Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM

KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

1. Muslikah Ida M. R P1337420614016


2. Nunink Tri N. K. P1337420614032
3. Putri Pancali H P1337420614033
4. Dian Mayang P. A. P1337420614035
5. Indah Apriliana P1337420614036
6. Rizki Apri f P1337420614044
7. Hana Muzdalifah P1337420614014
8. Atika Gita P P1337420614034
9. Ratna Arista S P1337420614019
10. Rizki Swatika P P1337420614020
11. Rosalina Dyah L P1337420614017

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang
sehingga perlu menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para klien (Gillies, 1989)
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau
administrator yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua
aspek manajemen. Perawat menejer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi
tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang system pendukung untuk
yang lain.
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).
Model prakrik keperawatan professional (MPKP)nadalah suatu system (sturktur,
proses, dan nilai-nilai professional)nyang memungkinkan perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menompang pemberian
asuhan tersebut (Hoffart & Woods,1996) dalam (sitorus, 2006). Sebagai suatu model
berarti ruang rawat tersebut menjadi contoh teladan dalam praktik keperawatan
professional. Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin
untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada klien atau keluarga merupakan
praktik yang profesional.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia haruslah
mengacu pada pilar-pilar profesional yang diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas
pelayanan professional.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan diharapkan mampu melaksanakan fungsi- fungsi manajemen pelayanan
keperawatan dan pengelolaan klien di unit perawatan.

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu untuk berperan menjadi:
a. Ketua Tim
1) Melakukan kegiatan perencanaan
a) Membuat rencana bulanan
b) Membuat rencana harian
2) Melakukan kegiatan pengorganisasian
a) Menyusun jadual dinas
b) Menyusun daftar klien
3) Melakukan kegiatan pengarahan
a) Memimpin pre conference
b) Memimin post conference
c) Melakukan kegiatan supervise
4) Melaksanakan kegiatan pengendalian
5) Melakukan kegiatan konfrensi kasus
6) Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang di berikan
b. Anggota Tim
1) Melakukan kegiatan perencanaan dengan penyusunan rencana harian
2) Mengelola klien dalam sebuah team work
3) Mengikuti pre post conference dan ronde keperawatan
4) Mendesemenasikan hasil pengelolaan klien
5) Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akuntabilitas asuhan keperawatan yang di berikan
6) Menerima pasien baru sesuai prosedur
7) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi
8) Melakukan serah terima tugas kepada pengganti sift berikutnya
9) Memberikan penkes kepada keluarga

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Managemen
1. Pengertian Managemen
Managemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasiann penyusunan,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
(Manulang 2004).
2. Fungsi managemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. fungsi manajemen 3
bagian yaitu:
a. Perencanaan ( planning )
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya
tak dapat berjalan.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
c. Pengarahan (directing)
Pengarahana dalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
Pengarah merupakan suatu upaya menggerakkan kegiatan staf untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984) mendefinisikan pengarah
sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi yang menyebabkan staf
mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat membantu tujuan organisasi
secara efisien dan efektif.
d. Pengendalian ( controling )
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan-
penyimpangan dari arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas
berkesinambungan dan di buat berdasarkan evaluasi pada waktu kegiatan
sedang berjalan. Controling dilakukan melalui kegiatan :
1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan
2) Preconference, operan, post conference
3) Ronde keperawatan
4) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah dibuat
5) Program evaluasi dan peer review.
3. Lingkup Managemen Keperawatan
a. Managemen Operasional / Pelayanan
1) Planning
2) Organizing
3) Staffing
4) Directing
5) Controlling
b. Managemen asuhan keperawatan
1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi
4. Ketenagaan (staffing)
a. Definisi
Ketenagaan adalah anggota organisasi/badan usaha yang memperoleh imbalan
b. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat :
Mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat
memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi pengguna jasa.
c. Fungsi utama ketenagaan :
1) Memenuhi falsafah organisasi dan budget organisasi, dimana
pelayanan kerepawatan tergantung pada kuantitas tenaga keperawatan
yang bertugas selama 24 jam yang dibagi menjadi 3 shif dan
pelaksanaannya saling berkesinambungan
2) Dukungan SDM yang optimal diharapkan mampu meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Untuk itu selain kuantitas tenaga diperlukan juga
pengembangan karir bagi perawat, seperti keikutsertaan dalam pelatihan-
pelatihan, peningkatan jenjang pendidikan dan lain-lain.
BAB III

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. SEBAGAI KETUA TIM


1. FUNGSI PERENCANAAN
a. Rencana Bulanan

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


16 17 18 19 20 21 22
Menyusun Supervis Supervis Supervis Supervis Case
jadual dinas i PA i PA i PA i PA conference

23 24 25 26 27 28
Supervisi Supervis Supervis Supervis Supervis Menyusun
PA i PA i PA i PA i PA laporan tim

b. Rencana Harian

RENCANA KEGIATAN HARIAN KETUA TIM

Nama Perawat : Dian Mayang PA Ruangan : Dahlia 2


Tanggal : 21 Oktober 2017

Nama pasien:

1. Tn. Pd 4. Tn. Br 7. Tn. R


2. Tn. Sub 5. Tn. Ko 8. Tn. M
3. Tn. Ka 6. Tn. Sl

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 - Operan jaga
- Pre Conference
Bagi pasien dengan perawat pelaksana
Identifikasi program harian klien
Persiapan program terapi klien
Kelola pasien Tn. Pd
1. Monitor nyeri dan motivasi relaksasi nafas
dalam
2. Latih mobilisasi
3. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
4. Kolaborasi pengecekan GDS perhari
Kelola pasien Tn. Sub
1. Monitor nyeri dan motivasi relaksasi nafas
dalam
2. Monitor mual dan asupan nutrisi
3. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
Kelola pasien Tn. M
1. Monitor nyeri dan motivasi relaksasi nafas
dalam
2. Monitor mual dan asupan nutrisi klien
3. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi dan cek
GDS
Kelola pasien Tn. Ka
1. Monitor dan motivasi klien untuk mobilisasi
2. Monitor intake cairan
3. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
Kelola pasien Tn. Br
1. Monitor nyeri
2. Edukasi tentang penanganan ruang
3. Monitor cairan
4. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
Kelola pasien Tn. Ko
1. Monitor dan motivasi relaksasi nafas dalam
2. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
Kelola pasien Tn. Sl
1. Monitor pola nafas dan nyeri
2. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi
Kelola pasien Tn. R
1. Monitor pola nafas
2. Kolaborasi pemberian obat sesuai terapi

- Memberikan terapi sesuai program

- Mendapingi dokter visit

- Melakukan supervisi perawat

- Monitor TTV semua klien

- Lakukan evaluasi keperawatan dan membuat


dokumentasi

- Ishoma

08.00 - Post conference

- Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep


09.00
- Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

10.00 - Operan jaga

11.00

12.00

14.00

2. FUNGSI PENGORGANISASIAN
a. Menyusun Jadwal Dinas

Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn Sl Rb Km Jm Sb
No Nama g
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 Karu P P P P P P L P P P P P P
Tim I
2 Dian P P P P P P L P P P P P P
3 Indah P P S* M* L P S* M L P S* M L
* *
4 Putri P S M L P S M L P S M L P
5 Likah S* M* L P S* M L P S* M L P S*
* *
6 Nunink M L P S M L P S M L P S M

Tim II
8 Ani P P P P P P L P P P P P P
9 Atika S P S S M L P S S S M* L P
*
10 Rosa P S S M L P S P M L P S S
*
11 Hana P S* M* L P S* P M L P S S* M
*
12 Ratna S M L P S S M L P S* S M L
*
13 Kiki M L P S* S M L S* S M L P S
*

Jumlah Pagi 7 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5
Jumlah Sore 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
Jumlah Mlm 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

b. Menyusun Daftar Klien

Nama Pagi Sore Malam


No Dokter Katim PP
Klien 7/2-06 6/2-06 6/2-06
Tim I
1 Tn. P Dr. Dian Nunink Nunink Puti p Muslika
Setyoko h
2 Tn. Su Dr. Dona Dian Nunink Nunink Puti p Muslika
h
3 Tn. Min Dr. Dona Dian Nunink Nunink Puti p Muslika
h
4 Tn. Ka Dr. Prahas Dian Putri P Nunink Puti p Muslika
h
5 Tn. Br Dr. Dona Dian Puti p Nunink Puti p Muslika
h
6 Tn. Ko Dr. Prima Dian Muslika Nunink Puti p Muslika
h h
7 Tn. Sl Dr. Dian Muslika Nunink Puti p Muslika
Setyoko h h
8 Tn. R Dr. Prima Dian Muslika Nunink Puti p Muslika
h h

3. FUNGSI PENGARAHAN
a. Memimpin Pre Conference
Katim membuka acara, menanyakan rencana harian perawat Nunink
sebagai perawat pelaksana dan memberikan masukan serta tindak lanjut terhadap
asuhan keperawatan pada Tn. P untuk di lanjutkan mengkaji nyeri. Dan untuk Tn.
Br edukasi tentang pengetahuan penanganan ruang. Memberikan reinforcement
terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat Nunink.
b. Memimpin Post Conference
Katim membuka acara, menanyakan hasil asuhan keperawatan masing-
masing pasien pada perawat Nunink sebagai perawat pelaksana, menanyakan
kendala dalam melakukan asuhan keperawatan yang dilakukan, menanyakan
tindak lanjut asuhan keperawatan pada pasien Tn. P untuk dimonitor mobilisasi.
c. Melakukan Kegiatan Supervisi
Melakukan supervisi secara langsung dengan cara mengarahkan,
membimbing, memotivasi, mengobservasi dan mengevaluasi tindakan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat nunink sebagai perawat pelaksana.

B. HASIL PELAKSANAAN KONFRENSI KASUS


1. Case conference
Klien Tn. P dengan No RM 547078, usia 57 tahun masuk IGD pada tanggal
14 Oktober 2017 dengan keluhan demam, klien lemas, nyeri pada kedua betis
riwayat penyakit sebelumnya DM dengan GDS 411 mg/dl, klien tampak jaundice,
sclera ikterik. Setelah kondisi stabil klien di pindahkan ke ruang Dahlia 2, dengan
DPJP Dr. Setyoko diagnose awal DM.
Pada tanggal 20 Oktober 2017 dilakukan pengkajian kepada Tn P di dapatkan
data klien mengeluh lemas, nyeri pada ekstermitas bawah dengan skala 2 terus-
menerus, klien terpasang kateter urine hari ke 4, klien tidak nafsu makan dengan
BB 63.5 kg TB 170 cm IMT 21.9 (normal), dari hasil GDS di dapatkan hasil 41
mg/dl. Didapatkan hasil laboratorium pada tanggal 18 Oktober 2017 kultur bakteri
Leptospira sp positif.
Berdasarkan uji lab darah lengkap di dapatkan kesenjangan nilai

leukosit 12.54 x 10 3/ ul

eritrosit 4.07 x 10 6/ ul

hemoglobin 9.7 g/dl

hematocrit 27 %

ureum 198.5mg/dl

kreatinin 2.19 mg/ dl

Program terapi yang di berikan pada klien:

Infus : NaCL 0.9 % 20 tpm

NaCl 3% 20 tpm

Nefrosteril 20 tpm

D5% 20 tpm

Injeksi : Ceftriaxone 1gr 2x 1

Oral : paracetamol 500mg

KSR 1 x1

2. Pembahasan
Data awal masuk tanggal 14 oktober 2017
DS: klien mengatakan panas dingin, nyeri pada betis, lemas

P: nyeri otot

Q: diremas- remas
R: fibula ( kedua betis)

S: 3

T: terus- menerus

DO : suhu tubuh 39.8oC, klien tampak menahan sakit, hiperglikemi GDS 411
mg/ dl, klien tampak jaundice, sclera ikterik
TD: 101/62 mmHg RR: 21 x/menit
N: 112 x/menit S: 39,8 oC

Diagnosa Keperawatan:

1) Hipertermi b.d proses infeksi


2) Resiko kekurangan cairan b.d hiperpireksi
3) Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit
4) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan general ( Diabetes Militus)

Tindakan Keperawatan

1) Hipertermi b.d proses infeksi


a) Memonitor suhu
b) Kolaborasi memberikan obat sesuai terapi
c) Menganjurkan keluarga untuk memberikan kompres hangat
2) Resiko kekurangan cairan b.d hiperpireksi
a) Kolaborasi memberikan cairan intra vena NaCL 0.9 % 20 tpm
b) Memotivasi klien untuk banyak minum air putih
3) Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit
a) Mengkaji PQRST
b) Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
4) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan general ( Diabetes Militus)
a) Membatasi aktifitas fisik
b) Mengklasifikasikan ADLs yang mampu dan tidak mampu
dilakukan

Evaluasi

1) Monitor TTV
2) monitor intake cairan
3) kaji PQRST
4) Anjurkan klien untuk istirahat

Data hari Sabtu 20 oktober 2017

DS: klien mengatakan sudah tidak demam dan nyeri pada betis menurun,
badan masih lemas
P: nyeri otot

Q: diremas- remas

R: fibula ( kedua betis)

S: 2

T: hilang timbul

DO : suhu tubuh 36,8 klien tampak menahan sakit, hiperglikemi GDS


254mg/ dl, klien tampak jaundice, sklera ikterik. Klien mampu duduk
mandiri secara perlahan
TD: 135/70 mmHg RR: 24 x/menit
N: 113 x/menit S: 37 oC

Diagnosa Keperawatan:

1) Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit


2) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan general (Diabetes Mellitus)

Tindakan Keperawatan

1) Nyeri akut b.d proses perjalanan penyakit


a) Mengkaji PQRST
b) Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
2) Intoleransi aktifitas b.d kelemahan general (Diabetes Mellitus)
a) Membatasi aktifitas fisik
b) Mengklasifikasikan ADLs yang mampu dan tidak mampu
dilakukan

Evaluasi

1) kaji PQRST
2) monitor TTV
3) Anjurkan klien untuk istirahat

C. EVALUASI
1. Kesenjangan manajemen di Ruang Dahlia 2
a. Ketua tim (katim) di ruang Dahlia 2 telah melakukan fungsi dan

tugasnya sesuai dengan MPKP diantaranya : fungsi perencanaan dimana katim

di ruang Dahlia 2 menyusun rencana bulanan dan rencana harian sehingga

setiap hari semua kegiatan yang akan dilakukan oleh katim terencana dengan
baik, mulai dari pemberian asuhan keperawatan kepada pasien, kolaborasi

dengan tenaga kesehatan yang lain dan pemeriksaan dokumentasi asuhan

keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Selanjutnya yaitu fungsi

pengorganisasian dimana peran katim adalah menyusun jadwal dinas dan

menyusun daftar pasien, telah dilakukan oleh katim di ruaang dahlia 2 dimana

penyusunan jadwal dinas berkoordinasi dengan kepala ruang. Selain fungsi

tersebut masih ada beberapa fungsi katim yang lain yaitu fungsi pengarahan

dan pengendaalian. Fungsi-fungsi katim tersebut telah dilakukan dengan baik

oleh katim di ruaang dahlia 2. Namun, ada beberapa kesenjangan atau hal-hal

lain yang bisa lebih ditingkatkan sehingga manajemen diruangan akan menjadi

semakin baik. Hal-hal tersebut diantaranya : peran katim diruangan masih

semu karena katim diruangan dahlia 2 ikut mengelola banyak pasien sehingga

belum dapat melaksanakan fungsinya sebagai katim secara penuh. Selain itu

katim belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pre dan post conference pada

masing-masing tim. Untuk supervisi dan case confrrence tidak dilakukan

secara formal atau terstruktur namun lebih kearah pendekatan diskusi dan

sharing secara informal.


b. Peran sebagai PA diruang Dahlia 2 telah dilakukan dengan baik.

Mualai dari penyusunan dan perencanaan kegiatan harian PA. Selain itu PA

diruang Dahlia 2 melakukan pengelolaan pasien dalam team work diaman PA

selalu mengikuti kegiatan operan jaga. Namun, kinerja PA di ruang Dahlia 2

kurang terstruktur dengan baik. Dimana PA masing-masing tim terkadang

masih melakukan peran PA pada tim yang lain. Hal tersebut terjadi karena

terbatasnya jumlah PA diruanh Dahlia 2


2. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor pendukung
Faktor-faktor pendukung yang ada diruang Dahlia 2 yaitu :
1) Peran ketua tim yang ikut mengelola pasien sehingga membantu

mengurangi beban kerja PA


2) Adanya kerja saama tim yang baik antara katim dengan PA dan PA

dengan PA yang lain sehingga tercipta team work yang baik.


3) Melakukan diskusi tiap mengjadapi permasalahan yang terjadi

sehingga setiap masalah dapat terselesaikan dengan baik.


b. Faktor penghambat
1) Katim ikut mengelola banyak pasien sehingga peran katim sendiri

kurang maksimal.
2) Komunikasi yang kurang baik pada beberapa PA sehingga terkadang

ada informasi yang kurang tersampaikan dengan baik.


3. Rekomendasi
Rekomendasi yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan manajemen

diruangan menjadi lebih baik antara lain :


a. Katim tidak terlalu banyak mengelola pasien sehingga fungsi katim

terlaksana dengan baik


b. Melakukan pre dan post conference dengan baik antar tim
c. Meningkatkan komunikasi baik antara katim dengan PA dan PA

dengan PA sehingga semua informasi yang menyangkut pasien dapat

tersampaikan dengan baik dan meningkatkan team work


d. Katim lebih memotivasi PA swhingga selalu timbul semangat dalam

mengelola pasien
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:Penataan


Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat:Implementasi.Jakarta:EGC.
Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta :
EGC.
Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah
sakit. Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta.

http://damz212.blogspot.co.id/2014/02/landasan-teori.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16685/Chapter%20II.pdf;sequence=4

Anda mungkin juga menyukai