Anda di halaman 1dari 58

Asuhan Keperawatan pada Nn.

A dengan Gastritis

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Digestive System

Disusun oleh:
Apri Rahma D. 220110090121
Aristya Widya S. 220110090046
Devi Siska A. 220110090058
Dini Noviana 220110090131
Upik Desma 220110090095
Sanny Annisa A R 220110090053
Nurhadijah 220110090136
Fiola Darmawan 220110090117
Resty Ainul I 220110090051
Evelin Aprilianty 220110090040
Cici Feby 220110090054
Methalia Sandi 220110090092

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
KASUS 2

Nn. Alice, 27 tahun, karyawan pada perusahaan garmen yang mengharuskan bekerja dengan
target tertentu sehingga setiap hari diburu-buru tugas. Ia adalah karyawan baru yang bertugas
sebagai Quality Control (QC) dengan 60 pegawai yang pekerjaannya harus diperiksa, semua
pegawainya perempuan dan rata-rata bekerja lebih dari 4 tahun. Nn. Alice sudah sejak lama
mengeluh nyeri seperti terbakar pada daerah epigastrium yang dirasa lebih nyeri setelah
makan disertai perasaan mual dan kadang muntah. Ia juga sering mengeluh perut kembung
dan disertai diare. Selama ini ia juga sering menggunakan aspirin saat ia tidak enak badan.
Tadi pagi sekitar jam 09.05 saat di kantor, tiba-tiba merasa sakit hebat pada perut dan
pingsan. Nn. Alice segera dibawa ke UGD RS. Mutiara untuk mendapat pertolongan. Di
UGD dilakukan pemeriksaan dan untuk meyakinkan ada sesuatu di lambungnya ia harus
menjalani endoscopy. Perawat menyiapkan pasien dan mencari keluarganya untuk meminta
persetujuan tetapi keluarganya tidak bisa dihubungi padahal terapi bisa diberikan setelah hasil
pemeriksaan selesai dan memberikan kontribusi penting dalam penentuan diagnosa.

STEP 1

1. Epigastrium
Jawab : epigastrium berada pada bagian 9 kuadran (bagian kiri atas), di dalam
epigastrium terdapat lambung, pankreas, hepar.

Hipokondria kanan epigastrium hipokondria kiri

lumbalis kanan umbilikal lumbalis kiri

iliakal kanan hipokondrium iliakal kiri


STEP 2

1. Apakah diagnosa medis dari kasus tersebut?


2. Mengapa nyeri terasa seperti terbakar pada daerah epigastrium dan bertambah nyeri
setelah makan?
3. Apakah aspirin merupakan faktor penyebab?
4. Mengapa klien mengeluh kembung dan diare?
5. Apakah pola hidup mempengaruhi penyakit klien?
6. Berdasarkan stadium, maka gejala yang dialami klien termasuk ke dalam stadium
berapa? (LO)
7. Apakah perawat boleh melakukan endoskopi tanpa persetujuan klien ataupun
keluarga klien?
8. Apakah nyeri yang dirasakan klien dapat menyebar? (LO)
9. Bagaimana pertolongan pertama ketika penyakit klien kambuh?
10. Makanan apa saja yang harus dianjurkan dan apa saja yang harus dihindarkan?
11. Persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk klien sebelum dilakukan endoskopi?
(LO)
12. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi terkait dari penyakit klien?
13. Apa saja faktor resiko dari kasus ini?
14. Apakah sendawa termasuk gejala tambahan dari kasus ini?
15. Apakah nyeri yang dirasakan klien ada hubungannya pada saat klien makan?
16. Bagaimana peran perawat seharusnya dalam menangani psikologi klien terkait dengan
pekerjaan klien?
17. Penatalaksanaan apa saja yang dapat diberikan untuk klien?
18. Diagnosa keperawatan apa saja yang mungkin muncul?
19. Pemeriksaan diagnostik lain yang dapat dilakukan? (LO)
20. Apakah etiologi dari penyakit ini?
21. Bagaimana prognosis dari penyakit ini?
22. Apa saja yang harus diinformasikan kepada pihak keluarga klien terkait penyakit
klien?
23. Hal-hal apa saja yang dapat memperberat keadaan klien?
24. Bagaimana epidemiologi dari kasus ini?
25. Apakah diagnosa banding untuk kasus ini? (LO)
26. Apakah klien boleh mengonsumsi oralit untuk mengatasi diare?
STEP 3
1. Apakah diagnosa medis dari kasus tersebut?
Jawaban SGD :
Diagnosa medis dari kasus tersebut adalah Gastriris
2. Mengapa nyeri terasa seperti terbakar pada daerah epigastrium dan bertambah nyeri
setelah makan?
Jawaban SGD :
Pola makan yang tidak teratur (telat makan) sehingga terasa nyeri seperti
terbakar dan ketika makanan masuk ke dalam lambung, asam lambung
meningkat sehingga terasa nyeri pada daerah epigastrium.
Nyeri yang dirasakan klien disebabkan karena terjadinya inflamasi pada
lambung.
Makanan masuk karena terjadi peradangan pada lambung, sehingga lambung
tidak dapat bekerja optimal dalam melumat makanan yang menyebabkan nyeri
setelah makan.
Adanya respon pengeluaran asam lambung yang mengenai luka sehingga
menyebabkan nyeri.
Jawaban Sumber :
Karena dinding mukosa lambung yang terinflamasi meningkatkan aktifasi saraf
simpatis sehingga serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri sehingga
mengakibatkan nyeri di epigastrium.
Klien mengalami nyeri setelah makan karena makanan yang turun ke lambung
memaksa kerja lambung lebih keras sedangkan lapisan mukosa lambung dalam
keadaan terinflamasi.
(Lecture Digestive System tanggal 17 Februari 2011)
3. Apakah aspirin merupakan faktor penyebab?
Jawaban SGD :
Iya, karena aspirin bekerja dalam menghambat prostaglandin (menghasilkan mukus)
sehingga mukus yang dihasilkan pun berkurang meyebabkan radang pada lambung.
Jawaban Sumber :
Aspirin merupakan salah satu faktor penyebab karena aspirin menghambat sintesis
prostaglandin sehingga mukus yang dihasilkan berkurang. Sementara itu, mukus
berfungsi untuk melindungi dinding lambung.
(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)

4. Mengapa klien mengeluh kembung dan diare?


Jawaban SGD :
Kembung : lambung tidak dapat melumat makanan secara optimal, sehingga
makanan tidak dapat dicerna secara sempurna. Oleh karena itu, sisa makanan
yang ada di lambung dicerna oleh bakteri colon sehingga menghasilkan gas,
gas tersebutlah yang menyebabkan perut menjadi kembung dan menghasilkan
bau yang tidak sedap.
Diare : terjadi peradangan sehingga makanan tidak dapat dicerna secara
sempurna, absorbsi usus menurun, gerakan peristaltik usus menurun
menyebabkan lambung tidak dapat mencerna makanan secara sempurna.
Jawaban Sumber :
Klien mengeluh kembung karena sisa makanan yang tidak dicerna akan
didigesti oleh bakteri colon sehingga banyak terbentuk gas dan menyebabkan
perut terasa penuh atau kembung.
(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)
Diare diakibatkan dari sekresi asam lambung yang meningkat kemudian
mengiritasi saluran cerna sehingga motilitas usus meningkat.
(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)
5. Apakah pola hidup mempengaruhi penyakit klien?
Jawaban SGD :
Berpengaruh, pekerjaan dan aktivitas yang berlebihan menyebabkan pola makan
seseorang tidak teratur sehingga lambung menjadi kosong dan terjadi peradangan
pada mukosa lambung.
Jawaban Sumber :
Pola hidup seseorang mempengaruhi kesehatan tubuhnya, seperti aktivitas sehari-hari
yang terlalu berat bisa menimbulkan stres dan juga pola makan yang tidak teratur.
Karena stres dapat merangsang peningkatan asam lambung.
(Suratun & Lusianah, 2010)
6. Berdasarkan stadium, maka gejala yang dialami klien termasuk ke dalam stadium
berapa? (LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
Termasuk kedalam stadium gastritis akut erosif, dimana faktor penyebab dari gastritis
akut erosif adalah penggunaan aspirin yang terus menerus sehingga menjadi zat yang
mengiritasi dinding lambung.
(Suratun & Lusianah, 2010)
7. Apakah perawat boleh melakukan endoskopi tanpa persetujuan klien ataupun
keluarga klien?
Jawaban SGD :
Perawat tidak berhak melakukan endoskopi karena tindakan endoskopi memerlukan
kolaborasi dengan tim medis lainnya.
Jawaban sumber :
Prosedur melakukan endoskopi akan dilakukan pada klien dalam kondisi sadar. Jadi
persetuajuan akan diminta setelah klien sadar.
(Dosen tutor 9)

Prosedur

Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10 menit. Selama


prosedur ini, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri. Selama prosedur endoskopi,
pasien berada di bawah anestesi pendek. Prosedur endoskopi dilakukan dengan
bantuan endoskop. endoskop adalah tabung fleksibel dengan sistem pengiriman
cahaya yang menerangi saluran tersebut. Lebih lanjut memiliki sistem lensa yang
menyampaikan gambar dari fiberscope dan menampilkan gambar di TV warna.
endoskop ini diturunkan kerongkongan, ke perut dan ke dalam usus. endoskopi yang
gagal dapat mengganggu pernapasan. Selama prosedur, pengambilan napas lambat
dan dalam dapat membantu pasien rileks.

Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien
memakan kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak
melalui saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
(Brunner & Suddarth, 2002)
8. Apakah nyeri yang dirasakan klien dapat menyebar? (LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
Nyeri tidak akan menyebar, nyeri hanya akan bertambah ketika klien makan
(www.noetikakeperawatan.com. Diakses tanggal 5 Maret 2011)
9. Bagaimana pertolongan pertama ketika penyakit klien kambuh?
Jawaban SGD :
Jika gastristis stadium ringan kambuh, tindakan pertama yang dilakukan adalah
makan makanan yang mengandung lemak (lemak yang baik adalah susu), hindari
minuman yang mengandung kafein (teh manis). Makanan lemak berfungsi untuk
mengurangi sekresi asam lambung.
Jawaban Sumber :
Diamkan sejenak, lalu minum makan makanan yang mengandung lemak (seperti
susu) agar dapat mengurangi sekresi asam lambung.
10. Makanan apa saja yang harus dianjurkan dan apa saja yang harus dihindarkan?
Jawaban SGD :
Dihindari : makanan yang terlalu asam, pedas, berbumbu, dan mengandung protein
Jawaban Sumber :
Makanan yang dihindari
a. Hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak
serat, antara lain beras ketan, tales, ubi, singkong, sayuran (kol, sawi hijau, sayur
mentah), buah-buahan (nangka, pisang ambon, durian, nanas), makanan berserat
tertentu (kedondong, buah yang dikeringkan), minuman yang mengandung gas
(minuman bersoda).
b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi,teh
kental, minuman beralkohol 5-20%, anggur putih, dan sari buah sitrus.
c. Hindari makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan
lambung. Hal ini akan menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang
akhirnya dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, kue tart,
cokelat, keju.
d. Hindari makanan yang mudah mengiritasi/merangsang lambung dan secara
langsung merusak dinding lambung seperti makanan yang mengandung cuka,
pedas, merica, asam, bumbu yang merangsang, makanan yang berlemak/gorengan,
dan vitamin C dosis tinggi.
e. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga
menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan antara lain alkohol,
coklat, makanan tinggi lemak, gorengan.
f. Jangan konsumsi makanan yang bertekstur keras seperti dendeng, nasi kerak, dll.,
pilihlah makanan lembut yang dimasak dengan direbus, disemur, ditim, atau
diungkep. Sebab, makanan digoreng akan sulit dicerna dan hangat seperti : nasi
hangat, bubur hangat, dll.
g. Hindari makanan yang mengandung banyak garam.
Makanan yang dianjurkan
a. Dianjurkan, minum susu untuk menetralkan asam lambung yang berlebih, sebab,
susu mengandung protein dan kalsium tinggi untuk regenerasi sel.
b. Tetap konsumsi gizi seimbang (makanan pokok, lauk, sayur, dan buah)
c. Makan secara teratur dengan interval tiga jam sekali antara makanan pokok dan
selingan (tiga kali makan pokok, tiga kali selingan).
d. Makan dalam porsi secukupnya, jangan sampai perut kosong atau kekenyangan.
e. Makan dengan tenang, kunyah makanan hingga hancur, dan lumat menjadi butiran
lembut.
(http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html. Diakses tanggal 8 Mare 2011)
11. Persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk klien sebelum dilakukan endoskopi?
(LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
Pasien menjalani prosedur pencernaan tidak boleh makan atau minum apa pun dalam
delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada makanan di
perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan bisa
menyebabkan muntah.
(http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html. Diakses tanggal 8 Mare 2011)
12. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi terkait dari penyakit klien?
Jawaban SGD :
Hepatomegali dan kanker lambung
Jawaban Sumber :
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syok
hemorogik
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Kronik, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin
B12

(http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/gastritis-maag.html. Diakses tanggal 7


Maret 2011)

13. Apa saja faktor resiko dari kasus ini?


Jawaban SGD :
Berpengaruh dengan pekerjaan, kebiasaan atau gaya hidup, wanita karena wanita
lebih sering mengkonsumsi makanan pedas dibandingkan dengan laki-laki
Jawaban Sumber :
Alkoholisme Kronik
Alkoholisme kronik tidak bisa menyebabkan timbulnya gastritis. TRUELOVE
sering menemukan penderita yang mengalami kerusakan pada permukaan mukosa
lambung yang disebabkan oleh alkoholisme, tetapi kerusakan tersebut akan cepat
sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Perokok berat : berhubungan dengan kadar caffeine yang dapat meningkatkan
asam lambung.
Stres berat
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan.
Gastritis dapat ditemukan baik pada penyakit saluran empedu maupun pada
pankreatitis.
Virus hepatitis
Gastritis jarang diketemukan pada virus hepatitis.

(Sujono Hadi, 2002)

14. Apakah sendawa termasuk gejala tambahan dari kasus ini?


Jawaban SGD :
Iya
Jawaban Sumber :
Iya, sendawa merupakan salah satu tanda gejala dari gastritis

(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)

15. Apakah nyeri yang dirasakan klien ada hubungannya pada saat klien makan?
Jawaban SGD :
Iya ada hubungannya
Jawaban Sumber :
Iya sangat berpengaruh karena makanan yang turun ke lambung memaksa kerja
lambung lebih keras sedangkan lapisan mukosa lambung dalam keadaan terinflamasi.

(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)

16. Bagaimana peran perawat seharusnya dalam menangani psikologi klien terkait dengan
pekerjaan klien?
Jawaban SGD :
Memberikan motivasi kepada klien dan memberikan edukasi terhadap penyakit yang
diderita.
Jawaban Sumber :
Inform consent

(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)

17. Penatalaksanaan apa saja yang dapat diberikan untuk klien?


Jawaban SGD :
Penatalaksanaan
Farmakologi : minum obat antasida sebelum makan.
Nonfarmakologi : makan teratur.
Jawaban Sumber :
Penatalaksanaan
Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang,
pembedahan untuk mengobatinya.
1. Terapi terhadap asam lambung
Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan
menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi
sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi
atau menetralkan asam lambung seperti :
a. Antasida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis
ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa
sakit akibat asam lambung dengan cepat.
b. Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa
sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.
c. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam
lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat
golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
d. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS
secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk
meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.
2. Terapi terhadap H. Pylori
Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling
sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa
proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi
untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk
meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan
efektifitas antibiotik.
Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk
membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi
dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu
dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.
Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan
kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan
feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah
tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif
selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri
tersebut sudah hilang.
(Sylvia A. Price, 2005)
(Meltzer, Suzanne C, 2001)
18. Diagnosa keperawatan apa saja yang mungkin muncul?
Jawaban SGD :
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan rasa nyaman nyeri
Intoleran aktivitas
Resti kekurangan cairan dan elektrolit
19. Pemeriksaan diagnostik lain yang dapat dilakukan? (LO)
Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI
atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan /derajat ulkus jaringan / cedera.
2. Gastrointestinal Endoskopi
Gastrointestinal endoskopi adalah prosedur yang memungkinkan spesialis
pencernaan untuk melihat lapisan dalam saluran pencernaan. The endoskopi
gastrointestinal menawarkan akses ke saluran pencernaan yang meliputi seluruh
usus kecil, saluran empedu, usus, duodenum, perut, dan kerongkongan.
Berdasarkan organ-organ yang spesialis pencernaan ingin lihat, prosedur GI
dapat disebut sebagai endoskopi perut atas atau bawah endoskopi. Endoskopi
saluran pencernaan atas (juga dikenal sebagai EGD) membantu dalam melihat
kerongkongan, lambung dan duodenum sedangkan endoskopi saluran
pencernaan bawah membantu dalam memvisualisasikan usus besar. Biasanya
endoskopi pasien masuk melalui anus, tenggorokan, dan uretra atau melalui
insisi kecil dibuat di kulit.
Prosedur endoskopi ini dapat dilakukan baik di dasar rawat jalan atau dasar
rawat inap. Endoskopi saluran pencernaan membantu dalam mendiagnosis
beberapa gangguan GI. Prosedur endoskopi gastrointestinal tidak hanya
digunakan untuk diagnosis penyakit saluran pencernaan tetapi juga digunakan
untuk masalah perawatan GI. Prosedur endoskopik kurang menyakitkan dan
umumnya dikaitkan hanya dengan sedikit ketidaknyamanan.
Hanya sedikit masalah endoskopi GI yang bisa membantu untuk mendiagnosis
atau menyelidiki adalah :
- Infeksi saluran kemih
- Perdarahan Internal gastrointestinal
- Ulkus gastrointestinal
- Sindrom iritasi usus (IBS)
- Masalah Usus Besar
- Diare kronis

Jenis prosedur endoskopi

Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan organ
yang berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

- Kolposkopi
- Bronkoskopi
- Kapsul Endoskopi
- Laparoskopi
- Double Balloon Enteroskopi
- Fetoskopi
- Kolonoskopi
- Fleksibel Sigmoidoskopi
- Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
- Arthroskopi
- Amnioskopi
- Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
- Proctoskopi
- Rhinoskopi
- Thorakoskopi

Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa
pun dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada
makanan di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi,
dan bisa menyebabkan muntah.
Prosedur

Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10 menit. Selama


prosedur ini, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri. Selama prosedur
endoskopi, pasien berada di bawah anestesi pendek. Prosedur endoskopi
dilakukan dengan bantuan endoskop. endoskop adalah tabung fleksibel dengan
sistem pengiriman cahaya yang menerangi saluran tersebut. Lebih lanjut
memiliki sistem lensa yang menyampaikan gambar dari fiberscope dan
menampilkan gambar di TV warna. endoskop ini diturunkan kerongkongan, ke
perut dan ke dalam usus. endoskopi yang gagal dapat mengganggu pernapasan.
Selama prosedur, pengambilan napas lambat dan dalam dapat membantu pasien
rileks.

Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien
memakan kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul
bergerak melalui saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui
gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
1) Perforasi gastrointestinal,
2) Pendarahan dan
3) Infeksi.

3. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa


penyebab / sisi lesi.
4. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah
normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan
sindrom Zollinger-Ellison.
5. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan
kemungkinan isi perdarahan. Amilase serum = meningkat dengan ulkus
duodenal, kadar rendah diduga gastritis.
6. Tes serologi darah = dilakukan untuk memeriksa adanya anemia persiosa, selain
itu untuk menentukan apakah terdapat antibodi akibat infeksi bakteri H.Pylori.
7. X-Ray Saluran Cerna Bagian Atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih
jelas ketika di rontgen.

8. Pemeriksaan Feses, meliputi : warna, konsistensi, bau, lendir, sisa makanan,


parasit. Untuk memeriksa kemungkinan adanya H. pylori (penyebab ulkus
peptikum).
9. Kultur darah/Feses
Untuk memeriksa kemungkinan adanya H. pylori (penyebab ulkus peptikum).
10. Pemeriksaan Isi Lambung
Untuk memeriksa kemungkinan aklorhidrida (tidak adanya HCl dalam getah
lambung).

(Smeltzer, 2002)

20. Apakah etiologi dari penyakit ini?


Jawaban SGD :
Pola hidup, alkohol, aspirin, obat-obatan NSAID, dan Helicobacterpylori.
Jawaban Sumber :
1) Endotoksin bakteri masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi
(staphylococcus, salmonella).
2) Mengkonsumsi kafein, alcohol, merokok
3) Penggunaan aspirin, dimana aspirin dapat menyebabkan penurunan sekresi
prostaglandin.
4) Obat-obatan lain dari golongan NSAID (Indometasin, Ibuprofen, naproksen),
sulfonamide, steroid dan digitalis
5) Makanan berbumbu termasuk lada, cuka atau mustard, dapat menyebabkan gejala
yang mengarah pada gastritis.
6) Apabila alcohol diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut jika diminum secara
terpisah. Gastritis erosive hemoragik difus biasanya terjadi pada peminum berat
dan pemakai aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya dilakukan sekresi
lambung.
7) Stress fisik (luka bakar, sepsis, trauma).

Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:

1. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik seperti NSAID (indometasin, ibuprofen,
laproksen), sulfonamida,steroid dan digitalis. Anti inflamasi terututama aspirin
(aspirin yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung. Endotoksin
bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol,
merupakan agen penyebab yang sering menimbulkan mukosa lambung. Beberapa
makanan berbumbu termasuk lada, cuka, atau mustard dapat menyebabkan gejala
terutama gastritis. (Silvia A. Price, 2005).
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya inflamasi lambung oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, atau oleh
helicobacter pylori. H.pylori adalah bakteri garam negatif, berbentuk S, tidak invasif,
tidak membentuk spora dan berukuran sekitar 3,5x0,5 um.
(Buku Ajar Patofisiologi Edisi 7. Kumar dkk, 2004)
21. Bagaimana prognosis dari penyakit ini?
Jawaban SGD :
Jika telah menginjak tahap kronis, dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi, jika
masih dalam stadium akut kemungkinan dapat sembuh dalam jangka waktu tertentu.
Jawaban Sumber :
Biasanya sulit sembuh, walaupun demikian perlu observasi.

(Sujono Hadi, 2002)


22. Apa saja yang harus diinformasikan kepada pihak keluarga klien terkait penyakit
klien?
Jawaban SGD :
Jelaskan kepada keluarga kalien tentang keadaan klien seperti apa, tindakan apa yang
akan dilakukan, tujuan dari tindakan tersebut. Jika pihak keluarga telah menyetujui,
dapat melakukan tindakan tersebut.
Jawaban Sumber :
Jelaskan penkes kepada klien dan keluarga klien. Sebelum perawat memberikan
pendidikan kesehatan, ada baiknya jika pengetahuan pasien tentang gastritis
dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat bersifat individual. Diet diresepkan dan
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori harian pasien, makanan yang disukai,
dan pola makan. Pasien diberi daftar tentang makanan dan zat-zat yang harus
dihindari (mis: kafein, nikotin, bumbu pedas, alkohol, dll). Antibiotik, garam bismut,
obat-obatan untuk menurunkan sekresi lambung dan melindungi sel-sel mukosa dari
sekresi lambung diberikan sesuai resep.
(Anonim, 2011)
23. Hal-hal apa saja yang dapat memperberat keadaan klien?
Jawaban SGD :
Pola hidup, alkohol, aspirin, obat-obatan NSAID, dan Helicobacterpylori
Jawaban Sumber :
Makanan yang dapat memperparah keadaan klien yaitu makanan yang sulit dan susah
dicerna pada saat-saat pertama serangan maag. Oleh karena itu, apabila kambuh
berikan istirahat pada lambung dan pilihan utama minumlah liguid saja. Seperti air
dan susu kemudian tambahkan dengan makanan lunak perlahan-lahan seperti sereal,
pisang, nasi, kentang dan roti serta hindari makanan yang pedas dan asam.
(http://cupu.web.id/anda-sering-mual-dan-muntah-bagaimana-mekanismenya/#more-
391. Diakses tanggal 8 Maret 2011)
24. Bagaimana epidemiologi dari kasus ini?
Jawaban SGD :
Tergantung dari kebiasaan
Jawaban Sumber :
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan
dapat sembuh dengan sendirinya. Kurang lebih 80-90 % yang di rawat di ICU
menderita gastritis akut.
Prevalensi infeksi gastritis kronis pada orang dewasa di Puerto Rico melebihi 80%,
orang amerika berusia berusia lebih dari 50 tahun memperlihatkan angka prevalensi
mendekati 50%.

(Sylvia A Price, 2005)

(Buku Ajar Patofisiologi edisi 7, Kumar dkk, 2004)

25. Apakah diagnosa banding untuk kasus ini? (LO)


Jawaban SGD :
LO
Jawaban Sumber :
1. Gastroenteritis, biasa disebut dengan Flu Perut (stomach Flu), yang biasanya
terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan
mual atau muntah, juga ketidakseimbangan untuk mencerna. Gejala dari
gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis
dapat terjadi terus-menerus.
2. Heartburn, rasa sakit seperti terbakar yang terasa dibelakang tulang dada ini
biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung dan masuk
ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan
perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa
sensasi makanan yang sebagian seudah dicerna kembali ke mulut.
3. Stomach Ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan
parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam
lambung. Stomach peptic ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang
terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi
semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan
stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi
H.pilory. penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga
sebaliknya.
4. Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada
penyaki tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidakdiketahui, tetapi stress dan
terlalu banyak mengonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak
diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas,
kembung dan mual.
(Kenneth, 2003)
26. Apakah klien boleh mengonsumsi oralit untuk mengatasi diare?
Jawaban SGD :
Lebih baik jangan meminum oralit tetapi ganti cairan yang keluar dan cari faktor
penyebabnya.
Jawaban Sumber :
Untuk anak bayi seharusnya tidak dianjurkan

(Lecture Digestive System tanggal 23 februari 2011)

STEP 4

MIND MAP

Faktor Resiko
Klasifikasi
Komplikasi
Pemdig
Etiologi
Definisi
Penkes
Manklin
Askep GASTRITIS
Epidemiologi
Penatalaksanaan

Prognosis Anfis Diagnosa


Patofisiologi Banding
Legal Etik Peran
Perawat
STEP 5

LO

1. Berdasarkan stadium, maka gejala yang dialami klien termasuk kedalam stadium
berapa?
2. Apakah nyeri yang dirasakan klien dapat menyebar?
3. Persiapan apa saja yang harus disiapkan untuk klien sebelum dilakukan endoskopi?
4. Pemeriksaan diagnostik lain yang dapat dilakukan?
5. Apakah diagnosa banding untuk kasus ini?
6. Anatomi fisiologi?
7. Pengertian dari diagnosa medis pada kasus ini?
8. Tanda gejala lain dari penyakit ini?
9. Epidemiologi dari penyakit ini?
10. Prognosis?
11. Peran perawat?
12. Penkes?
13. Aspek legal etik yang terkait?
14. Patofisiologi?
15. Asuhan keperawatan?

STEP 6

(SELF STUDY)
STEP 7

REPORTING

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI LAMBUNG


1.1. ANATOMI LAMBUNG (GASTER)

Lambung berbentuk seperti huruf J dan merupakan pembesaran dari saluran


pencernaan. Lambung terletak tepat dibawah diafragma pada daerah epigastrik, umbilikal,
dan hipokardiak kiri di perut. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus.
Bagian inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus halus.
Pada setiap individu, posisi dan ukuran lambung bervariasi. Sebagai contoh, diafragma
mendorong lambung ke bawah pada setiap inspirasi dan menariknya kembali pada setiap
ekspirasi. Jika lambung berada dalam keadaan kosong bentuknya menyerupai sosis yang
besar, tetapi lambung dapat meregang untuk menampung makanan dalam jumlah yang sangat
besar. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.
Lambung dibagi oleh ahli anatomi menjadi empat bagian, yaitu bagian fundus, kardiak,
body atau badan, dan pilorus. Bagian kardiak mengelilingi lower esophageal sphincter.
Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kardia atau
sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah
refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter
kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan
masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya
aliran balik isis usus halus kedalam lambung. Bagian bulat yang terletak diatas dan disebelah
kiri bagian kardiak adalah fundus. Di bawah fundus adalah bagian pusat yang terbesar dari
lambung, yang disebut dengan badan lambung. Bagian yang menyempit, pada daerah inferior
adalah pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung disebut dengan
lesser curvature atau lekukan kecil. Tepi bagian lateral ( samping ) yang berbentuk cembung
disebut dengan greater curvature atau lekukan besar. Pilorus berkomunikasi dengan bagian
duodenum dari usus halus melalui sphincter yang disebut dengan pyloric sphincter.
1.2. HISTOLOGI LAMBUNG
[

Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :


1. Mukosa
Mukosa merupakan lapisan tebal dengan permukaan halus dan licin yang kebanyakan
berwarna coklat kemerahan namun berwarna pink di daerah pylorik. Pada lambung yang
berkontraksi, mukosa terlipat menjadi beberapa lipatan rugae, kebanyakan berorientasi
longitudinal. Rugae ini kebanyakan ditemukan mulai dari pinggir daerah pyloric hingga
kurvatur mayor. Rugae ini merupakan lipatan-lipatan besar pada jaringan konektif
submukosa dan bukan variasi ketabalan mukosa yang menutupinya, dan rugae ini akan
menghilang jika lambung mengalami distensi. Seperti pada semua saluran cerna lainnya,
mukosa ini tersusun oleh epitel permukaan, lamina propria, dan mukosa muskuler.
Pemeriksaan mikroskopis dari mukosa menampakkan lapisan epitel kolumna yang
sederhana (sel permukaan mukosa) mengandung banyak lubang sempit yang memanjang
sampai lamina propria yang disebut gastric pits. Pada bagian bawah lubang adalah mulut
atau lubang dari kelenjar lambung (gastric glands).
Lamina propria
Lamina propria membentuk kerangka jaringan konektif antara kelenjar dan mengandung
jaringan lymphoid yang terkumpul dalam massa kecil folikel lymphatic gastrik yang
membentuk folikel intestinal soliter (terutama pada masa awal kehidupan). Lamina propria
juga memiliki suatu pleksus vaskuler periglanduler yang kompleks, yang diperkirakan
berperan penting dalam menjaga lingkungan mukosa, termasuk membuang bikarbonat
yang diproduksi pada jaringan sebagai pengimbang sekresi asam. Pleksus neural juga
ditemukan dan mengandung ujung saraf motorik dan sensorik.
Mucosa Muskularis
Mukosa muskularis merupakan lapisan tipis dari serat otot halus yang terdapat pada
bagian eksternal dari kelenjar. Serat muskular ini teratur dalam bentuk sirkuler di dalam,
lapisan longitudinal di bagian luar, terdapat pula lapisan sirkuler diskontinu bagian luar.
Lapisan dalam mengandung jelujur sel otot polos terletak di antara kelenjar dan
kontraksinya kemungkinan membantu dalam mengosongkan foveola gastrik.
Setiap kelenjar terdiri dari empat tipe sel sekretori, yaitu :
Zymogenic
Zymogenic (peptic) atau sel kepala (chief cells) merupakan sumber enzim pencernaan
yaitu enzim pepsin dan lipase. Sel chief ini biasanya terletak pada bagian basal, bentuknya
berupa silindris (kolumner) dan nukleusnya berbentuk bundar dan euchromatik. Sel ini
mengandung granul zimogen sekretoris dan karena banyaknya sitoplasmik RNA maka sel ini
sangat basophilic. Sel parietal (Oxyntic) merupakan sumber asam lambung dan faktor
intrinsik, yaitu glycoprotein yang penting untuk absorbsi vitamin B12. Sel ini berukuran
besar, oval, dan sangat eosinophilic dengan nukleus terletak pada pertengahan sel. Sel ini
terletak terutama pada apical kelenjar hingga bagian isthmus. Sel ini didapati hanya pada
interval sel-sel lainnya disepanjang dinding foveola dan menggembung di lateral dalam
jaringan konektif.
Parietal
Sel parietal memiliki ultraktruktur yang unik terkait dengan kemampuan mereka untuk
mengsekresikan asam hydrochloric. Bagian luminal dari sel ini, berinvaginasi membentuk
beberapa kanal buntu yang menyokong sangat banyak microvili ireguler. Di dalam
sitopaslma yang berhadapan dengan kanal ini adalah membran tubulus yang sangat banyak
(sistem tubulovesicular). Terdapat sangat banyak mitokondria yang tersebar di seluruh
organella ini. Membran plasma yang menyelimuti mikrovili memiliki kosentrasi H+/K+
ATPase yang sangat tinggi yang secara aktif mengsekresikan ion hidrogen kedalam lumen,
ion chloride pun keluar mengikuti gradien eletrokimia ini. Struktur yang akurat dari sel ini
beragam tergantung dari fase sekretoriknya : ketika terstimulasi, jumlah dan area permukaan
dari mikrovili membesar hingga lima kali lipat, diduga akibat fusi segera dari sistem
tubulovesikuler dengan membran plasma. Pada akhir sekresi terstimulasi, proses ini terbalik,
membran yang berlebihan kembali pada sistem tubuloalveolar dan mikrovili menghilang.
Mukus
Sel leher mukosa sangat banyak pada leher kelenjar dan tersebar sepanjang dinding regio
bagian basal. Sel ini mengsekresikan mukus, dengan vesikel sekretorik apikalnya
mengandung musin dan nukelusnya terletak pada bagian basal. Namun, produksinya secara
histokimia berbeda dengan produksi dari sel mukosa permukaan
Neuroendocrine
Sel neuroendokrin ditemukan disemua jenis kelenjar gastrik namun lebih banyak
ditemukan pada corpus dan fundus. Sel ini terletak pada bagian terdalam dari kelenjar,
diantara kumpulan sel chief . Sel ini berbentuk pleomorfik dengan nukleus ireguler yang
diliputi oleh granular sitoplasma yang mengandung kluster granul sekretorik yang besar (o,3
microm). Sel ini mensintesis beberapa amino biogenic dan polipeptide yang penting dalam
mengendalikan motilitas dan sekresi glanduler. Pada lambung sel ini termasuk sel G(yang
mensekresi gastrin), sel D (somatostatin), dan sel enterochromaffin-like/ECL (histamine).
Sel-sel ini membentuk sistem sel neuroendokrin yang berbeda-beda.

Didalam mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim, mukus, dan
hormon-hormon.
kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus.
2. Submukosa
Submukosa merupakan lapisan bervariabel dari jaringan konektif yang terdiri dari bundel
kolagen tebal, beberapa serat elastin, pembuluh darah, dan pleksus saraf, termasuk pleksus
submukosa berganglion (Meissner's) pada lambung.
3. Muscularis eksterna
Muscularis eksterna merupakan selaput otot tebal berada tepat dibawah serosa, dimana
keduanya terhubung melalui jaringan konektif subserosa longgar. Dari lapisan terdalam
keluar, jaringan ini memiliki lapisan serat otot oblique, sirkuler, dan longitudinal, walaupun
celah antara tiap lapisan tidak berbeda satu sama lain. Lapisan sirkuler kurang begiru
berkembang pada bagian oesofagus namun semakin menebal pada distal antrum pyloric
untuk kemudian membentuk sphincter pyloric annular. Lapisan longitudinal luar kebanyakan
terdapat pada 2/3 bagian kranial lambung dan lapisan oblique dalam pada setengah bagian
bawah lambung.
Kerja dari muskularis eksterna ini adalah menghasilkan pergerakan adukan yang
mencampur makanan dengan produk sekresi lambung. Ketika otot berkontraksi, volume
lambung akan berkurang dan menggerakkan mukosa menjadi lipatan longitudinal atau rugae
(lihat atas). Rugae ini akan datar kembali dan menghilang ketika lambung penuh akan
makanan dan muskulatur berelaksasi dan menipis. Aktivitas otot diatur oleh jaringan saraf
autonom yang tidak bermyelin, yang terdapat pada lapisan otot dalam plexus myenterik
(Auerbach's)
4. Serosa atau Peritoneum
Serosa merupakan perpanjangan dari peritoneum visceral yang menutupi keseluruhan
permukaan pada lambung kecuali sepanjang kurvatura mayor dan minor pada pertautan
omentum mayor dan minor, dimana lapisan peritoneum meninggal suatu ruang untuk saraf
dan vaskler. Serosa juga tidak ditemukan pada bagian kecil di posteroinferior dekat dengan
orificium kardiak dimana lambung berkontak dengan diafragma pada refleksi gastrophrenik
dan lipatan gastropancreatik. Serosa mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan
duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus
mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-
serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan
di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk
persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi
mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama
berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang
yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis
adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang
berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat
mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum,
serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena
porta.

1.3. FISIOLOGI LAMBUNG


Mencerna makanan secara mekanikal.
Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 3000 mL
gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu mukus,
HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi
langsung masuk kedalam aliran darah.
Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah
menjadi polipeptida
Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol,
glukosa, dan beberapa obat.
Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh
HCL.
Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan
terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.
Getah asam lambung yang dihasilkan:
Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton)
HCl, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan
membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein
dari kaseinogen (kaseinogen dan protein susu)
Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
merangsang sekresi getah lambung

2. DEFINISI

Jawaban SGD :

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung, dapat bersifak kronis, akut, difus dan
lokal.

Jawaban Sumber :

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999)


Gastritis adalah peradangan mukosa lambung (Kumar, dkk, 2004)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,
difus atau lokal (Soeparman, 1998)
Gastritis adalah keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, difus atay lokal (Sylvia A. Price, 1995)

3. KLASIFIKASI

Jawaban SGD :

A. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh
sendiri.

B. Gastritis Kronis

Gastritis Kronis merupakan gastritis yang terkait dengan atrofi mukosa gastrik sehingga
HCL dan menimbulkan kondisi achlorhidria dan ulserasi peptik.

Dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Tipe A
Merupakan gastritis autoimun, menimbulkan peradangan
b. Tipe B
Merupkan gastritis yang terjadi infeksi oleh Helycobacter Pylori, sering menyebabkan
perdarahan dan erosi

Jawaban Sumber :

Berdasarkan penyebabnya gastritis dapat dibagi menjadi 8, yaitu :

1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori
(bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung
yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri
bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis
sementara.
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka
bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari:
a. bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-
steroid lainnya
b. penyakit Crohn
c. infeksi virus dan bakteri.
Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan
perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka).
Paling sering terjadi pada alkoholik.
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun
atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang.
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam danenzim.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut.
Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah
diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial).
Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi
penyerapan vitamin B12 dari makanan.
7. Penyakit Menetrier merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan
memiliki kista yang terisi cairan.
Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung.
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan
organ lainnya.

Menurut buku Patofisiologi (Sylvia A. Price, 2005) gastritis terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Gastritis Superfisialis Akut

Merupakan jenis gastritis yang paling sering ditemukan, biasanya bersifat


jinak dan swasirna, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan
lokal.Endetoksin bakteri (setelah makanan terkontaminasi) kafein, alkohol, dan
aspirin merupakan agen pencetus yang lazim.H.pylori lebih sering dianggap sebagai
penyebab gastritis akut. Organisme tersebut melekat pada epitel lambung dan
menghancurkan lapisan mukosa pelindung , meninggalkan daerah epitel yang gundul.
Adapun pada peminum berat dan pengguna aspirin akan mengakibatkan perlunya
reseksi lambung, keadaan ini disebut Gastritis erosif hemoragik difus.

2. Gastristis Atrofik Kronis

Gastritis Atrofik Kronis dibagi menjadi:


a. Gastritis Kronis Tipe A

Disebut juga gastritis atrofik atau fundal (karena mengenai fundus lambung).
Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh
adanya autoantibody terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik
dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cell yang menurunkan
sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.

b. Gastritis Kronis Tipe B

Disebut juga gastritis antral karena mumnya mengenai daerah antrum lambung
dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A.

(Sylvia A. Price, 2005)

4. ETIOLOGI

Jawaban SGD :

Berdasarkan klasifikasinya etiologi dari gastritis dapat dikelompokkkan menjadi 2 yaitu :

1. Gastritis akut disebabkan oleh obat golongan NSAID seperti aspirin, zat kimia,
ibuprofen,kokain, alkohol, obat kemoterapi.
2. Gastritis Kronis dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
Tipe A disebabkan oleh autoimun
Tipe B disebabkan oleh Helicobacter pylori

Jawaban Sumber :

Endotoksin bakteri masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi


(staphylococcus, salmonella).
Mengkonsumsi kafein, alcohol, merokok
Penggunaan aspirin, dimana aspirin dapat menyebabkan penurunan sekresi
prostaglandin.
Obat-obatan lain dari golongan NSAID (Indometasin, Ibuprofen, naproksen),
sulfonamide, steroid dan digitalis
Makanan berbumbu termasuk lada, cuka atau mustard, dapat menyebabkan gejala
yang mengarah pada gastritis.
Apabila alcohol diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih merusak
dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut jika diminum secara terpisah.
Gastritis erosive hemoragik difus biasanya terjadi pada peminum berat dan pemakai
aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya dilakukan sekresi lambung.
Stress fisik (luka bakar, sepsis, trauma).
Penyebab dari gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut:

1. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik seperti NSAID (indometasin, ibuprofen,
laproksen), sulfonamida,steroid dan digitalis. Anti inflamasi terututama aspirin
(aspirin yang rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung. Endotoksin
bakteri ( masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol,
merupakan agen penyebab yang sering menimbulkan mukosa lambung. Beberapa
makanan berbumbu termasuk lada, cuka, atau mustard dapat menyebabkan gejala
terutama gastritis. (Silvia A Price, 2005).
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya inflamasi lambung oleh ulkus lambung jinak maupun ganas, atau oleh
helicobacter pylori. H.pylori adalah bakteri garam negatif, berbentuk S, tidak invasif,
tidak membentuk spora dan berukuran sekitar 3,5x0,5 um. (Buku Ajar Patofisiologi
Edisi 7. Kumar dkk, 2004)

5. MANIFESTASI KLINIS

Tanda gejala berdasarkan etiologi dari gastritis adalah :

Jawaban SGD :

1. Akut : gejala yang muncul seperti mual muntah, sendawa, melena ( BAB berdarah),
hematemesis ( Muntah berdarah), nyeri epigastrium, terjadi perdarahan, kehilangan
kesadaran, keringat dingin, pucat, pusing, anemia karena ada perdarahan, tidak nafsu
makan.
2. Kronik : nyeri yang dirasakan lebih nyeri dibandingkan dengan gastritis akut, mual
muntah, anemia yang ditimbulkan disebabkan karena autoimun yaitu anemia
pernisiosa
Tipe A (Fundus) : terjadi di fundus, vit B12 diusus menurun, terjadi pada
lansia, dan ditemukan anemia.
Tipe B : Tidak ditemukannya anemia
Jawaban Sumber :

1. Gastritis Akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat
penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritis Kronis
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri
uluhati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.

(Sylvia A Price, 2005)

6. FAKTOR RESIKO

Jawaban SGD :

Pasien dengan pengobatan kemoterapi, radiasi, gaya hidup (pekerja sibuk) yang dapat
menyebabkan stres pekerjaan, pecandu alkohol dan kafein
Perokok
Laki-laki dan perempuan perbandingannya sama yaitu 1:1
Sosioekonomi rendah yang menyebabkan sanitasi buruk sehingga mudah terkena
Helycobacter Pylori yang terkontaminasi melalui makanan
Diet berlebihan pada orang gemuk
Faktor usia yaitu dewasa muda dan tua >25 tahun, anak-anak dan lingkungan yang
kurang bersih
Penderita HIV karena bermasalah pada sistem kekebalan tubuhnya sehingga
menyebabkan masalah pada lambungnya

Jawaban Sumber :

Alkoholisme Kronik.
Alkoholisme kronik tidak bisa menyebabkan timbulnya gastritis. TRUELOVE sering
menemukan penderita yang mengalami kerusakan pada permukaan mukosa lambung
yang disebabkan oleh alkoholisme, tetapi kerusakan tersebut akan cepat sembuh tanpa
meninggalkan bekas.
Perokok berat : berhubungan dengan kadar caffeine yang dapat meningkatkan asam
lambung.
Stres berat.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan.
Gastritis dapat ditemukan baik pada penyakit saluran empedu maupun pada
pankreatitis.
Virus hepatitis
Gastritis jarang diketemukan pada virus hepatitis.

(Sujono Hadi, 2002)

7. EPIDEMIOLOGI

Jawaban SGD :

Pada gastritis kronik dibagian amerika 50% pada penduduk disebabkan oleh
autoimun,gaya hidup, tinggal ditempat yang tropis.

Jawaban Sumber :

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat
sembuh dengan sendirinya. Kurang lebih 80-90 % yang di rawat di ICU menderita gastritis
akut.
Prevalensi infeksi gastritis kronis pada orang dewasa di Puerto Rico melebihi 80%, orang
amerika berusia berusia lebih dari 50 tahun memperlihatkan angka prevalensi mendekati
50%.

(Sylvia A Price, 2005)

(Buku Ajar Patofisiologi edisi 7, Kumar dkk, 2004)


8. PENATALAKSANAAN

Jawaban SGD :

Farmakologi
Cimetidine yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung dan menghambat
H2
Dosis : 3x1 tablet atau 2x1 sebelum tidur
Efek samping : mual dan muntah
Ranitidin, sebagian penderita gastritis cenderung mengonsumsi obat jenis ini
berfungsi untuk menghilangkan nyeri
Dosis : 150 mg 2x1 tablet
Antasida berfungsi untuk menetralkan asam lambung
Dosis : 1x2 tablet sebelum makan
Pompa proton berfungsi untuk menghambat keluaran dari asam lambung
Antibiotik berfungsi untuk melawan helicobakter pylori
Surafat berfungsi untuk melapisi iritasi sehingga mempercepat penyembuhan
pada lambung yang teriritasi
Antimual berfungsi untuk menghilangkan mual muntah
Nonfarmakologi
Diet
Obat herbal seperti mentimun dapat menurunkan asam lambung
Basa kuat
Air jeruk encer untuk menurunkan asam lambung
Latihan nafas dalam untuk mengurangi nyeri
Minum madu, susu skim sebelum makan
Pisang direbus

Jawaban Sumber :

Farmakologi
Antasid (penetral asam)
Komposisi :
Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspense mengandung:
- Gel aluminium hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan aluminium
hidroksida ) 200 mg.
- Magnesium hidroksida 200 mg

Cara Kerja :
Kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida merupakan
antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin
sehingga rasa nyeri ulu hari akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin
berkurang. Di samping itu efek laksatif dari magnesium hidroksida akan
mengurangi efek konstipasi dari aluminium hidroksida.

Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala
seperti mual muntah, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan
kembung pada lambung.
Kontraindikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat

Dosis :
Tablet:
- Anak-anak 6-12 tahun:sehari 3-4 kali tablet
- Dewasa:sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan
dan menjelang tidur.
Syirup:
- Anak-anak 6-12 tahun:sehari 3-4 kali sendok teh sampai 1 sendok
teh
- Dewasa:sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh, diminum 1-2 jam setelah
makan dan menjelang tidur.

Efek samping :
Efek samping yang ditemukan secara umum adalah diare, mual, mutah dan
gejala-gejala tersebut akan hilang jika pemakaian obat dihentikan.
Ranitidine (H2 antagonis/blocking untuk menghambat pengeluaran asam
lambung).

Indikasi :
- Tukak lambung dan usus 12 jari
- Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison"

Kontra Indikasi :
- Penderita gangguan fungsi ginjal
- Wanita hamil dan menyusui

Farmakologi: :
Ranitidine menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompotitif,
serta menghambat sekresi asam lambung.

Dosis:
- Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari
- Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari
- Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat
bertambah menjadi 900mg.

Dosis pada gangguan fungsi ginjal:


Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12
jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus
disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis.

Efek Samping:
Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul
ruam kulit, malaise, nausea.
Konstipasi:

- Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa


penderita )
- Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin ( pada beberapa penderita)
- Beberapa kasus ( jarang ) reaksi hipersensitivitas (bronkospasme,
demam, ruam, urtikaria, eosinofilia.

Peringatan dan Perhatian :


- Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal
- Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati
- Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan
pasti
- Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak
mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan
- Keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan,
maka harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang
mendapat pengobatan jangka panjang

Interaksi Obat :
Hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan
perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi
obat pada mikrosom hepar terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis
warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine
menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya
perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.

Lansoprozole (penghambat pompa proton asam lambung untuk menurunkan


sekresi asam lambung)

Komposisi :
Setiap kapsul menandung 30 mg lansoprazole
Indikasi :
- Ulkus deodenum
- Benigna ulkus gaster
- Refluks esofagus

Kontra Indikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap lansoprazole

Cara Kerja :
Lansoprazole adalah penghambat sekresi asam lambung yang efektif dan
secara spesifik menghambat (H+/K+) ATP ase (pompa proton) dari sel
parietal dimukosa lambung.

Dosis :
- Ulkus duodenum : Betalans 30 mg sekali sehari selama 4 minggu
- Benigna ulkus gaster : Betalans 30 mg sekali sehari selama 8 minggu
- Refluk esofagus : Betalans 30 mg sekali sehari selama 4 minggu

Cara Pemberiaan :
Diberikan 1xsehari, kapsul langsung ditelan (tidak boleh dikunyah) untuk
mencapai efek penghambatan asam yang optimal dan kesembuhan yang tepat
serta menghilangkan gejala-gejala.
- Lansoprazole sebaiknya diberikan pada pagi hari sebelum makan
- Pada penderita gangguan fungsi ginjal tidak diperlukan penyesuaian
dosis 9 maksimum 30 mg/hari
- Tidak dianjurkan penggunaan dalam jangka panjang karena pengalam
klinis terbatas

Perhatiaan :

Lansoprazole pada dasarnya dimetabolisme dihati. Pada penelitian klinis


pasien-pasien penyakit hati memperlihatkan bahwa metabolisme lansoprazole
lebih panjang, tetapi tidak perlu penyesuaian dosis. Dosis sehari tidak boleh
melebihi 30 mg.

Efek Samping :
Selama penelitian klinis kadang-kadang dapat terjadi efek samping berupa
sakit kepala, diare, nyeri abdomen, dispepsia, mual muntah, mulut kering,
sembelit, pusing-pusing, ruam kulit, urtikaria dan pruritus. Kadang-kadang
terjadi atragia, udema perifer dan depresi. Disamping itu dapat pula terjadi
kenaikan nilai tes fungsi hati yang bersifat sementara dan akan normal
kembali. Walaupun jarang tetapi pernah dilaporkan terjadinya perubahan
angaka hematologi seperti : trombositopenia, eosinofilia dan leukopenio.

Interaksi Obat :

Lansoprazole dimetabolisme dihati dan merupakan penginduksi yang lemah


dari cytochrome P450. Oleh karena itu ada kemungkinan interaksi dengan
obat-obat yang dimetabolisme dihati. Terutama harus hati-hati bila diberikan
bersama-sama denagn obat kontrasepsi oral dan preparat phenytoin,
theopylline atau warfarin. Tidak menimbulakan efek klinis yang bermakna
dengan obat-obat anti inflamasi non steroid atau diazepam. Antasida dan
sukrolfat akan mengurangi biovailabilitas lansoprazole dan jangan diberikan 1
jam setelah lansoprazole.

Sucralfate ( Analog prostaglandin EI)


Sucralfate merupakan oabat yang digunakan secara oaral yang berbentuk
tablet ataupun cairan. Obat ini pada umumnya digunakan untuk pengobatan
ulkus (luka) pada lambung. Secara kimiawi, sucralfate tersususn atas
disakarida, sukrosa, kombinasi dengan sulfat alumunium. Senyawa-senyawa
yang nantinya nanti akan diabsorpsi oleh tubuh. Sucralfate digunakan untuk
perawatan dan pencegahan radang lambung. Obat generik yang diberi nama
sucralfate ini juga mempunyai nama dagang yaitu carafate.
Indikasi :

Secara garis besar, mekanisme dari sucralfate itu sendiri yaitu seperti di bawah
ini :

- Sucralfate melekat pada suatu protein (pada saat itu terjadi ikatan
dengan permukaan luka) sehingg lukanya akan tertutupi, oabt ini juga
sebagai pelindungan pada permukaan luka yang telah meluas akibat
pengaruh asam dan pepsin
- Sucralfate akan secara langsung menghambat pepsin (enzim yang akan
memecah protein) dari asam lambung
- Sucralfate mengikat garam empedu yang berasal dari hati sehingga
lapisan perut yang terluka akibat asam lambung akan tertutupi
- Prostaglandin yang berfungsi untuk melindungi lapisan perut akan
diproduksi lebih banyak lagi dengan adanya sucralfate.

Efek Samping :

- Pusing
- Gangguan saluran cerna
- Sembelit
- Beberapa reaksi alergi (ruam pada kulit)
- Gatal yang disertai dengan bintik merah
- Kesulitan bernafas
- Bengkak dibagian muka, mulut, bibir dan lidah

Instruksi :

Cara penggunaan

- Sebaiknya Sucralfate diminum dalam keadaan perut kosong, minimal 1


jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
- Jangan minum antacid paling tidak 30 menit sebelum minum
sucralfate, karena antasi dan sucralfate sama-sama obat yang
mempunyai efek samping dilambung. Antasid dapat mengikat asam
lambung yang berlebihan dan menetralisir asam lambung secara
kimiawi, sedangkan sucralfate merupakan obat untuk radang pada
lambung.
- Untuk mendapatkan kesembuhan secara komplit pada
lukanya,sebaiknya dikonsumsi selama 4-8 minggu. Lanjutkan minum
suralfate sebagai suatu rangkaian dari perawatan luka pasien sudah
berasa lebih baik.
- Jangan meminum obat lain pada waktu yang bersamaan dengan
sucralfate, jika ada obat lain yang harus diminum, minumlah oabat
tersebut minimal 2 jam sebelum sucralfate.
- Jika pasien lupa akan dosis sucralfate yang telah diminumnya, maka
minumlah secepat mungkin. Tetapi jika waktu meminumnya
mendekati waktu pemakaian selanjutnya, kembalilah kejadwal awal
dosis pasien tersebut. Jangan minum 2 dosis dalam satu waktu.

Dosis :

Bentuk sediaan oabat untuk sucralfate ada dua jenis yaitu :

Tablet yang berwarna pink


Cairan
Keduanya dikonsumsi secara oral
- Dosisnya diminum 4x sehari dalam keadaan lambung kosong
yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan dan
sebelum tidur diminum selama 4-8 minggu
- Berikan sucralfate 2 kali sehari untuk pencegahan luka pada
dinding lambung
- Pemberiaan antasid untuk mengurangi nyeri dapat diberikan
dengan interval 1 jam setelah sucralfate
- Untuk pencegahan stres ulcer diberiakan 1 gr 6 kali sebagai
suspensi oral.

Interaksi Obat :

Sucralfate akan mengurangi penyerapan banyak obat ketika diminum bersama


obat lainnnya.
Nonfarmakologi
Hilangkan agen penyebabnya, diantaranya hindari minuman
beralkohol,makanan asam, pedas maupun berbumbu
Berikan cairan intravena jika klien tidak mampu makan lewat oral
Diet tinggi lemak dan rendah protein
Turunkan kadar makanan berserat kecuali klien telah pulih
Konsumsi timun dicampur madu untuk menurunkan kadar asam lambung
(Hirlan, 2001)

9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Jawaban SGD :

1. Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui anemia, leukosit, Hb dan B12


2. Pemeriksaan serum vit B12, nilai normalnya 200-1000 Pg/ml, nilai serum vit B12
yang rendah berarti menunjukkan anemia megalostatik
3. Analisa gaster dengan menggunakan tabung nasogastrik untuk mengukur asam
lambung ,dalam keadaan normal terdapat pepsin dan mukus.
4. Pemeriksaan Faces untuk melihat helicobakter pylori.
5. Biopsi untuk mengetahui adanya ulkis peptikum, tidak untuk gastritis kronis.
6. Endoskopi dengan cara pasien dimasukkan alat melalui mulut, dan saat ini telah
ditemukan penemuan baru dengan cara pasien menelan kapsul yang mana di dalam
kapsul telah diisi serat optik (kaca) dan kapsul tersebut akan dikeluarkan melalui
faces.
7. Histopatologi dengan cara melakukan biopsi (mengambil jaringan lambung)
8. Rontgen dengan cara pasien meminum barium
Persiapan klien sebelum dilakukannya endoskopi adalah :
Klien dipuasakan 6 jam sebelum dilakukan endoskopi agar lambungnya
kosong
Beritahu keluarga mengenai : mengapa klien harus dilakukan endoskopi, Apa
tujuan dari endoskopi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
dilakukannya endoskopi,
Periksa kondisi klien
Beri waktu klien untuk mengambil keputusan apakah klien ingin dilakukannya
endoskopi atau tidak

Jawaban Sumber :

EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas,


dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/derajat ulkus jaringan/cedera.
Gastrointestinal Endoskopi
Gastrointestinal endoskopi adalah prosedur yang memungkinkan spesialis
pencernaan untuk melihat lapisan dalam saluran pencernaan. The endoskopi
gastrointestinal menawarkan akses ke saluran pencernaan yang meliputi seluruh usus
kecil, saluran empedu, usus, duodenum, perut, dan kerongkongan. Berdasarkan organ-
organ yang spesialis pencernaan ingin lihat, prosedur GI dapat disebut sebagai
endoskopi perut atas atau bawah endoskopi. Endoskopi saluran pencernaan atas (juga
dikenal sebagai EGD) membantu dalam melihat kerongkongan, lambung dan
duodenum sedangkan endoskopi saluran pencernaan bawah membantu dalam
memvisualisasikan usus besar. Biasanya endoskopi pasien masuk melalui anus,
tenggorokan, dan uretra atau melalui insisi kecil dibuat di kulit.
Prosedur endoskopi ini dapat dilakukan baik di dasar rawat jalan atau dasar rawat
inap. Endoskopi saluran pencernaan membantu dalam mendiagnosis beberapa
gangguan GI. Prosedur endoskopi gastrointestinal tidak hanya digunakan untuk
diagnosis penyakit saluran pencernaan tetapi juga digunakan untuk masalah
perawatan GI. Prosedur endoskopik kurang menyakitkan dan umumnya dikaitkan
hanya dengan sedikit ketidaknyamanan.
Hanya sedikit masalah endoskopi GI yang bisa membantu untuk mendiagnosis atau
menyelidiki adalah :
- Infeksi saluran kemih
- Perdarahan Internal gastrointestinal
- Ulkus gastrointestinal
- Sindrom iritasi usus (IBS)
- Masalah Usus Besar
- Diare kronis
Jenis prosedur endoskopi

Ada berbagai jenis prosedur endoskopik yang terlibat dalam pemeriksaan organ yang
berbeda atau sistem. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :

- Kolposkopi
- Bronkoskopi
- Kapsul Endoskopi
- Laparoskopi
- Double Balloon Enteroskopi
- Fetoskopi
- Kolonoskopi
- Fleksibel Sigmoidoskopi
- Endoskopik mundur cholangio-pankreatografi
- Arthroskopi
- Amnioskopi
- Endoskopi gastrointestinal Atas (OCD)
- Proctoskopi
- Rhinoskopi
- Thorakoskopi

Persiapan
Pasien menjalani prosedur pencernaan ini tidak boleh makan atau minum apa pun
dalam delapan sampai sepuluh jam dari prosedur ini. Dalam hal ini jika ada makanan
di perut, makanan akan menghalangi pandangan melalui endoskopi, dan bisa
menyebabkan muntah.
Prosedur

Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10 menit. Selama prosedur


ini, pasien diminta untuk berbaring di sisi kiri. Selama prosedur endoskopi, pasien
berada di bawah anestesi pendek. Prosedur endoskopi dilakukan dengan bantuan
endoskop. endoskop adalah tabung fleksibel dengan sistem pengiriman cahaya yang
menerangi saluran tersebut. Lebih lanjut memiliki sistem lensa yang menyampaikan
gambar dari fiberscope dan menampilkan gambar di TV warna. endoskop ini
diturunkan kerongkongan, ke perut dan ke dalam usus. endoskopi yang gagal dapat
mengganggu pernapasan. Selama prosedur, pengambilan napas lambat dan dalam
dapat membantu pasien rileks.

Sebuah endoskopi kapsul adalah bentuk lain dari endoskopi dimana pasien memakan
kamera berbentuk kapsul yang merekam gambar ketika kapsul bergerak melalui
saluran pencernaan. Kapsul keluar dari tubuh pasien melalui gerakan usus.
Komplikasi mungkin terdiri dari
4) Perforasi gastrointestinal,
5) Pendarahan dan
6) Infeksi.

Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa


penyebab/sisi lesi.
Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas
sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam
nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus
gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger-Ellison.
Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi
perdarahan. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis.
Tes serologi darah = dilakukan untuk memeriksa adanya anemia persiosa, selain itu
untuk menentukan apakah terdapat antibodi akibat infeksi bakteri H.Pylori.
X-Ray Saluran Cerna Bagian Atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan
rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.

Pemeriksaan Feses, meliputi : warna, konsistensi, bau, lendir, sisa makanan, parasit.
Untuk memeriksa kemungkinan adanya H. pylori (penyebab ulkus peptikum).
Kultur darah/Feses

Untuk memeriksa kemungkinan adanya H. pylori (penyebab ulkus peptikum).


Pemeriksaan Isi Lambung

Untuk memeriksa kemungkinan aklorhidrida (tidak adanya HCl dalam getah


lambung).

(Smelzer, 2002)

10. KOMPLIKASI

Jawaban SGD :

Ulkus peptikum : luka dimukosa lambung dan audenum yang disebabkan oleh
helicobakter pylori dan obat-obatan.
Perforasi lambung yaitu terdapat lubang pada lambung karena ada luka.
Kanker lambung.
Kerusakan diempedu sehingga menyebabkan peristaltik menurun.
Perdarahan hebat seperti melena (BAB berdarah) dan hematemesis (muntah berdarah)

Jawaban Sumber :

Komplikasi dibagi dalam klasifikasi, yaitu:

1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak
peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90
% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gatritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12.

(Sylvia A. Price, 2005)


11. DIAGNOSA BANDING

Jawaban SGD :

Ulkus peptikum
Gastroenteritis : gejalanya sama dengan gastritis.
Hurt burn yaitu terasa nyeri terbakar dibelakang tulang dada dan dapat menyebar
kedada, punggung dan lengan.
Stomach ulser yaitu terdapat lubang pada lambung.

Jawaban Sumber :

Gastroenteritis, biasa disebut dengan Flu Perut (stomach Flu), yang biasanya terjadi
akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau
muntah, juga ketidakseimbangan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering
hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus-menerus.
Heartburn, rasa sakit seperti terbakar yang terasa dibelakang tulang dada ini biasanya
terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung dan masuk ke dalam
esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn
dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang
sebagian seudah dicerna kembali ke mulut.
Stomach Ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan
parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung.
Stomach peptic ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam
lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah
ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers
mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H.pilory. penyakit ini
dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.
Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyaki
tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidakdiketahui, tetapi stress dan terlalu banyak
mengonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat
mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan
mual.
(Kenneth, 2003)
12. LEGAL ETIK

Jawaban SGD :

Non maleficiency adalah prosedur yang dilakukan perawat melindungi keadaan


pasien atas persetujuan tim medis.
Autonomy adalah pasien diberi kebebasan untuk memutuskan tindakan kesehatan
Benificiency adalah perawat melakukan tindakan berhubungan dengan kebaikan
klien.

Jawaban Sumber :

Paternalisme
Paternalisme adalah melakukan apa yang dipercayai oleh para profesional kesehatan
untuk kebaikan klien, kadang tanpa keputusan kien. Perilaku paternalistik seringkali
dilakukan karena profesional yang memiliki lebih banyak pengetahuan dan
pengalaman dalam penanganan teknis masalah kesehatan.
Beneficience
Prinsip ini adalah memberikan kemaslahatan dengan menguntungkan klien dengan
melakukan yang terbaik, dengan memperhitungkan resiko dan maslahat dalam setiap
kasus kemaslahatan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan klien.
(Potter, Patricia A, 2005)

13. PROGNOSIS

Jawaban SGD :

Bisa disembuhkan, tetapi kecendrungan untuk kembali kambuh tetap ada (tidak bisa
sembuh total). Oleh karena itu, harus mencari faktor penyebab kekambuhan tersebut
sehingga dapat menghindari faktor penyebabya.

Jawaban Sumber :

Biasanya sulit sembuh, walaupun demikian perlu observasi.

(Sujono Hadi, 2002)


14. PENDIDIKAN KESEHATAN

Jawaban SGD :

Mengatur pola hidup, hindari tidur malam atau begadang dan usahakan bangun pagi
atau subuh.
Berolahraga secara teratur minimal 3x seminggu. Hal ini akan sangat membantu
proses penyembuhan karena pada pasien dengan gastritis, olahraga secara teratur akan
memperlancar aliran darah kelambung sehingga akan mempercepat proses
penyembuhan.
Mengatur pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tidak lapar dan tidak
kenyang dan hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung seperti
makanan yang terlalu kecut, asam dan pedas.
Jangan menunda waktu makan,jika memang tidak sempat makan, maka makanlah
makanan ringan atau kue untuk menetralkan asam lambung, dan jika tidak ada
makanan ringan maka minum air putih untuk menetralkan asam lambung.

Jawaban Sumber :

Sebelum perawat memberikan pendidikan kesehatan, ada baiknya jika pengetahuan


pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat bersifat individual.
Diet diresepkan dan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan kalori harian pasien, makanan
yang disukai, dan pola makan. Pasien diberi daftar tentang makanan dan zat-zat yang
harus dihindari(mis,. kafein;nikotin;bumbu pedas;alkohol,dll). Antibiotik, garam bismut,
obat-obatan untuk menurunkan sekresi lambung dan melindungi sel-sel mukosa dari
sekresi lambung diberikan sesuai resep.
Penanganan Gastritis yang utama adalah dengan menghilangkan penyebabnya.
Misalnya, untuk beberapa tipe gastritis, mengurangi asam lambung dengan mengonsumsi
obat akan sangat membantu. Antibiotik untuk infeksi. Jika disebabkan oleh alkohol,
AINS dan aspirin, maka konsumsinya harus dikurangi hingga dihentikan.
Selain itu, langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Sebagai langkah awal konsumsi makanan lunak dalam porsi yang kecil-kecil,
berhenti mengonsumsi makanan yang pedas dan asam, dan berhenti merokok
serta minuman beralkohol. Jika memang diperlukan, kita dapat meminum
antasida sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan. Namun bila
keluhan pada ulu hati tetap terjadi, secepatnya harus diperiksakan lebih lanjut ke
dokter.
Yang dapat menyembuhkan sakit maag adalah jika dapat mengatur agar produksi
asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan, yaitu dengan
menghilangkan stres dan makan dengan teratur. Jika sudah dapat mengendalikan
produksi asam lambung, Insya Allah tidak akan lagi memerlukan obat-obat maag.
Tetapi selama dalam proses penyembuhan, tetaplah makan obat seperti yang
disarankan dokter.
Hindari makanan yang sulit dan susah dicerna pada saat-saat pertama serangan
maag, berikan istirahat pada lambung dan pilihan utama minumlah liguid saja.
Seperti air dan susu kemudian tambahkan dengan makanan lunak perlahan-lahan
seperti sereal, pisang, nasi, kentang dan roti serta hindari makanan yang pedas
dan asam.
Sementara itu, untuk meredakan rasa sakit akibat penyakit ini, penderita bisa
mengonsumsi obat sakit maag yang biasanya mengandung antasida. Obat ini
berguna untuk menetralisir asam lambung.
Minum obat secara teratur.
Selain dengan klien, perawat juga harus bekerja sama dengan keluarga klien,
pengawasan keluarga klien terhadap pola makan, jenis makanan yang dimakan
dan aktivitas klien dapat membantu klien agar gejala yang dialami dapat
berkurang.
Berikut beberapa saran untuk mengurangi resiko kambuhnya gastritis :
Makan secara benar.
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam,
gorengan atau berlemak, keras dll yang dapat mempengaruhi radang lambung
seperti kopi, mie, ketan, kangkung, kol, daun singkong, seledri, durian, nanas,
nangka, salak, pisang ambon, ubi, nangka, sofdrink (makanan dan minuman yang
banyak mengandung gas), dll. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis
makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya.
Makanlah dengan jumlah yang cukup,tidak berlebihan, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
Hindari alkohol.
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan
.Jangan merokok.
Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung,
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
Lakukan olah raga secara teratur.
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
Banyak minum air putih.
Usahakan buang air besar secara teratur
Menerapkan pola makan dan tidur yang teratur.
Hindari stress dan bekerja terlalu berat.
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga
meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan.
Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah
mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang
cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
Ganti obat penghilang nyeri.
Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS(anti inflamasi nonsteroid seperti
aspirin, ibuprofen dan naproxen), obat-obat golongan ini akan menyebabkan
terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi
lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.
Ikuti rekomendasi dokter.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir gejala
dan keluhan gastritis. Bila kesempatan untuk makan siang tidak ada, maka
sebaiknya membawa bekal minimal biskuit yang bisa dikulum dalam mulut tanpa
perlu menguyah dan menimbulkan suara berisik, sambil tetap bisa bekerja.
Minimal untuk mengganjal, sehingga asam lambung akan berkurang karena
telah dimanfaatkan untuk mencerna biskuit. Atau ada cara lain, minumlah susu
bisa dari kemasan siap minum, sedikit-sedikit. Jadi dengan demikian kita telah
melatih makan atau minum dalam porsi kecil, tapi frekuensi sering. Bila pola
makan frequent small feeding ini dipraktekkan, maka lambung akan terbiasa
dan kembali berfungsi normal karena telah terlatih kapan dan seberapa banyak
asam lambung harus diproduksi dan dikeluarkan.
Mengenai waktu makan yang baik. Karena pengosongan lambung terjadi dalam
waktu empat jam, maka sebaiknya orang sehat mengkonsumsi makanan setiap
empat jam juga. Bagi yang telah terlanjur sakit maag, pola makan frequent small
feeding dapat diterapkan, sampai kondisi lambung kembali normal.
(Anonim, 2011)
Rencana Asuhan Keperawatan pada Nn. Alice dengan Gastritis

A. Pengkajian

a. Biodata Klien

Nama : Nn. Alice

Usia : 27 Tahun

Alamat :-

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pegawai sebuah pabrik Garment

Pendidikan :-

Agama :-

Suku Bangsa :-

Tanggal Masuk dirawat :-

Diagnosis medis : Gastritis

Identitas penanggung jawab

Nama :-

Tempat, tanggal lahir :-

Pekerjaan :-

Alamat :-

Hubungan dengan klien :-

Alasan masuk Rumah Sakit : Sakit hebat di perut dan pingsan.

Riwayat Kesehatan sekarang :


Sakit hebat di perut hingga menyebabkan pingsan.

Riwayat kesehatan masa lalu:


Klien mengeluh sejak lama merasa nyeri seperti terbakar pada bagian epigastrium, yang
lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan kadang muntah. Klien juga sering
mengeluh perutnya kembung dan disertai diare.

Riwayat kesehatan keluarga: -

Psikologi: -

Lingkungan: -

Riwayat pengobatan:

Klien sering meminum aspirin saat tidak enak badan.

Pemeriksaan penunjang : -

Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital:

BB: -
TB : -
TD : -
Suhu : -
HR : -
RR : -
b. Sistem gastrointestinal:
Inspeksi :-

Palpasi :-

Perkusi :-

Auskultasi :-
B. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1 DO : Iritasi mukosa lambung Gg. Rasa nyaman:


Sakit hebat di nyeri

perut dan
pingsan Makanan masuk lambung
DS :

Klien mengeluh
sejak lama Sekresi HCl
merasa nyeri

seperti terbakar
pada bagian Mengenai bagian lambung
epigastrium, yang iritasi
yang lebih

nyeri setelah
makan, disertai Serabut eferen memberi
perasaan mual impuls ke pusat nyeri
dan kadang

muntah.
Klien juga Nyeri dirasakan di
sering epigastrium
mengeluh
perutnya
kembung dan
disertai diare.
2 DO : - Anoreksia Gangguan
DS : pemenuhan nutrisi

Sakit hebat di kurang dari
perut dan Intake nutrisi kebutuhan bd
pingsan. anoreksia.

Klien mengeluh
sejak lama Gg. Pemenuhan nutrisi
merasa nyeri kurang dari kebutuhan
seperti terbakar
pada bagian
epigastrium,
yang lebih
nyeri setelah
makan, disertai
perasaan mual
dan kadang
muntah.
Klien juga
sering
mengeluh
perutnya
kembung dan
disertai diare.
3 DO : - Penggunaan obat NSAID Kurang
DS : terus-terusan pengetahuan bd
Klien sering kurang informasi
mengkonsumsi
Kurang pengetahuan bd
aspirin saat
kurang informasi
merasa tidak
enak badan.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gg. Rasa Nyaman: Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai
dengan klien mengeluh sejak lama merasa nyeri seperti terbakar pada bagian
epigastrium, yang lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan kadang
muntah, klien juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai diare, sakit
hebat di perut hingga menyebabkan pingsan.
2. Gg. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
ditandai dengan klien mengeluh sejak lama merasa nyeri seperti terbakar pada
bagian epigastrium, yang lebih nyeri setelah makan, disertai perasaan mual dan
kadang muntah, klien juga sering mengeluh perutnya kembung dan disertai diare.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ditandai dengan klien
sering mengkonsumsi aspirin saat merasa tidak enak badan.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. From : http://ahlipencernaan.com/Prosedur/endoskopi.html . Diakses tanggal 7


Maret 2011: 11.32

Admin. From : http://chipunden.blogspot.com/2008/12/obat-ulkus-peptik-untuk-ibu-


menyusui.htm . Diakses tanggal 6 Maret 2011: 17.15

Admin. From : http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=30043 .


Diakses tanggal 2 Maret 2011: 12.30

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC

Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung: PT Alumni

Hirlan. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai