Anda di halaman 1dari 6

Mekanisme Plak

Secara mikroskopis, proses pembentukan plak terdiri dari 3 fase :


1. Formation of the pellicle coating on the tooth surface
2. Intial colonization by bacteria
3. Secondary colonization and Plaque maturation

Kalkulus
1.1.1 Definisi
Dental kalkulus adalah dental plak terkalsifikasi yang melekat ke permukaan gigi
asli maupun gigi tiruan. Biasanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah
mengalami mineralisasi.

Etiologi
1. Material Alba
Berwarna kuning atau putih keabuan, lunak, endapan melekat, dan agak kurang
melekat disbanding dental plak. Terdiri dari mikroorganisme, sisa sel epitel,
leukosit, gabungan protein saliva dan lipids, ada atau tidak sisa makanan.
2. Sisa Makanan
3. Dental Stains
Endapan berpigmen pada permukaan gigi sehingga ada perubahan warna, bias
terjadi karena bakteri, makanan, dan faktor kimiawi.
Komposisi
Kalkulus supragingval terdiri dari 70-90 % anorganik dan organik. Kalkulus
subgingival kandungannya sama dengan beberapa berbedaan, seperti tidak adanya
protein saliva.
1. Anorganik
a. 39% calcium
b. 19% phosphorus
c. 1,9% karbon dioksida
d. 0,8% magnesium
e. Sodium, zink, strontium, bromine, copper, manganese, tungsten,
gold, alumunium, silicon, iron, dan fluorine.
f. 2/3 bagian struku crystalline: 58% hydroxyapatite, 21% magnesium
withlockite, 21% octacalcium phosphate, 9% brushite
2. Organik
Terdiri dari gabungan protein polisakarida kompleks, sisa sel epitel, leukosit, dan
mikroorganisme.

a. 1,9-9,1% karbohidrat, yang mengandung galaktosa, glukosa, rhamnose,


mannose, asam glucoronic, galactosamine, dan terkadang arabinose, asam
galacturonic, glucosamine.

b. 5,9-8,2% protein saliva

c. 0,2% lemak

Mekanisme
Pengendapan glikoprotein saliva membentuk acquiredpelikel,hal ini akan berjalan
terus sampai terbentuk plak. Kemungkinan lain karena pengendapan protein pada pH
yang asam,sehingga terjadi penambahan protein saliva dan mikroorganisme, sedangkan
teori lain menyatakan bahwa pembentukan plak tergantung dari aliran saliva, variasi
makanan seta adanya mekanisme penyerapan mikroorganisme secara selektif.
Deposit tersisa yang terbentuk setelah permukaan gigi dibersihkan disebut
Acquired Pelikel. Pelikel ini seperti membran film tipis, tidak terbentuk dengan
ketebalan sekitar 1-2 mikron yang terbentuk pada gigi dan permukaan intra oral yang
padat. Pelikel terutama terdiri dari glikoprotein yang diserap secara selektif ke
permukaan kirstal-kristal hidroksiapatit dari saliva.
Pelikel sangat mudah terlepas hanya dengan menyikat gigi tetapi mulai terbentuk
kembali dalam hitungan menit. Bakteri tidak dibutuhkan selama pembentukan pelikel,
tetapi bakteri melekat dan membentuk koloni dalam waktu yang singkat setelah pelikel
terbentuk.
Empat tahapan pembentukan pelikel yaitu : tahap 1: Permukaan gigi atau gingiva
dilengkapi cairan saliva, tahap 2: Glikoprotein (bermuatan positif dan negatif) diserap
ke permukaan krista-kristal hidrosiapatit saliva, tahap 3: Glikoprotein kehilangan daya
larutnya dan tahap 4: Glikoprotein dirubah oleh aksi dari enzim-enzim bakteri.

Pembentukan kalkulus selalu didahului oleh pembentukan plak. Awalnya terbentuk


pelikel pada permukaan gigi atau sementum akar yang tidak teratur dan ketika pelikel
ini terkalsifikasi, kristal kalsifikasi menciptakan ikatan yang kuat ke permukaan.
Akumulasi plak akan menjadi matriks organik untuk mineralisasi deposit
selanjutnya. Kristal kecil muncul di dalam matriks intermikrobial antara bakteri. Pada
awalnya, pada matriks akan terjadi kalsifikasi dan kemudian plak yang terjadi
termineralisasi. Pembentukan kalkulus supragingiva dapat terjadi dalam waktu 12 hari,
dimana 80% dari bahan anorganik dapat terlibat. Namun, pengembangan dan
pematangan komposisi kristal dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Mineralisasi membutuhkan nukleasi benih kristal sebelum pertumbuhan kristal. Ion
untuk kalkulus supragingiva berasal dari saliva. Plak membentuk lingkungan untuk
nukleasi heterogen kristal kalsium dan fosfat, yang terjadi bahkan dengan saliva yang
supersaturasi sehingga plak tersebut berperan di dalam pembentukan kalkulus. Ion lain
dapat dimasukkan ke dalam struktur tergantung pada kondisinya. Fosfolipid asam dan
proteolipid tertentu dalam membran sel memiliki peran dalam mineralisasi mikroba.
Cairan sulkus gingiva menghasilkan kalsium, fosfat, dan protein untuk pembentukan
kalkulus subgingiva.

Klasifikasi
Kalkulus Supragingival

Kalkulus ini berada di koronal margin gingival sehingga dapat terlihat dari
rongga mulut. Biasanya berwarna putih atau putih kekuningan, keras, konsistensi
seperti tanah liat, dan mudah terlepas dari permukaan gigi. Setelah pelepasan mungkin
dapat kembali lagi dengan cepat, terutama di bagian lingual gigi insisif mandibula.
Warna berasal dari tembakau dan zat makanan.

Kalkulus supragingival paling sering terjadi di bagian buccal molar maksila


dan di bagian lingual gigi anterior mandibular. Dalam kasus yang ekstrim, kalkulus
dapat membentuk seperti jembatan di interdental papilla gigi yang berdekatan atau
dapat juga menutup seluruh permukaan oklusal yang tidak ada gigi antagonis.

2. Kalkulus Subgingival

Kalkulus ini berada di bawah puncak margin gingival sehingga tidak dapat
terlihat dalam pemeriksaan klinis rutin. Penentuan lokasi dan luas kalkulus subgingival
dapat dilakukan pemeriksaan hati-hati dengan sonde. Kalkulus ini biasanya padat,
berwarna coklat gelap atau hitam kehijauan, keras atau konsistensi seperti batu, dan
melekat erat pada permukaan gigi.
Gambar 1. Klasifikasi Kalkulus

Sumber: Carranza ed. 12th

Ketika jaringan gingival mengalami resesi, kalkulus subgingival menjadi terlihat dan
diklasifikasikan menjadi kalkulus supragingival yang komposisinya terdiri dari kedua
tipe kalkulus

Reaksi imunologi
Kalkulus merupakan plak bakteri yang termineralisasi. Endotoksin yang ditemukan
pada plak adalah lipopolisakarida yang merupakan unsur pokok dari dinding sel bakteri
gram negatif. Lipopolisakarida merupakan mediator kuat pada inflamasi dan respon
imun. Sedangkan antigen pada plak merangsang respon imun dan selanjutnya
mengakibatkan kerusakan jaringan.

Kalkulus merupakan salah satu penyebab gingivitis. Kalkulus menyebabkan sedikit


perubahan pada jaringan periodontal. Bagaimanapun, keberadaannya tidak
terbantahkan berhubungan dengan penyakit periodontal. Hal ini disebabkan kalkulus
selalu dilapisi oleh lapisan plak, yang menyediakan tempat dan perlekatan bagi
akumulasi plak. Kalkulus juga mengandung derivat toksin dari plak yang mengiritasi
jaringan gingiva.
1.2 Apa pengaruh plak pada gingivitis?
Plak berperan sebagai penyebab utama inflamasi gingival. Kalkulus berperan
sebagai faktor predisposisi dalam terjadinya gingivitis. Kerusakan awal pada marginal
gingival pada penyakit periodontal adalah disebabkan oleh efek patogenik
mikroorganisme di dalam plak. Namun, efeknya bisa menjadi lebih besar yang
disebabkan oleh akumulasi kalkulus karena kalkulus berperan sebagai faktor retensi
plak.
1. Invasi
Bakteri dapat berinvasi ke antara sel-sel epitel penyatu dan dinding epitel dari
pocket, dan diantara jaringan ikat. Actinobacilus dapat melewati sel-sel epitel dan
masuk ke jaringan ikat dibawahnya, sedangkan Porphyromonas gingivalis dapat invasi
ke antara sel-sel epitel.
2. Eksotoksin
Beberapa bacteri plak dapat menghasilkan produk eksotoksin. Actinobacilus
actinomycetemcomitans dan Camphylobacter rectus memproduksi eksotoksin yang
diberi nama leukotoksin yang dapat membunuh neutrofil sehingga mengganggu
mekanisme pertahanan antibacterial yang primer.
3. Peranan Kandungannya
Bahan-bahan yang terkandung dalam bakteri Gram positif maupun Gram negative
seperti endotoksin, komponen permukaan bakteri, dan komponen kapsular berperan
pada penyakit periodontal. Endotoksin adalah substansi yang sangat toksik yang
mempengaruhi jaringan secara langsung atau dengan jalan mengaktifkan respon host.
Berperannya endotoksin dalam penyakit periodontal dirasakan pada kemampuannya
menyebabkan leucopenia, memiliki efek sitotoksik terhadap sel seperti fibroblast.
Peptidoglikan merupakan komponen dinding sel yang dapat mempengaruhi berbagai
respon host, aktivasi immunosupresif, menstimulus resopsi tulang dan makrofag untuk
menghasilkan kolagenase.
4. Enzim
Bakteri plak memproduksi enzim yang berperan dalam penyakit periodontal,
kolagenase, hyaluronidase, gelatinase, aminopeptidase. Kolagenase berperan dalam
degenerasi kolagen. Phospolipase berperan dalam perusakan jaringan superficial
periodontium. Hyaluronidase mampu mengubah permeabilitas gingival.

Anda mungkin juga menyukai