Strategi untuk memperkecil kehilangan kualitas dan menjamin keamanan selama proses
pengolahan produk potong segar
Proses pengolahan buah dan sayuran potong segar ditandai dengan adanya paradoks dalam
ilmu pangan. Tidak seperti proses lain yang diaplikasikan pada produk pangan, unit operasi
diaplikasikan pada komoditas segar selama proses pengolahan produk potong segar mengalami
pengurangan umur simpan, daripada meningkatkan stabilitas produk (Chantanawarangoon, 2000).
Pada bab ini membahas strategi untuk memaksimalkan kualitas dan menjamin keamanan
selama operasi proses pengolahan potong.
Penambahan asam:
PPO sangat efektif dalam mengkatalis perubahan warna pada pH netral (kisaran pH 7).
Pencoklatan dapat memperlambat dengan mencelupkan produk pada larutan asam yang aman
dikonsumsi seperti asam asetat, asam askorbat, asam sitrat, asam tartarat, asam fumarat atau
asam fosfat. Kombinasi dari beberapa asam yang seringkali digunakan seperti kombinasi antara
asam askorbat dan asam sitrat lebih efektif daripada menggunakan asam secara khusus. Namun,
beberapa asam dapat memberikan rasa atau menimbulkan lunaknya jaringan dan mengunakan
harus berhati-hati.
Antimikroba alami:
Beberapa ekstrak tanaman seperti jahe, bunga marigold, dan kayu manis, menunjukkan
kegiatan antibmikrobia. Ekstrak kayu manis dengan konsesntrasi 500 ppm menunjukkan dapat
mengontrol penyakit busuk pada buah pisang. Kitosan, ekstrak polisakarida dari kitin, zat alami
dalam cangkang udang dan kepiting sudah menunjukkan efektif dalam mengontrol busuk pada
rambutan (Lasiodiplodia thebromae), antraknosa pada mangga, busuk pada buah pisang,
penyakit Botrytis cineria pada buah stroberi. Pengaplikasian vanila sebagai lapisan lilin pada
konsentrasi 80mN dan penyimpanan suhu 5 oC efektif dalam mengurangi populasi mikrobia pada
buah mangga potong segar (Ngarmsak et al. 2006).
Patogen pengeras:
Kekerasan pada daging produk buah potong segar dapat dipertahankan melalui
pengaplikasian atau perlakuan dengan senyawa kalsium. Pencelupan produk potong segar pada
larutan 0,5-1,0% kalsium klorida (CaCl2) menunjukkan sangat efektif dalam mempertahankan
kekerasan produk (Ponting et al. 1971;1972). Ion Ca membentuk dari rantai pektin,
menghasilkan dinding sel yang kuat. Namun, perlakuan kalsium klorida (CaCl 2) dapat
memberikan rasa pahit pada beberapa produk.
Reduksi Oksigen:
Seperti PPO membutuhkan oksigen yang menyebabkan perubahan warna, mengurangi
kadar oksigen pada pengemasan produk potong segar dengan vakum, pengemasan atmosfer
(Modifies Atmosphere Packaging) atau pemberian gas dapat mengurangi erjadinya perubahan
warna, namun tidak dapat terhenti secara keseluruhan. Desain pengemasan produk potong segar
yang cermat adalah hal yang penting untuk menjamin tingkat oksigen dalam pengemasan.
Sementara itu, oksigen yang berlebih dalam pengemasan dapat menyebabkan perubahan warna
pada produk, tingkat yang tidak memadai menyebabkan metabolisme anaerobik, yang
berdampak pada produksi rasa pahit dan bau.