Anda di halaman 1dari 19

Laporan Pelaksanaan Kegiatan (Individu)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


(Individu)

KULIAH KERJA NYATA


PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN: 2017

SUB UNIT : Kebayan 1 (Rejosari)


UNIT : JTG90 (Gabugan)
KECAMATAN : Tanon
KABUPATEN : Sragen
PROVINSI : Jawa Tengah

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Tri Wulandari Suwandi


Nomor Mahasiswa : 14/363685/EK/19890

SUBDIREKTORAT KKN
DIREKTORAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
I. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

a. PENDAHULUAN
Pada Rabu 10 Juni 2017 Tim KKN PPM UGM Unit 17T-JTG90 sampai di Desa
Gabugan Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen. Kedatangan kami di sambut oleh Sekretaris
Desa bersama Bapak dan Ibu pemilik pondokan masing-masing sub unit. Kegiatan kami di
minggu pertama merupakan pengenalan kepada warga berupa silaturrahmi dan buka
bersama. Selain itu, di minggu pertama ini kami melakukan observasi mengenai keadaan
desa dan penduduknya. Dengan demikian, adanya observasi ini kami bisa
menyelenggarakan program yang akan di laksanakan sesuai dengan tema yakni Desa
Berdikari.
Gabugan merupakan salah satu desa di kecamatan Tanon, desa ini memiliki luas sekitar
85,92 KM2 dan memiliki jumlah penduduk sekitar 4.063 jiwa. Pada sistem
pemerintahannya, desa ini memiliki 3 Kebayan dan masing-masing kebayan mecakup RT
yang berbeda-beda. Kebayan 1 (Rejosari) mencakup RT 1 sampai RT 9, Kebayan 2
(Kayon) mencakup RT 10 sampai RT 16, dan Kebayan 3 (Gambaran) mencakup RT 17
sampai RT 25.
Silaturahmi yang di lakukan di desa ini memperlihatkan respon masyarakat terhadap
adanya pendatang seperti kami. Masyarakat menerima kedatangan kami dengan baik dan
sangat berterima kasih karena desa Gabugan telah di pilih ke dalam salah satu lokasi KKN
PPM UGM untuk pertama kali. Secara umum, jika kita lihat dari luar kondisi awal desa ini
terlihat sangat baik dan berpikir bahwa desa ini sebenarnya termasuk ke dalam golongan
desa yang sudah maju. Akan tetapi, jika kita melihat lebih dalam lagi maka akan
menemukan permasalahan di dalam desa ini. Permasalahan yang sangat terlihat yaitu pada
sistem drainase di rumah warga. Sistem perairan yang masih kurang bagus ini membuat
perairan yang kurang tertata dengan rapi.
Permasalahan yang ada dalam disiplin ilmu saya yakni pada sektor ekonomi. Pada
umumnya masyarakat desa Gabugan memiliki mata pencaharian utama yakni petani.
Sektor pertanian yang ada sudah tergolong baik, hasil pertanian telah memiliki tempat
untuk di pasarkan. Namun, UMKM yang ada di desa ini tidak berjalan dengan lancar
dengan permasalahan utama yakni sistem pemasaran. Sistem pemasaran yang kurang bagus
ini menjadikan UMKM lesu dan masyarakat lebih memilih menjadi petani karena
penghasilan yang di peroleh lebih jelas.
Kegiatan bertani yang dilakukan dari pagi hingga sore hari membuat para orangtua
terkadang kurang memiliki perhatian pada anak-anak mereka. Anak-anak di desa ini
sepulang sekolah akan bermain-main bersama dan kegiatan ini kurang bermanfaat karena
waktu yang di gunakan untuk bermain sangat panjang. Waktu bermain yang panjang ini
sebaiknya di gunakan untuk belajar atau mengembangkan diri mereka sehingga lebih
bermanfaat.
Dengan adanya permasalahan tersebut, saya mencoba melakukan beberapa program
yang menurut saya dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Gabugan ini
khususnya Kebayan Rejosari. Beberapa program tersebut yaitu sebagai berikut:

b. PEMBAHASAN
Program yang saya laksanakan selama KKN-PPM Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
No. Nama Program Nomor Sifat Program
Program
1. Optimalisasi Pengembangan UMKM 3.1.05 Multidisipliner
Sekartaji
2. Optimalisasi Pengembangan UMKM 3.1.05 Monodisipliner
Produk Manisan Pepaya
3. Pembelajaran dan Pelatihan Merajut 3.9.05 Monodisipliner
untuk Ibu-ibu
4. Peningkatan Kualitas Bacaan di 3.5.04 Multidisipliner
Perpustakaan Desa
5. Kelas Kreativitas Tarian Anak-anak 3.5.09 Multidisipliner
6. Kelas Kreativitas Musik Anak-anak 3.5.13 Multidisipliner
7. Pementasan Kreativitas dan Produk Multidisipliner
Desa Gebyar Gabugan
1. Optimalisasi Pengembangan UMKM Sekartaji
Sifat Program : Multidisipliner
No. Sub Sektor : 3.1.05
Klaster : Soshum
Lokasi : Sangkar Sekartaji
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 2 kali
Sekartaji merupakan sebuah sanggar wayang beber yang di lestarikan oleh
bapak Pujianto Kasidi beserta rekan-rekannya. Pengembangan wayang beber ini berupa
pertunjukan wayang, lukisan, batik, dll. Lukisan wayang beber yang di hasilkan oleh
sekartaji ini telah banyak di kenal oleh para pejabat daerah maupun nasional. Akan
tetapi, batik wayang beber yang di hasilkan tidak terlalu di kenal oleh para pejabat
negara. Jika kita datang ke sanggar ini, kita akan melihat adanya penghargaan, foto para
pejabat yang telah memakai batik wayang beber, maupun kedatangan para pejabat ke
sanggar ini. Walaupun demikian, masyarakat luas belum mengenal produk ini karena
pemasarannya yang kurang. Tidak hanya dalam segi pemasaran produk saja, namun
sekartaji sendiri belum memiliki merek dagang yang di patenkan.
Menurut bapak Pujianto, hal ini di karenakan para pengurus sekartaji yang
kurang maksimal dalam melakukan tugasnya. Hal ini terjadi karena sekartaji sendiri
merupakan kegiatan sampingan bagi para pengurusnya. Selain itu, para pengurus
merupakan para orangtua yang memiliki kesibukan dalam pekerjaan utama mereka.
a. Hasil kegiatan
Kegiatan ini bekerja-sama dengan kluster saintek dalam hal pemasaran online,
pembuatan video, dan pembuatan design merek dagang. Para pengurus sekartaji sangat
senang dan berterima kasih karena telah memiliki merek dagang sendiri. Selain itu,
semakin hari para pengurus semakin bersemangat dalam mengembangkan produknya.
Tim KKN telah berhasil membuatkan video pengenalan produk untuk pemasaran,
pelatihan penggunaan website jual-beli online, dan pembuatan design merek sekartaji.
Selain itu, hasil karya batik wayang beber telah di peragakan dalam fashion show saat
acara Gebyar Gabugan dengan tamu undangan yang berasal dari luar dan dalam desa
sendiri.
b. Hambatan dan tantangan
Pelaksanaan program ini hanya di lakukan 2 kali dan bertepatan dengan rapat
bulanan para pengurus sekartaji. Para pengurus tidak semuanya dapat hadir karena
memiliki kesibukan lainnya. Hal ini menjadi hambatan yang sangat penting karena
merupakan motivasi kerja yang memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan
dan peningkatan sekartaji sendiri.
c. Peran serta masyarakat
Program ini dilaksanakan di sanggar sekartaji. Tidak hanya para pengurus yang
berperan dalam pelaksanaan program, tetapi remaja karang taruna telah membantu
pelaksanaan program ini yakni menjadi para model fashion show batik sekartaji di acara
Gebyar Gabugan.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Perkembangan batik sekartaji dapat meningkat apabila para pengurus tetap
semangat dan tekun dalam prosesnya. Awalnya terdapat kekhawatiran terhadap
perkembangannya, akan tetapi semakin lama para pengurus semakin bersemangat
dengan program yang kami lakukan. Apalagi dengan bantuan para remaja desa,
sekartaji mendapat respon positif dari masyarakat desa dan luar desa yang di undang
pada acara Gebyar Gabugan.
Tim menyakini bahwa apabila para pengurus dapat memaksimalkan kinerja
dan melakukan hal pemasaran produknya, batik sekartaji dapat di kenal oleh
masyrakat Indonesia hingga dunia.
2. Optimalisasi Pengembangan UMKM Produk Manisan Pepaya
Sifat Program : Monodisipliner
No. Sub Sektor : 3.1.05
Klaster : Soshum
Lokasi : Rumah Kepala Kebayan
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 3 kali
Produk manisan pepaya merupakan produk hasil karya salah satu kelompok
UMKM di desa Gabugan. Kelompok ini berisikan ibu-ibu di desa Gabugan dan telah
berjalan selama 1 tahun. Perkembangan UMKM ini di rasakan kurang meningkat
oleh ketuanya bahkan malah merasa semakin menurun. Para anggota sangat pasif
apabila di lakukan kegiatan mengenai produk ini. Padahal, produk ini laku di jual di
pasaran. Pemasaran produk ini memang hanya di lingkup desa ini, pelaku UMKM
tidak memberanikan diri memasarkan produk keluar desa. Salah satunya alasannya
yaitu karena produk ini hanya bertahan di dalam lemari es selama 1 minggu, dan di
luar lemari es selama 3 hari. Selain itu, harga jual yang di tetapkan sangat murah
sehingga untung yang di dapatkan tidak begitu tinggi. Hal ini kemungkinan yang
menyebabkan para anggota pasif dan lebih memilih bertani karena penghasilan yang
di dapat lebih pasti daripada penjualan manisan pepaya yang belum tentu
memberikan hasil yang maksimal.
Ketua dari UMKM manisan pepaya ini menginginkan adanya penerus
UMKM ini dari golongan remaja di desanya. Namun, beliau merasa hal ini sangat
sulit jika di laksanakan karena minat remaja desa yang sangat kurang terhadap
produk makanan tradisonal dan kesibukan sekolah dari remaja ini.
a. Hasil kegiatan
Program pertama yang dilakukan adalah melakukan praktek pembuatan
manisan pepaya, dan kita melakukan observasi alasan dari ketahanan produk yang
kurang lama. Setelah dilakukan observasi, kami menemukan bahwa proses
pembuatannya melewati 1 langkah proses dan kami telah memaparkan proses
pembuatan yang baik dan benar kepada ketua UMKM ini.
Tidak hanya itu, kami berhasil mengajak remaja desa ikut andil dalam
program kami ini. Para remaja sangat antusias dalam pelatihan pembuatan produk
ini. Beberapa dari remaja ini bahkan berpikir akan mencoba membuat produk ini
sendiri di rumah dan memasarkannya di sekolah mereka masing-masing.
Kegiatan terakhir dalam program ini yakni mengenalkan produk ini kepada
masyarakat luas. Pada acara Gebyar Gabugan kami memamerkan produk manisan
pepaya kepada masyarakat. Selain itu, kami mempersilahkan para tamu undangan
dan masyrakat umum untuk menyicipi produk ini. Kami mendapatkan respon yang
positif terhadap rasa yang diberikan oleh produk ini.
b. Hambatan dan tantangan
Pelaksanaan yang dilaksanakan untuk remaja desa mengalami hambatan
ketika memulai acara yakni mundur selama satu jam. Tidak hanya itu, pada
pelaksanaan kedua remaja yang datang berkurang dari sebelumnya. Hal ini terjadi
karena para remaja yang memiliki aktivitas akademik yang dirasa lebih penting.
c. Peran serta masyarakat
Dalam pelaksanaan program ini tidak terdapat peran serta dari masyarakat
luar selain pelaku UMKM dan remaja desa yang ikut andil sebagai peserta dalam
program ini.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
UMKM ini akan berkembang jika para pelaku bekerjasama dengan para
remaja dalam memasarkan produk. Antusias para remaja dan dukungan dari pelaku
UMKM dalam mengembangkan produk ini dapat meningkatkan penghasilan dari
UMKM ini sehingga dapat meningkatkan perkembangannya
3. Pembelajaran dan Pelatihan Merajut untuk Ibu-ibu
Sifat Program : Monodisipliner
No. Sub Sektor : 3.9.05
Klaster : Soshum
Lokasi : Gedung PKK
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 1 kali
Program ini di lakukan karena melihat para ibu-ibu rumah tangga yang tidak
memiliki kegiatan di luar rumahnya. Setelah melakukan observasi ternyata ibu-ibu
ini menginginkan kegiatan yang bisa menghasilkan tetapi tidak keluar dari rumah.
Dengan demikian, ibu-ibu ini dapat menjalankan tugasnya di rumah dan sekaligus
melakukan kegiatan yang menghasilkan.
Merajut merupakan kegiatan keterampilan tangan yang sudah tidak asing
lagi. Produk yang dihasilkan dari merajut beraneka ragam seperti tas, dompet, syal,
baju, dan masih banyak lagi. Kegiatan merajut juga tidak memakan tempat dan
waktu yang khusus. Para ibu-ibu dapat merajut ketika mereka sedang beristirahat
sembari menonton televisi. Sehingga, ketika mereka melakukan 2 kegiatan tersebut
akan menghasilkan suatu barang. Barang yang di hasilkan tersebut dapat di gunakan
sendiri maupun di jual. Harga jual untuk produk rajutan tergolong mahal tetapi
modal untuk bahan sendiri tergolong murah walau harus memiliki ketekunan dalam
proses pembuatan produknya.
a. Hasil kegiatan
Pembelajaran dan pelatihan ini berjalan cukup lancar, para ibu-ibu sangat
antusias dalam mempelajari cara merajut yang benar. Pada pelatihan ini diajari cara
merajut dari dasar hingga menjadi sebuah produk. Dalam satu kali pertemuan saja
terdapat ibu-ibu yang telah berhasil membuat sebuah dompet kecil. Program ini juga
sangat di dukung oleh para perangkat desa karena dapat mengembangkan
perekonomian warganya.
b. Hambatan dan tantangan
Pada pelaksanaan program ini tidak semua ibu-ibu yang langsung mengerti
cara merajut yang benar, sehingga proses pembelajaran rajutan di ulangi berkali-kali
hinga ibu-ibu ini mengerti cara merajut dengan benar. Tidak hanya itu, terdapat ibu-
ibu yang mulai bosan dalam mengerjakan rajutannya. Hal ini dikarenakan merajut
merupakan kegiatan yang memiliki tingkat ketelitian dan ketekunan yang tinggi.
c. Peraan serta masyarakat
Tidak terdapat peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program ini,
kecuali ibu-ibu tim penggerak PKK yang menjadi peserta dalan pelaksanaan
program ini.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Ibu-ibu tim penggerak PKK ini dapat menyalurkan ilmu yang dimilikinya
kepada ibu-ibu lainnya di desa ini. Semakin sering pelatihan yang di adakan, dan
semakin sering ibu-ibu ini berlatih di rumah maka produk yang di hasilkan akan
semakin baik.
Produk yang di hasilkan terdebut dapat di konsumsi sendiri atau di jual di
pasaran. Hal ini dapat membuat suatu UMKM terbaru di desa ini, dan
perekonomian masyrakat desa akan semakin meningkat.
4. Peningkatan Kualitas Bacaan di Perpustakaan Desa
Sifat Program : Multidisipliner
No. Sub Sektor : 3.5.04
Klaster : Soshum
Lokasi : Perpustakaan Desa
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 8 kali
Desa Gabugan telah memiliki perpustakaan desa yang terbuka untuk umum.
Perpustakaan ini terletak di kantor kepala desa, namun keadaan perpustakaan ini
belum tertata dengan baik. Ruangan perpustakaan yang kecil, kurang nyaman, dan
buku bacaan yang masih sedikit. Pengelolaan perpustakaan juga tidak berjalan
dengan baik karena pengelola yang resign sehingga data tidak di catat, pengelolaan
buku tidak tertata dengan benar, dan buku yang tersedia merupakan buku yang sudah
lama..
Oleh karena itu kami melakukan inventarisasi pada buku-buku dan menata ulang
perpustakaan desa Gabugan. Terdapat sekitar 100 buku baru yang di inventarisasi
dan diberi label, kemudian penataan ulang dilakukan dengan pengecatan dan
dekorasi perpustakaan. Penataan ruangan pun jug di ubah dengan pemberian karpet
agar para pengunjung bisa duduk leseha, hal ini juga bertujuan agar perpustakaan
menjadi lebih luas dan nyaman. Kami berharap hal ini dapat menciptakan
perpustakaan yang lebih nyaman sehingga minat baca dan tingkat kunjungan di
perpustakaan meningkat.
a. Hasil kegiatan
Program ini memberikan inventaris buku yang lebih baik dan pengelolaan
buku yang tertata rapi. Selain itu, juga memberikan suasana perpustakaan yang lebih
nyaman dan luas daripada sebelumnya.
b. Hambatan dan tantangan
Dalam melakukan penataan buku, khususnya dalam melakukan pelabelan
buku mahasiswa belum memiliki ilmu mengenai hal tersebut. Hal ini menyebabkan
kami harus menunggu pustakawan sebelumnya untuk mengajari terlebih dahulu.
Selain itu banyaknya buku yang harus di inventarisasi dan diberi label sangat banyak
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
c. Peran serta masyarakat
Perangkat desa dan pustakawan membantu dalam memberi ilmu dan
pengarahan dalam pelaksanaan program ini.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Program ini dapat terlaksana berkelanjutan jika pemerintah desa mengelola
dengan baik, seperti pembelian buku yang lebih baru sehingga menarik minat baca
masyarakat. Selain itu, apabila jam buka perpustakaan ditambah, tidak hanya sesua
jam operasional kantor kepala desa maka perpustakaan akan lebih optimal.
5. Kelas Kreativitas Tarian Anak-anak
Sifat Program : Multidisipliner
No. Sub Sektor : 3.5.09
Klaster : Soshum
Lokasi : Gedung Olahraga dan Gedung PKK
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 12 kali
Setiap manusia memiliki bakat dan minat tersendiri, bakat ini tidak akan
terlihat jika tidak di kembangkan dengan baik. Bidang kesenian merupakan salah
satu bakat yang seharusnya di kembangkan saat ini. Salah satu bidang yang kami
ajarkan yakni mengenai kesenian tari tradisional. Luasnya Indonesia dengan
beranekaragam pulau dan suku bangsa menjadikan kami tertarik untuk mengajarkan
kesenian tari yang tidak hanya berasal dari jawa. Dalam program ini antusias anak-
anak hingga orangtua mereka sangatlah tinggi. Tarian yang di ajarkan dalam
kegiatan ini mencakup tarian Jawa dan Sumatera. Pada tarian Sumatera, anak-anak
sangat tertarik karena mereka baru mengenal kebudayaan di luar lingkungan mereka.
Kegiatan kelas tari ini diadakan setiap hari di GOR Balai Desa Gabugan dan di
tampilkan pada acara Gebyar Gabugan.
a. Hasil kegiatan
Kegiatan ini membuat anak-anak mengetahui kebudayaan dan tarian yang
berasal dari luar Jawa. Selain itu, anak-anak dapat mengembangkan bakat dan minat
mereka dalam kesenian yang selama ini terpendam pada diri mereka sendiri. Tarian
yang kami ajarkan yakni tari indang yang berasal dari Sumatera Barat, tari cindai
yang berasal dari Melayu, tari dombanini dan tari cublak suweng yang berasal dari
Jawa.
b. Hambatan dan tantangan
Terdapat beberapa kendala ketika program kami telah berjalan selama beberapa
hari. Beberapa anak memutuskan untuk tidak melanjutkan menjadi peserta kegiatan
ini dikarenakan jadwal yang bertabrakan dengan rutinitas mengaji mereka di sore
hari. Selain itu, beberapa anak yang bertempat tinggal cukup jauh dari lokasi
kegiatan juga sering terlambat dan terkadang tidak rutin mengikuti kegiatan.
c. Peran serta masyarakat
Beberapa orangtua dari peserta kelas tari membantu kami dalam melakukan
koordinasi untuk mengumpulkan dan menjadwalkan pelaksanaan kelas agar
pembelajaran berjalan dengan lancar.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Kegiatan ini cukup membuka pikiran orang tua di Desa Gabugan. Beberapa
dari mereka mulai menyadari akan potensi yang dimiliki oleh anak-anak mereka
terutama di bidang seni tari. Kegiatan pembelajaran seni tari juga merupakan
alternatif kegiatan ekstra-kurikuler bagi anak-anak. Setelah masa bakti kami
berakhir, kami berharap bahwa kegiatan tersebut dapat senantiasa terlaksana.
Kegiatan semacam ini menjadi salah satu sarana pengenalan dan pelestarian budaya
tradisional Indonesia kepada generasi muda. Kami berharap agar pihak desa dapat
melakukan pendirian sanggar tari agar bakat yang dimiliki oleh masyarakat desa ini
dapat tersalurkan.
6. Kelas Kreativitas Musik Anak-anak
Sifat Program : Multidisipliner
No. Sub Sektor : 3.5.13
Klaster : Soshum
Lokasi : Dusun Ngemplak
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 4 kali
Minat dan bakat anak-anak harus dikembangkan sejak dini, salah satunya yaitu
bakat pada bidang kesenian musik. Desa Gabugan saat ini belum memiliki wadah untuk
mengembangan bakat dan minat anak-anak tersebut khususnya pada seni musik. Untuk
itu, kami mengadakan kelas musik untuk anak-anak dalam mengembangkan bakatnya
dan untuk mengisi waktu luang mereka. Daripada waktu luang mereka terbuang sia-sia
maka sebaiknya di isi dengan kegiatan yang dapat bermanfaat nantinya.
a. Hasil kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 2 minggu sekali dan mendapat respon yang
positif dari anak-anak dan orangtua mereka. Selain itu, pada kelas music ini ternyata
anak-anak Desa Gabugan memiliki potensi seni musik yang sangat tinggi, kegiatan ini
membuka pikiran orang tua di Desa Gabugan akan potensi-poteni yang dimiliki oleh
anak-anak mereka. Lokasi kelas music sendiri dilakukan di Dusun Ngemplak.
b. Hambatan dan tantangan
Beberapa permasalahan dari kegiatan ini adalah kurangnya sarana dan prasara
alat-alat musik yang ada di Desa Gabugan sehingga hal ini berdampak pada kurangnya
pembelajaran yang diberikan karena kita hanya terpaut pada dua alat musik saja.
c. Peran serta masyarakat
Terdapat peran masyarakat di dalam kegiatan ini yaitu ibu lisna selaku ibu
kebayan 3 dalam memfasilitasi tempat dan pengkoordinasian anak-anak dalam
pelaksanaan program.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Bakat yang dimiliki oleh anak-anak Desa Gabugan pada seni musik
sangatlah bagus dan minat yang di keluarkan juga cukup tinggi. Program ini akan
menjadi keberlanjutan jika pemerintah desa memfasilitasi tempat dan alat musik
yang menjadi wadah pengembangan bakat mereka.
7. Pementasan Kreativitas dan Produk Desa Gebyar Gabugan
Sifat Program : Multidisipliner
No. Sub Sektor :
Klaster : Soshum
Lokasi : Gedung Olahraga
Status Pengerjaan : Berhasil diselesaikan
Jumlah Pelaksanaan : 1 kali
Gebyar Gabugan merupakan program puncak dari pelaksanaan KKN PPM
UGM di Desa Gabugan. Gebyar gabugan sendiri merupakan wadah untuk
menampilkan hasil kreativitas dari pelatihan yang diberikan oleh Tim KKN
selama periode KKN berlangsung, pengenalan produk UMKM Desa Gabugan
dan menjadi ajang perpisahan antara Tim KKN dan Warga Desa Gabugan.
Gebyar Gabugan memiliki tema besar nusantara, hal ini terlihat dari
acara yang berisikan tarian-tarian nusantara di Indonesia. Pada acara tersebut
memperlihatkan berbagai budaya khas nusantara seperti tari dombanini, cublak
suweng, indang, dan cindai yang ditampilkan oleh anak-anak Desa Gabugan.
Untuk pengenalan UMKM sendiri terdapat penampilan peraga busana oleh
remaja-remaja putri Desa Gabugan dengan busana utama yakni batik sekartaji
a. Hasil kegiatan
Pelaksanaan program dapat menampilkan kreativitas anak-anak Desa
Gabugan, memperlihatkan minat dan bakat mereka dalam kesenian. Tidak
hanya para anak-anak SD yang menampilkan tariannya, tetapi juga para remaja
desa yang menampilkan bakat nya dalam bidang musik dan peragaan busana.
b. Hambatan dan tantangan
Pada pelaksanaan acara, kami melakukan rias wajah terhadap para pengisi
acara yang berjumlah kurang lebih 40 orang dan hal itu sangat menyita waktu
yang cukup lama. Selain itu, untuk dekorasi sendiri kami juga melakukannya
untuk waktu yang lama. Hal ini menjadikan persiapan untuk acara sendiri cukup
panjang.
c. Peran masyarakat
Anak-anak SD dan remaja gabugan telah membantu kamu dalam
pelaksanaan berupa pengisi acara. Selain itu, dari pihak sekartaji telah
membantu dalam peminjaman batik karya mereka untuk di pentaskan.
d. Potensi Pengembangan dan Keberlanjutan Program
Kegiatan ini dapat berlanjut apabila minat dan bakat anak-anak dapat
dikembangkan. UMKM yang terdapat di desa juga lebih di tingkatkan dan di
modifikasi lagi. Hal ini dapat menjadi keberlanjutan acara untuk
memperlihatkan kemajuan dan perkembangan desa Gabugan.

Temuan Baru dan atau unik dalam hal kekayaan alam, teknologi
lokal dan budaya
Terdapat budaya lokal desa Gabugan yang berbeda dari wilayah lainnya,
seperti batik sekartaji dan lukisan wayang beber. Selain itu, kebudayaan yang lain
yang dapat dilestarikan adalah kebersamaan dalam melakukan syukuran sedekah
desa dan kebiasaan arisan dan rapat RT karena dapat merekatkan silaturahmi
antar warga. Hal-hal seperti ini baru saya temukan di Desa ini dan tidak terdapat
di daerah saya maupun di Jogja.

II. KESIMPULAN
Kegiatan KKN PPM UGM ini dilaksanakan secara resmi pada 18 Juni 2017 dan
berakhir pada 29 Juli 2017. Program-program yang dilaksanakan dapat dikatakan
berjalan dan sukses di laksanakan. Tetapi seacara keseluruhan terdapat hambatan dan
rintang dalam pelaksanaannya, seperti pada UMKM Manisan Pepaya yang untuk
penyaluran ilmu kepada pada remaja dan menumbuhkan motivasi kepada para pengurs
sangtalah sulit.
Menurut saya, kegiatan yang berjalan dengan lancar yaitu kelas tari, kelas musik
dan gebyar gabugan dengan perkiraan 98 persen keberhasilan. Untuk kelas rajut dan
perpustakaan mencapai keberhasilan 90 persen. Sedangkan untuk program UMKM
Sekartaji dan Manisan Pepaya mencapai keberhasilan 80 persen.
III. SARAN
Saran untuk LPPM
1. Melakukan pembinaan lebih intensif kepada mahasiswa tentang cara berkehidupan
di KKN, cara membuat program yang baik selama KKN serta hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan sebagai mahasiswa dalam melakukan program.
2. Membuat kebijakan yang tidak harus terpaku kepada jam kerja mahasiswa, karena
dengan tinggi nya jam kerja minimal membuat mahasiswa memiliki sedikit waktu
untuk beristirahat.
3. Adanya pengawasan dan pembinaan yang lebih baik lagi untuk mahasiswa UGM
kedepannya

Saran untuk Peserta KKN


1. Lebih bersabar dan ikhtiar dengan keadaan dilapangan dan permasalahan yang ada
2. Sebaiknya tidak terlalu banyak membuat program, tetapi lebih baik beberapa
program saja tetapi berkelanjutan.

IV. LAMPIRAN
a. Optimalisasi Pengembangan UMKM Sekartaji
Foto diatas merupakan beberapa kegiatan mulai dari pendampingan,
sosialisasi, hingga proses pembuatan video produk batik sekartaji dan foto
bersama para pengurus.
b. Optimalisasi Pengembangan UMKM Manisan Pepaya
Foto diatas merupakan beberapa kegiatan yang telah dilakukan, mulai dari
pendampingan, praktek, dan penyuluhan mengenai penyelesaian permasalahan baik
dengan pengurus maupun remaja desa, hingga produk dari UMKM sendiri.
c. Pembelajaran dan Pelatihan Merajt untuk Ibu-ibu

Pada foto ini terdapat penyambutan kepala desa, foto sebagian ibu-ibu
dengan hasil produk, dan proses pelatihan merajut di gedung pkk desa Gabugan
pada 11 Juli 2017.
d. Peningkatan Kualiatas Bacaan di Perpustakaan Desa

Foto diatas merupakan kegiatan penataan ulang buku di perpustakaan dan


renovasi ruangan seperti pengecatan ulang dari perpustakaan desa tersebut.

e. Kelas Kreativitas Tarian Anak-anak


Foto kegiatan diatas diambil dari beberapa pertemuan dan beberapa jenis
tarian saja. Sangat terlihat antusias dan respon positif dari anak-anak mengenai kelas
tari ini.
f. Kelas Kreativitas Musik Anak-anak

Foto diatas memperlihatkan kegiatan pengenalan alat musik dan car bermain gitar
kepada anak-anak di dusun Ngemplak. Terlihat anntusias anak-anak yang sangat tinggi pada
foto tersebut.

g. Pementasan Kreativitas dan Produk Desa Gebyar Gabugan


Foto diatas memperlihakan suasana saat acara berlangsung, mulai dari mc,
pemotongan tumpeng, peragaan busana, dan foto bersama anak-anak tari yang
menjadi pengisi acara.

Anda mungkin juga menyukai