Kasus Gastritis
Kasus Gastritis
A dengan Gastritis
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Digestive System
Disusun oleh:
Apri Rahma D. 220110090121
Aristya Widya S. 220110090046
Devi Siska A. 220110090058
Dini Noviana 220110090131
Upik Desma 220110090095
Sanny Annisa A R 220110090053
Nurhadijah 220110090136
Fiola Darmawan 220110090117
Resty Ainul I 220110090051
Evelin Aprilianty 220110090040
Cici Feby 220110090054
Methalia Sandi 220110090092
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
KASUS 2
Nn. Alice, 27 tahun, karyawan pada perusahaan garmen yang mengharuskan bekerja dengan
target tertentu sehingga setiap hari diburu-buru tugas. Ia adalah karyawan baru yang bertugas
sebagai Quality Control (QC) dengan 60 pegawai yang pekerjaannya harus diperiksa, semua
pegawainya perempuan dan rata-rata bekerja lebih dari 4 tahun. Nn. Alice sudah sejak lama
mengeluh nyeri seperti terbakar pada daerah epigastrium yang dirasa lebih nyeri setelah
makan disertai perasaan mual dan kadang muntah. Ia juga sering mengeluh perut kembung
dan disertai diare. Selama ini ia juga sering menggunakan aspirin saat ia tidak enak badan.
Tadi pagi sekitar jam 09.05 saat di kantor, tiba-tiba merasa sakit hebat pada perut dan
pingsan. Nn. Alice segera dibawa ke UGD RS. Mutiara untuk mendapat pertolongan. Di
UGD dilakukan pemeriksaan dan untuk meyakinkan ada sesuatu di lambungnya ia harus
menjalani endoscopy. Perawat menyiapkan pasien dan mencari keluarganya untuk meminta
persetujuan tetapi keluarganya tidak bisa dihubungi padahal terapi bisa diberikan setelah hasil
pemeriksaan selesai dan memberikan kontribusi penting dalam penentuan diagnosa.
STEP 1
1. Epigastrium
Jawab : epigastrium berada pada bagian 9 kuadran (bagian kiri atas), di dalam
epigastrium terdapat lambung, pankreas, hepar.
Prosedur
Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien
memakan kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak
melalui saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
(Brunner & Suddarth, 2002)
8. Apakah nyeri yang dirasakan klien dapat menyebar? (LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
Nyeri tidak akan menyebar, nyeri hanya akan bertambah ketika klien makan
(www.noetikakeperawatan.com. Diakses tanggal 5 Maret 2011)
9. Bagaimana pertolongan pertama ketika penyakit klien kambuh?
Jawaban SGD :
Jika gastristis stadium ringan kambuh, tindakan pertama yang dilakukan adalah
makan makanan yang mengandung lemak (lemak yang baik adalah susu), hindari
minuman yang mengandung kafein (teh manis). Makanan lemak berfungsi untuk
mengurangi sekresi asam lambung.
Jawaban Sumber :
Diamkan sejenak, lalu minum makan makanan yang mengandung lemak (seperti
susu) agar dapat mengurangi sekresi asam lambung.
10. Makanan apa saja yang harus dianjurkan dan apa saja yang harus dihindarkan?
Jawaban SGD :
Dihindari : makanan yang terlalu asam, pedas, berbumbu, dan mengandung protein
Jawaban Sumber :
Makanan yang dihindari
a. Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak
serat, antara lain beras ketan, tales, ubi, singkong, sayuran (kol, sawi hijau, sayur
mentah), buah-buahan (nangka, pisang ambon, durian, nanas), makanan berserat
tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas
(minuman bersoda).
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi,teh
kental, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, dan sari buah sitrus.
c. Hindari makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan
lambung. Hal ini akan menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang
akhirnya dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, kue tart,
cokelat, keju.
d. Hindari makanan yang mudah mengiritasi/merangsang lambung dan secara
langsung merusak dinding lambung seperti makanan yang mengandung cuka,
pedas, merica, asam, bumbu yang merangsang, makanan yang berlemak/gorengan,
dan vitamin C dosis tinggi.
e. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga
menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol,
coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
f. Jangan konsumsi makanan yang bertekstur keras seperti dendeng, nasi kerak, dll.,
pilihlah makanan lembut yang dimasak dengan direbus, disemur, ditim, atau
diungkep. Sebab, makanan digoreng akan sulit dicerna dan hangat seperti : nasi
hangat, bubur hangat, dll.
g. Hindari makanan yang mengandung banyak garam.
Makanan yang dianjurkan
a. Dianjurkan, minum susu untuk menetralkan asam lambung yang berlebih, sebab,
susu mengandung protein dan kalsium tinggi untuk regenerasi sel.
b. Tetap konsumsi gizi seimbang (makanan pokok, lauk, sayur, dan buah)
c. Makan secara teratur dengan interval tiga jam sekali antara makanan pokok dan
selingan (tiga kali makan pokok, tiga kali selingan).
d. Makan dalam porsi secukupnya, jangan sampai perut kosong atau kekenyangan.
e. Makan dengan tenang, kunyah makanan hingga hancur, dan lumat menjadi butiran
lembut.
(http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html. Diakses tanggal 8 Mare 2011)
11. Persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk klien sebelum dilakukan endoskopi?
(LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
Pasien menjalani prosedur pencernaan tidak boleh makan atau minum apa pun dalam
delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada makanan di
perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan bisa
menyebabkan muntah.
(http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html. Diakses tanggal 8 Mare 2011)
12. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi terkait dari penyakit klien?
Jawaban SGD :
Hepatomegali dan kanker lambung
Jawaban Sumber :
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syok
hemorogik
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Kronik, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin
B12
15. Apakah nyeri yang dirasakan klien ada hubungannya pada saat klien makan?
Jawaban SGD :
Iya ada hubungannya
Jawaban Sumber :
Iya sangat berpengaruh karena makanan yang turun ke lambung memaksa kerja
lambung lebih keras sedangkan lapisan mukosa lambung dalam keadaan terinflamasi.
16. Bagaimana peran perawat seharusnya dalam menangani psikologi klien terkait dengan
pekerjaan klien?
Jawaban SGD :
Memberikan motivasi kepada klien dan memberikan edukasi terhadap penyakit yang
diderita.
Jawaban Sumber :
Inform consent
Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan organ
yang berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
- Kolposkopi
- Bronkoskopi
- Kapsul Endoskopi
- Laparoskopi
- Double Balloon Enteroskopi
- Fetoskopi
- Kolonoskopi
- Fleksibel Sigmoidoskopi
- Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
- Arthroskopi
- Amnioskopi
- Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
- Proctoskopi
- Rhinoskopi
- Thorakoskopi
Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa
pun dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada
makanan di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi,
dan bisa menyebabkan muntah.
Prosedur
Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien
memakan kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul
bergerak melalui saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui
gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
1) Perforasi gastrointestinal,
2) Pendarahan dan
3) Infeksi.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika di rontgen.
(Smeltzer, 2002)
Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:
1. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik seperti NSAID (indometasin, ibuprofen,
laproksen), sulfonamida,steroid dan digitalis. Anti inflamasi terututama aspirin
(aspirin yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung. Endotoksin
bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol,
merupakan agen penyebab yang sering menimbulkan mukosa lambung. Beberapa
makanan berbumbu termasuk lada, cuka, atau mustard dapat menyebabkan gejala
terutama gastritis. (Silvia A. Price, 2005).
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya inflamasi lambung oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, atau oleh
helicobacter pylori. H.pylori adalah bakteri garam negatif, berbentuk S, tidak invasif,
tidak membentuk spora dan berukuran sekitar 3,5x0,5 um.
(Buku Ajar Patofisiologi Edisi 7. Kumar dkk, 2004)
21. Bagaimana prognosis dari penyakit ini?
Jawaban SGD :
Jika telah menginjak tahap kronis, dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi, jika
masih dalam stadium akut kemungkinan dapat sembuh dalam jangka waktu tertentu.
Jawaban Sumber :
Biasanya sulit sembuh, walaupun demikian perlu observasi.
STEP 4
MIND MAP
Faktor Resiko
Klasifikasi
Komplikasi
Pemdig
Etiologi
Definisi
Penkes
Manklin
Askep GASTRITIS
Epidemiologi
Penatalaksanaan
LO
1. Berdasarkan stadium, maka gejala yang dialami klien termasuk kedalam stadium
berapa?
2. Apakah nyeri yang dirasakan klien dapat menyebar?
3. Persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk klien sebelum dilakukan endoskopi?
4. Pemeriksaan diagnostik lain yang dapat dilakukan?
5. Apakah diagnosa banding untuk kasus ini?
6. Anatomi fisiologi?
7. Pengertian dari diagnosa medis pada kasus ini?
8. Tanda gejala lain dari penyakit ini?
9. Epidemiologi dari penyakit ini?
10. Prognosis?
11. Peran perawat?
12. Penkes?
13. Aspek legal etik yang terkait?
14. Patofisiologi?
15. Asuhan keperawatan?
STEP 6
(SELF STUDY)
STEP 7
REPORTING
Didalam mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim, mukus, dan
hormon-hormon.
kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus.
2. Submukosa
Submukosa merupakan lapisan bervariabel dari jaringan konektif yang terdiri dari bundel
kolagen tebal, beberapa serat elastin, pembuluh darah, dan pleksus saraf, termasuk pleksus
submukosa berganglion (Meissner's) pada lambung.
3. Muscularis eksterna
Muscularis eksterna merupakan selaput otot tebal berada tepat dibawah serosa, dimana
keduanya terhubung melalui jaringan konektif subserosa longgar. Dari lapisan terdalam
keluar, jaringan ini memiliki lapisan serat otot oblique, sirkuler, dan longitudinal, walaupun
celah antara tiap lapisan tidak berbeda satu sama lain. Lapisan sirkuler kurang begiru
berkembang pada bagian oesofagus namun semakin menebal pada distal antrum pyloric
untuk kemudian membentuk sphincter pyloric annular. Lapisan longitudinal luar kebanyakan
terdapat pada 2/3 bagian kranial lambung dan lapisan oblique dalam pada setengah bagian
bawah lambung.
Kerja dari muskularis eksterna ini adalah menghasilkan pergerakan adukan yang
mencampur makanan dengan produk sekresi lambung. Ketika otot berkontraksi, volume
lambung akan berkurang dan menggerakkan mukosa menjadi lipatan longitudinal atau rugae
(lihat atas). Rugae ini akan datar kembali dan menghilang ketika lambung penuh akan
makanan dan muskulatur berelaksasi dan menipis. Aktivitas otot diatur oleh jaringan saraf
autonom yang tidak bermyelin, yang terdapat pada lapisan otot dalam plexus myenterik
(Auerbach's)
4. Serosa atau Peritoneum
Serosa merupakan perpanjangan dari peritoneum visceral yang menutupi keseluruhan
permukaan pada lambung kecuali sepanjang kurvatura mayor dan minor pada pertautan
omentum mayor dan minor, dimana lapisan peritoneum meninggal suatu ruang untuk saraf
dan vaskler. Serosa juga tidak ditemukan pada bagian kecil di posteroinferior dekat dengan
orificium kardiak dimana lambung berkontak dengan diafragma pada refleksi gastrophrenik
dan lipatan gastropancreatik. Serosa mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan
duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus
mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-
serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan
di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk
persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi
mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama
berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang
yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis
adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang
berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat
mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum,
serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena
porta.
2. DEFINISI
Jawaban SGD :
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung, dapat bersifak kronis, akut, difus dan
lokal.
Jawaban Sumber :
3. KLASIFIKASI
Jawaban SGD :
A. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri.
B. Gastritis Kronis
Gastritis Kronis merupakan gastritis yang terkait dengan atrofi mukosa gastrik sehingga
HCL dan menimbulkan kondisi achlorhidria dan ulserasi peptik.
a. Tipe A
Merupakan gastritis autoimun, menimbulkan peradangan
b. Tipe B
Merupkan gastritis yang terjadi infeksi oleh Helycobacter Pylori, sering menyebabkan
perdarahan dan erosi
Jawaban Sumber :
1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori
(bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung
yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri
bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis
sementara.
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka
bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari:
a. bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-
steroid lainnya
b. penyakit Crohn
c. infeksi virus dan bakteri.
Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan
perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka).
Paling sering terjadi pada alkoholik.
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun
atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang.
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam danenzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut.
Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah
diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial).
Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi
penyerapan vitamin B12 dari makanan.
7. Penyakit Menetrier merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan
memiliki kista yang terisi cairan.
Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan
organ lainnya.
Menurut buku Patofisiologi (Sylvia A. Price, 2005) gastritis terbagi menjadi dua, yaitu :
Disebut juga gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).
Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh
adanya autoantibody terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik
dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cell yang menurunkan
sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.
Disebut juga gastritis antral karena mumnya mengenai daerah antrum lambung
dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A.
4. ETIOLOGI
Jawaban SGD :
1. Gastritis akut disebabkan oleh obat golongan NSAID seperti aspirin, zat kimia,
ibuprofen,kokain, alkohol, obat kemoterapi.
2. Gastritis Kronis dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
Tipe A disebabkan oleh autoimun
Tipe B disebabkan oleh Helicobacter pylori
Jawaban Sumber :
1. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik seperti NSAID (indometasin, ibuprofen,
laproksen), sulfonamida,steroid dan digitalis. Anti inflamasi terututama aspirin
(aspirin yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung. Endotoksin
bakteri ( masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol,
merupakan agen penyebab yang sering menimbulkan mukosa lambung. Beberapa
makanan berbumbu termasuk lada, cuka, atau mustard dapat menyebabkan gejala
terutama gastritis. (Silvia A Price, 2005).
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya inflamasi lambung oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, atau oleh
helicobacter pylori. H.pylori adalah bakteri garam negatif, berbentuk S, tidak invasif,
tidak membentuk spora dan berukuran sekitar 3,5x0,5 um. (Buku Ajar Patofisiologi
Edisi 7. Kumar dkk, 2004)
5. MANIFESTASI KLINIS
Jawaban SGD :
1. Akut : gejala yang muncul seperti mual muntah, sendawa, melena ( BAB berdarah),
hematemesis ( Muntah berdarah), nyeri epigastrium, terjadi perdarahan, kehilangan
kesadaran, keringat dingin, pucat, pusing, anemia karena ada perdarahan, tidak nafsu
makan.
2. Kronik : nyeri yang dirasakan lebih nyeri dibandingkan dengan gastritis akut, mual
muntah, anemia yang ditimbulkan disebabkan karena autoimun yaitu anemia
pernisiosa
Tipe A (Fundus) : terjadi di fundus, vit B12 diusus menurun, terjadi pada
lansia, dan ditemukan anemia.
Tipe B : Tidak ditemukannya anemia
Jawaban Sumber :
1. Gastritis Akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat
penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritis Kronis
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri
uluhati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
6. FAKTOR RESIKO
Jawaban SGD :
Pasien dengan pengobatan kemoterapi, radiasi, gaya hidup (pekerja sibuk) yang dapat
menyebabkan stres pekerjaan, pecandu alkohol dan kafein
Perokok
Laki-laki dan perempuan perbandingannya sama yaitu 1:1
Sosioekonomi rendah yang menyebabkan sanitasi buruk sehingga mudah terkena
Helycobacter Pylori yang terkontaminasi melalui makanan
Diet berlebihan pada orang gemuk
Faktor usia yaitu dewasa muda dan tua >25 tahun, anak-anak dan lingkungan yang
kurang bersih
Penderita HIV karena bermasalah pada sistem kekebalan tubuhnya sehingga
menyebabkan masalah pada lambungnya
Jawaban Sumber :
Alkoholisme Kronik.
Alkoholisme kronik tidak bisa menyebabkan timbulnya gastritis. TRUELOVE sering
menemukan penderita yang mengalami kerusakan pada permukaan mukosa lambung
yang disebabkan oleh alkoholisme, tetapi kerusakan tersebut akan cepat sembuh tanpa
meninggalkan bekas.
Perokok berat : berhubungan dengan kadar caffeine yang dapat meningkatkan asam
lambung.
Stres berat.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan.
Gastritis dapat ditemukan baik pada penyakit saluran empedu maupun pada
pankreatitis.
Virus hepatitis
Gastritis jarang diketemukan pada virus hepatitis.
7. EPIDEMIOLOGI
Jawaban SGD :
Pada gastritis kronik dibagian amerika 50% pada penduduk disebabkan oleh
autoimun,gaya hidup, tinggal ditempat yang tropis.
Jawaban Sumber :
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat
sembuh dengan sendirinya. Kurang lebih 80-90 % yang di rawat di ICU menderita gastritis
akut.
Prevalensi infeksi gastritis kronis pada orang dewasa di Puerto Rico melebihi 80%, orang
amerika berusia berusia lebih dari 50 tahun memperlihatkan angka prevalensi mendekati
50%.
Jawaban SGD :
Farmakologi
Cimetidine yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung dan menghambat
H2
Dosis : 3x1 tablet atau 2x1 sebelum tidur
Efek samping : mual dan muntah
Ranitidin, sebagian penderita gastritis cenderung mengonsumsi obat jenis ini
berfungsi untuk menghilangkan nyeri
Dosis : 150 mg 2x1 tablet
Antasida berfungsi untuk menetralkan asam lambung
Dosis : 1x2 tablet sebelum makan
Pompa proton berfungsi untuk menghambat keluaran dari asam lambung
Antibiotik berfungsi untuk melawan helicobakter pylori
Surafat berfungsi untuk melapisi iritasi sehingga mempercepat penyembuhan
pada lambung yang teriritasi
Antimual berfungsi untuk menghilangkan mual muntah
Nonfarmakologi
Diet
Obat herbal seperti mentimun dapat menurunkan asam lambung
Basa kuat
Air jeruk encer untuk menurunkan asam lambung
Latihan nafas dalam untuk mengurangi nyeri
Minum madu, susu skim sebelum makan
Pisang direbus
Jawaban Sumber :
Farmakologi
Antasid (penetral asam)
Komposisi :
Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspense mengandung:
- Gel aluminium hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan aluminium
hidroksida ) 200 mg.
- Magnesium hidroksida 200 mg
Cara Kerja :
Kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida merupakan
antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin
sehingga rasa nyeri ulu hari akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Di samping itu efek laksatif dari magnesium hidroksida akan
mengurangi efek konstipasi dari aluminium hidroksida.
Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala
seperti mual muntah, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan
kembung pada lambung.
Kontraindikasi :
Dosis :
Tablet:
- Anak-anak 6-12 tahun:sehari 3-4 kali tablet
- Dewasa:sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan
dan menjelang tidur.
Syirup:
- Anak-anak 6-12 tahun:sehari 3-4 kali sendok teh sampai 1 sendok
teh
- Dewasa:sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh, diminum 1-2 jam setelah
makan dan menjelang tidur.
Efek samping :
Efek samping yang ditemukan secara umum adalah diare, mual, mutah dan
gejala-gejala tersebut akan hilang jika pemakaian obat dihentikan.
Ranitidine (H2 antagonis/blocking untuk menghambat pengeluaran asam
lambung).
Indikasi :
- Tukak lambung dan usus 12 jari
- Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison"
Kontra Indikasi :
- Penderita gangguan fungsi ginjal
- Wanita hamil dan menyusui
Farmakologi: :
Ranitidine menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompotitif,
serta menghambat sekresi asam lambung.
Dosis:
- Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari
- Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari
- Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat
bertambah menjadi 900mg.
Efek Samping:
Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul
ruam kulit, malaise, nausea.
Konstipasi:
Interaksi Obat :
Hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan
perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi
obat pada mikrosom hepar terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis
warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine
menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya
perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.
Komposisi :
Setiap kapsul menandung 30 mg lansoprazole
Indikasi :
- Ulkus deodenum
- Benigna ulkus gaster
- Refluks esofagus
Kontra Indikasi :
Cara Kerja :
Lansoprazole adalah penghambat sekresi asam lambung yang efektif dan
secara spesifik menghambat (H+/K+) ATP ase (pompa proton) dari sel
parietal dimukosa lambung.
Dosis :
- Ulkus duodenum : Betalans 30 mg sekali sehari selama 4 minggu
- Benigna ulkus gaster : Betalans 30 mg sekali sehari selama 8 minggu
- Refluk esofagus : Betalans 30 mg sekali sehari selama 4 minggu
Cara Pemberiaan :
Diberikan 1xsehari, kapsul langsung ditelan (tidak boleh dikunyah) untuk
mencapai efek penghambatan asam yang optimal dan kesembuhan yang tepat
serta menghilangkan gejala-gejala.
- Lansoprazole sebaiknya diberikan pada pagi hari sebelum makan
- Pada penderita gangguan fungsi ginjal tidak diperlukan penyesuaian
dosis 9 maksimum 30 mg/hari
- Tidak dianjurkan penggunaan dalam jangka panjang karena pengalam
klinis terbatas
Perhatiaan :
Efek Samping :
Selama penelitian klinis kadang-kadang dapat terjadi efek samping berupa
sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsia, mual muntah, mulut kering,
sembelit, pusing-pusing, ruam kulit, urtikaria dan pruritus. Kadang-kadang
terjadi atragia, udema perifer dan depresi. Disamping itu dapat pula terjadi
kenaikan nilai tes fungsi hati yang bersifat sementara dan akan normal
kembali. Walaupun jarang tetapi pernah dilaporkan terjadinya perubahan
angaka hematologi seperti : trombositopenia, eosinofilia dan leukopenio.
Interaksi Obat :
Secara garis besar, mekanisme dari sucralfate itu sendiri yaitu seperti di bawah
ini :
- Sucralfate melekat pada suatu protein (pada saat itu terjadi ikatan
dengan permukaan luka) sehingg lukanya akan tertutupi, oabt ini juga
sebagai pelindungan pada permukaan luka yang telah meluas akibat
pengaruh asam dan pepsin
- Sucralfate akan secara langsung menghambat pepsin (enzim yang akan
memecah protein) dari asam lambung
- Sucralfate mengikat garam empedu yang berasal dari hati sehingga
lapisan perut yang terluka akibat asam lambung akan tertutupi
- Prostaglandin yang berfungsi untuk melindungi lapisan perut akan
diproduksi lebih banyak lagi dengan adanya sucralfate.
Efek Samping :
- Pusing
- Gangguan saluran cerna
- Sembelit
- Beberapa reaksi alergi (ruam pada kulit)
- Gatal yang disertai dengan bintik merah
- Kesulitan bernafas
- Bengkak dibagian muka, mulut, bibir dan lidah
Instruksi :
Cara penggunaan
Dosis :
Interaksi Obat :
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Jawaban SGD :
Jawaban Sumber :
Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan organ yang
berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
- Kolposkopi
- Bronkoskopi
- Kapsul Endoskopi
- Laparoskopi
- Double Balloon Enteroskopi
- Fetoskopi
- Kolonoskopi
- Fleksibel Sigmoidoskopi
- Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
- Arthroskopi
- Amnioskopi
- Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
- Proctoskopi
- Rhinoskopi
- Thorakoskopi
Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa pun
dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada makanan
di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan bisa
menyebabkan muntah.
Prosedur
Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien memakan
kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak melalui
saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
4) Perforasi gastrointestinal,
5) Pendarahan dan
6) Infeksi.
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan
rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
Pemeriksaan Feses, meliputi : warna, konsistensi, bau, lendir, sisa makanan, parasit.
Untuk memeriksa kemungkinan adanya H. pylori (penyebab ulkus peptikum).
Kultur darah/Feses
(Smelzer, 2002)
10. KOMPLIKASI
Jawaban SGD :
Ulkus peptikum : luka dimukosa lambung dan audenum yang disebabkan oleh
helicobakter pylori dan obat-obatan.
Perforasi lambung yaitu terdapat lubang pada lambung karena ada luka.
Kanker lambung.
Kerusakan diempedu sehingga menyebabkan peristaltik menurun.
Perdarahan hebat seperti melena (BAB berdarah) dan hematemesis (muntah berdarah)
Jawaban Sumber :
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90
% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gatritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12.
Jawaban SGD :
Ulkus peptikum
Gastroenteritis : gejalanya sama dengan gastritis.
Hurt burn yaitu terasa nyeri terbakar dibelakang tulang dada dan dapat menyebar
kedada, punggung dan lengan.
Stomach ulser yaitu terdapat lubang pada lambung.
Jawaban Sumber :
Gastroenteritis, biasa disebut dengan Flu Perut (stomach Flu), yang biasanya terjadi
akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau
muntah, juga ketidakseimbangan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering
hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus-menerus.
Heartburn, rasa sakit seperti terbakar yang terasa dibelakang tulang dada ini biasanya
terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung dan masuk ke dalam
esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn
dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang
sebagian seudah dicerna kembali ke mulut.
Stomach Ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan
parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung.
Stomach peptic ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam
lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah
ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers
mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H.pilory. penyakit ini
dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.
Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyaki
tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidakdiketahui, tetapi stress dan terlalu banyak
mengonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat
mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan
mual.
(Kenneth, 2003)
12. LEGAL ETIK
Jawaban SGD :
Jawaban Sumber :
Paternalisme
Paternalisme adalah melakukan apa yang dipercayai oleh para profesional kesehatan
untuk kebaikan klien, kadang tanpa keputusan kien. Perilaku paternalistik seringkali
dilakukan karena profesional yang memiliki lebih banyak pengetahuan dan
pengalaman dalam penanganan teknis masalah kesehatan.
Beneficience
Prinsip ini adalah memberikan kemaslahatan dengan menguntungkan klien dengan
melakukan yang terbaik, dengan memperhitungkan resiko dan maslahat dalam setiap
kasus kemaslahatan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan klien.
(Potter, Patricia A, 2005)
13. PROGNOSIS
Jawaban SGD :
Bisa disembuhkan, tetapi kecendrungan untuk kembali kambuh tetap ada (tidak bisa
sembuh total). Oleh karena itu, harus mencari faktor penyebab kekambuhan tersebut
sehingga dapat menghindari faktor penyebabya.
Jawaban Sumber :
Jawaban SGD :
Mengatur pola hidup, hindari tidur malam atau begadang dan usahakan bangun pagi
atau subuh.
Berolahraga secara teratur minimal 3x seminggu. Hal ini akan sangat membantu
proses penyembuhan karena pada pasien dengan gastritis, olahraga secara teratur akan
memperlancar aliran darah kelambung sehingga akan mempercepat proses
penyembuhan.
Mengatur pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tidak lapar dan tidak
kenyang dan hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung seperti
makanan yang terlalu kecut, asam dan pedas.
Jangan menunda waktu makan,jika memang tidak sempat makan, maka makanlah
makanan ringan atau kue untuk menetralkan asam lambung, dan jika tidak ada
makanan ringan maka minum air putih untuk menetralkan asam lambung.
Jawaban Sumber :
A. Pengkajian
a. Biodata Klien
Usia : 27 Tahun
Alamat :-
Pendidikan :-
Agama :-
Suku Bangsa :-
Nama :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Psikologi: -
Lingkungan: -
Riwayat pengobatan:
Pemeriksaan penunjang : -
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital:
BB: -
TB : -
TD : -
Suhu : -
HR : -
RR : -
b. Sistem gastrointestinal:
Inspeksi :-
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi :-
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gg. Rasa Nyaman: Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai
dengan klien mengeluh sejak lama merasa nyeri seperti terbakar pada bagian
epigastrium, yang lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan kadang
muntah, klien juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai diare, sakit
hebat di perut hingga menyebabkan pingsan.
2. Gg. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
ditandai dengan klien mengeluh sejak lama merasa nyeri seperti terbakar pada
bagian epigastrium, yang lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan
kadang muntah, klien juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai diare.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan klien
sering mengkonsumsi aspirin saat merasa tidak enak badan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC
Hirlan. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran