Anda di halaman 1dari 5

1.

Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil,
bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang
berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang
mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau
mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).

2. Tata Surya

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut
Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,
asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat
planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan
Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian
yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9
juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta
km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak
pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit
planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil
tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet
kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea
(6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit
alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu
dan partikel lain.

3. Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan
bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama,
sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari.
Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5, maka tidak setiap
oposisi bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang
orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu
titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi
pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke
titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana
Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari
dengan bumi.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan
masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan
sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan,
bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.
Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.
4. Matahari

Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat dan
terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km,[5]
kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 21030 kilogram, 330.000 kali
massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total Tata Surya.
Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan
sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa
Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.[15]
Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu
wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah,
sementara sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa
pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga
bahwa hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang
Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering
digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi
spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak
kuning dikarenakan pembauran cahaya biru di atmosfer.[16] Menurut label kelas spektrum,G2
menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 C) dan V menandakan bahwa
Matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya
diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi
620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.
Dulu, Matahari dipandang para astronom sebagai bintang kecil dan tidak penting.
Sekarang, Matahari dianggap lebih terang daripada sekitar 85% bintang di galaksi Bima Sakti
yang didominasi katai merah. Magnitudo absolut Matahari adalah +4,83. Akan tetapi,
sebagai bintang yang paling dekat dengan Bumi, Matahari adalah benda tercerah di langit
dengan magnitudo tampak 26,74. Korona Matahari yang panas terus meluas di luar angkasa
dan menciptakan angin Matahari, yaitu arus partikel bermuatan yang bergerak hingga
heliopause sekitar 100 AU. Gelembung di medium antarbintang yang terbentuk oleh angin
Matahari, heliosfer, adalah struktur bersambung terbesar di Tata Surya.
Matahari saat ini bergerak melalui Awan Antarbintang Lokal (dekat Awan G) di zona
Gelembung Lokal, tepatnya di dalam lingkaran terdalam Lengan Orion di galaksi Bima
Sakti. Dari 50 sistem bintang terdekat dalam jarak 17 tahun cahaya dari Bumi (bitnang
terdekat adalah katai merah bernama Proxima Centauri sekitar 4,2 tahun cahaya), Matahari
memiliki massa terbesar keempat. Matahari mengorbit pusat Bima Sati pada jarak kurang
lebih 24.00026.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Jika dilihat dari kutub utara galaksi,
Matahari merampungkan satu orbit searah jarum jam dalam kurun sekitar 225250 juta
tahun. Karena Bima Sakti bergerak relatif terhadap radiasi latar belakang gelombang mikro
kosmis (CMB) ke arah konstelasi Hydra dengan kecepatan 550 km/detik, kecepatan Matahari
relatif terhadap CMB sekitar 370 km/detik ke arah Crater atau Leo.
Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar 149.6 juta kilometer (1 AU), meski jaraknya
bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada bulan Januari hingga aphelion
pada bulan Juli. Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak dari Matahari ke Bumi selama 8
menit 19 detik. Energi sinar Matahari ini membantu perkembangan nyaris semua bentuk
kehidupan di Bumi melalui fotosintesis dan mengubah iklim dan cuaca Bumi. Dampak luar
biasa Matahari terhadap Bumi sudah diamati sejak zaman prasejarah. Matahari juga dianggap
oleh sejumlah peradaban sebagai dewa. Pemahaman ilmiah yang akurat mengenai Matahari
berkembang perlahan. Pada abad ke-19, beberapa ilmuwan ternama mulai sedikit tahu
tentang komposisi fisik dan sumber tenaga Matahari. Pemahaman ini masih terus
berkembang sampai sekarang. Ada sejumlah anomali perilaku Matahari yang belum dapat
dijelaskan secara ilmiah.

5. Lapisan Matahari

Matahari tersusun oleh beberapa lapisan, yaitu inti, fotosfer, kromosfer, dan korona.
Setiap lapisan pada Matahari memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
a. Inti
Inti merupakan bagian paling dalam pada Matahari. Inti Matahari memiliki suhu
sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan
radius/diameter, inti Matahari ukurannya seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan
volumenya dari total volume matahari dengan kepadatan sekitar 150 g/cm3.
b. Fotosfer
Fotosfer merupakan lapisan matahari yang dapat dilihat dari Bumi. Cahaya
Fotosfer sangat terang yang dapat mengalahkan lapisan paling luar matahari, yaitu
korona. Oleh karena itu, sinar dari korona tidak terlihat oleh mata. Lapisan gas merah
yang cemerlang di sekeliling fotosfer dinamakan kromosfer.
c. Kromosfer
Kromosfer merupakan lapisan tipis pada atmosfer matahari. Lapisan kromosfer
terletak di atas fotosfer dengan kedalaman sekitar 2.000 kilometer. Suhu kromosfer
sekitar 4.500 Kelvin. Nama kromosfer berasal dari fakta bahwa kromosfer memiliki
warna kemerahan. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya
yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer.
d. Korona
Korona merupakan bagian terluar dari atmosfer matahari. Ciri-ciri korona adalah
memiliki massa jenis rendah dan temperaturnya tinggi yang mampu mencapai 2 x 106
K. Tebal lapisan korona Matahari mencapai 2,5 x 106 km.

Anda mungkin juga menyukai