Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN ANENCEPAL

BAB I
PENDAHULUAN

Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya
meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan
840 kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit
Amerika (CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun
menjadi 16 persen.
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari
tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan
keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur
atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3
bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf.
Pemberian
dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman
seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang
mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan
tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak
menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di
Amerika baru sekitar 30 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam
folat.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Definisi
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak
terbentuk namun masih memiliki batang otak di luar. Sisa jaringan otak terlindung oleh
selaput yang tipis saja. Sehingga fungsi pernafasan dan kerja jantung masih dapat berfungsi
meski sedikit sekali kemungkinan untuk hidup. Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah
atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Kemungkinan bayinya
buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa saja yang berfungsi. Pada bola
mata bayi juga menonjol keluar, diakibatkan karena kelainan bentuk tengkorak bagian mata,
sehingga sering kali bayi anencephaly dapat julukan mirip kodok. bayi anencephaly
meninggal pada saat dia dilahirkan, sedangkan yang selamat pada saat dilahirkan dapat
bertahan hidup selama beberapa jam atau beberapa hari.

2. Etiologi
Penyebab anencefalus antara lain :

1. Faktor teratogenik
Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko
suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. Infeksi pada
ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan sejumlah kelainan bawaan sindroma rubella congenital dan infeksi
toksoplasmosis pada ibu hamil. Infeksi Toksoplasma yang merupakan salah satu penyebab
anencephalus merupakan penyakit infeksi yang ditemukan pada hewan di peternakan atau
binatang peliharaan. Kucing merupakan pembawa (carrier) penyakit ini dan dapat
menularkan kepada manusia melalui tinja, terutama bila sudah kering dan terhirup oleh
manusia. Ciri-ciri terinfeksi toksoplasma yang mudah di kenali adalah dengan seringnya
gejala flu, seperti bersin-bersin

2. Faktor gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam
folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya.
Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap
wanita subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.

3. Faktor fisik pada rahim


Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap
cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal, yang bisa menyebabkan atau menunjukkan
kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa memperngaruhi pertumbuhan
paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang
memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin
mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat misalnya
anensefalus atau atresia esophagus.
4. Faktor genetik dan kromosom
Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang
abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang
terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang atau
cacat, bisa terjadi kelainan bawaan. Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom juga
bisa menyebabkan kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel
telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau
sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan. Semakin tua
seorang wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan
terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan bawaan yang
lainnya disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak
dapat dijelaskan).

3. Faktor resiko terjadinya anensefalus adalah :


a) Faktor ibu usia resti
b) Hamil dengan kadar asam folat rendah
c) Mengkonsumsi kafein, alkohol selama masa kehamilan.
d) Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya

4. Gejala
ibu :
polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak akibat cairan otak). Pada
anencephalus polihidramnion terjadi karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput
sum-sum tulang belakang. Selain itu, anak anencephaly tidak menelan dan pertukaran air
terganggu karena pusatnya kurang sempurna hingga anak ini kencing berlebihan.)
Bayi :
Tidak adanya tengkorak
Tidak adanya otak ( belahan otak dan otak kecil )
Wajah fitur abnormal
Jantung cacat

5. Pengaruh pada Kehamilan
Sering menimbulkan kehamilan serotin, biasanya disertai hydramnion, anak sering lahir
dengan letak muka, badan anak kadang - kadang besar dan menimbulkan kesulitan waktu
baru lahir. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak ada,
atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering tidak muncul
dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta perangsang persalinan pada
masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung kepala, pada
saat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah selama memungkinkan, sehingga leher
rahim bisa membuka dengan tekanan air ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses
melahirkan seorang bayi anencephaly hampir sama dan sama lamanya dengan halnya
kelahiran bayi normal. Hasil pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja
dipecahkan, maka kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier
2006).

6. Diagnosa
Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan lunak,
tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan bunyi
jantung menjadi lambat.
1. Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan kongenital.
2. Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
1. Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein.
Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi, pada sekitar
25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami polyhydramnios atau
kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan pada si bayi, kadang-
kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air ketuban seperti halnya
dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat kelebihan, akan mengakibatkan
perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada kemungkinan bayinya lahir premature atau air
ketuban pecah. Untuk mengurangi kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat melakukan
amniocentesis. Air ketuban di sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa lebih lega.)
3. Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf namun
kebanyakan hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi
yang sehat. Ini menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya melakukan
tes-tes lebih lanjut untuk memastikan apakah bayi menderita anencephalus)
4. Kadar estriol pada air kemih ibu
5. USG (Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG dengan sangat
mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur kehamilan 16 minggu dan
ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan salah diagnose sangat kecil)

8. Penanganan dan pencegahan


Penanganan dan pencegahan janin / bayi baru lahir dengan anensephalus:
Penanganan pada bayi anensephalus akan ditujukan untuk memberikan dukungan emosional
kepada keluarga. Karena tidak ada pengobatan untuk anenshepalus, kurangnya pembentukan
otak, sekitar 75 % dapat menyebabkan bayi lahir mati. Resiko terjadinya anenshepalus bisa
dikurangi dan dicegah dengan meningkatkan asupan asam folat 400 mikrogram sehari pada
wanita usia subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal
trimester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan
tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam
makanan dan minuman seperti susu, sereal, buah- buahan seperti alpukat, papaya, jeruk,
stroberry. Makanan yang mengandung asam folat hendaknya dikonsumsi bersamaan dengan
sayuran dan karbohidrat yang seimbang. Ada brokoli, wortel dan bayam yang juga
mengandung asam folat dan juga berfungsi sebagai sayuran. Sumber karbohidrat yang baik
adalah gandum.
Apapun makanan yang mengandung asam folat yang dikonsumsi, sebaiknya diiringi dengan
asupan kadar gizi yang seimbang guna membuat kondisi tubuh menjadi lebih stabil dan
terhindari dari pengaruh buruk radikal bebas, apalagi untuk calon ibu yang sedang hamil .
Selain itu pencegahan dapat juga dilakukan dengan :
1. Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
2. Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan untuk
melakukan USG minimal tiap trimester.
3. Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, alkohol
dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang
terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
4. Penuhi kebutuhan akan asam folat.
5. Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak
larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh.
Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem
kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar
adrenal.
6. Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek
buruk terhadap janin.
7. Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang dimasak
setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman
penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
8. Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela,
Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih
direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi
pengobatan bisa langsung dilakukan
KASUS
Ny. I.L, G2P1A0, UK 39 minggu
KAMAR BERSALIN RSUD BANTUL

I. Data Subyektif
Pada tanggal 01-11-2016
Identitas
Nama isteri : Ny. I.L Nama suami : Tn. R
Umur : 24 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Keluhan utama
Pasien merasa hamil 9 bulan, kenceng-kenceng (+), gerakan bayi aktif (+), lendir darah (+)
Riwayat Menstruasi
Menarche umur 14 tahun. Siklus 30 hari. Teratur. Lama 7 hari. Tidak ada fluor albus. Tidak
dismenorroe.

Riwayat kehamilan ini.


Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 25 minggu. ANC di bidan
Frekuensi :
Trimester I 0 kali
Trimester II 2 kali
Trimester III 2 kali
Pergerakan janin baik dalam 24 jam terakhir
Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 18x dalam 24 jam.

Riwayat kesehatan : Ibu tidak mempunyai riwayat keluarga dengan kelainan janin pada kehamilan
Pengetahuan Ibu tentang kehamilan ini : :Ibu tidak mengetahui jika ada tanda-tanda kelainan pada
janin yang dikandungnya
Psikologis : Ibu menerima kehamilan ini
II. Data Obyektif
Keadaan umum : baik, sadar
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 /menit
Temp : 36,5 C
Nadi : 80 /menit

Palpasi
Janin tunggal, memanjang, preskep, kepala floting, puka, DJJ 134 kpm, his (-), gerakan janin (+),
TFU 32 cm.
PD : vu normal, dinding vagina licin, serviks tipis lunak, eff 20%, pembukaan 2 cm, kepala
floating, selket (+), AK (-), STLD (+),

USG: Janin tunggal, memanjang, preskep, DJJ (+), gerak (+), plasenta di fundus grad II, AK cukup
(AFI 9,2 cm), tampak gambaran frog sing, FL ~ 37W 4D, EFW 2600 gram,

Dx : Sundigravida, hamil aterm, dalam persalinan kala I fase latent dengan janin anencepale

Tx :
obs his dan DJJ
Evaluasi kemajuan persalinan 4 jam lagi

Anda mungkin juga menyukai