkan dalam
sayembara.
3. Sayembara dengan undangan, mirip dengan sayembara terbatas tetapi
pesertanya dipilih terlebih dahulu oleh promotor dan panitia, kemudian
diundang untuk ikut serta dalam sayembar. Pemilihan arsitek, bisanya
dilakaukan melalui undanagan terbatas dan untuk proyek nyata.
( sumber : buku merah IAI, Peraturan Penyenglenggaraan Sayembara
Arsitektur

2.1.6 Tata Cara Penanganan Proyek

Sebuah proyek arsitektur selalu memerlukan keputusan tentang tata cara


serah terima hasil pekerjaan. Uraian mengenai penyerahan hasil pekerjaan (
project delivery) tidak dapat dipisahkan dengan keputusan awal tentang
bagaimana perancangan proyek akan diselenggarakan. tetapi sebelum
menguraikan lebih lanjut mengenai project delivery, ada baiknya dijelaskan
sedikit mengenai beberapa istilah proyek untuk menyamakan persepsi.

1. Design as Building

Istilah Design and Build merupakan pengertian tentang tatacara penyelenggaraan


proyek dimana proses perencanaan dan proses pelaksanaan konstruksi proyek
dilakukan oleh satu pihak tertentu dan diikat secara hukum melalui kontrak
dengan Pemberi Tugas. Secara umum, untuk proyek-proyek yang dilaksanakan
dengan pola Design and Build, terdapat 2 (pihak) yang mengikatkan diri dengan
kontrak kerja yaitu Pihak Pemberi Tugas dan Pihak Pelaksana Pekerjaan.
Walaupun demikian, kadangkala diperlukan keahlian lain yaitu Konsultan
Pengawas / Manajemen Proyek / Manajemen Konstruksi yang bekerja untuk dan
diikat kontrak dengan Pihak Pemberi Tugas.

Tugasnya adalah melakukan dan melaporkan hasil pengawasan pekerjaan


kepada Pemberi Tugas. Sementara itu, pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan ( dengan tahapan pembayaran ), atau
dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas
(turn-key project).

2. Turn Key Project.

Proyek yang dilakukan dengan pola Turn-key Project adalah pola pekerjaan
dimana masing-masing pihak yang terlibat mengikatkan diri dengan kontrak kerja,
tetapi Pihak Pemberi Tugas akan melakukan pembayaran pekerjaan setelah
prestasi pekerjaan selesai 100% dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Dengan
kata lain, Pelaksana Pekerjaan ( Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi dan Kontraktor, baik sendiri-sendiri, sekaligus
maupun kombinasi dari pihak-pihak tersebut ) membiayai dirinya sendiri sampai
pekerjaannya selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Pada cara ini sangat
penting pada saat awal untuk menyepakati hal-hal mengenai kualitas bangunan,
perkiraan nilai pekerjaan, tatacara pembiayaan dan pembayaran total pada akhir
pekerjaan.

3. Fast Track

Sesuai dengan namanya, secara bebas istilah fast track dapat dibaca sebagai
jalur cepat, yaitu melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan secara bersamaan
agar diperoleh solusi dengan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas hasil
pekerjaan. Sebagai contoh pekerjaan fast track ini adalah, tahapan pekerjaan
pelaksanaan konstruksi di lapangan sudah dimulai tanpa menunggu tahapan
pekerjaan perancangan selesai 100%. Umumnya pada pekerjaan dengan cara fast
track adalah pentingnya kesepakatan mengenai hal-hal pokok yang tidak boleh
berubah lagi pada tahap pekerjaan selanjutnya.

Pilihan project delivery, merupakan tata cara penyelenggaraan proyek yang


meliputi tahapan pekerjaan perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi
lapangan dan serah terima proyek dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas. Secara
umum dikenal adanya 3 ( tiga ) cara penyelenggaraan proyek, yaitu:

4. Tradisional.

Proses perancangan diselesaikan tuntas baru diadakan lelang pekerjaan untuk


Kontraktor. Dalam proses ini juga lazim bahwa shop drawings (gambar detail
pekerjaan khusus, misalnya detail profil alumunium) disiapkan oleh Kontraktor
pelaksana pekerjaan dan atau pemasok terpilih.

5. Design and Build.

Kontrak kerja dilakukan terlebih dahulu antara Pemberi Tugas dengan


Kontraktor design and build, dan kemudian seluruh perancangan, termasuk
gambar kerja, dilakukan oleh Kontraktor tersebut.

6. Bridging

Kombinasi antara kedua cara tersebut diatas. Seorang arsitek ( kontrak


ataupun in-house ) menyiapkan konsep rancangan dan atau pra-rancangan untuk
dilelangkan kepada Kontraktor atau Kontraktor design and build. Selanjutnya
dokumen pengembangan rancangan sampai dokumen pelaksanaan diselesaikan
oleh Kontraktor tersebut. Dalam cara ini diperlukan 2 ( dua ) fungsi arsitek yang
berbeda, yaitu pada tahap awal perancangan, sebagai arsitek perancang, dan pada
tahap penyelesaian dokumen perancangan, sebagai architect of record. Walaupun
demikian, lazim juga ditemui arsitek kedua menyelesaikan seluruh dokumen
perancangan sebelum dilelangkan kepada Kontraktor. Contoh proyek seperti ini
adalah, misalnya, Pemberi Tugas memilih arsitek asing untuk mengerjakan pra-
rancangan dan kemudian menunjuk arsitek lokal untuk meneruskan pekerjaan
perancangan sampai selesai.

Ketiga cara tersebut diatas dapat dilakukan dengan proses fast track.
Demikian pula halnya dengan tatacara pembayaran; bila disepakati untuk
dilakukan dengan turn-key maka pembayaran dilakukan setelah pekerjaan
dinyatakan selesai 100%, disetujui Pemberi Tugas dan dilakukan serah terima
proyek. Saat ini sejalan dengan makin kompleksnya tata cara membangun dan
bertambah rumitnya pola pembiayaan proyek, prinsip-prinsip dasar tersebut diatas
menimbulkan variasi-variasi baru.

( sumber : http://utils.babylon.com/abt/index.php?url=dir.unikom.ac.id-
2Ffakultas-teknik%2Fteknik-arsitektur%2F2010%2Fjbptunikompp-gdl-
21604%2F2-isi.docx%2Fpdf%2F2-isi.pdf )

2.2 Konsultan Perencana

Istilah Konsultan ( pakar runding ) adalah seorang tenaga profesional yang


menyediakan jasa kepenasihatan ( consultancy service ) dalam bidang keahlian
tertentu, misalnya arsitektur akuntansi, lingkungan, biologi, hukum, dan lain-
lain. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah sang
konsultan bukan merupakan pegawai perusahaan sang penggunalayan ( client ),
melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri atau bekerja di
sebuah perusahaan kepenasihatan, serta berurusan dengan berbagai
penggunalayan dalam satu waktu.
( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan )

Secara umum pengertian Konsultan Perencana dapat diuraikan sebagai berikut


1. Konsultan adalah perorangan atau kelompok ( perusahaan ) yang
mengususkan diri dan konsentrasi dalam suatu keahlian tertentu berdasarkan
latar belakang pendidikannya atau pengalamannya, dimana dengan keahliannya
tsb. dapat memberikan pendapat, nasihat, pengarahan, perencanaan,
perhitungan, perancangan kepada pihal lain yang memerlukan keahlian mereka
tsb.
(Sumber : manajemen proyek & konstruksi, pradiono suriadi march. Mba. mm)
2. Konsultan Perencana dalam kegiatannya merupakan suatu badan usaha
yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian
tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan atau pengawasan
pembangunan di bidang teknik bangunan. (Sumber : Buku IAI ; Pedoman
Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas)
3. Konsultan perencana ialah pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan proses desain. Perencana dapat menuangkan ide atau
gagasan dari client ke dalam gambar kerja serta perhitungan ataupun perkiraan
yang terjadi pada tahap desain.
Konsultan memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk
melengkapi pengetahuan dan keterampilan arsitek. Arsitek harus dapat
mengkoordinasi dan mengawasi semua aspek proses perancangan. Hampir
semua konsultan memakai jasa rekayasa struktural, mekanikal, elektrikal,
sanitasi dan sipil. Konsultan juga memakai jasa-jasa tertentu sesuai dengan
kegiatan projek tersebut. Secara garis besar perencana, dapat:
Bertindak sebagai perencana serta perancang tapak dan bangunan
Bertindak sebagai pengawas proyek
( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan Perencana )

4. Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan


bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur,sipil,dan bidang lain yang
melekat erat membentuk sistem bangunan.
( sumber : http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2011/12/hak-dan-
kewajiban-konsultan-perencana.html )

2.2.1 Klasifikasi Konsultan Perencana


Klasifikasi konsultan perencana dapat dijabarkan berdasarkan status atau
pelayanannya. Berdasarkan statusnya, konsultan perencana dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Konsultan swasta
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh
pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik melainkan
dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia
menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.
2. Konsultan pemerintah
Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya bergabung
beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.
Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana dibedakan atas 2
macam, yaitu :
a. Konsultan perencana murni
Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya terbatas
pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaannya diserahkan
kepada pihak yang lain.
b. Konsultan perencana campuran
Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana
dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaannya.
2.2.2 Persyaratan Konsultan Perencana
Untuk dapat mengikuti atau melaksanakan proyek - proyek terutama
proyek pemerintah, maka konsultan perencana harus tercantum dalam Daftar
Rekanan Mampu ( DRM ). Dalam daftar tersebut terdapat data-data sebagai
berikut :
1. Nama perusahaan
2. Alamat yang sah, jelas dan nyata
3. Susunan modal
4. Bidang usaha
5. Golongan rekanan Besar ( B ) untuk proyek dengan fee lebih dari 1 milyar
rupiah, menengah ( M ) untuk proyek dengan fee antara 200 juta 1 milyar rupiah
dan golongan rekanan kecil ( K ) untuk proyek dengan fee sampai dengan 200
juta.
6. Nama karyawan dan tenaga ahli
7. Pengurus perusahaan
Sebagai kelanjutan dari syarat di atas, maka DRM itu harus lulus
prakualifikasi yang
penilaiannya didasarkan pada data-data dalam DRM tersebut yaitu akte pendirian
perusahaan, surat izin usaha yang masih berlaku, Nomor Pokok Wajib Pajak
( NPWP ), alamat yang jelas, kemampuan modal usaha, pengalaman pekerjaan
yang diprakualifikasikan dan golongan rekanan. Selain dari data DRM itu,
penilaian ditambah dengan beberapa poin, yaitu :
a. Mempunyai referensi yang baik
b. Tidak dinyatakan pailit
c. Pimpinan perusahaan bukan pegawai negeri
d. Pemberian bobot yang tinggi dalam penilaian prakualifikasi untuk rekanan
golongan ekonomi lemah.
( sumber : http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/.htm )

2.2.3 Tugas Wewenang Konsultan Perencana

Adapun tugas konsultan perencana berdasarkan acuan dari pedoman kerja


antara arsitek dengan pemberi tugas, dalam SK Dirjen Cipta Karya No.
5/KPTS/CK 1984 dijelaskan bahwa tugas perencana mencakup beberapa lingkup
pekerjaan, antara lain :

1. Lingkup Pekerjaan Pokok

a. Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap.

b. Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencakup uraian umum dan
syarat administratif serta teknis.

c. Penyusunan rancangan anggaran biaya.

d. Turut mengawasi dan menyeleksi proses pelelangan.

2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan


dalam keadaan tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu :

a. Pembuatan maket dan gambar perspektif.

b. Penyelidikan tanah.

c. Penelitian dan pemetaan tapak.

d. Pencarian dan pengadaan data.

3. Lingkup Kerja Khusus

Merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus di luar bidang


arsitektural. Seperti perhitungan konstruksi beton bertulang, konstruksi baja,
instalasi listrik, dan pekerjaan lainnya.

Adapun wewenang konsultan perencanaan adalah :

1. Mengubah rancangan bangunan

Perencanaan secara tertulis mempunyai wewenang untuk memerintahkan


pemborong memulai pengawasan terpadu dan mengadakan perubahan.
2. Melakukan pekerjaan tambahan

Perencana juga mempunyai wewenang untuk segera memerintahkan


pemborong memulai pengawasan terpadu agar melakukan persetujuan terlebih
dahulu dari pemberi tugas asal sesuai dengan jumlah biaya dalam pos pekerjaan
tak terduga. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam
uraian syarat-syarat serta tidak secara tegas disimpulkan dalam gambar-gambar
arsitektural.

3. Menilai pembayaran angsuran kontraktor

Perencana berwenang menilai berdasarkan prestasi pekerjaan pada hari


pemeriksaan sehingga pemborong berhak atau tidak untuk menerima seluruh atau
sebagian pembayaran.

( sumber : http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/05/hak-kewajiban-tugas-
dan-wewenang-konsultan-perencana/ )

Adapun Tugas dan Wewenang dari Konsultan atau Perencana yang


tercantum pada buku merah Ikatan Arsitektur Indonesia ( IAI ) antara lain.

1. Mengkaji kebenaran dokumen kontrak sesuai dengan biaya waktu dan


mutu.

2. Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan


dokumen kontrak antara lain: rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar
desain dan detail-detail, rencana anggaran biaya, serta jadual.

3. Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga


kepentingan-kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan akibat
kesalahan atau ketidaksempurnaan pelaksanaan.

4. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan


kemajuan pekerjaan.

5. Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan sesuai dengan isi dan
maksud dari dokumen kontrak.

6. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh yang perlu


dipersiapkan oleh kontraktor.
7. Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian
pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan segala perubahan yang ada dalam
dokumen kontrak.

8. Wajib memberitahukan perbaikan bila terdapat ketidak sesuaian


pelaksanaan dengan dokumen kontrak. Memeriksa contoh bahan bangunan
yang dibutuhkan dalam pelaksaan projek tersebut.

9. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan


progres.

10. Memeriksa contoh bahan yang diserahkan oleh pemborongn agar bahan
yang dipakai dengan bahan yang dipakai sesuai.
( sumber : http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/.htm)

2.2.4 Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana

Menurut IAI ( Ikatan Arsitek Indonesia ) dan keputusan Dirjen Cipta Karya
1991 mengenai hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas, perencana
mempunyai beberapa hak antara lain:

Perencana berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan.


Perencana berhak menolak segala bentuk penilaian estetis dan hasil rancangan
baik yang dilakukan oleh pengawas maupun pemberi tugas.
Perencana berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasan-alasan
sebagai berikut :

a. Pertimbangan individu

b. Adanya kekuasaan di luar kedua belah pihak

c. Akibat kelalaian pemberi tugas

Menurut IAI ( Ikatan Arsitek Indonesia) dan keputusan Dirjen Cipta Karya
1991 mengenai hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas, perencana
mempunyai beberapa kewajiban antara lain:

1. Arsitek berkewajiban menanggung yang diderita oleh pemberi tugas sebagai


akibat langsung dari kesalahan yang dibuat, yang dapat dihindari dengan keahlian
serta tata cara pelaksanaan yang lazim.
2. Arsitek berkewajiban untuk menanggung semua akibat segala pekerjaan
apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh arsitek secara sengaja. Hak dan
Kewajiban Konsultan Perencana yang meliputi di bidang arsitektur dan konstruksi
antara lain :

Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar


rencana,rencana kerja dan syarat-syarat,hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.
Memberikan usulan dan pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal hal
yang kurang jelas dalam gambar rencana,rencana kerja dan syarat syarat.
Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

( sumber : http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2011/12/hak-dan-
kewajiban-konsultan-perencana.html )
Menurut pradiono suriadi march. Mba. Mm, ( manajemen proyek &
konstruksi ), bahwa terdapat beberapa tanggung jawab dan tujuan konsultanm
antara lain :
Harus Jujur dan Transparan
Mempunyai Idealisme yang tinggi
Harus mempunyai etika profesi yang tinggi
Memberikan yang terbaik kepada Client/ Pemilik
Harus seobjektif mungkin
Merupajkan perusahaan Jasa.
2.2.5 Jenis Tugas dan Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana
Menurut buku merah IAI, pada pasal 34 yang tercantum tentang jenis
tugas dan lingkup pekerjaan antara lain :
1. Layanan Utama Jasa Arsitek merupakan Pekerjaan Perencanaan Perancangan
Arsitektur dan pengelolaan proses pembangunan / lingkungan binaan yang
dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut :

i) Konsepsi Perencanaan Perancangan

ii) Pra-Rancangan / Schematic Design


iii) Pengembangan Rancangan dan Gambar Kerja

iv) Penyiapan Dokumen Pelelangan

v) Pelelangan

vi) Pengawasan Berkala

2. Penugasan kepada arsitek dapat mencakup sebagaian atau keseluruhan dari


tahap pekerjaan tersebut pada ayat ( 1 ) pasal ini.
3. Dalam arsitekjuga mendapat penugasan pada jenis layanan lain, selain layanan
utama dimana terdapat duplikasi lingkup pekerjaan dengan tahapan pekerjaan
seperti tersebut pada ayat ( 1 ) pasal ini, maka tahap pekerjaan dapat
dihilangkan.
Menurut buku merah IAI, pada pasal 35 yang tercantum tahapan tahapan
pelaksanaan pekerjaan perancangan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Setiap tahapan pekerjaan perencanaan perancangan dapat dilaksanakan jika
tahap pekerjaan sebelumnya telah mendapat persetujuan Pengguna Jasa.
2. Suatu tugas perencanaan perancangan dapat terdiri dari satu tahap pekerjaan
perencanaan perancangan atau lebih, dan atau menyeluruh.

2.2.6 Tahapan Perancangan Pekerjaan Konsultan Perencana


Di dalam membangun suatu proyek sebelumnya harus di adakan terlebih
dahulu proses merancang dalam pekerjaan konsultan perencana, dan tahapan
tersebut antara lain :
1. Tahap Konsep Rancangan
Tahap Konseptual ini, tercantum pada buku merah IAI, pada pasal 36 yang
tercantum sebagai berikut :
1. Sebelum kegiatan Perencanaan Perancangan Arsitektur dapat dimulai,
perlu ada kejelasan seluruh data dan informasi dari Pengguna Jasa maupun pihak
lain yang terkait tentang kebutuhan dan persyaratan pembangunan agar supaya
maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan sempurna.
2. Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan Perencanaan Perancangan
meliputi pemeriksaan seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisa
dan pengolahan data yang menghasilkan :
a. Program Perencanaan Perancangan yang disusun Arsitek berdasarkan
pengolahan data primer maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai
batasan tujuan proyek serta kendala persyaratan/ ketentuan pembangunan
yang berlaku.
Setelah Program Perencanaan Perancangan diperiksa dan mendapat
persetujuan Pengguna Jasa, selanjutnya digunakan sebagai dasar atau konsep
perencanaan perancangan.
b. Konsepsi Perencanaan Perancangan yang merupakan dasar pemikiran
dan pertimbangan - pertimbangan semua bidang yang melandasi perwujudan
gagasan rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan dan
kendala proyek.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa konsep
perencanaan perencangan ini merupakan dasar perencanaan perancangan
tahap selanjutnya.

2. Tahap Prarancangan
Tahap Prarancangan ini, tercantum pada buku merah IAI, pada pasal 37
yang tercantum sebagai berikut :
1. Pra-Rancangan
Pada tahap ini berdasarkan Konsepsi Perencanaan Perancangan yang
paling sesuai dan dapat memenuhi persyaratan Program Perencanaan
Perancangan, Arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang
diwujudkan dalam gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk
diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti
perkiraan luas lantai, Informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya
dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis
maupun gambar-gambar.

Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, Arsitek


akan melakukan kegiatan tahap selanjutnya.
2. Sasaran tahap ini adalah untuk :
a. Membantu Pengguna Jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat
atas Program dan Konsep Rancangan yang telah dirumuskan Arsitek.
b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.
c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsepsi
perencanaan perancangan serta pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.
d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep Perencanaan
Perancangan terhadap ketentuan Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.

3. Tahap Pengembangan Rancangan


Tahap Pengembangan Rancangan ini, tercantum pada buku merah IAI,
pada pasal 38 yang tercantum sebagai berikut :

1. Pada tahap Pengembangan Rancangan, Arsitek akan bekerja atas dasar Pra-
Rancangan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa untuk menentukan:
a. sistem konstruksi/ struktur bangunan dan sistem mekanikal-elektrikal
dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya baik terpisah maupun
secara terpadu.
b. Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi dan nilai
ekonomi.
c. Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan,
kesemuanya disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram sistem
dan laporan tertulis.
Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, hasil
pengembangan rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan
digunakan oleh Arsitek sebagai dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
2. Sasaran tahap ini adalah :
a. Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter
bangunan secara menyeluruh, pasti dan terpadu.
b. Untuk mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan, terutama
ditinjau dari keselarasan sistem-sistem yang terkandung didalamnya baik dari
segi kelayakan dan fungsi, estetika, waktu dan ekonomi bangunan.

4. Tahap Pembuatan Gambar Kerja


Tahap Pembuatan Gambar Kerja ini, tercantum pada buku merah IAI, pada
pasal 39 yang tercantum sebagai berikut :

1. Pada tahap Pembutan Gambar Kerja, berdasarkan hasil pengembangan


rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, arsitek menerjemahkan konsep
rancngan yang terkandung dalam pengembangan rancangan tersebut ke dalam
gamabar - gambar dan urain urain teknis yang terinci sehingga tersendiri
maupun secara keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi.

Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar gambar


kerja dan tulisan spesifikasi dan syarat syarat teknis pembangunan yang
jelas, lengkap, dan teratur, serta pehintungkan kuantitas pekerja dan perkiraan
biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas, tepat dan terinci.
Setelah diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa,
gambar kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap
dgunakan unit proses selanjutnya.

2. Sasaran tahap ini:


a. Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi
tergambar dan dimaksud dalam pemngembangan rancangan dapat diwujudkan
serta fisik dengan mutu yang baik.

b. Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif supaya biaya dan waktu


pelaksanaan pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dapat
dipertanggung jawabkan.

c. Untuk menglengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi


pelaksanaan pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang
terkandung dalam dokumen lelangan dan dokumen perjanjian / kontrak kerja
konstruksi.

5. Tahap Proses Pengadaan Pelaksaan Konstruksi


Tahap Proses Pengadaan Pelaksaan Konstruksi ini, tercantum pada buku
merah IAI, pada pasal 40 yang tercantum sebagai berikut :

1. Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksaan Konstruksi


Pada tahap ini, Arsitek menterjemahkan konsepsi rancangan yang
terkandung didalam pengembangan rancangan dan Gambar Kerja ke dalam
bentuk format Dokumen Pelelangan yang dilengkapi dengana Tulisan uraian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan-( RKS ) serta
Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) termasuk Daftar Volume ( Bill of
Quantity/BQ ).
Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses :
a. Pemilihan pelaksana konstruksi
b. Penugasan pelaksana konstruksi
c. Pengawasan pelaksanaan konstruksi
d. Perhitungan besaran luas dan volume serta biaya pelaksanaan
pembangunan yang jelas.
2. Sasaran tahap Penyiapan Dokumen Pelelangan ini adalah :
a. Untuk mendapatkan kejelasan akan teknik pelaksanaan
pembangunan, agar supaya konsep rancangan yang tergambar dan
dimaksud dalam rancangan akhir dapat diwujudkan secara fisik dengan
mutu yang baik.
b. Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar besaran biaya dan
waktu konstruksi dapat dihitung secara seksama dan dapat dipertanggung
jawabkan.
c. Untuk mendapat kejelasan dalam bidang administrasi konstruksi dan
memenuhi persyaratan legalitas yang terkandung dalam dokumen
pelelangan dan dokumen perjanjian/ kontrak kerja konstruksi.
3. Pada Tahap Pelelangan Arsitek membantu Pengguna Jasa secara
menyeluruh atau secara sebagian dalam :
a. Mempersiapkan Dokumen Pelelangan;
b. Melakukan pra-kualifikasi seleksi Pelaksana Konstruksi;
c. Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang;
d. Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan;
e. Menerima penawaran biaya dari Pelaksana Konstruksi;
f. Melakukan penilaian atas penawaran tersebut;
g. Memberikan nasehat dan rekomendasi pemilihan Pelaksanaan
Konstruksi kepada Pengguna Jasa.
h. Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa dan
Pelaksana Konstruksi
4. Sasaran tahap Proses Pelelangan ini adalah :
Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang
wajar dan memenuhi persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan sehingga
Konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan dilaksanakan dengan baik
dan benar.
6. Tahap Pengawasan Berkala
Tahap Pengawasan Berkala ini, tercantum pada buku merah IAI, pada
pasal 41 yang tercantum sebagai berikut :
1. Dalam tahap ini,
a. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di
lapangan dan mengadakan pertemuan secara teratur dengan Pengguna Jasa
dan Pelaksana Pengawasan Terpadu atau MK yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
b. Dalam hal ini, Arsitek tidak terlibat dalam kegiatan pengawasan
harian atau menerus.
c. Penanganan Pekerjaan Pengawasan Berkala dilakukan paling
banyak 1 ( satu ) kali dalam 2 ( dua ) minggu atau sekurang-kurangnya
1 ( satu ) kali dalam sebulan.
2. Apabila lokasi pembangunan berada diluar kota tempat kediaman Arsitek,
maka biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjalanan Arsitek ke
lokasi pembangunan, wajib diganti oleh Pengguna Jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atau yang ditetapkan dan disepakati bersama
sebelumnya.
3. Sasaran tahap ini adalah :
a. Untuk membantu Pengguna Jasa dalam merumuskan kebijaksanaan
dan memberikan pertimbangan-pertimbangan untuk mendapatkan
keputusan tindakan pada waktu pelaksanaan konstruksi, khususnya
masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rancangan yang
dibuat oleh Arsitek.
b. Untuk membantu Pengawas Terpadu atau MK khususnya dalam
menanggulangi masalah-masalah konstruksi yang berhubungan dengan
rancangan yang dibuat oleh Arsitek.
c. Untuk turut memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan
sesuai dengan ketentuan mutu yang terkandung dalam rancangan yang
dibuat oleh Arsitek.
( sumber : buku merah IAI, Pedoman Hubungan Kerja Arsitek Dengan
Pengguna Jasa, pasal 36 sampai 41)

2.3. Tinjauan Umum PT Media Rancang Studio ( MRS )

2.3.1. Visi dan Misi

PT. Media Rancang Studio adalah film professionl berpengalaman


melakukan pekerjaan di bidang berikut:
Studi kelayakan proyek, termasuk analisis dari jenisnya, potensi pasar,
proyeksi keuangan dan proyek pentahapan.

Layanan arsitektur menganalisis situs bangunan yang tersedia,


menghasilkan & mengembangkan konsep desain, mengatur & memimpin sebuah
tim desain multi disiplinary, mengkoordinasikan produksi merinci konstruksi,
membantu dalam proses tender dan memberikan inspeksi situs periodik.

2.3.2. Profil PT Media Rancang Studio

MRS Arsitek merupakan sumber daya paling berharga dalam profesional


tenaga kerjanya, yang terdiri dari arsitek senior, arsitek perencanaan kota, dan staf
pendukung teknis dan non teknis.

MRS Arsitek selalu update kemampuan digital, grafis, dan IT dengan


sofrware desain terbaru dan hardware yang tepat untuk memastikan bahwa hasil
kerja PT Media Rancang Studio diproduksi dan disajikan.

2.3.3. Data Administrasi PT Media Rancang Studio

1. Nama perusahaan : PT. Media Rancang Studio ( MRS )


2. Alamat : Jl. Cikini IV no 20 A Jakarta 10330.
3. Telephone / Fax : 021-3100276 / 021-3190008.
4. Email / Website : mrs@architects.com
2.3.4. Struktur Organisasi PT Media Rancang Studio

Pendiri PT Media Rancang Studio :

Nama : Nama :
Achmad Mustakim Ardipradia Soemanto

Tempat & Tanggal Lahir : Tempat & Tanggal Lahir :


Singaparna, 13 Mei 1945 Pemalang, Central Java

Pendidikan : Pendidikan :
- Graduated From Faculty of Architecture The University of - Faculty of Electrical Power Engineering, Bandung
Melburn 1971. Institute of Technology.
-Non Degreccertified Property Anlyst Course IPMI 2001.
Pengalaman :
Pengalaman : 1962 1967 : PT Stanvac Indonesia, Lirik, Riau as Head
Working as an Architech with : of Maintenance & Utility Departement.
1970 - 1971 : Mockridge Stahle & Mitchell Melbourne. 1971 1997 : Petromer Trent Corp / Santa Fe Energy
1972 - 1973 : James Ferrie & Partnerts Jakarta Resources.
1976 - 1980 : Palmer & Turner Jakarta. 2005 Present Partner of Pt Media Rancang Studio
1980 - 1982 : Palmer & Turner Singapura.
1982 - Present : Founder / Director of PT Armekon Reka
Tantra.
2004 Present : Associte Partner of PT media Rancang Studio.

Nama :
Maman Rachman Samadi

Tempat & Tanggal Lahir :


Jakarta, 22 desember 1966

Pendidikan :
Graduated From Faculty of Architecture The University of
Pancasila 1990

Pengalaman :
Working as an Architech with :
1990 - 2004 : PT Armekon Reka Tantra
2004 Present : Pricipal of PT media Rancang Studio.
Penghargaan :
1993 - 1 : St Prize PPM Institute Extension
2004 - 1 : St Prize Mowilex Award Exterior Shop House
Category.
2008 - 1 : St Prize Rusunami Kali Malang
2008 - 1 : St Convention Center
2009 - 1 : St Masjid Al Alam Marunda
Struktur Organisasi PT Media Rancang Studio :

Bpk. Achmad Mustakim Bpk.Soemanto


Associate Partner

Bpk. Maman Rachman


Arsitek Utama

Bpk. Ambar
Arsitek Utama

Bpk. Sigit Raharja


Project Arsitek

Bpk. Najib Bpk. Marno


Bpk. Deddy Administrasi Keuangan
Diagram 3.1.1 Bagian umum
Estimator Bpk. Iwansumber Biro Konsultan
Perolehan
Drafter
Media Rancang Studio
2.3.5 Lingkup Layanan Jasa Konsultan

Lingkup layanan jasa konsultan pada konsultan Media Rancang Studio yang
meliputi, antara lain :

1. MRS arsitek juga telah melakukan melakukan jasa pra-study maupun


study kelayakan proyek melakukan study umum, fasiblity study,study kelayakan
yang diperuntukan bagi perumusan proyek ( untuk mengetahui aspek spesifikasi
kebutuhan Material, Teknis, Waktu dan Dana ).

2. MRS arsitek juga telah melakukan jasa manajemen proyek dimana


keterlibatannya dimulai dari tahap awal awal proyek, sampai ke penyelesaian
proyek dan selama operasi proyek awal development selesai.

3. MRS arsitek melakukan pekerjaan meliputi survey dan investigasi survey


ini meliputi pekerjaan- pekerjaan :
a. Survey tofografi dan pemetaan
b. Survey hidrologi hingga vitual ( pemotretan lokasi ) Survey survey
tersebut dapat dilakukan untuk mendukung pelaksanaan perencanaan maupun
pengawasan pada pekerjaan pekerjaan di dalam lapangan.

4. MRS arsitek melakukan pekerjaan di bidang detail Engineering design


melakukan pekerjaan pekerjaan yang bersifat teknis yang memerlukan
ketelitian tinggi, serta analisis yang tepat, detail engineering design (DED) ini
diterapkan kepada setiap pelaksanaan pekerjaan sebelum pelaksanaan konstruksi
di mulai.
Bidang elektrikal meliputi pekerjaan pekerjaan: perencanaan dan pengawasan
instalasi listrik, teknik elektronika dan teknik telekomunikasi.

5. MRS arsitek melakukan pekerjaan di bidang tata lingkungan meliputi


pekerjaan pekerjaan yang tercakup didalamnya seperti : jasa konsultasi
lingkungan, jasa perancanaan urban, jasa nasehat / pra-design dan design
engineering pekerjaan tata lingkungan.
2.3.6 Pengalaman Proyek Jasa Konsultan

Dalam Kegiatan Sebagai Pengembang pembangunan di kota,MRS arsitek


pengalaman kerja mencakup semua jenis proyek desain dan konstruksi dari
rumah-rumah individu untuk proyek-proyek perencanaan induk besar dengan
penggunaan campuran residental, hotel komersial, dan perkembangan
institusional, di lain itu ada beberapa pemenang sayembara IAI dan mendapatkan
AWARD.

1. Awards Design
Gambar 3.1.1
Award Design
Perolehan sumber Biro Konsultan
Media Rancang Studio
2. Proyek Design

Gambar 3.1.2
Design Tabalong Islamic Centre
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Gambar 3.1.3
Design Convention Centre
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Gambar 3.1.4
Design Kawasan Wisata Marunda
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Gambar 3.1.5
Design Tol Gate Kanci - Pejagan
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Gambar 3.1.6
Design Menara IA - ITB
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Gambar 3.1.7
Design Rest Area Kanci - Pejagan
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
2.4. Pekerjaaan Proyek yang didapat dalam Biro Konsultan Media
Rancang Studio ( MRS )

Secara skematik pekerjaan proyek yang didapat pada Biro Konsultan


Media Rancang Studio ( MRS ), di dasari dari berbagai aspek pengertian:

Create Proyek
Tidak dibangun
Full Package Repeating Client / old client
Consultancy
Dibangun

(Bankable, Doc ) Penunjukan langsung /


Untuk Funding project. Rekomendasi

Investasi / Proposal Pemerintah


to Investor

Sayembara : - Terbuka
- Terbata
PROYEK
Local Partner
Konsep / Gagasan

Menguji Konsep / Ide - Swasta


idea
Tender Terbuka / Eprol

Real / Buildable Sayembara : - Terbuka


design - Terbata

Penunjukan langsung /
Proyek terbangun
Rekomendasi.
Tim lengkap, Struktur /
ME dan Perencana, dll

3.3 Proyek Proyek Berdasarkan Jenis Proyek yang sudah dijalankan


kepada Konsultan Media Rancang Studio ( MRS )

Proyek yang datang dari client kepada Konsultan ini, yang berdasarkan
jenis asal proyek ini antara lain:
1. Proyek Pemerintah
a. Tender terbuka / eproel

Gambar 3.2.1
Design RSHK Lobby & Cladding Pav. Sukaman
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Gambar 3.2.2
Design Lemigas - Aplikasi
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
b. Penunjukan langsung

Gambar 3.2.3
Design Lemigas - Teknogas
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
c. Sayembara

Gambar 3.2.4
Design Kawasan Wisata Marunda
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
2. Proyek Swasta
a. Repeating Client

Gambar 3.2.5
Design Bidakara Tower 2
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
b. Penunjukan Langsung

Gambar 3.2.6
Design PT. Indosat MSC BSD
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
c. Sayembara
-Terbuka

Gambar 3.2.7
Design Rusunami KaliMalang
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
- Terbatas
Masterplan kawasan gereja ST Andreas

Gambar 3.2.8
Design Kawasan gereja ST Andreas
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
3.4 Aanwijzing Bank

3.4.1 Data Proyek


Bandara Internasional Sepinggan merupakan Bandara Internasional yang
berada di Balik Papan. Pada Bandara Internasional Sepinggan, direncanakan
pengembangan bangunan. Salah satu yaitu, bangunan ADC Tower, Hanggar
Pesawat dan Landasan Pesawat yang masih dalam proses prarancangan.
Lingkup pengerjaan perencanaan ADC Tower, Hanggar Pesawat dan
Landasan Pesawat, yang di kelolah oleh Bandara Internasional Sepinggan, yang
mencangkup :
1. Mereview kondisi eksisting dan menganalisa fungsi agar tercapai hasil yang
efisien dan optimal.
2. Memberi usulan TOR untuk Arsitektur Hanggar Dan Tower
3. Membuat disain Pra Rencana ( Denah Tampak Potongan ) Hanggar
4. Membuat disain Pra Rencana ( Denah Tampak Potongan ) Tower.
5. Memberikan Image 3D perencanaan Hanggar maupun Tower
6. Menghitung luasan perencanaan Hanggar dan Tower

Namun yang akan dibahas secera lebih rinci pada laporan kerja praktek ini
adalah proses desain pada Fasade Bank, denah gedung Bank yang mencangkup
sebagai Pra Rancangan.

3.4.2 Proses Pra Rancangan


Rencana Pengembangan bangunan pada Bandara Internasional Sepinggan,
Balik Papan kerjasama antara Angkasa Pura dengan PT. Media Rancang Studio
untuk mendesain ADC Tower, Hanggar Pesawat dan Landasan Pesawat hingga
Pra Rancangan dengan mencangkup konsespsi rencana perancanaan dan
schematic desain.
3.4.3 Konsepsi Rencana Perencanaan

a. Survey Lokasi
Bandara Internasional Sepinggan berada di daerah Balik Papan, Lokasi
Hanggar dan landasan baru berada kawasan lingkup bandara di service /
perawatan ( peristirahatan ) pesawat yang berada di dekat haggar lama dan cargo.

1. Hanggar dan Landasan Pesawat


LANDSIDE
C LOKASI RENCANA HANGGAR
BARU
A&B

Tampak sisi airside Hanggar C Tampak sisi arah Land Side Tampak sisi arah air side

Gambar 3.4.3.1
Side dan Kondisi / Eksisting di sekitar side
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Data didapat setelah survey dan disimpulkan.
NO Bidang Penjelasan

1 INFRASTRUKTUR Perlu adanya perluasan dan redesain jalan aksese


dimulai dari hanggar beru smpai dengan pertigaan
service road karena terkene perluasan ARRON.

2 STRUKTUR Struktur atap bangunan harus memperhitungkan /


terintegrasi dengan struktur hoist crene yang akan
digunakan.

Struktur APRON sesuai perhitungan daya daya dukung


tanah, makin ke barat makin berkurang.

3 ARSITEKTUR Pemisah fungsi ruang / zoning yang jelas antara


service, public, semipublic, privat & restricted.

Ruang utilitas, Mep, kantin & Rest room,


diprioritaskan dikan ditempat di lt. dasar, lt. atas
khusus karyawan.

Pemisah toilet pria dan wanita, shower dan toilet


pekerja dibuat di lt. dasar . lt. atas khusus karyawan.

4 MEP Sistem MEP harus disiapkan bilamana terjadi optimasi


biaya, intansi harus tetap ada.

Ac boleh tenant, tetapi instalasi AC sebaiknya


disiapkan termaksuk outlet AC di dinding atas.

Equipment standar keselamatan seperti


emergerncy shower dan eyewash sudah disiapkan
karena membutuhkan.

b. Luasan Bangunan Hanggar A & B


Luasan yang dibangunan untuk Hanggar, 4532 M2 dengan direncanakan
workshop pesawat sekitar 4032 dan kantor dan servis pesawat 2 lantai sekitar 500
M2.
c. Konsep Massa

Konsep Massa pada bangunan Hanggar Pesawat ini, di fungsikan 2


hanggar pesawat tetapi dibuat menyatu dengan 1 massa bangunan. Bentuk massa
mengikuti bentuk bangunan di sekitarnya yang terdiri dari bangunan Hanggar -
Hanggar pesawat yang sudah direncanakan sebelum pengembangan Hanggar
yang baru.

HANGGAR C

KARGO

Bentuk massa yang terdapat di master plan Bentuk massa Hanggar Di rencanakan
Gambar 3.4.3.2
Massa Bangunan di Side
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

d. Konsep
Konsep Bangunan sama dengan hanggar lama yang memiliki 2 Workshop
Pesawat dengan Kantor 2 lantai yang menjadi satu massa bangunan.

Kantor

Workshop Pesawat

Gambar 3.4.3.3
e. Zoning Konsep Ruangan
Zoning bangunan dengan
Perolehan sumber Biro memisahkan
Konsultan Mediaantar area
Rancang semi public dengan
Studio
privat dengan secara vertical atau 2 lantai, diantaranya di fungsikan sebagai kantor
yang memiliki fungi sebagai,
1. Lantai dasar sebagai ruang utilitas terdiri,
a. Ruang tunggu / lounge
b. Ruang rapat besar dan kecil
c. Ruang pantry
d. Ruang gudang
e. Ruang istirahat
f. Ruang kompresor
g. Ruang control
h. Ruang kantor
i. Ruang Locker
j. Ruang toilet
k. Ruag wudhu
l. Ruang gudan sparepart
m. Ruang panel
2. Lantai 2 sebagai ruang perkantoran dan admistrasi terdiri,
a. Ruang rapat besar
b. Ruang pantry
c. Ruang kantor

PUBLIK
d. Ruang toilet
SEMIPUBLIK PRIVAT

RESTRICTRED

Gambar 3.4.3.4
Zoning Peruangan, dua massa bangunan
Privat
Perolehan = Kantor
sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Publik = Parkir
Semipublik = Kantor
Restrictred = Workshop
f. Sirkulasi

Sirkulasi mengikuti ruangan ruangan Hanggar tersebut, dengan sirkulasi secara


horizontal yang terdapat di kantor dan workshop.
Gambar 3.4.3.5
Sirkulasi Ruangan
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
g. Tampak, Potongan
Gambar 3.4.3.6
Potongan Bangunan
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

2. Tower ADC Gambar 3.4.3.7


Tampak Bangunan
a. Survey Lokasi
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Bandara Internasional Sepinggan berada di daerah Balik Papan,
Lokasi Tower ADC derada dekat dengan bangunan APRON loading
masuk dan keluar penumpang dari pesawat.
LOKASI RENCANA
TOWER ADC

LANDSIDE
Gambar 3.4.3.8
LandSide Bangunan Tower ADC Bandara Sepinggan
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Data didapat setelah survey :


a. Tower lebih tinggi agar dapat melihat APRON dan bangunan.
b. Pesawat mau mendarat dan melintas bisa melihat dengan ketinggian
213.36 m2
c. Selamat masa konstruksi terminal baru, Tower ADC existing masih
bisa berkomunikasi dengan radar R-LINK, sedangkan tower VHF
terhalang dengan bangunan terminal.

1. Tower ADC direncanakan dapat lebih tinggi APRON


a. Luasan Bangunan Tower ADC
Luasan yang dibangunan untuk Tower ADC, Luasan perlantai
36.637dengan ketinggian maksimal 45 M.

b. Konsep Massa

Konsep Massa pada bangunan Tower Pesawat ini, di fungsikan dapat


berkomunikasi pada eksisting dan dapat dapat berkomunikasi radar R-Link dibuat
tinggi pada umumnya tower digunakan sebagai pamancar radar ke pesawat.
Bentuk massa dibuat sisirip dan terdapat bentuk corak khas daerah balik papan.
Ilustrasi Sketsa perspektif

Gambar 3.4.3.9
Konsep Sketsa
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

c. Konsep
Konsep Bangunan Tradisional modern dengan lokalitas terdapat pada
bangunan tersebut dengan corak khas dari balik papan dengan fungsi sebagai
kabin pasawat pemantau ( radar ).
Kantor Kabin
Pemantau Pesawat

Gambar 3.4.3.10
Konsep Ruangan Denah LT 9-10
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Ruang Servis

LT. 1-8
d. Zoning
Zoning bangunan denganGambar 3.4.3.11 antara area semi public dengan
memisahkan
Konsep Ruangan Denah LT 1-8
privat dengan secara vertical,
Perolehan diantaranya
sumber Biro Konsultan di fungsikan
Media sebagai kantor kabin
Rancang Studio
pemantau pesawat dan ruang servis lainnya.
PRIVAT
Kantor Kabin
Pemantau Pesawat

Gambar 3.4.3.12
Zoning Ruangan Denah LT 9-10
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

SEMIPUBLIK
Ruang Servis

Gambar 3.4.3.13
e. Sirkulasi Zoning Ruangan Denah LT 1-8
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Sirkulasi mengikuti ruangan ruangan Tower Pesawat tersebut, pada
bagian kantor kabin pemantau pesawat dengan sirkulasi secara close / membuka
dengan membentuk denah dan dengan servisnya dilantai bawahnya, sirkulasinya
horinzontal dengan vertical ke atas.
Gambar 4.3.4
Denah LT 9-10
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

f. Potongan dan Tampak


Gambar 4.3.5
Denah LT 1-8
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Gambar 3.4.3.16
Potongan Bangunan Tower ADC
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

BAB IV
Gambar 3.4.3.15
TINJAUAN KHUSUS KERJA PRAKTEK
Tampak Bangunan Tower ADC
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
4.1 Lingkup Kerja Praktek
Kerja Praktek yang dilakukan selama 10 bulan secara umum mengerjakan
berbagai proyek dengan pengerjaan dalam tugas kerja praktek ini dengan realisasi
1 pekerjaan proyek, yaitu :
1. Proyek Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan, Balik Papan
( ADC Tower, Hanggar dan Landasan Pesawat ).
4.2 Latar Belakang Proyek

Bandara ini, merupakan bandara yang lingkupnya internasional. Pada


dasarnya sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dengan adanya peningkatan
kapasitas penggunaan perhubungan udara ini, semakin meningkatanya
pengunjung yang datang khususnya ke balik papan yang melalui Bandara
Internasional Sepinggan ini dan dikarenakan kebutuhan ini maka dibutuhkan
fasilitas yang memadai bagi para penggunjung dan memberikan ruang yang
memuaskan bagi penggunanya.

4.3 Lingkup Penulis di dalam Kerja Praktek di Proyek Pengembangan


Bandara Internasional Sepinggan, Balik Papan ( ADC Tower, Hanggar dan
Landasan Pesawat ).

Pada dasarnya, yang melakukan kerja praktek, memiliki langkah-langkah


yang ditempuh oleh praktekan pada saat melakukan Kerja Praktek dibidang
Perencanaan pada PT. Media Rancang Studio, yaitu :

a. Pengenalan
Hal ini dilakukan agar praktikan tahu betul akan kondisi tempat kerja
praktek dan kondisi proyek yang sedang dikerjakan, termasuk didalamnya :
pengenalan dengan staf kantor, karyawan yang bekerja pada PT. Media Rancang
Studio, dan pengenalan akan proyek yang sedang dikerjakan.

b. Pengarahan / Penjelasan
Sebelum melakukan suatu kegiatan kerja praktek di PT. Media Rancang,
secara tidak langsung penjelasan diberikan langsung melalui prinsip / konseptor
yang di jelaskan secara umum dan hasil hasil yang telah didapat PT. Media
Rancang ini, seperti data survey, data presentasi dengan client dan rancangan 2D
skematik, dan data ini diberi langsung pengerjaan tugas kerja praktek.
Pemilik
Bank Central Asia, Tbk

Arsitek
PT. Media Rancang Studio

Principal Arsitekk
Ir. Maman Rachman

Praktek
Abdus Salam

Project Arsitek
Ir. Sigit Raharja

Estimator
Bpk. Deddy

Hubungan Koordinasi

Hubungan Kontrak

Diagram 4.3
Perolehan sumber Konsultan
Media Rancang Studio
c. Pembagian tugas

Pembagian tugas oleh koordinator dilakukan sesuai dengan kemampuan


praktekan. Namun dalam hal ini pihak konsultan tempat melaksanakan praktek
banyak memberikan ilmu akan kenyataan dalam suatu proyek di lapangan. Dalam
praktekan dibimbing dan diarahkan dalam membuat gambar - gambar 3D salah
satunya ( ADC Tower dan Hanggar dan landasan pesawat ) dan membuat /
mencari denah Lantai 1 & 2 kantor Hanggar dengan menggambar 2D dan 3D
denagna denah yang sudah ada dan harus diperkecil, karena luasan yang melebihi
jumlah luasan keseluruhan ( Hanggar dan Kantor Hanggar ). Selain itu saling
berkerja sama dengan staff yang lain.
Selama pelaksanaan kerja praktek pada PT. Media Rancang Studio,
praktekan telah dihadapkan pada beberapa macam tahapan pekerjaan serta
permasalahan - permasalahan desain sehingga menuntut adanya konsentrasi serta
fokus pada setiap item tugas dan mencari referensi di website yang merupakan
tanggung jawab yang harus dijalankan dan yang diberikan oleh perusahaan.
Berikut pengerjaan pratekan yang dilakukan:
1. Membuat 3D bangunan ADC Tower dan Hanggar ( landasan pesawat )

Gambar 4.3.2
Gambar Fasade Hanggar Pesawat
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Gambar 4.3.3
Gambar Fasade Kantor Hanggar Pesawat
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Gambar 4.3.3
Gambar Fasade Kantor Tower ADC Pesawat
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio
Gambar 4.3.4
Denah LT 9-10
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

2. Mempelajari Asal - Usul mendapatkan proyek Bandara Internasional


Gambar 4.3.5
Sepinggan, Balik Papan ( ADC Tower, Hanggar
Denah LT 1-8 dan Landasan Pesawat ).
Perolehan sumber Biro Konsultan Media Rancang Studio

Proyek ini merupakan proyek pemerintah dalam proyek pengembangan pada


bandara sembelumnya. Proyek ini didapat dari client or client (Repeating
Client ) / penunjukan langsung yang dimana client ini sudah beberapa kali
berkerja sama dalam beberapa proyek yang pernah dilaksanakan dari 2 pihak
tersebut.
Selain itu sudah mengerti kinerja baik dari konsultan ini dari segi perjanjian
kerja hingga memasuki proses pendesignnya yang meliputi :
1. Konsep Rancangan
2. Prarancangan
3. Pengembangan Rancangan
4. Pembuatan Gambar Kerja
5. Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
6. Pengawasan Berkala

Saat ini pekerjaan proyek ini mendapatkan sedikit masalah pendanaan, karena
pendanaan yang tadi didanai pemerintah, tidak didanai pemerintah. Karena
pendanaan pemerintah daerah yang tidak mencukupi, tetapi pemerintah daerah
mengajugakan kepada kontraktor yang menangani proyek tersebut, untuk
meninvestasi sementara untuk pembangunan proyek ini.
Skematik asal usul sumber proyek, dari Metode Biro Konsultan Media
Rancang Studio berikut ini:
Repeating Client Proyek Bandara Internasional
Sepinggan, Balik Papan
( ADC Tower, Hanggar dan
Landasan Pesawat ).
Penunjukan
Langsung
Proyek Pemerintah
Sayembara
Terbuka
Terbatas

Local Partner
( Foregn Architects )

Diagram 4.3.4
Perolehan sumber Biro Konsultan
Media Rancang Studio
4.4 Menganalisis Metode Biro Konsultan Media Rancang Studio dengan
metode pembelajaran Literature.

Metode yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sebuah proyek dari Biro
Konsultan Media Rancang Studio ini, sudah sama dengan pembelajaran literature.
Bahwa proyek yang di dapat terdapat dari 2 jenis antara lain :
1. Proyek Pemerintah : Tender Terbuka ( Eprol ) dan Terbatas, Penunjukan
Langsung, Sayembara ( Terbuka dan Terbatas ).
2. Proyek Swasta : Tender Terbuka ( Eprol ) dan Terbatas, Penunjukan
Langsung, Sayembara ( Terbuka dan Terbatas ).

Tetapi ditinjau dari perbedaan, untuk mendapatkan proyek pada konsultan ini
dean literature, dengan beberapa karakter yaitu :

1. Repeating Client ( Old Client ), yaitu client yang merasa puas dengan
kerja sama dari 2 pihak dengan proyek satu tersebut dan clinet ini ingin
mendirikan proyek baru dan client merasa ingin barkerja sama lagi dengan
konsultan ini. Selain itu terdapat client memberitahukan antar mulut ke mulut,
bahwa untuk mengadakan proyek menggunakan konsultan ini.
2. Local Partner ( Foregn Architects ), yaitu client yang mengejukan proyek
di dalam negeri dengan menggunakan konsultan asing tetapi perlunya kerjasama
untuk proses perencanaan local tersebut.
3. Proyek Investasi, yaitu Investasi client untuk mendirikan proyek dan dia
mengajukan kerja sama pada konsultan tersebut, dengan cara proyek ini
dipenjualan kembali.
4. Proyek Real, yaitu Proyek yang pastinya terbangun, dengan penunjang tim
yang lengkap, Perencana, Struktur, ME, dll.
5. Proyek konsep dan Gagagasan, yaitu yang penggambarannya hanya
konsep / ide dengan pengujian dan tidak sampai ke prarancangan dan
pengembangan rancangan.

Selain itu untuk mendapatkan proyek dilihat dari kinerja sebuah konsultan itu
yang mencangkup konsultan besar dan kecil dan dilihat dari penghargaan yang di
dapat berbagai konsultan tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kerja Praktek ini, dibidang perencanaan pada PT. Media
Rancang Studio dalam mendapatkan sebuah proyek dan praktekan memperoleh
sedikit banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin ilmu
yang kami tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang perencanaan dan
manajemen proyek.
PT. Media Rancang Studio, memiliki pendekatan yang berbeda pada
mendapatkan proyek, dan saling kerja sama dengan client dalam melakukan
proyek jasa perencanaan dengan proyek pemerintah dan swasta maupun proyek
luar lainnya.
Pada Proyek Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan, Balik
Papan ( ADC Tower, Hanggar dan Landasan Pesawat ), secara langsung sumber
proyek repeating client ( secara langsung ). Proyek ini merupakan proyek yang
besar dengan bertaraf Internasional. Proyek ini berasal dari proyek pemerintah,
yang ditunjuk langsung kontraktor, pemilik proyek dan kontraktor menunjuk
langsung biro perencana yang menangani proyek ini.
Proyek di hasilkan dari PT. Media Rancang Studio ini dari konsepsi
rancangan sampai dengan pengawasan berskala.
Selain itu Keseluruhan pengalaman yang didapat dari kerja praktek ini
benar benar pengalaman yang sangat bermanfaat dengan mengerti sistem /
proses kerja pada biro konsultan dari sistem proses prarencaan hingga
pembangunan yang nantinya design ini dibanguan, berinteraksi langsung ke dunia
luar ( kerja ) dan berfikir dunia kerja itu mengasikan dan tidak dibayangkan
proses satu perencanaan ( design ) cukup lama.
Maka dalam menjalankan proses kerja praktek sangatlah lama dan sampai
mengerti apa yang dilakukan didalam kerja praktek ini dengan baik.

5.2 Saran

Pada PT. Media Rancang Studio, pada Proyek Pengembangan Bandara


Internasional Sepinggan, Balik Papan ( ADC Tower, Hanggar dan Landasan
Pesawat ) ini, client harus kerjasama yang baik dengan biro perencana PT. Media
Rancang Studio ini, dan tidak ada keganjalan sebuah proyek dan nantinya
terpenuhi proyek ini.
PT. Media Rancang Studio harus pantang menyerah untuk mendapatkan
sebuah proyek kecil maupun besar dengan konsisten tinggi di bidang perencana
ini, dengan memberikan perencanaan yang terbaik untuk clientnya dan konsultan
ini tidak mengajukan ke berberbagi promosi dengan cara meninggikan konsultan
PT. Media Rancang Studio ini kemedia dengan cara mengikuti sayembara dan
memenangkan berbagai penghargaan dan dapat dikenal luar sana.

DAFTAR PUSTAKA

Buku merah IAI, Pedoman Hubungan Kerja Arsitek Dengan Pengguna Jasa Pasal
36 sampai 41

Manajemen proyek & konstruksi, pradiono suriadi march. Mba. Mm


http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/.htm

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/05/hak-kewajiban-tugas-dan-
wewenang-konsultan-perencana/

http://utils.babylon.com/abt/index.php?url=dir.unikom.ac.id-2Ffakultas-teknik
%2Fteknik-arsitektur%2F2010%2Fjbptunikompp-gdl-21604%2F2-isi.docx
%2Fpdf%2F2-isi.pdf

http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2011/12/hak-dan-kewajiban-
konsultan-perencana.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan Perencana

Buku IAI ; Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas

http://id.wikipedia.org/wiki/Konsultan

www.kppu.go.id/.../pedoman_guideline_tender23...

LAMPIRAN
Perspektif Kantor dan Hanggar Pesawat
Perspektif Kantor dan Hanggar Pesawat
Denah LT 1-8
Denah LT 9-10
Potongan Tower ADC
Perspektif Tower ADC Pesawat

Anda mungkin juga menyukai