Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Tujuan diberikannya matematika di sekolah yaitu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah. Kemampuan tersebut dapat dilihat melalui soal cerita. Soal cerita matematika merupakan soal
matematika yang diuraikan ke dalam bentuk cerita sesuai konteks kehidupan nyata. Dalam menyelesaikan soal
cerita tidak jarang dijumpai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Kesulitan biasanya ditandai dengan
adanya hambatan yang dialami siswa. Hambatan ini biasanya berupa siswa melakukan kesalahan ketika
menyelesaikan soal. Hal ini merupakan tanda bahwa siswa sedang berada dalam Zone of Proximal Development
(ZPD)nya. Oleh sebab itu, ketika siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita sebaiknya diberikan
bantuan berupa bimbingan oleh seseorang yang lebih kompeten agar siswa tidak melakukan kesalahan lagi.
Pemberian bantuan yang didasarkan pada teori Vygotsky ini sering disebut juga sebagai scaffolding.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di kelas IX SMP Negeri 32 Surabaya
tahun ajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari tiga siswa yang memiliki jumlah kesalahan
terbanyak dan bervariasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes dengan pemberian tes
diagnostik dan metode wawancara. Data dianalisis berdasarkan indikator kesalahan berdasarkan tahapan Newman
dalam menyelesaikan soal cerita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan pada tahap memahami (comprehenssion),
transformasi (transformation) dan pada tahap keterampilan proses (process skill). Kesalahan yang dilakukan siswa
yaitu dalam membuat pemodelan dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Bentuk scaffolding yang
diberikan pada siswa saat melakukan kesalahan pada tahap membaca (comprhenssion) yaitu mengulas kembali
(reviewing). Kesalahan pada tahap transformasi (transformation), bentuk scaffolding yang diberikan yaitu
mengulas kembali (reviewing), membagun pemahaman ulang (restructuring) dan membangun konsep (developing
conceptual). Sedangkan pada tahapan keterampilan proses (process skill) bantuan scaffolding yang diberikan yaitu
berupa mengulas kembali (reviewing) dan membangun ulang pemahaman (restructuring).
Kata Kunci: Analisis kesalahan, Newman, Scaffolding, Soal Cerita.
Abstract
One of purposes given mathematics teaching is to develop students ability in solving problem. Students ability in
solving problem could be seen by mathematics word problem. Mathematics word problem is math problem which
is written in real life story. In solving word problem are not rare the difficulties faced by the students. The difficulty
is usually characterized by the presence of barriers that prevent students. These barriers are usually in the form of
mistakes made by students in solving problems. Thus shown that students are in the Zone of Proximal
Development (ZPD). Therefore, when students make mistakes in solving word problem should be given assistance
in the form of guidance by someone more competent so that students do not make another mistake. The provision
of assistance based on Vygotskys theory is often called as scaffolding.
This research was a qualitative descriptive research implemented in the nine grade of SMP Negeri 32 Surabaya of
the school year 2016/2017. Subjects in this study consisted of three students who have the greatest number of
errors and varied. Data collection method used is the method of testing by providing diagnostic tests and interview
method. Data were analyzed by Newman error indicator based on stage in solving word problem.
The results showed that students make mistakes at the stage of comprehenssion (C), transformation (T) and on-
stage process skills (P). The mistake is created at mathematical model and careless in calculation . Then, the
appropriate scaffolding to overcome those mistakes at the stage of transformation (transformation) is explaining,
reviewing, restructuring and developing conceptual. While at the stage of the process skills (process skill),
scaffolding given in the form of reviewing and restructuring.
Keywords: Error analysis, Newman stage, Scaffolding, Word Problem.
277
Volume 2 No.6 Tahun 2017
278
Volume 2 No.6 Tahun 2017
diagnostik ini terdiri dari dua butir soal cerita l. Siswa menuliskan apa
dengan materi persamaan kuadrat. yang ditanyakan dalam
2. Wawancara soal menggunakan
Wawancara dilakukan kepada subjek penelitian simbol yang dibuat
sendiri tanpa adanya
yang telah mengerjakan tes diagnostik. keterangan.
Wawancara digunakan untuk menggali lebih m.
dalam tentang kesalahan siswa berdasarkan n. Siswa menuliskan apa
tahapan Newman Error Analysis. Hasil yang ditanyakan tidak
wawancara juga digunakan sebagai acuan untuk sesuai dengan
memberikan scaffolding dalam menyelesaikan permintaan soal.
soal ceita yang diberikan pada subjek berdasarkan Transformasi o. Siswa sama sekali tidak
(Transformation) menuliskan langkah
level scaffolding oleh Anghileri (2006). dalam menyelesaikan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini soal.
yaitu: p.
1. Analisis data hasil tes diagnostik q. Siswa menuliskan
Data yang diperoleh dari tes diagnostik dianalisis metode yang tidak tepat
berdasarkan indikator kesalahan oleh Newman. dalam menyelesaikan
soal.
Berikut merupakan indikator kesalahan dalam
r.
menyelesaikan soal cerita. s. Siswa tidak dapat
Tabel 1 Indikator kesalahan dalam menyelesaikan menjelaskan metode
soal cerita yang akan digunakan
Tahapan dalam menyelesaikan
menyelesaikan soal Indikator soal.
cerita t.
u. Siswa tidak lengkap
Membaca (Reading) Siswa tidak menemukan menuliskan metode
kata kunci dalam soal. karena tidak menulis
rumus matematika yang
Siswa tidak memahami akan digunakan dalam
sebuah kata atau kalimat menyelesaikan soal.
dalam soal.
Keterampilan Prosesv. Siswa melakukan
Memahami a. Siswa tidak menuliskan kesalahan dalam
(Process Skill)
(comperehension) informasi apa yang menghitung.
diketahui dan ditanya w.
dalam soal. x. Siswa melakukan
b. kesalahan dalam
c. Siswa tidak menuliskan mengubah soal cerita ke
secara lengkap informasi dalam bentuk kalimat
apa yang diketahui matematika.
dalam soal.
d. Siswa tidak melanjutkan
e. Siswa menuliskan langkah penyelesaian
informasi apa yang berdasarkan metode
diketahui tidak sesuai yang dipilih.
dengan permintaan soal.
f. Siswa tidak menuliskan
g. Siswa menuliskan apa tahapan dalam
yang diketahui dalam menghitung.
bentuk simbol tanpa
adanya keterangan. Siswa tidak dapat
h. menjelaskan tahapan
i. Siswa menuliskan apa yg perhitungan dengan tepat
diketahui dalam soal,
Menulis Jawaban Siswa menuliskan
namun tidak menuliskan
Akhir (Encoding) jawaban akhir yang tidak
apa yang ditanyakan
sesuai dengan konteks
dalam soal.
soal.
j.
k.
279
Volume 2 No.6 Tahun 2017
280
Volume 2 No.6 Tahun 2017
281
Volume 2 No.6 Tahun 2017
Sedangkan pada soal nomor 2, siswa melakukan kesalahan dengan tepat maka tidak perlu diberikan lagi scaffolding
dalam menuliskan informasi yang diketahui dalam soal. pada tahapan keterampilan proses (process skill). Namun,
Bentuk scaffolding yang diberikan kepada siswa berada pada kenyataannya siswa pada tahap ini masih ada yang
pada tingkatan kedua. Pada tingkatan ini, bentuk bantuan melakukan kesalahan. Kesalahan yang dilakukan siswa
yang diberikan berupa mengulas ulang (reviewing) yaitu adalah kurang teliti dalam melakukan perhitungan dan
dengan memfokuskan kembali perhatian siswa kepada mengalami kesulitan dalam memfaktorkan persamaan
soal. kuadrat.
Siswa dikatakan melalui tahap transformasi Bentuk scaffolding yang diberikan berupa
(transformation) menurut Jha (2012), ditandai dengan merestrukturisasi (restructuring) yaitu dengan mengaitkan
kemampuan siswa dalam menentukan strategi pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki siswa mengenai
penyelesaian soal dengan tepat. Apabila siswa tidak dapat materi prasyarat yaitu aljabar dan sifat distributif pada
menentukan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, perkalian dalam memproses bilangan pecahan yang
maka siswa dikatakan melakukan kesalahan pada tahap bervariabel. Selain itu, bentuk scaffolding yang diberikan
transformasi. Selain itu jika siswa menentukan strategi pada tahap ini yaitu mengulas kembali (reviewing) hasil
yang kurang tepat juga dapat dikategorikan sebagai pekerjaan siswa agar tidak terjadi kesalahan kembali.
kesalahan pada tahap transformasi. Penulisan jawaban akhir merupakan tahapan paling
Pada tahapan ini siswa banyak melakukan kesalahan akhir dalam menyelesaikan soal cerita. Pada tahapan ini
berupa salah dalam menyusun persamaan. Kesalahan siswa menurut Jha (2012) siswa dikatakan melalui tahapan ini
dalam memilih metode penyelesaian juga dikategorikan jika siswa dapat menuliskan jawaban secara tepat sesuai
dalam kesalahan transformasi (Transformation error (t)), dengan permintaan soal. Oleh karena itu, siswa dikatakan
serta salah dalam membuat pemisalan sehingga melakukan kesalahan dalam tahapan ini apabila siswa tidak
menyebabkan siswa salah dalam membuat pemodelan. menuliskan jawaban dengan diberikan keterangan-
Kesalahan yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah keterangan sesuai dengan permintaan soal.
dalam membuat pemodelan dan memilih strategi Berdasarkan hasil tes terdapat beberapa siswa yang
penyelesaian. Kesalahan yang dilakukan siswa pada tahap tidak menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan
ini diawali dengan penentuan variabel yang kurang tepat soal. Siswa terkadang tidak menuliskan satuan dalam
sehingga menyebabkan siswa salah dalam membuat jawaban akhir. Kesalahan yang dilakukan siswa
pemodelan. Siswa lebih banyak menggunakan strategi disebabkan karena siswa terburu-buru. Hal ini diperkuat
mencoba-coba dalam menyelesaikan soal. dengan hasil wawancara yang menyatakan bahwa setelah
Bentuk scaffolding yang diberikan untuk mengatasi siswa melalui tahapan penyelesaian siswa mengaku lupa
kesalahan siswa pada tahap ini menggunakan level kedua untuk menuliskan kembali jawaban akhir. Maka bentuk
dan ketiga yaitu mengulas kembali (reviewing), scaffolding yang diberikan apabila siswa melakukan
membangun pemahaman ulang (restructuring) dan kesalahan pada tahapan ini yaitu mengulas kembali
pengembangan pemikiran (developing conceptual (reviewing) , yaitu dengan meminta siswa mengecek ulang
thinking). Bentuk bantuan reviewing berupa pengecekan hasil pekerjaannya apakah sudah sesuai dengan permintaan
ulang maksud soal, restructuring berupa memberikan soal.
contoh yang sederhana terkait dengan permasalahan yang
dihadapi siswa. Bentuk bantuan reviewing berulang kali PENUTUP
diberikan kepada siswa untuk mengulas kembali hasil Simpulan
pekerjaan siswa agar di kemudian hari siswa terbiasa untuk Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
teliti dalam menyelesaikan soal cerita. Selain itu, bentuk siswa SMPN 32 Surabaya kelas IX-C dalam
bantuan pada level ketiga yaitu developing conceptual menyelesaikan soal cerita terkait materi persamaan
thinking berupa mengembangkan pemikiran siswa dalam kuadrat:
membuat pemisalan. 1. Kesalahan yang dilakukan berdasarkan tahapan
Jha (2012) menjelaskan bahwa jika siswa dapat Newman terletak pada tahap memahami
melakukan proses perhitungan dengan tepat berdasarkan (comprehension) adalah tidak menuliskan apa yang
strategi yang dipilih, maka siswa dikatakan dapat melalui ditanyakan dalam soal. Pada tahap transformasi
tahap keterampilan proses (process skill). Kesalahan terjadi (transformation) yaitu siswa salah dalam membuat
jika siswa tidak dapat menentukan tahapan-tahapan yang pemisalan dan menyusun persamaan. Pada tahap
benar dan tidak dapat melakukan perhitungan dengan tepat keterampilan proses (Process Skill), siswa
dalam mendapatkan hasil akhir. Setelah siswa diberikan melakukan kesalahan dalam memfaktorkan
scaffolding dalam membuat pemodelan saat wawancara, persamaan kuadrat.
apabila siswa dapat melakukan tahapan penyelesaian
282
Volume 2 No.6 Tahun 2017
2. Bentuk scaffolding yang sesuai diberikan Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi
berdasarkan kesalahan siswa yaitu: Pendidikan. Yogyakarta: Bumiaksara
a. Pada tahap memahami (comprehension) bentuk Aulia, Kharitsa .2014. Identifikasi Ketidakpahaman Siswa
scaffolding yang digunakan terletak pada level 2 SMP Dalam Menyelesaikan Soal Cerita
reviewing (mengulas ulang), yaitu dengan Aljabar. Skripsi tidak diterbitakan: Universitas
memfokuskan kembali perhatian siswa kepada soal. Negeri Surabaya
b. Pada tahap transformasi (transformation) bentuk Bokar, Anthony Joseph. 2013. Solving And Reflecting On
scaffolding yang digunakan terletak pada level 2 Real-Word Problems : Their Influences On
reviewing yaitu berupa pengecekan ulang maksud Mathematical Literacy And Engagement in The
Eight Mathematical Practices.Reasearch
soal, restructuring berupa pemberian contoh
Project : Ohio University
sederhana yang mirip dengan permasalahan yang
dihadapi siswa. Bentuk bantuan reviewing berulang Degeng, I Nyoman. 1993. Buku Pegangan Teknologi
kali diberikan kepada siswa untuk mengulas kembali Pendidikan : Pusat Antar Universitas untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
hasil pekerjaan siswa agar di kemudian hari siswa
Instruksional Universitas Terbuka. Jakarta :
terbiasa untuk teliti dalam melakukan perhitungan. Dirjen Dikti
Selain itu, bentuk bantuan pada level 3 developing
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang
conceptual thinking berupa pengembangan
no.20 tahun 2003. Jakarta.
pemikiran siswa dalam membuat pemisalan.
c. Pada tahap keterampilan proses (Process Skill) Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman
Pembelajaran Ketuntasan. Jakarta.
bentuk scaffolding yang diberikan adalah dengan
meminta siswa meneliti kembali hasil pekerjaan Ellerton, Nerida and Clements. 1992. Implications Of
(reviewing), dan membangun pemahaman ulang Newman Research For The Isssue Of What Is
apabila siswa tidak memahami konsep (restructuring) Basic In School Mathematics?. Educational
Studies In Mathematics
Saran Fadhilah, Nurul. 2015 .Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diberikan Menyelesaikan Soal Yang Berhubungan
Dengan Teorema Phytagoras Berdasarkan
yaitu bagi guru disarankan dapat menerapkan metode Taksonomi Solo Pada Kelas VIII. Skripsi tidak
Newman dalam pembelajaran untuk mengetahui diterbitakan: Universitas Negeri Surabaya
kesalahan yang dilakukan siswa. Guru juga dapat Fitria, Titis Nur. 2013. Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Berbahasa Inggris
menerapkan bentuk scaffolding sebagai salah satu upaya Pada Materi Persamaan Linear Satu
perbaikan dalam pembelajaran. Pemberian scaffolding ini Variabel.Skripsi tidak diterbitkan : Unesa
digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Gasco, Javier. 2013. The Motivation of Secondary School
Students in Mathematical Word Problem
siswa dalam zona perkembangan terdekatnya sehingga Solving, Electronic Journal of Research in
dapat membantu siswa terbiasa dalam menyelesaikan Educational Psychology, 12(1), 83-106. ISSN:
1696-2095. 2013, no. 32
permasalahan secara mandiri.
Hanifah, Nur Agustin. 2014. Penggunaan Scaffolding
untuk mengatasi kesalahan siswa kelas VII H
DAFTAR PUSTAKA SMP Negeri 2 Mojokerto Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Pada Materi Persamaan Linear Satu
Adams, TL. 2003. Reading Mathematics: More than Variabel. Skripsi tidak diterbitkan : Universitas
words can say. The reading Teacher, 56(8), 787 Negeri Surabaya
795 Hughes, A.G and Hughes E.H. 2012.Learning &
Anghileri, J. Scaffolding Practices that Enhance Teaching, Pengantar Psikologi Pembelajaran
Mathematics Learning. Journal of Mathematics Modern.Tejemahan.Bandung : Nuansa
Teacher Education, 9: 33-52 Jha, Sio Kumar. (2012). Mathematics Performance of
Arafiq, Rasyid.2015. Analisis Kesalahan Siswa MTs Primary School Students in Assam (India): An
Dalam Memecahkan Soal Cerita Bangun Ruang Analysis Using Newman Procedure
Sisi Datar Ditinjau Berdasarkan Gaya Belajar. International Journal of Computer
Tesis tidak diterbitkan : Universitas Negeri Applications in Engineering Science (Vol. II,
Surabaya Issue I, March 2012).
283
Volume 2 No.6 Tahun 2017
Kamus besar bahasa Indonesia.2016.kategori : analisis, Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di
(online),http://kbbi.web.id/analisis,diakses Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal
tanggal 22 Januari 2016) Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional
Minarti.2013. Analisis Tingkat Kemampuan Siswa SMPN
2 Buduran, Sidoarjo Dalam Memecahkan Thalib, Syamsul Bachri. 2013. Psikologi Pendidikan
Masalah Berbentuk Soal Cerita Pada Materi Berbasis Analisis Empiris Aplikatif (Edisi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Revisi). Jakarta : Kencana Prenadamedia
Skripsi tidak diterbitkan : Universitas Negeri Group
Surabaya
Triwardani,Riski Ayu. 2015. Profil Pemecahan Masalah
Mulyadi, H. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Aljabar PISA Pada Siswa SMP Ditinjau Dari
Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Adversity Quotient. Skripsi tidak diterbitkan:
Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera. Universitas Negeri Surabaya
Nasution. S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi
Belajar dan Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara Pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara
Newman, A. (1977). Newman Promt, (online), White, Allan L. 2010. Numeracy,Literacy and Newmans
(http://www.curriculumsupport.education.nsw Error Analysis.Journal of Science and
.gov.au/Secondary/mathematics/numeracy/ne Mathematics Education in Southeast Asia
wman/index.html diakses pada 20 Januari 2010, Vol. 33 No.2, 129-148
2016)
White & Clements. 2005. Active mathematics In
Nur, Mohamad & Wikandari, Prima Retno. 1998. Classrooms : Finding Out Why Children Make
Pendekatan-Pendekatan Konstruktivis Dalam Mistakes And Then Doing Something To Help
Pembelajaran. Surabaya : IKIP Surabaya Them. Square One, Vol 15, No. 4
Nurmi, Tuhimaa and Aunola. (2008). The association
between mathematical word problems and
reading comprehension Educational
Psychology, Vol. 28, No.4,409426.
OECD.2013. PISA 2012 results in focus :What 15-year-
olds know and what they can do whit what they
know (online),
(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-
2012-results-overview.pdf diakses pada 17
Februari 2016)
Palm, T. 2009. Theory of authentic task situations. In L
Verschaffel, B Greer, W Van Dooren, S
Mukhopadhyay (Eds.), Words and Worlds:
Modelling verbal descriptions of situations.
Netherlands: Sense Publishers, pp. 3-19.
Prakitipong, Natcha and Nakamura, Satoshi. (2006).
Analysis of Mathematics Performance of Grade
Five Students in Thailand Using Newman
Procedure CICE Hiroshima University, Journal
of International Cooperation in Education, Vol.9,
No.1, (2006) pp.111 122
Rosenshine, Barak and Meister, Carla. 1992. The Use of
Scaffolding for Teaching Higher-Level Cognitive
Strategies. Bureau : The Association for
supervision and curriculum Development
Santrock, John W. 2014. Psikologi Pendidikan
(Educational Psychology, Ed) Edisi 5 Buku
1.Jakarta : salemba humanika
Setiadi, Hari, dkk. 2012. Kemampuan Matematika Siswa
SMP Indonesia Menurut Benchmark
Internsional TIMSS 2011.Jakarta : Puspendik
284