BLOK HENATOIMMUNOLOGY
PEMERIKSAAN FRAGILITAS ERITROSIT
Disusun Oleh :
Nama : Afif Iman Hidayat
NIM : G1A009046
Kelompok : VIII
Asisten : Dimas Gatra D
Oleh :
Afif Iman Hidayat
G1A009046
VIII
Dimas Gatra D.
G1A007021
BAB I
PENDAHULUAN
I. Judul Praktikum
yang dilakukan.
BAB II
DASAR TEORI
Darah membentuk sekitr 8 % dari berat tubuh total dan memiliki rata-
rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis unsur
sel khusus, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit yang terendam dalam darah.
(sheerwod, 2001)
(sel darah merah). Eritrosit adalah sel gepeng berbentuk piringan yang di bagian
adalah sel yang tidak mempunyai inti dan sitoplasmanya berwarna keunguan.
Memiliki central pallor yang lebarnya adalah sepertiga dari diameter eritrosit.
Membran eritrosit terdiri dari lipid bilayer, protein membran, dan rangka
membran. Rangka membran dibentuk oleh spektrin dan , ankirin, protein dan
juga aktin. (sherwood, 2010). Membran eritrositn bersifat pemeabel selektif yang
dapat ditembus oleh H+, OH-, NH4+, PO4 , HCO3-,Cl- dan juga substansi lain
seperti glukosa, asam amino, urea, dan asam urat. Sebaliknya tidak dapat
ditembus oleh Na+, K+, Ca2+, Mg2+, fosfat organik dan juga substansi lain seperti
lebih besar daripada tekanan osmotik dalam sel. Sebaliknya akan membengkak
jika berada dalam larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah,
kemudian sel ini akan kehilangan hemoglobinnya atau disebut dengan hemolisis.
(Ganong,2003). Hemolisa dibagi menjadi 2 yaitu hemolisa osmotik yaitu hemolisa
yang terjadi akibat adanya perbedaan yang besar antara cairan di dalam sel darah
merah dengan cairan di sekitar sel darah merah dan hemolisa kimiwi yaitu
hemolisa yang terjadi akibat membran sel darah merah dirusak oleh substansi
hemolisis bila terpajan pada larutan garam yang semakin hipotonik atau bila
terkena trauma (dorland, 1998). Seperti yang disebutkan di atas eritrosit akan
membengkak bila berada pada larutan hipotonis (larutan yang tekanan osmotiknya
lebih rendah dari tekanan osmotik eritrosit) dan akan mengkerut bila berada pada
larutan hipertonik (larutan yang tekanan osmotiknya lebih tinggi dari tekanan
osmotik eritrosit) seperti pada larutan dextrose, yang nantinya akan terjadi
hemolisis. Namun eritrosit tidak akan rusak dan tetap utuh jika berada pada
larutan isotonis (larutan yang tekanan osmotiknya sama dengan tekanan osmotik
eritrosit). Tekanan osmotik sel darah merah sama dengan tenanan osmotik larutan
NaCl 0,9 %. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,8 %,
belum terlihat adanya hemolisa, tetapi akan mengalami hemolisa pada larutan
NaCl 0,4 %, dan akan mengalami hemolisa sempurna pada NaCl 0,3 %. Nilai
normal untuk permulaan lisis adalah pada NaCl 0,42 % - 0,46 % dan 0,32 % -
tertentu. Peningkatan fragilitas bisa terjadi karena sel kekurangan ATP, sehingga
jika seseorang dengan glukosa yang rendah fragilitasnya meningkat karena
glukosa nantinya akan menjadi energi (ATP bagi sel). Seseorang dengan
defisiensi asam folat dan besi akan terjadi gangguan pada hematopoesis, karena
asam folat dan besi termasuk bahan dasar pembentuk eritrosit. Jika demikian
eritrosit yang terbentuk akan mudah rapuh dan pecah sehingga terjadi hemolisa.
Kemudian ada juga paparan terhadap zat-zat toksik seperti arsen dan timbal, hal
ini juga berpengaruh pada fragilitas eritrosit yang meningkat. (sherwood, 2001).
BAB III
a. Alat
1. 12 tabung reaksi
3. Spuit
4. Kapas
5. Alkohol
b. Bahan
3. Akuadest
2. Cara Kerja
1. Menyusun sebanyak 24 tabung reaksi pada rak dan dibagi menjadi 2 baris,
0,28%.
sudh diberi EDTA. Lalu memasukkan 1 tetes darah tersebut pada masing-
sempurna.
3. Nilai Normal
Umur : 19 tahun
Pengamatan ini juga bukan pengamatan yang pasti benar karena ada beberapa
kekurangan yang terjadi seperti kurang telitinya pengamat, tabung gelas yang
digunakan sudah buram, penetesan akuadest dan larutan NaCl yang kurang
0,46 %. Namun jika pada pengamatan permulaan lisis yang terjadi ada pada
NaCl 0,48 % dan 0,50 % maka terdapat peningkatan fragilitas, dan jika
5. Aplikasi Klinis
1. Peningkatan fragilitas
b. Sferositosis Herediter
bagian lemak dua lapis yang tidak ditunjang oleh rangka. Sumsum
2. Penurunan fragilitas
a. Thalasemia
digolongkan menurut jumlah gen yang tidak ada atau tidak aktif. Tidak
b. Polisitemia vera
Polisitemia vera (PV) adalah suatu penyakit kelainan pada
BAB III
KESIMPULAN
< 1 %.
DAFTAR PUSTAKA
184.
dan-dampaknya-terhadap-kesehatan/
http://www.forumsains.com/kimia/karbonmonoksida/30/