Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PARAGRAF

Disusun Oleh :

Nama : Lutfi Maulida


Mia Khairunnisa
M. Zia
Murdini Prithvi Wilma K
Nisa Inayah
Tingkat : II B
Kelompok : 8 (delapan)
Dosen Pengampu : Dwi Atmoko, M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
SEMESTER IV
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Paragraf.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Paraagraf ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Slawi, Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf........................................................................3
2.2 Macam-macam Paragraf................................................................4
2.2.1 Syarat-syarat Pembentuk Paragraf.......................................6
2.2.2 Struktur Paragraf..................................................................8
2.2.3 Fungsi Paragraf.....................................................................9
2.2.4 Pola Susunan Paragraf..........................................................9
2.3 Teknik Pengembangan Paragraf....................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan
dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya
terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi
komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya
terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari paragraf?
2. Apa saja macam-macam paragraf?
3. Bagaimana teknik pengembangan paragraf?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari paragraf
2. Dapat mengetahui macam-macam paragraf
3. Dapat mengetahui teknik pengembangan paragraf
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Kata paragraf berasal dari kata Yunani, yaitu dari kata para yang berakti
sebelum dan kata grafein yang berakti menulis, menggores. Paragraf atau
alinea merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan dan
membentuk sebuah gagasan.
Paragraf (alenia) adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis
dan runtun (sistematis), yang memungkinkan sesuatu gagasan pokok dapat
dikomoniksikan kepada pembaca secara efektif. Paragraf merupakan satuan
terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan pikiran sebagai bagian
dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Paragraf
susunannya akan menyulitkan membaca untuk menangkap pikiran penulis.
Meskipun singkat, oleh karena ada isi pikiran yang hendak disampaikan,
paragraf membutuhkan organisasi dan susunan yang has. Disamping itu,
karena paragraf merupakan bagian suatu pasal, maka antar paragraf satu
dengan yang harus saling berhubungan secara harmonis, sehingga sesuai
dengan rangka sesuruh karangan . Oleh karena itu, sebuah karangan hanya
akan baik jika paragraf ditulis dengan baik dan dirangkai dalam runtunan
yang logis.
Dalam kenyataan, terkadang kita bertemu dengan paragraf atau alenia
yang hanya terdiri atas satu kalimat. Bentuk seperti itu dianggap sebagai
bentuk paragraf yang kurang ideal dan dianggap sebagai pengecualian. Dalam
tulisan ilmiah, paragraf semacam itu jarang dipakai. Ada beberapa alasan
mengapa hanya terdapat satu kalimat dalam paragraf, yaitu (a) paragraf atau
alenia tersebut kurang baik untuk dikembangkan oleh penulisnya atau
penulis kurang memahami hakikat paragraf, (b) sengaja dibuat oleh
pengarang dengan maksud hanya mengemukakan gagasannya terdapat pada
paragraf berikutnya.

3
4

Selain itu, dalam sebuah paragraf, hanya boleh ada satu ide pokok atau
pikiran utama. Andaikan dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide pokok
atau pikiran utama, alinea harus dipecah menjadi lebih dari satu paragraf.
Keraf (1991:63) mengemukan ada dua tujuan mengapa paragraf diperlukan,
yaitu:
1. Untuk memudahkan pengetian dan pemahaman. Oleh karena itu, dalam
sebuah alinea hanya boleh ada satu tema. Bila terdapat dua tema, paragraf
itu harus dipecah menjadi dua paragraf.
2. Untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
Dengan demikian, kita memiliki kesempatan untuk berhenti lebih lama
daripada perhentian pada ahir kalimat. Disamping itu, kita juga bisa
berkonsentrasi terhadap tema paragraf.

2.2 Macam-macam Paragraf


A. Pembagian paragraf berdasarkan posisi kalimat topik
Macam-macam paragraf dapat ditinjau berdasarkan hal-hal berikut; (1)
berdasarkan posisi kalimat topiknya; (2) berdasarkan fungsinya dalam
karangan; dan (3) berdasarkan sifat isinya. Paragraf dapat dibedakan atas
empat bagian, yaitu:
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal
paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan
uraian atau penjelasan khusus.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah kebalikan dari paragraf deduktif. Kalau
dalam paragraf deduktif pikiran utama terdapat pada awal, pada
paragraf induktif pikiran utamanya terletak di akhir paragraf. Paragraf
ini dimulai dengan pikiran penjelas terlebih dahulu, kemudian baru
diakhiri dengan pikiran utamanya.

3. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang pikiran utamanya
terletak pada awal dan akhir paragraf. Pikiran utama yang terdapat
5

pada akhir paragraf sifatnya mengulang kembali gagasan utama yang


terdapat pada awal paragraf.
4. Paragraf Penuh Kalimat Topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf ini sama pentingnya dan
tak ada kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Paragraf seperti
ini sering dijumpai pada karangan yang berbentuk narasi dan
deskripsi.
B. Pembagian paragraf berdasarkan fungsinya dalam karangan.
Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas
tiga bagian, yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf
penutup.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini bertujuan mengantarkan pembaca kepada isi karangan.
Sebagai paragraf pembuka, paragraf ini harus dapat menarik minat
dan perhatian para pembacanya. Selain itu, paragraf ini juga harus
mampu menyiapkan pikiran pembaca untuk mengetahui isi karangan
secara keseluruhan.
2. Paragraf Pengembang
Paragraf ini ada penjabaran dari paragraf pembuka. Paragraf ini
berfungsi untuk mengembangkan inti permasalahan seperti yang telah
dikemukakan dala paragraf pembuka. Paragraf ini juga berisi
penjelasan terhadap hal-hal yang akan diuraikan selanjutnya. Selain
itu paragraf ini juga harus mampu mempersiapkan landasan untuk
sebuah kesimpulan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf ini merupakan simpulan dari seluruh isi karangan. Oleh
sebab itu harus mencerminkan seluruh isi karangan tersebut. Sebagai
sebuah simpulan, paragref ini tidak boleh terlalu panjang.
a. Pembagian paragraf berdarkan sifat isinya
Berdasarkan isinya, paragraf dapat dibedakan atas lima bagian :
1. Paragraf persuasi, yaitu paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang baik pembaca ataupun pendengar agar melakukan
sesuatu yang dikehendaki penulis dengan memengaruhi pikiran,
pendapat, atau sikap pembaca, dengan memberikan penekanan
pada aspek emosional.
6

2. Paragraf argumentasi, yaitu paragraf yang bertujuan membuktikan


sesuatu dengan cara penulis menyampaikan pendapat yang disertai
penjelasan yang kuat berdasarkan pada fakta-fakta yang kuat
dengan maksud agar si pembaca terpengaruh.
3. Paragraf narasi, yaitu paragraf yang berbentuk kisahan suatu
kejadian atau peristiwa, yang disusun secara kronologis (menurut
urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dengan
demikian, para pembaca akan merasakan urutan kejadian yang
digambarkan dalam tulisan.
4. Paragraf deskripsi, yaitu paragraf yang menggambarkan atau
menerima suatu objek, gagasan tempat atau peristiwa dengan
sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat atau
mengalami sendiri hal atau peristiwa yang digambarkan oleh
penulis.
5. Paragraf eksposisi, yaitu paragraf yang menjelaskan tentang suatu
permasalahan yang dipaparkan secara runtut sehingga masalahnya
menjadi jelas. Tujuan paragraf ini adalah memberikan informasi
atau penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan
gagasan sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca.
2.2.1 Syarat-syarat Pembentuk Paragraf
Sebuah paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi dua syarat,
yaitu adanya kesatuan dan kepaduan (koherasi).
1. Kesatuan (kohesi). Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika
kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut bersama-sama menyatakan
suatu hal atau tema tertentu.
2. Kepaduan (koherensi). Paragraf dianggap perlu jika semua kalimat
yang membangun sebuah paragraf saling berhubungan dan kompak
antara kalimat satu dan kalimat yang lainnya yang membentuk
paragraf itu. Hubungan antarkalimat harus saling berkaitan, tidak ada
satu kalimat pun yang hubungannyatidak logis.
Cara mengaitkan hubungan antarkalimat dapat dilakukan dengan
melihat hubungan antar subjek atau antar predikat.
Selain dengan repetisi dan kata ganti, pertalian antarkalimat dapat
dijalin dengan kata atau frasa penghubung. Dalam peranannya sebagai
7

penghubung, ada beberapa macam kata atau frasa yang dapat dipakai
untuk maksud yang berbeda.
Tabel berikut ini memuat contoh kata dan frasa penghubung
lengkap dengan fungsinya masing-masing.
Fungsi Contoh Kata dan Frasa
Menyatakan hubungan: Akibatnya, karena itu, maka, oleh
Akibat/hasil
sebab itu, dengan demikian, jadi
Pertambahan
Berikutnya, demikian juga,
kemudian, selain itu, lagi pula, lalu,
Perbandingan
selanjutnya, tambahan lagi

Dalam hal yang sama, lain halnya


Pertentangan dengan, sebaliknya, lebih baik dari
itu, berbeda dengan itu
Tempat
Akan tetapi, bagaimanapun,
meskipun begitu, namun, sebaliknya,
Tujuan
walaupun demikian
Waktu
Berdekatan dengan itu, di sini, di
seberang sana, tak jauh dari sana, di
Singkatan
bawah, persis, di depan di
sepanjang
Agar, untuk/guna, untuk maksud itu

Baru-baru ini, beberapa saat


kemudian, mulai sebelum, segera,
sesudah, sejak, ketika

Singkatnya, ringkasnya, akhirnya,


sebagai simpulan, pendek kata

2.2.2 Struktur Paragraf


Sebuah paragraf terdiri atas satu pikiran utama ditambah dengan
beberapa pikiran penjelas atau pikiran pendukung. Pikiran utama adalah
apa yang menjadi pokok persoalan atau gagasan utama paragraf
8

tersebut. Sementara kalimat penjelas atau pikirian penjelas berfungsi


menjelaskan atau mendukung ide pokok dalam paragraf tersebut. Ada
beberapa ciri pikiran utama, yaitu :
1. Permasalahannya berpotesial untuk dirinci atau diuraikan lebih
lanjut;
2. Berupa kalimat lengkap yang bisa berdiri sendiri;
3. Artinya cukup jelas, tanpa harus dihubungkan dengan kalimat
lain;dan
4. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
Sementara pikiran penjelas memiliki ciri-ciri
1. Tidak dapat berdiri sendiri;
2. Arti kalimat itu baru akan jelas setelah dihubungkan dengan kalimat
lain dalam paragraf;
3. Sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa transisi
(penghubung); dan
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan kata tambahan lain
yang bersifat mendukung kalimat topik.
Kalimat topik dapat kita temui dimana saja dalam paragraf, baik di
awal maupun di akhir paragraf. Bahkan, ada paragraf yang seluruhnya
berisi topik.
Paragraf yang kalimat topiknya terdapat di awal paragraf disebut
paragraf deduktif, Paragraf yang kalimat topiknya terdapat di awal
paragraf disebut paragraf induktif, Paragraf yang kalimat topiknya
terdapat di awal dan di akhir disebut paragraf deduktif-induktif.
Kalimat topik yang di akhir adalah simpulan dari kalimat topik
sebelumnya. Sementara itu, paragraf yang berisi seluruhnya kalimat
topik disebut paragraf penuh kalimat topik.
2.2.3 Fungsi Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu,
tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai
berikut:
1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraf
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran
penulisnya
9

3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,


4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi
pengantar, transisi, dan penutup.
2.2.4 Pola Susunan Paragraf
Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang tersusun dengan pola
runtunan tertentu, antara lain:

1. Pola runtunan waktu


Pola susunan ini biasanya dipakai untuk memberikan
(mendeskripsikan) suatu peristiwa atau prosedur membuat atau
melakukan sesuatu selangkah demi selangkah. Misalnya cara
melakukan percobaan, menyelesaikan masalah dan menggunakan
suatu alat. Pola susunan ini ditandai dengan rambu yang
menyatakan runtutan waktu, lalu, kemudian, setelah itu, sambil,
seraya, dsb.
2. Pola runtutan ruang
Apabila penulis menggunakan pola runtutan ruang secara umum, ia
akan menggunakan kata seperti disebelah kiri, sedikit diatas, agak
menjorok kedalam, dsb. Apabila penulis menggunakan pola ini
secara pasti, maka ia dapat menyebutkan ukurannya, misalnya
sepuluh sentimeter diatasnya, menjorok kedalam 1 m, memnentuk
sudut 45 derajat, dsb.
3. Pola susunan sebab-akibat
Pola susunan paragraf ini digunakan antara lain untuk (1)
menemukan alas an saecara logis, (2) mendeskripsikan suatu proses,
(3) menerangkan sebab bagi suatu peristiwa atau fenomena, (4)
memprakirakan peristiwa yang akan terjadi. Beberapa rambu dalam
pola susunan ini adalah jadi, akhibatnya, menghasilkan, sehingga,
dll.
4. Pola susunan perbandingan
Pola ini digunakan untuk membandingkan suatu perkara atau lebih,
yang disatu pihak mempunyai kesamaan, sedangkan di pihak lain
mempunyai perbedaan. Perbandingan ditandai dengan rambu seperti
10

tetapi, apalagi, berbeda dengan, demikian pula, sedangkan,sementara


itu.
5. Pola susunan daftar
Suatu paragraf dapat pula memuat rincian yang diungkapkan dalam
bentuk daftar. Susunan daftar dapat berformat (berderet ke bawah)
atau tidak (mebaur di dalam paragraf itu sendiri, sehingga tak terlihat
jelas sebagai daftar. Baik berformat maupun tidak, kalimat-kalimat
rincian perlu seiring dan berhubungan secara mulus dengan kalimat
induknya.
6. Pola susunan contoh
Banyak gagasan yang memerlukan contoh, sehingga kalimat-kalimat
rinciannya mengemukakan contoh-contoh, yang adakalanya diawali
dengan kata misalnya atau contohnya, tetapi adakalanya tidak.
7. Pola susunan bergambar
Terdapat pernyataan yang dilengkapi dengan gambar (bagan, tabel,
grafik, diagram. dsb.) untuk memperjelas maksud pernyataan
tertulisanya.
2.3 Teknik Pengembangan Paragraf
Paragraf sesuai metode-metode pengembangan dengan dasar pembentukkan
paragraf :
1. Klimaks dan anti klimaks
2. Sudut pandang menurutku, menurut saya
3. Perbandingan dan pertentangan batuk, pilek
4. Analogi perbedaan, ibarat, bagai (metafora) mungkin majas dan
peribahasa bisa sebagai fiksi
5. Proses menjelaskan dari A- Z
6. Sebab-akibat mengapa ?
7. Umum-khusus seperti piramida terbalik (penjelasan kemudian inti)
8. Klasifikasi pengelompokkan beberapa pokok kalimat
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu Bahasa Indonesia
dapat member kita ilmu pengetahuan yang mendalam dan Bahasa Indonesia
adalah Bahasa Resmi kebangsaan dengan Berbahasa Indonesia kita bias
menambah Cakrawala dan pemikiran dan berbahasa yang lusa.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan
gagasan. Namun dari pembahasan yang telah kami buat dapat disimpulkan
bahwa paragraf tidak hanya diikat oleh satu kesatuan gagasan, tetapi dapat
berupa dua gagasan atau lebih dengan memenuhi syarat yaitu kesatuan dan
kepaduan paragraf.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penyusun akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Dan akan lebih baik untuk para pembaca dapat
memahami materi sebelum membaca makalah agar pembaca dapat
mengetahui inti dari penulisan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Firdaus, W dan Syahminan. 2008. Bahasa Indonesia ke Arah Memahami Kaedah


dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : P&G Kilat Jaya.

Redaksi Titian Ilmu. 2004. Ensikopedi Sastra Indonesia. Bandung : Titian Ilmu.

Waluyo, H. J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : PT Erlangga

Wahyu R.N.T. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai