PENDAHULUAN
Spondilitis TB | 1
tanda kolaps pada tulang vertebra, maka pasien dapat diberikan terapi secara non-
operatif.
Spondilitis TB | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
Spondylitis Tuberkulosis merupakan suatu infeksi yang kronis dan progresif dan
selalu bersifat sekunder dari infeksi primer tuberkulosis pada bagian tubuh yang lain.
Infeksi ini mendestruksi tulang vertebra pada bagian anterior yang kemudian disertai
dengan osteoporosis regional. Dengan meluasnya infeksi, regenerasi dari tulang baru
tidak dapat terjadi dan pada saat yang bersamaan menyebabkan avaskularisasi dari
tulang, sehingga membentuk tuberculous sequestrae khususnya pada segmen
vertebra yang sering terkena, yaitu segmen torakal.3
II.2 EPIDEMIOLOGI
Spondilitis TB | 3
II.3 ETIOLOGI
II.4 ANATOMI
Tulang belakang manusia berfungsi sebagai pilar untuk menopang berat tubuh
dan tempat dimana terletaknya medulla spinalis. Tulang belakang juga berfunsi untuk
menyangga kepala dan sebagai titik sambungan terhadap tulang iga, pelvis dan otot-
otot punggung. Susunan tulang belakang manusia terdiri dari tulang vertebra dan
discus intervertebralis. Fungsi dari discus intervertebralis di antara tulang vertebra
adalah sebagai bantalan untuk memberikan sifat fleksibel terhadap pergerakkan tubuh,
baik ke arah anterior, posterior, lateral maupun rotasi dan juga berfungsi agar tulang
vertebra tidak bertabrakkan satu dengan yang lainnya.
Spondilitis TB | 4
Terdapat 33 tulang vertebra yang dibagi menjadi 5 segmen berdasarkan
morfologi dan lokasi, antara lain:
Spondilitis TB | 5
Tulang vertebra pada segmen cervikalis, torakalis maupun lumbalis memiliki
strutur dasar yang sama satu dengan yang lainnya. Pada sisi anterior terdapat tubuh
dari tulang vertebra (vertebrae body) yang berfungsi untuk menahan berat yang paling
banyak. Pada bagian posterior terdapat 3 prosesus, antara lain 1 procesus spinosus
pada bagian medial dan 2 prosesus transversus pada bagian lateral. Bagian anterior
dan posterior dari tulang vertebra digabungkan kaki-kaki yang disebut dengan pedicle.
Pada vertebra torakalis, terdapat yang disebut dengan facet dimana titik pertemuan
vertebra torakalis dengan tulang iga.
Gambar 3. Struktur tulang vertebra (a)vertebra cervicalis (b)vertebra torakalis (c) vertebra
lumbalis
Spondilitis TB | 6
Kolum vertebralis memiliki 2 kurvatur normal, antara lain:
Spondilitis TB | 7
Vena yang memperdarahi tulang vertebra servikalis adalah vena Jugularis
interna dan externa yang merupakan percabangan dari Vena Cava Superior.
Sedangkan vena yang memperdarahi tulang vertebra lainnya berasal dari Vena Cava
Inferior. Selain itu, vena azigos berkomunikasi dengan plexus Batson yang befungsi
sebagai jalur alternatif ketika Vena Cava Superior teroklusi, maupun secara parsial
ataupun total. Batson plexus berjalan pada foramen vertebralis. Batson plexus
merupakan vena yang tidak memiliki katup.5
Gambar 6. Batson
Plexus pada
vertebra
Spondilitis TB | 8
II.5 PATOFISIOLOGI
Infeksi tuberkulosis pada tulang vertebra terjadi akibat infeksi sekunder dari
infeksi primer di bagian tubuh lainnya. Cara penyebaran utama bakteri ke bagian
tulang vertebra adalah melalui aliran darah pada arteri maupun vena. Oleh sebab itu
spondylitis TB disebut sebagai blood-borne disease dimana penyebaran terjadi secara
hematogen. Sumber infeksi primer paling sering terjadi pada organ paru dan traktus
urinaria. Jika infeksi menyerang segmen torakalis atas maka sumber infeksi primer
cenderung berasal dari infeksi TB paru, sedangkan jika infeksi terjadi pada segmen
torako-lumbal maka sumber infeksi primer cenderung lebih berasal dari infeksi pada
traktus urinaria.6
Pada awal infeksi, akan terjadi destruksi tulang vertebra bagian anterior atau
korpus vertebra yang disebut dengan proses osteolysis lokal dan disertai dengan
osteoporosis regional. Kemudian infeksi akan menyebar dan terjadi avaskularisasi
sehingga pada saat yang bersamaan produksi tulang baru terhambat. Tuberculous
sequestra akhirnya terbentuk pada segmen tulang vertebra yang terinfeksi. Secara
perlahan jaringan tuberculous sequestra ini akan mulai mempenetrasi dinding tipis
dari bagian tulang vertebra sehingga terbentuk yang disebut dengan abses
paravertebra. Abses paravetebra akan menyebar ke arah muskulus psoas. Akan tetapi,
abses ini akan menunjukkan tanda-tanda inflamasi yang minimal, oleh sebab itu abses
ini sering dikenal sebagai cold abcess.6
Oleh karena destruksi tulang terjadi pada bagian anterior tulang vertebra, maka
secara progresif terjadi kolaps dari tulang vertebra pada regio anterior sehingga
membuat postur tidak normal pada penderitanya, dimana wedging pada tulang
Spondilitis TB | 9
vertebra sisi anterior terjadi dan membentuk angulasi dan gibbus. Maka secara klinis,
pasien akan datang dengan postur bungkuk atau yang dikenal sebagai postur kyphosis.
Ketika terjadi kolaps pada tulang vertebra dan penjepitan diskus intervertebralis,
maka struktur yang berada di dalam foramen vertebralis, yaitu medulla spinalis akan
tertekan sehingga akan tampak keluhan neurologis. Keluhan neurologis oleh karena
penekanan mekanik terhadap medulla spinalis yang paling sering ditemukan pada
penderita spondylitis TB adalah paraplegia.3,5,6
II.6 KLASIFIKASI
Spondilitis TB | 10
o Klasifikasi berdasarkan lesi
Tabel 2.3 Klasifikasi berdasarkan lesi
Spondilitis TB | 11
Tabel 2.4 Klasifikasi ASIA
Pasien dengan Spondilitis TB sering kali adalah anak kecil yang datang dengan
keluhan utama nyeri hebat pada punggung yang disertai kaku dan demam. Nyeri yang
dirasakan dapat berupa nyeri dalam yang bersifat lokal dimana hanya sekitar lesi atau
nyeri yang menjalar sesuai dermatom saraf yang teriritasi. Spasme otot punggung
dirasakan sebagai suatu mekanisme dimana tubuh menghindari pergerakan pada
tulang vertebra yang terinfeksi agar tidak menimbulkan nyeri yang hebat. Spasme otot
akan menghilang ketika anak sedang berbaring atau tertidur, maka dari itu gejala ini
disebut sebagai night cry, dikarenakan ketika terbangun spasme otot terjadi lagi dan
menyebabkan sakit yang tidak tertahankan.4,5,6
Keluhan neurologis yang paling sering ditemukan adalah paraplegia, dimana
kedua tungkai bawah penderita spondylitis TB menjadi lemah dan tidak dapat
berjalan. Pada anak, paralisis umumnya timbul kira-kira dalam waktu 3 tahun.
Tampak juga deformitas dari tulang belakang yang disebut dengan kyphosis, dimana
penderita spondylitis TB akan membungkuk.6
Uraian mengenai gejala-gejala yang sering ditemukan pada penderita spondylitis
tuberkulosis, antara lain:
Spondilitis TB | 12
Gejala khas tuberkulosis non-spesifik malaise, anorexia, demam,
keringat malam, berat badan turun, lemas, nyeri di seluruh tubuh
Abses abses pada penderita spondylitis TB sangat khas oleh karena
tanda-tanda inflamasi pada abses akan tampak sangat minimal. Abses
terbentuk secara perlahan tanpa disadari penderita sampai mulai
terlihat jelas atau memberikan keluhan yang signifikan.
o Pada daerah cervical akan terbentuk abses retropharyngeal
sehingga menimbulkan gejala disfagia, sesak atau perubahan
suara.
o Pada daerah torakal dan lumbalis akan tampak benjolan di
regio paravertebral atau jika abses pada daerah torakal
terbentuk ke arah anterior, akan terbentuk abses di daerah
mediastinal.
Pemeriksaan laboratorium :6
a. Laju endap darah meningkat (tidak spesifik), dari 20 sampai lebih dari 100
mm/jam.
b. Tuberculin skin test / Mantoux test / Tuberculine Purified Protein Derivative
(PPD) positif. Hasil yang positif dapat timbul pada kondisi pemaparan
dahulu maupun yang baru terjadi oleh mycobacterium. Tuberculin skin test
ini dikatakan positif jika tampak area berindurasi, kemerahan dengan
diameter 10mm di sekitar tempat suntikan 48-72 jam setelah suntikan. Hasil
yang negatif tampak pada 20% kasus dengan tuberkulosis berat
(tuberkulosis milier) dan pada pasien yang immunitas selulernya tertekan
(seperti baru saja terinfeksi, malnutrisi atau disertai penyakit lain).
c. Cairan serebrospinal dapat abnormal (pada kasus dengan meningitis
tuberkulosa). Normalnya cairan serebrospinal tidak mengeksklusikan
kemungkinan infeksi TBC. Pemeriksaan cairan serebrospinal secara serial
akan memberikan hasil yang lebih baik.
Pemeriksaan gambaran radiologis6
Spondilitis TB | 13
a. Foto polos thorax dilakukan pada seluruh penderita yang dicurigai terkena
infeksi tuberculosis untuk mencari bukti infeksi primer tuberkulosa pada
paru .
b. Foto polos seluruh vertebra diperlukan untuk menguatkan bukti terdapat
kelainan pada struktur vertebra dan sekitarnya yang mengarah pada infeksi
tuberkulosa pada vertebra. Tanda-tanda radiologis baru dapat terlihat setelah
3-8 minggu onset penyakit. Foto polos vertebra dilakukan secara antero-
posterior dan lateral. Gambaran yang dapat ditemukan pada foto polos
vertebra antara lain :
penyempitan ruang diskus intervertebralis,
kolaps corpus anterior,
erosi end-plate vertebra,
keterlibatan lebih dari 1 tulang vertebra, dan
pembentukkan cold abcess.
Kerugian pada foto polos vertebra adalah dimana ketika pada fase awal
penyakit hasil gambaran foto vertebra akan tampak normal. Sekitar 1/3 dari
kalsium harus hilang dari suatu bagian agar gambaran osteolisis dapat tampak.
Selain itu, sulit untuk menilai kompresi dari tulang belakang, kelainan pada
jaringan ikat dan abses pada foto polos. Apabila kelainan tampak jelas pada
foto polos, maka penyakit tersebut sudah dalam fase lanjut dimana sudah
terdapat kerusakan pada tulang vertebra dan gangguan neurologis.
c. Foto Computed Tomography (CT Scan) yang bermanfaat untuk melihat adanya
keterlibatan infeksi pada tulang iga yang tidak tampak pada foto polos vertebra.
Keterlibatan infeksi pada bagian pedikel akan tampak juga dengan CT-Scan.
Foto CT-Scan juga dapat memberikan gambaran kelainan pada fase awal dari
penyakit karena kerusakan-kerusakan tulang yang minimal akan terlihat lebih
jelas dibandingkan dengan foto polos vertebra. Abses paravertebral juga akan
tampak lebih jelas terlihat.
d. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat menunjuk kankelainan pada jaringan
lunak seperti medula spinalis, destruksi/degenerasi pada tulang vertebra dan
diskus intervertebralis, pembentukkan abscess dan kavitasi pada medula spinalis.
II.8 PENATALAKSANAAN7,8
Spondilitis TB | 14
TERAPI NON-OPERATIF
Pemberian terapi anti tuberkulosis merupakan prinsip utama dalam
penatalaksanaan seluruh kasus infeksi tuberkulosis, termasuk tuberkulosis pada
tulang belakang. Menurut WHO, terapi anti tuberkulosis harus diberikan minimal
selama 9 bulan, khususnya pada kasus infeksi tuberkulosis tulang. Pengobatan ini
terbagi menjadi dua fase, antara lain:
* Fase awal (2 bulan pertama)
Isoniazid
Rifampisin
Streptomisin
Pyrazinamide
Isoniazid
Rifampisin
Spondilitis TB | 15
sedangkan pada daerah lumbal bawah, lumbosakral dan sakral dilakukan immobilisasi
dengan body jacket atau korset dari gips yang disertai dengan fiksasi salah satu sisi
panggul. Lama immobilisasi berlangsung kurang lebih 6 bulan, dimulai sejak
penderita diperbolehkan berobat jalan.
TERAPI OPERATIF
Terapi operatif dilakukan hanya pada penderita dengan lesi kompresif secara
radiologis dan yang sudah tampak kelainan-kelainan secara neurologis.Setelah
tindakan operasi pasien biasanya beristirahat di tempat tidur selama 3-6 minggu.
Tindakan operatif juga dilakukan bila setelah 3-4 minggu pemberian terapi obat anti
tuberkulosa denganterapi konservatif telah dilakukan tetapi tidak memberikan respon
yang baik.
Neurological deficit
Spinal instability
Spondilitis TB | 16
Panvertebral disease
Loss of >1 vertebral body in thoracic spine or >1.5 vertebral bodies in lumbar spine
Late deformity
Spondilitis TB | 17
jaringan nekrotik tidak akan menyebar lebih luas. Setelah itu akan terdapat rongga
yang kemudian akan diisi dengan autogenous bone graft dari tulang iga atau tulang
ilika. Pemilihan terapi operatif seperti ini akan mendorong penyembuhan dengan
cepat dan stabilisasi tulang belakang akan tercapai dengan memfusikan tulang
vertebra yang terkena. Fusi tulang vertebra posterior hanya dilakukan bila terdapat
destruksi dua atau lebih dari korpus bertebra, adanya instabilitas karena destruksi
tulang vertebra bagian posterior, dan jika tindakan prosedur dekompresi anterior tidak
memungkinkan.Akan tetapi, pemberian obat antituberkulosa tetap menjadi terapi
wajib bagi penderita spondylitis TB walaupun tindakan operatif telah dilakukan.
Spondilitis TB | 18
DAFTAR PUSTAKA
Spondilitis TB | 19