Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua dapat menyusun,
menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping itu, kami
mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah banyak membantu
kami dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik dalam bentuk moril
maupun dalam bentuk materi sehinggadapat terlaksana denan baik.
Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih banyak
kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua telah
berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping itu,
kami sangatt mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi
tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah berjalan dari masa lalu, ke masa kini, dan melanjutkan perjalanannya ke
masa depan. Dalam perjalanan suatu unit sejarah selalu mengalami pasang naik dan
pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Disamping itu, mempelajari sejarah
yang sudah berjalan cukup panjang akan mengalami kesulitan-kesulitan jika tidak di
bagi dalam beberapa babakan dimana setiap babakan merupakan suatu komponen
yang mempunyai ciri-ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka
waktu. Rangkaian dari babakan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang
dinamakan periodisasi sejarah.[1]

Apa yang dijadikan sebagai ciri-ciri khusus untuk menetapkan satu babakan
sejarah, para ahli sejarah membagi dalam beberapa aliran sebagai berikut :
1. Aliran yang menganggap ciri kuhusus itu ialah pada bentuk negara atau sistem
politik yang dianut oleh pemerintahan negara.
2. Aliran yang menganggap bahwa tingkat kemjuan ekonomilah yang menjadi ciri
khususnya dengan alasan faktor ekonomi sangat dominan mendorong terjadinya
proses integrasi suatu masyarakat.
3. Aliran yang menganggap tingkat kemajuan peradaban (civilization) sebagai ciri
khusus.
4. Aliran yang menganggap tingkat kemajuan kebudayaan (culture) sebagai ciri
khusus.
5. Aliran yang menganggab masuk dan berkembangnya suatu agama sebagai ciri
khusus.[2]
Dalam makalah ini akan membahas periodisasi sejarah peradaban islam menurut
beberapa ahli yaitu : Nourouzzaman shiddiqie, Ahmad Al-Usairy, dan Prof. Dr. Harun
Nasution.

B. Rumusan Masalah
1. Apa periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie?
2. Apa periodisasi sejarah islam menurut Ahmad Al-Usairy?
3. Apa periodisasi sejarah islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution ?

C. Tujuan
1. Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie
2. Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Ahmad Al-Usairy
3. Mengetahui periodisasi sejarah islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


Sejarah berasal dari bahasa arab syajaratun , artinya pohon. Secara sistematik,
sejarah sama seperti pohon yang mempunyai cabang dan ranting, bermula dari bibit,
kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Sejarah dalam dunia barat
disebut histoire (Perancis), historie ( Belanda ), dan history ( Inggris ), berasal dari
Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi umum, kata history berarti masa lampau umat manusia.
Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatam berbagai peristiwa yang terjadi pada
masa lampau. Dengan demikian sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak
zaman lahirnya islam sampai sekarang.
Sedangkan Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang
mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang
bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat lain yaitu
tolak ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah
konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundurnya ekonomi)
dalam sebuh negara. Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa adalah pada masuk dan
berkembangnya suatu agama.
Jadi, periodisasi peradaban islam adalah ilmu sejarah atau pembabakan sejarah
yang mengkaji perkembangan peradaban Islam dalam konteks dan tempat dengan
tolak ukur tertentu.
B. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie, periodisasi sejarah islam dapat disusun
sebagai berikut[3] :

1. Periode Klasik ( 600-1258 )


Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh
Hulagu Khan. Yang menjadi ciri periode ini adalah dengan mengabaikan adanya
dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara
( khalifah ) tetap di jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara
wlaupun hanya sekedar simbol.
2. Periode Pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke
-17)
Ciri periode ini adalah tanpa menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di
Andalusia, wilayah islam lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang
saling bermusuhan. Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu
Mamluk di mesir, dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.

3. Periode modern ( mulai abad ke-18 )


Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman
penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh
kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3
periode yaitu periode kliasik, pertengahan dan modern.

C. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad Al-Usairy


Menurut Ahmad Al-Usairy, dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi
islam secara lengkap di bagi dalam periode-periode sebagai berikut[4] :

1. Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi Adam-Sebelum Diutusnya Nabi


Muhammad )
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa
para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah.

2. Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M )


Di dalamya diungkapkan tentang berdirinya negara islam yang dipimpin langsung
oleh Rasulullah, yang menjadikan Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal
ssemua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua Jazirah
Arabia.

3. Periode Sejarah Khufaur Rasyidin ( 632-661 M )


Periode ini di mulai sejak tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-
penaklukan Islam di Persia, Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.

4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah ( 661-749 M )


Pada masa ini pemerintahan islam mengalami perluasan islam yang demikian
signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen
kepada syariah Islam mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.

5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah ( 749-1258 M )


Periode ini memiliki karakter khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa
pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagian besar telah
berkontribusi yang besar terhadap islam. Kerajaan tersebut adalah
1. Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut
syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan
Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke
daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus.
2. Dinasti Aqlabiah ( 800-811 M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru
Al-Rasyid. Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800),
yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta
perang salib.

6. Periode Pemerintahan Mamluk ( 1250-1517 M )


Goresan sejarah paling penting pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya
gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga
telah berhasil eksstensi kaum Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin
semakin jauh dari agamanya.

7. Periode Pemerintahan Usmani ( 1517-1923 M )


Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam
terutama di Eropa Timur. Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke
kawasan timur wilayah Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil
dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun
pada akhirnya pemerintahan Turki berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis
sehingga pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum
muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari
agama mereka.
8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)
Periodeini dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan
masa sejarah umat islam sejak berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan
umat Islam pada masa sekarang.

D. Periodisasi sejarah Islam Menurut Prof. Dr. Harun Nasution


Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga
periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.

A. Periode Klasik (650-1250 M)


Periode klasik ini dapat pula dibagi kedalam dua masa, masa kemajuan Islam I
dan masa disintegrasi.

1. Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)


Masa ini merupakn masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. dalam hal
ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat ditahun 632 M. Seluruh semenanjung
Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam. Ekspansi daerah-daerah diluar Arabia
dimulai dizaman khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
a. Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah ditahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian
meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakn untuk menyelesaikan
perang riddah.Yang ditimbulkan suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
Madina.
Setelah perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim
kekuatan-kekutan keluar Arabia. Khalid bin Walid dikiri ke Irak dan dapat menguasai
Al-Hirah ditahun 634 M. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian
akan diperintahkan agar meninggalkan Irak, dan melampui gurun pasir yang jarang
dilalui, delapan belas hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah kedua, Umar
bin Khattab (634-644 M). Dizamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota
Damaskus jatuh ditahun 635 M dan pada tahun 636 M, setelah tentara Bizantiun klah
di pertempuran Yarmuk, daerah Syiriah jatuh kebawah kekuasaan Islam.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam dibawah
Khalifah Umar telah meliputi selain semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak,
Persia, dan Mesir.
Pada zaman Utsman bin Affan (644-656 M) Tripoli, Cirpus, dan beberapa daerah
lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Dikalangan
umat Islam mulai terjadi perpevahan dan dalam kekacauan ynag timbul Utsman
terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali bin abi Thalibmenjadi khalifah kempat (656-661
M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah,
gubernur Damaskus,dari golongan Talhah dan Zubair di Mekkah dan dari kaum
Khawarij. Ali sebgaimana Utsman, terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima
yang selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayah.
b. Bani Umayyah
Setelah pergantian kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib ke Muawiyah, terjadi
perombakan system kekuasaan dan pemerintahan. Sistem kekhalifahan pada masa ini
mengalami perubahan baru, yaitu system monarki (kerajaan). Suksesi kepemimpinan
seperti ini terjadi ketika Muawiyah memerintahkan untuk mewariskan jabatan
kekhalifahan kepada anaknya, Yazid ibn Muawiyah. Maka dari sinilah awal mula
system kekhalifahan berlaku.
Penyebutan Bani / Daulah Umayyah disandarkan pada nama Umayyah ibn Abdi
Syams ibn Abdi Manaf, salah satu pemimpin suku Quraisy pada zaman jahiliyah.
Muawiyah bin Abu Sufyan, adalah tokoh penting dalam Bani Umayyah, beliau
terkenal dengan alim dan santun, juga termasuk salah satu sahabat nabi yang sering
menemani Rasulullah.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harba dalah pendiri bani Umayyah dan sekaligus
khalifah pertama. Dia juga termasuk orang yang pertama kali dalam sejarah
kekhalifahan memindahkan ibukota kekuasaan Islam dari Kuffah ke Damaskus.
Dizaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi menguasia tunis dan Isalm. disana ia
mendirikan kota Kairawan yang kemudian menjadi salah satu pusat kebuadayaan
Islam. Ekspansi ke timur diteruskan sizam Abdul Al-Malik dibawah pimpinan Al-
Hajaj bin Yusuf. Ekspansi ke Barat terjadi dizaman Al-Walid. Pulau-pulau yang
terdapat dilaut tengah, Malorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes. Cyprus dan
sebagian dariSichilia jatuh ketangan Islam. Daerah-daerah yang dikuasai Islam
dizaman Ekspansi ini adalah, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Plaestina, Semenanjung
Arabia, Irak, sebagian dari Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang
disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia tengah.
Ekspansi yang dilakukan Bani Umayah inilah yang membuat Islam menjadi
negara besar dizaman itu. Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan
bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh Abd. Abdullah Al-Malik. Perhatian
kepada Syair arab jahiliah timbul kembali dan penyair arab baru mulai bermunculan.
Abd. Abdullah Al-Malik. Juga mengubah mata uang yang dipakai didaerah-daerah
yang dikuasai Islam.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya dizaman Al-Walid I,
sesudah itu ditumbangkan oleh Bani Abassiyah.
Pernyataan di atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas
dan cerdik. Ia seorang politisi ulung dan seorang negarawan yang mampu
membangun peradaban besar melalui politik kekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti
besar yang mampu bertahan selama hamper satu abad. Dialah pendiri Dinasti
Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H.
c. Bani Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan
sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung
sejak akhir abad pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan
terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti
Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar
pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh khalifah kedua, Abu Jafar Al-Mansur.
Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan antara lain: para khalifah tetap dari turunan
Arab murni, kota Baghdad sebagai ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan
politik, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan
berfikir sebagai HAM diakui penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh
dalam menjalankan pemerintahannya
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu Al Abbasiyah tetapi pembangunnya adalah
Al Mansyur. Sebagai khalifah baru musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia
bertambah kuat. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan Bani Abbasiyah, Al-
Mansur menggunakan kekerasan.
Al Mansyur merasa tidak aman berada di tengah bangsa Arab dan kemudian
mendirikan ibu kota baru sebagai pengganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat
bekas ibu kota Persia. Al Mahdi menggantikan Al Mansyur sebagai khalifah, dan di
masa pemerintahan, perekonomiannya mulai meningkat. Pada zaman Harun Ar-
Rasyid hidup mewah telah memasuki kehidupan masyarakat. Kekayaan yang banyak
juga dipergunakan untuk keperluan sosial. Hanya Ar Rasyid adalah Raja Besar di
zaman it.
Anaknya Al-Makmun meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan. Khalifah
Al-Mutasim sebagai anak dari ibu yang berasal dari Turki. Dengan demikian,
pengaruh turki mulai masuk ke pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara
pengawal Turki ini kemudian menjadi sangat berkuasa di istana dan khalifah pada
akhirnya hanya sebagai boneka.
Alwatsiq kemudian melepaskan diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota
Samarra dan pindah dari baghdad. Tetap justru tambah mudah di kuasai pengawal
Turki. Al-Mutawakkil merupakan khalifah besar terakhir di dari Dinasti Abbasiyah.
Khalifah yang paling terakhir adalah Al-Mutashim Billah. Pada masa ini baghdad
dihancurkan oleh hulagu dari Mongol.

2. Masa Disintegrasi ( 1000-1250 M )


Disintegrasi dalam bidang politik telah mulai pada akhir zaman Bani Umayyah,
tetapi memuncak pada di zaman Bani Abbasiyah. Disentegrasi pada bidang politik
membawa pada disintegrasi dalam bidang kebudayaan,bahkan juga dalam bidang
agama. Perpecahan di kalangan umat islam menjadi besar.

B. Periode Perkembangan ( 1250-1800 M )


Periode ini dapat pula di bagi kedalam dua masa yaitu :
1. Masa Kemunduran I ( 1250-1500 M )
Pada zaman ini jenghiz khan dan keturunannya datang menghancurkan dunia
islam. Jenghiz Khan berasal dari Mongolia setelah menduduki Peking di tahun 2121
M, ia mengalihkan serangan-serangannya kearah Barat. Satu demi satu kerajaan-
kerajaan Islam jatuh ketangannya.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Terlebih dahulu ia
mengalahkan Khurasan di Persia dan kemudian menghancurkan Hasysyasyin di
Alamut. Khalifah dn keluarga serta sebagian penduduk dibunuh. Sebagian besar
penduduk dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abasiyah dapat melarikan
dan diantaranya ada yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu menerusknan serangannya ke Syiria dan dari Syiria ia ingin
memasuki Mesir. Akan tetapi, di Ain Jalut ( Goliath) ia dapat dikalahkn oleh Baybars,
Jenderal mamluk dari Mesir, ditahun 1260 M.
Baghdad dan daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutmya diperintah oleh Dinasti
Ilkhan. Ikhlan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai
dinasti ini dalah daerah yang terletak antara asia kecil di Barat dan di India di Timur.
Dinasti Ikhln berumur 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya
Abaga 91265-1281 M) masuk Kristen. Diantara keturunannya ynag pertama masuk
Islam yaitu cucunya Tagudar dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari
para Jendralnya.
Ghasan Mahmud (1295-1305 M) juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu
Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaya pada mulanya beragama Kristen, ia adalah Raja
Mongol besar yang terakhir. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya menjadi
beberapa kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar (1336-1411 M) dengan
Baghdad sebagi ibu kota, kerajaan Salghari (1148-1282 M) di Paris, dengan kerajaan
Muzaffari (1313-1393 M) juga di Paris.
Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jeng Hizkan dapat menguasai
samarkand pada tahun 1369 M. Dari samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke
sebelah barat dan dapat menguasai daerah yang terletak diantara Delhi dan laut
Marmara. Keganasan Timur Lenk digambarkan oleh pembunuhan massal yang
dilakukannya dikota-kota yang tidak mau menyerah tetapi justru melawan
kedatangannya dikota yang telah ditundukannya.
Di Mesir khilafah Fatimiyah digantikan oleh Dinasti Salahudin al-ayubi. Dengan
kedatangnnya Mesir kembali kealiran Sunni. Di India persainagn dan kekuasaan juga
selalu terjadi sehingga India senangtiasa menghadapi perubahan penguasa. Di Spayol
terjadi peperangan diantara dinasti-dinasti islam disana diantara raja-raja Kristen.
Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan
antara Sunni dan syiah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah tampak.
Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua, yaitu : Bagian Arab yang terdiri dari Arabia,
Irak, suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian
Persia yang terdiri atas Balkan, asia keil, asia Tengah dengan Iran sebagai Pusat.
Dizaman ini pula hancurnya Khulafah secara formal bagian yang merupakan
pusat dunia islam jatuh ketangan bukan islam untuk beberapa waktu dan terlebih dari
itu islam lenyap dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syiah menjadi
memunck demikian pula antara Arab dan Persia. Disamping itu, pengaruh tarekat-
tarekat bertambah mendalam dan bertambah meluas didunia islam. Pendapat yang
ditimbulkan dizaman disintegrasi itu bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara
umum dizaman ini.

2. Masa Tiga Kerajaan besar ( 1500-1800 )


Masa ini pula dibagi dua fase yaitu :
a. Fase Kemajuan ( 1500-1700 )
Fase ini merupakan kemajuan Islam II.tiga kerajaan besar yang di maksud adalah
kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Syafawi di persia, dan kerajaan Mughal di
India[5].
Sultan Muhammad Al-Fatih ( 1451-1481 M ) dari kerajaan Usmani mengalahkan
kerajaaan Bizantium dengan menduduki Istambul di tahun 1453 M. Dengan demikian
Ekspansi ke arah barat berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman sultan salim 1
(1512-1520 M ) perhatian ke barat d alihkan ke timur. Persia mulai di serang dan
dalam peperangan Syah Ismail di kalahkan. Stelah menguasai syiria, sultan Shalim
merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M.
Kemajuan-kemajuan lain di buat oleh sultan Sulaiman Al-Qanuni tahun 1520-1566
M. Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Di zamannya Irak, Belgrado,
Pulau Rodes, Tunis, Bedapest, dan Yaman dapat di kuasai.Di masa kejayaannya,
daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup asia kecil.
Gedung-gedung yang di tinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra,
benteng merah, masjid-masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di
Delhi. Pada zaman ini, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Dia
mengalami kemorosotan. Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar,
di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu juga mulai muncul
sebagai bahasa penting dalam Islam. Bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa persatuan
mengalami penurunan.
Kemajuan dalam bidang politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan islam I.
Disamping itu Barat mulai bangkit akan tetapi kekuatan Eropa masih lemah jika
dibandingkan dengan kekuasaan Islam.
b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Sesudah Sulaiman Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan
yang kuat. Kerajaan ini memulai memasuki fase kemundurannya pada abad 17.
Didalam negeri timbul pemberontakan, seperti di Syria dan di Lebanon. Disamping
itu, terjadi pula peperangan-peperangan dengan negara tetangga, seperti Venifia, dan
dengan Syah Abassiyah dari Persia, dalam peperangan itu kerajaan Usmani
mengalami kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit.
Kerajaan Syafawi di Persia mendapat serangan dari Raja Afgan yang menganut
paham Sunni. Di India terjadi pemberontakan-pemberontakan di Negara Hindu yang
merupakan mayoritas penduduk India sementara itu Inggris telah pula turut
memainkan peranan dalam politik india dan menguasai India. Pada masa ini kekuatan
militer, politik, perdagangan, dan ekonomi umat islam semakin menurun. Akhirnya
tahun 1798 M. Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting.

c. Periode Modern (1800-Sekarang)


Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir
berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan
kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat.
Raja dan pemuka Islam mulai berpikir untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan
Islam.
Kontak Islam dengan barat sekarang sangat berlainan dengan ketika periode
klasik. Pada periode klasik, Islam tampak gemilang dan Barat tampak kegelapan.
Tetapi sekarang Islam tampak kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan
demikian, timbullah apa yang disebut pemikiran atau aliran pembaruan atau
modernisasi Islam.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji
peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-
macam.
2. Periodisasi sejarah islam menurut Nourouzzaman Shiddiqie terbagi menjadi
periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.
3. Periodisasi sejarah Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa
periode yaitu periode sejarah klasik, periode sejarah rasulullah, periode sejarah
khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani
Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, Periode
Dunia Islam Kontemporer.
4. Periodisasi sejarah Islam menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga
periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern.

REFERENSI

Amin, Drs. Samsul Munir. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Muhaimin, Abd.Mujib, Jusuf Mudzakkir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Ed. I
cetakan ke-2 PT.Prenada Media, Jakarta, Juli 2007.
Drs. Nourouzzman zhiddiqie, M.A, 1983,Pengantar Sejarah Muslim, yogyakarta:Nur
cahaya.

Ahmad Al-Usairy, 2006,Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (terjemahan
dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar

[1]Drs. Nourouzzman zhiddiqie, M.A, Pengantar Sejarah Muslim,


yogyakarta:Nur cahaya, 1983, hlm. 65.
[2]Drs. Nourouzzaman shiddiqie, M.A, Ibid., hlm. 66.
[3]Drs. Nourouzzaman Shiddiqie, M.A, Ibid, hlm. 68.
[4]Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX,
(terjemahan dari At-Tarikh Al-Islami), cetakan keempat, Jakarta: Akbar, 2006, hlm. 4-
8.
[5]Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspekny, jilid 1

Anda mungkin juga menyukai