Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan dan


pembahasan dari bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Produksi pengupasan overburden di Pit-1 Timur Banko Barat dilaksanakan
oleh kontraktor PT.SBS (Satria Bahana Sarana) dengan target produksi bulan
Agustus 2017 sebesar 880.000 bcm.
2. Aktivitas di Penambangan Banko Barat Pit 1 Timur menggunakan metode
konvensional yaitu kombinasi antara shovel dan truk.
3. Pada kegiatan penambangan khususnya untuk pengambilan lapisan overburden
di Pit 1 Timur digunakan alat gali muat PC 1250 dan alat angkut Komatsu HD
785 dengan kapasitas bak 91 ton.
4. Kondisi jalan di lapangan jalan yang dilewati oleh alat angkut cenderung
berlubang, menanjak dan mengalami penyempitan sehingga menyulitkan
pengangkutan overburden dan menyebabkan waktu edar alat angkut menjadi
tidak optimal.
5. Kondisi aktual front penambangan yang relatif luas dan landai memudahkan
manuver alat angkut dalam proses pengisian overburden sehingga memenuhi
standar operasi.
6. Jarak front penambangan menuju disposal memiliki jarak rata-rata 3,45 km.
Kondisi lebar jalan di front 25 meter dan di jalan utama menuju disposal
dengan lebar 18 meter, kondisi jalan utama tersebut mengalami penyempitan
pada jarak 1 km sebelum memasuki area disposal dengan lebar jalan 16 m,
sehingga memperlambat waktu edar akibat adanya antrian.
7. Pada pelaksanaan pengupasan lapisan overburden, satu fleet terdiri dari 1 unit
Komatsu PC 1250 melayani 4 unit Komatsu HD 785. Berdasarkan perhitungan
cycle time terhadap alat gali muat dengan alat angkut tersebut, didapat nilai
match factor < 1 yang menunjukkan adanya ketidakserasian antara alat gali
muat dengan alat angkut.

VI.2 Saran
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, beberapa saran yang penulis
ingin sampaikan diantaranya :
1. Waktu hambatan yang bisa mempengaruhi Cycle time (waktu edar) untuk
alat angkut maupun alat gali muat lebih diperkecil sehingga produktivitas
alat dapat optimal. Serta melaksanakan perawatan rutin maupun pengisian
bahan bakar terhadap alat dengan tidak mengganggu jam operasi.
2. Mengoptimalkan match factor alat yaitu pasangan alat yang cocok seperti
HD Komatsu 785 dengan Excavator Komatsu PC 1250.
3. Jadwal perawatan rutin terhadap jalan angkut diatur jangan sampai
mengganggu proses pengangkutan overburden.
4. Kondisi jalan di lapangan yang cenderung berlubang, menanjak perlu
dilakukan perawatan secara rutin sehingga waktu pengangkutan dapat
berlangsung lebih cepat dan usia alat dapat lebih panjang. Ukuran jalan
yang mengalami penyempitan perlu dilakukan pelebaran jalan untuk
memenuhi standar agar tidak terjadinya antrian.
5. Berdasarkan hasil perhitungan match factor antara alat gali muat dengan
alat angkut di lapangan, didapat nilai MF < 1 yang berarti alat gali muat
Komatsu PC 1250 menunggu alat angkut selama 184,33 detik. Untuk
meningkatkan nilai keserasian alat tersebut, maka nilai MF = 1. Untuk
mendapatkan match factor terbaik maka seharusnya 1 unit Komatsu PC
1250 melayani 8 unit Komatsu HD 785 dengan pertimbangan jarak
tempuh, kondisi jalan, kondisi front dan waktu operasi alat untuk
mendapatkan ketercapaian match factor terbaik. Penerapan 1 unit alat gali
muat Komatsu PC 1250 untuk melayani 8 unit alat angkut Komatsu HD
785 dapat meminimalisir waktu tunggu menjadi 1,06 detik.

Anda mungkin juga menyukai