Anda di halaman 1dari 1

Dalam sejarah, tercatat beberapa pergerakan separatis yang terjadi di Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah gerakan dari Organisasi Papua Merdeka
(OPM). Gerakan yang bertujuan untuk memisahkan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia ini
makin popular dengan aksi pemberontakan di masa orde lama. Di masa orde baru pun gerakan ini masih
terus berkembang, ditambah dengan beberapa masalah yang melatarbelakangi beberapa pergerakan
organisasi ini, seperti masalah kesenjangan sosial, sentralisasi pembangunan, serta eksploitasi sumber daya
alam di Papua yang dianggap meresahkan karena tidak memiliki keuntungan besar bagi masyarakat asli
Papua.

Di era reformasi, sudah terjadi perubahan peraturan seperti UU tentang Otonomi Khusus
bagi Papua serta sudah mulai digalakkan percepatan pembangunan di Papua. Pada pemerintahan
terkini di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo, pembangunan di Provinsi Papua semakin
dipercepat dengan seperti pembangunan beberapa infrastruktur dan program yang bertujuan untuk
mengembangkan perekonomian masyarakat di Papua. Hal ini merupakan satu bentuk perubahan
pendekatan bagi masyarakat Papua selain melalui jalur militer. Kunjungan Presiden Jokowi ke
Papua pun merupakan bentuk kepedulian bagi masyarakat Papua.

Salah satu perubahan yang paling penting yang terjadi adalah ketika PP No. 1 tahun 2017
tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara diterbitkan. PT. Freeport
yang selama ini dianggap merugikan masyarakat Papua pun terkena imbasnya. PT Freeport
diwajibkan divestasi saham sehingga paling sedikit 51% saham dimiliki oleh investor Indonesia.
Presiden Jokowi pun menjanjikan saham 1% untuk dikelola oleh warga Papua. Hal ini merupakan
angin segar bagi masyarakat Papua yang selama ini merasa tidak mendapatkan banyak keuntungan
dari perusahaan yang menduduki tanah mereka sejak tahun 1967.

Bagi Tentara Pembebasan Nasional OPM (TPN-OPM) sendiri, merasa bahwa perjuangan
dan aspirasi mereka didengar oleh pemerintah saat ini. Sehingga mereka pun mulai menunjukkan
sikap untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan aksi turun gunung dan
menyatakan sikap anti-kelompok kemerdekaan Papua. Sikap yang ditempuh ini bukan hanya
berdampak pada keamanan dan keberlangsungan pembangunan tanah Papua saja, tapi juga bagi
kesatuan NKRI. Momentum ini menjadi catatan sejarah penting bagi bangsa Indonesia sehingga
kedaulatan negara ini semakin kuat di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai