Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Peningkatan Kesehatan

pada Lansia Di Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Kabupaten


Tangerang, Provinsi Banten

Bayuni Izzat Nabillah, Fajri Rozi Kamaris 1 , Iwa Fathi Syahdia1 , Nur
Adilah Yasmin1, Siti Farhanah Aulia1, Siti Tasya P S1, Sophianita G. T.
Aminy, 2 Rifqatussaadah2

1
Mahasiswa Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Dosen
2
Departemen Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Yarsi.

Abstrak
Pendahuluan: Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Jumlah lansia pada tahun 2010 sebanyak 18 juta jiwa (7,6% dari total
populasi penduduk), dan tahun 2016, diprediksi meningkat menjadi 22,6 juta jiwa,
serta akan mencapai sekitar 48,2 juta jiwa pada tahun 2035. Dukungan keluarga
adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap terhadap anggota
keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dilaksanakan dengan metode survey serta
analisis univariat, bertempat di Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Tangerang,
Provinsi Banten. Data didapat dari hasil kuesioner sesuai dengan kriteria inklusi dan
pengolahan data menggunakan program SPSS versi 24.

Hasil: Jumlah responden yang memenuhi kriteria untuk penelitian berjumlah 20


responden pada keluarga binaan di Desa Kemuning, Kecamatan Kresek, Tangerang,
Provinsi Banten. Dan yang memenuhi kriteria baik dalam dukungan sosial keluarga
terhadap peningkatan kesehatan lansia berjumlah 13 keluarga (65%)

Kesimpulan: Berdasarkan dari hasil yang didapatkan, tingkat dukungan keluarga


yang baik sebanyak 13 keluarga (65%). Saran bagi keluarga yang memiliki lansia
untuk terus memberikan dukungan kepada lansia karena dengan dukungan
keluarga yang baik akan memberi semangat hidup yang besar bagi lansia

Kata kunci: Dukungan Sosial Keluarga, Kesehatan, Lansia

Korespondensi: Fajri Rozi, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Uniersitas Yarsi, Jl. Letjend
Suprapto, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, Telepon: 0214206675 , Email:
fajri.rozi@gmail.com , HP: 08111082813

1
Description of Family Social Support in Elderlies in Desa Kemuning,
Kresek Districts, Tangerang, Province of Banten

Bayuni Izzat Nabillah, Fajri Rozi Kamaris 1 , Iwa Fathi Syahdia1 , Nur
Adilah Yasmin1, Siti Farhanah Aulia1, Siti Tasya P S1, Sophianita G. T.
Aminy,2 Rifqatussaadah2
1
Houseman at Fakultas Medical Faculty of Yarsi University
2
Public Health Lectures at Medical Faculty of Yarsi University

Abstract
Introduction: The elderly is categorized as the last stage of development on human
life cycle. The amount of elderly in 2010 was 18 million people (7,6% from total
population), and in 2016, increase to 22,6 million people and will reach 48,2 million
people in 2035. Family support is the form of interpersonal relationship which
include attitude of certain family members, that certain family members feel cared.
Family provide emotional, social, and financial support individually. The objective of
this research is to have the idea of familys social support towards the elderly.

Methods: This is a descriptive research which used survey and univariat analysis as
the method, take place in Desa Kemuning, Kresek district, Tangerang, Province of
Banten. Data are obtained from the result of questionnaire suitable to inclusive
criteria and the data processing used SPSS program version 24.

Results: The amount of respondent which meet the criteria of the research are 20
respondent at targeted family in Desa Kemuning, Kresek, Tangerang, Province of
Banten. Criteria and the group that completed the good criteria in social family
support for the improvement of elderly health amount 13 families (65%).

Conclusions: Based on the result, the level of high family support can be seen on 13
people (65%). We suggest for the family that have an elderly to always give a support
to them, because with a good family support it will give a great life spirit for an
elderly.

Key words: Family support, health, elderlies

Pendahuluan

2
Dukungan sosial keluarga didefinisikan sebagai tindakan atau tingkah laku serta
informasi yang bertujuan untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuannya
atau mengatasi masalah seseorang pada situasi tertentu, bahwa dirinya dicintai dan
diperhatikan, dihargai dan dihormati yang merupakan bagian dari jaringan
komunikasi, dan kewajiban timbal balik dari satuan kekerabatan yang terkait oleh
ikatan perkawinan atau darah.1 Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.4 Dukungan sosial itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yaitu
dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan
informatif, dukungan lingkungan sekitar, dan dukungan memberikan pertolongan
bagi orang lain.6
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.1 Keluarga adalah unit terkecil dari satuan
masyarakat, tidak ada masyarakat jika tidak ada keluarga. 2 Dengan kata lain
masyarakat merupakan sekumpulan keluarga-keluarga. Hal ini bisa diartikan baik
buruknya suatu masyarakat tergantung pada baik buruknya masyarakat kecil itu
sendiri (keluarga).4
Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang dialami oleh setiap individu dan merupakan kenyataan
yang tidak dapat dihindari.7 Batasan lanjut usia dapat ditinjau dari aspek biologi,
sosial, dan usia. Aspek biologi berupa orang/individu yang telah menjalani proses
penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya
tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Dari
aspek sosial, lanjut usia merupakan kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat,
lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi masyarakat
tradisional Asia, lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati
oleh masyarakat. Sedangkan dari aspek usia, lanjut usia adalah tahap masa tua
dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. 5
Meningkatnya jumlah lanjut usia membutuhkan penanganan yang serius karena
secara alamiah lansia itu mengalami kemunduran baik dari fisik, biologis, maupun
mentalnya.10 Hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial dan budaya
sehingga perlu adanya peran serta dan dukungan dari keluarga dalam
penanganannya. Dukungan sosial keluarga merupakan tempat berlindung paling

3
disukai para lanjut usia. Sampai sekarang penelitian dan observasi tidak menemukan
bukti-bukti yang menunjukan bahwa anak atau keluarga segan untuk melakukan hal
ini.8
Dalam rangka membantu agar lanjut usia tetap dapat beraktivitas maka
dibutuhkan dukungan sosial tersebut sebagai penyokong atau penopang
kehidupannya.11 Namun dalam kehidupan lanjut usia seringkali ditemui bahwa tidak
semua lanjut usia memahami adanya dukungan sosial dari orang lain, sehingga
lanjut usia telah menerima dukungan sosial tetapi masih saja menunjukan
ketidakpuasan, yang ditampilkan dengan cara mengerutu, kecewa, kesal dan
sebagainya. Dalam hal ini memang diperlukan pemahaman dari sipemberi bantuan
tentang keberadaan dan ketepatan, kelayakan dari bantuan tersebut bagi lanjut usia,
sehingga tidak menyebabkan dukungan sosial yang diberikan dipahami secara keliru
dan tidak tepat sasaran.8
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lansia diperkirakan ada 500 juta dengan
usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lansia 1.000 orang
perhari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia diatas 50
tahun.4
Berdasarkan data proyeksi penduduk Indonesia, jumlah Lansia pada tahun 2010
sebanyak 18 juta jiwa (7,6%) dari total populasi penduduk 238,5 juta orang, dan
tahun 2016, diprediksi meningkat menjadi 22,6 juta jiwa dari total populasi
penduduk 255,5 juta orang, serta akan mencapai sekitar 48,2 juta jiwa, dari total
populasi penduduk 305,7 juta orang pada tahun 2035. Menurut data statistik
penduduk lanjut usia yang diterbitkan oleh badan pusat statistik (BPS) pada tahun
2014, proporsi lanjut usia di Indonesia telah mencapai 8,03% dari keseluruhan
penduduk dengan jumlah lansia yang sudah mencapai 20,3 juta jiwa. 9
Badan pusat statistik (BPS) mensurvei bahwa jumlah lanjut usia di Indonesia
pada tahun 2014 sebanyak 3,255,327.00 atau 9,77 % (U.S. Census Bureau,
International Data Base, 2010) jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China,
India dan Jepang. Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lanjut usia di
Indonesia pada tahun 2020 akan meningkat sekitar 30-40 juta jiwa atau 11,34 %. 4

Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna


mengetahui gambaran dukungan sosial keluarga terhadap lanjut usia di Desa

4
Kemuning RT 009 / RW 03, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.

Metode
Penelitian bersfiat deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian
dilaksanakan selama sepuluh hari pada tanggal 20 September sampai 30 September
2017 di Desa Kemuning, kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang. Sampel
berjumlah 20 responden. Kriteria inklusi yaitu: 1) Lansia berusia lebih dari sama
dengan 45 tahun; 2) lansia yang bersedia menjadi responden; 3) lansia yang
komunikatif dan kooperatif; 4) lansia yang bisa membaca dan menulis Bahasa
Indnesia. Sedangkan kriteria eksklusi, yaitu lansia yang mengalami gangguan jiwa
dan lansia yang mengalami demensia. Cara pengambilan sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan oleh tim peneliti dan dibantu oleh kader desa dari Puskesmas Kresek
untuk mengantar tim peneliti ke desa binaan Pangkalan untuk menggali informasi
dan menemui rumah-rumah yang di dalamnya terdapat anggota keluarga yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dari penelitian ini.

5
Hasil

Berdasarkan data tabel 1, menunjukan data perbandingan jenis kelamin antara


wanita dan pria, dari total 20 orang responden didapatkan 11 orang (55%) laki-laki
dan 9 orang( 45%) wanita. Untuk distribusi Usia <60 tahun menjadi usia terbanyak
dengan 18 orang (90%) dan yang umur 60 tahun menjadi umur yang paling sedikit
atau terendah dengan jumlah 2 orang (10%). Pada data pendidikan menunjukkan
bahwa responden yang sekolah sebanyak 11 orang (55%) dan yang tidak sekolah
sebanyak 9 orang (45%). Pada data pekerjaan, didapat responden yang bekerja
sebanyak 19 orang (95%), sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 1 orang (5%).

Berdasarkan data dari responden yang memiliki penghasilan Rp. 3.270.000


(mean) sebanyak 0 orang (0%) dan < Rp. 3.270.000 sebanyak 20 orang (100%).
Berdasarkan status pernikahan responden yang berstatus menikah sebanyak 20
orang (100%), sedangkan yang berstatus Duda/Cerai sebanyak 0 orang (0%).
Berdasarkan jumlah anak pada responden yang memiliki anak 2 sebanyak 10 orang
(50%), sedangkan yang memiliki < 2 anak sebanyak 10 orang (50%). Berdasarkan
data kepemilikan rumah yang memiliki rumah sendiri sebanyak 10 orang (50%)
sedangkan yang kepemilikan rumah oleh anak sebanyak 10 orang ( 50%).
Berdasarkan data anggota keluarga yang tinggal dengan lansia (responden) didapat
data terbanyak yaitu tinggal bersama suami atau istri sebanyak 11 orang (55%).

6
Tabel 1. Data dasar Lansia di Desa Kemuning RT 009 / RW 03, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten September 2017.

Variabel Jumlah Presentasi(%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 11 55
Perempuan 9 45
Usia
60 Tahun 2 10
<60 Tahun 18 90
Pendidikan
Sekolah 11 55
Tidak Sekolah 9 45
Pekerjaan
Bekerja 19 95
Tidak Bekerja 1 5
Penghasilan
Rp. 3.270.000 0 0
< Rp. 3.270.000 20 100
Status Pernikahan
Menikah 20 100
Duda/Cerai 0 0
Jumlah anak
2 10 50
<2 10 50
Kepemilikan Rumah
Rumah Sendiri 10 50
Rumah Anak 10 50
Anggota keluarga yang tinggal
dengan Lansia
Suami/Istri 11 55
Suami/Istri dan Anak 9 45
Anak 0 0
Anak dan Cucu 0 0
Cucu 0 0

Berdasarkan hasil penelitian melaporkan bahwa dari 20 responden terdapat


sebagian besar dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 13 responden
(65%) dan 7 responden dukungan keluarga dalam kategori buruk (65%), dimana hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh hubungan keluarga dengan lansia. Lansia yang
memiliki dukungan keluarga baik dikarenakan anak-anak mereka tinggal serumah
dan satu wilayah dengan lansia, sehingga perhatian terhadap situasi dan kondisi
lansia dapat lebih diperhatikan. Ditambah dengan adanya dukungan dari pasangan

7
hidup yang hingga saat ini masih tinggal bersama. Sedangkan lansia yang memiliki
dukungan keluarga buruk dikarenakan anak-anak mereka merantau ke luar Jawa.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Distribusi dukungan keluarga terhadap


Lansia didapatkan bahwa sebanyak 13 responden (65%) memiliki dukungan
keluarga yang baik terhadap lansia dan sebanyak 7 responden (35%) memiliki
dukungan keluarga yang buruk terhadap lansia.

Tabel 2. Distribusi dukungan keluarga terhadap Lansia

Jumlah Presentasi (%)

Baik 13 65
Buruk 7 35

Total 20 100

Faktor- faktor yang diteliti yang dapat mempengaruhi baiknya dukungan


keluarga yang diberikan terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, status pernikahan, jumlah anak, kepemilikan rumah dan anggota
keluarga yang tinggal dengan lansia. Pada penelitian ini, jenis kelamin laki- laki
terdiri dari 55% dari total populasi. Usia lansia bervariasi dari 45 tahun 64 tahun,
dimana usia <60 tahun terdiri dari 90% dari total populasi. Pada penelitian ini
sebagian besar dari lansia (55%) bersekolah. Sebagian besar populasi (95%) bekerja
dan yang bekerja 19 responden dari populasi (100%) berpenghasilan dibawah rata-
rata yaitu Rp. 3.270.000,-.

Dari populasi yang diteliti seluruh responden masih menikah (100%) dan
mempunyai anak lebih dari dua (50%). 10 responden memiliki rumah sendiri dan 10
responden tinggal di rumah anaknya. 11 responden (55%) tinggal dengan suami atau
istrinya, 9 responden (45%) tinggal dengan suami atau istrinya dan anaknya.

Simpulan
Dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia di Desa Kemuning RT 009 / RW
03, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang memiliki tingkat dukungan keluarga
yang baik sebanyak 13 orang (65%). Disarankan bagi lansia perlu menjaga kesehatan

8
fisik seperti olahraga, relaksasi dan tidur secara teratur. Keluarga harus terus
memberikan dukungan kepada lansia (dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan materi, dukungan informasi), karena dengan dukungan
keluarga yang baik akan memberi semangat hidup yang besar bagi lansia. Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan penulis menggunakan instrumen atau kuesioner
yang lebih baik atau sudah terbukti hasilnya, sehingga hasil yang didapatkan akan
lebih baik lagi. Dan memberikan penyuluhan mengenai dukungan keluarga terhadap
lansia kepada keluarga lansia.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Puskesmas Kresek, Kepala Puskesmas
Krsek, kader kesehatan RT/RW 09/03 Desa Kemuning, warga Desa Kemuning
RT/RW 09/03, kepada Universitas YARSI, kepada DR. Rifqatussaadah, SKM,
M.Kes dan dr. Hj. Sophianita G. T. Aminy, MKK, PKK selaku pembimbing dan
kepada seluruh staf bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah membantu hingga
terselesainya penelitian ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah, Lilik Ma rifatul, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1.


Yogyakarta : GrahaIlmu
2. Bandiyah Siti, (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :
NuhaMedika
3. Cano, A et al. Family Support, Self-Rated Health, and Psychological Distress.
Primary care Companion J Clin Psychiatry. 2003; 5(3) P 111-117.
4. Dwi Wahyu Atmaji, (2007). Perlindungan Lansia.
http://www.bappenas.go.id/node
5. Dwi wahyunita Vina, (2010). Memahami Kesehatan pada Lansia. Jakarta :
TIM
6. Fatimah, (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik. Jakarta : TIM
7. Friedman. Dukungan Keluarga. 1998. Tersedia di World Wide Web
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-harissusen-6113-
2- babii.pdfi
8. Maryam, R.Siti, dkk, (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta :Salemba Medika
9. Natsir M, Asnawi, (2008). Psikologi dan Jiwa Dukungan Sosial.
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/dukungan-sosial/htm
10. Sarafino, E. P. (2002). Health psychology biopsychological interaction. USA :
John Wiley & Sons
11. Tamher, S. Noorkasiani, (2011). Kesehatan Lanjut Usia dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

10

Anda mungkin juga menyukai