JEMBATAN WHEATSTONE
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum jembatan wheatstone adalah :
1. Mengetahui hasil hambatan yang diperoleh dengan menggunakan metode jembatan
wheatstoen.
2. Mengetahui perbandingan nilai hambatan hasil perhitungan dengan hasil dari multimeter
(Ohmmeter).
3. Mengetahui hubungan antara besarnya lama pengukuran dengan besarnya kesalahan
relative.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum jembatan wheatstone yaitu dalam
kehidupan sehari-hari, missal pada bidang elektronika jembatan wheatstone digunakan untuk
menentukan besar hambatan sebuah resistor yang belum diketahui nilainya. Selain itu juga
digunakan untuk mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Selanjutnya
jembatan wheatstone juga dimanfaatkan dalam bidang perikanan yaitu untutnya jembatan
wheatstone juga dimanfaatkan dalam bidang perikanan yaitu untuk dirangkaikan pada alat hitung
ikan digital yang berfungsi menghitung ikan yang berpindah dari kolam lama kekolam baru.
BAB 2. DASAR TEORI
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada
tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles wheatstone pada tahun 1843. Jembatan
wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melakukan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relatif kecil, missal kebocoran dari kabel tanah. Metode jembatan
wheatstone mengacu pada dua hukum yaitu hukum Ohm dan hukum kirchoff I dan II. Hukum
Ohm menyatakan hubungan antara tegangan (beda potensial) V dan kuat arus I, dimana besarnya
kuat arus I yang melalui konduktor antara 2 titik berbanding lurus dengan tegangan V didua titik
tersebut dan berbanding terbalik dengan hambatan R. Secara matematis pernyataan tersebut
dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut :
= (2.1)
R merupakan hambatan atau resistansi dengan satuan Ohm () (Suryatmo, 1986).
Hukum I Kirchoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk ketitik cabang suatu
penghantar sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik cabang penghantar tersebut. Secara
matematis dapat digambarkan,
2
1
= 0
1 = 2 + 3 (2.2)
Sedangkan hukum II Kirchoff menyatakan bahwa pada rangkaian tertutup jumlah aljabar gaya
gerak listrik (GGL) sumber arus sama dengan jumlah penurunan beda potensial, yang dapat
diilustrasikan :
1
5 2
3
2
4 3
+ () = 0 (2.3)
E merupakan GGL sumber arus, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan (Supranomo, 2005).
Cara menentukan suatu hambatan dapat dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone, yaitu menggunakan rangkaian jembatan wheatstone dan melakukan perbandingan
antara besar hambatan yang telah diketahui tentunya dalam keadaan seimbang (G=0). Jembatan
wheatstone terdiri dari 4 buah hambatan dan sebuah galvanometer, dimana pada salah satu
hambatan tidak diketahui nilainya. Rangkaian jembatan wheatstone dapat digambarkan :
D 3
3
G
1 2
B
1 2
E
Gambar 2.3 Rangkaian Jembatan Wheatstone
(Sumber : Kanginan, 2006).
Bila =
= = 0 =
= 1 = 2 2 2 = 3 3
= 1 1 = 3 1 2 = 3
1 1 1 1
= 1 2 = 3
Cara membaca :
- Resistor 4 gelang :
Gelang 1 dan 2 dibaca sesuai kode warna.
Gelang 3 adalah faktor pengali.
Gelang 4 adalah toleransi.
Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri, walaupun resistor
memiliki tahanan yang tetap (Giancoli, 1991).
BAB 3. METODE PERCOBAAN
R1 Rx
G
C
L1 L2
i E S
4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum jembatan wheatstone adalah :
4.1.1 Tabel perhitungan nilai tahanan (Rx)
No R1 L2 L1 Rx Rx I K AP
1 5,6 95 5 106,4 1,12 1,05 98,95 3
2 5,6 93,3 6,7 78,0 0,62 0,8 99,2 3
3 5,6 91,6 8,4 61,1 0,40 0,65 99,35 3
4 5,6 89,6 10,4 48,2 0,26 0,54 99,46 3
5 5,6 91 9 56,6 0,35 0,61 99,39 3
Rx
No
Multitaster
1 106
2 78
3 63
4 45
5 56
4.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh dengan metode jembatan wheatstone dapat dilihat pada table hasil
praktikum, dimana hasil yang diperoleh memiliki perbedaan yang cukup spesifik. Hal tersebut
mungkin disebabkan adanya kesalahan dalam praktikum missal kesalahan merangkai jembatan
wheatstone dan pembacaan nilai pada alat ukur. Untuk memperkuat kebenaran hasil dari
praktikum atau nilai hambatan yang diperoleh digunakan persamaan deskrepansi dengan kata
lain derajat kebenaran. Nilai deskrepansi dapat didilihat pada table hasil, dimana nilai
deskrepansi yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil dari praktikum kurang akurat.
Penyebabnya selain yang sudah disebutkan sebelumnya terdapat hal-hal lain yang mungkin
mempengaruhi hasil pengukuran yaitu kurangnya ketelitian dan kecermatan saat melakukan
praktikum.
Perbandingan nilai hambatan hasil perhitungan dengan hasil multitester diperoleh seperti
pada table hasil praktikum, diketahui bahwa hasil yang didapat memiliki perbandingan yng
cukup besar antara hasil perhitungan dengan hasil multimeter. Sebagaimana yang telah
dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa hasil percobaan dapat dipengaruhi oleh
ketelitian pengamat, kesalahan dalam merangkai jembatan wheatstone maupun yang lain. Jadi,
kemungkinan perbandingan hasil yang besar pada hasil perhitungan disebabkan beberapa hal
tersebut. Seharusnya antara hasil perhitungan dengan hasil multimeter memiliki selisih yang
kecil, namun pada percobaan ini dihasilkan selisih yang cukup besar. Hal tersebut membuktikan
nilai kesalahan relatif juga cukup besar.
Hubungan antara besarnya lama pengukuran dengan besarnya kesalahan relatif. Apabila
dilakukan perhitungan nilai kesalahan relatif pada hasil yang diperoleh, maka akan didapatkan
nilai kesalahan relatif yang cukup besar. Hal tersebut berarti semakin lama melakukan
pengukuran nilai kesalahan relatif cenderung semakin besar. Berkaitan dengan konsep panas
disipasi yang mana semakin lama semakin besar energi listrik yang hilang atau diubah menjadi
energy panas, karena hambatan berupa kawat maka energi panas dapat mempengaruhi kondisi
kawat sehingga terjadi perubahan pada panjang kawat. Peristiwa tersebut dapat dikatakan
pemuaian. Dengan kondisi kawat yang sudah berubah dari yang sebenarnya, maka akan
mempengaruhi pada hasil pengukuran.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum jembatan wheatstone adalah :
1. Hasil hambatan yang diperoleh dengan metode jembatann wheatstone memiliki perbedaan
yang cukup spesifik. Penyebabnya kurang ketelitian dan kecermatan saat melakukan
praktikum.
2. Perbandingan hasil hambatan antara hasil perhitungan dengan hasil dari multitester memiliki
selisih yang cukup besar.
3. Hubungan antara besarnya lama pengukuran dengan besarnya kesalahan relatif yaitu
semakin besar lama pengukuran yang dilakukan, maka besar kesalahan relatif juga semakin
meningkat.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum jembatan wheatstone adalah
praktikan diharapkan memahami langkah percobaan dalam praktikum sebelum praktikum
dilaksanakan, agar ketika menyusun rangkaian tidak terjadi kesalahan. Praktikum harus
dilakukan dengan hati-hati, karena praktikum berkaitan dengan listrik. Bagi asisten agar selalu
membimbing praktikan saat melakukan praktikum agar dapat meminimalisir kesalahan yang
mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA