Disusun oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS EKONOMI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
serta hidayah-Nya dalam kehidupan ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen mengenai
Pelaporan Segmen dan Desentralisasi serta untuk memberi pemahaman kepada pembaca
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan hidayah dan karunia kepada Dosen mata
kuliah Akuntansi Manajemen yaitu Ibu Ati Sumiati,S.Pd,M.Si yang telah membimbing dan
memberikan materi selama proses perkuliahan. Makalah ini memang jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Semoga
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan, banyak perusahaan memilih
untuk desentralisasi. perusahaan tersebut melakukan desentralisasi karena para manajer
lokal mampu membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi lokal. Manajer
lokal juga mampu memberikan tanggapan tepat waktu untuk kondisi-kondisi yang
berubah. Dalam kondisi terdesentralisasi, para manajer memiliki peran yang lebih besar
dalam pembuatan keputusan dan pengimplementasiannya, serta menjadikan manajemen
lebih bertanggung jawab terhadap aktivitas unit kerja yang dipimpin. Adanya
desentralisasi ini akan menyebabkan para manajer yang dikenai limpahan wewenang
membutuhkan informasi yang berkualitas serta relevan untuk mendukung kualitas
keputusannya. Selain itu, desentralisasi untuk perusahaan besar digunakan untuk
perusahaan besar diperlukan karena keterbatasan kognitif karena tidak mungkin ada
orang yang dapat memahami secara utuh setiap pasar dan produk. Alasan lainnya adalah
sebagai wadah untuk melatih dan memotivasi manajer lokaldan membebaskan
manajemen puncak dari masalah-masalah operasional sehari-harisehingga mereka dapat
menggunakan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat jangka panjang seperti
perencanaan strategis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desentralisasi?
2. Apa saja alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi?
3. Apa keunggulan dan kelemahan desentralisasi?
4. Apa saja akuntansi pertanggung jawaban?
5. Bagaimana kaitannya desentralisasi dan pelaporan segmen?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian desentralisasi
2. Untuk mengetahui apa saja alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi.
3. Untuk mengetahui apa keunggulan dan kelemahan desentralisasi.
4. Untuk mengertahui apa saja akuntansi pertanggung jawaban pada perusahaan yang
terdesentralisasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana kaitannya desentralisasi dan pelaporan segmen.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh bagi penulis yaitu penulis dapat lebih memahami apa
saja keunggulan dan kelemahan desentralisasi serta akuntansi pertanggungjawaban pada
perusahaan terdesentralisasi dan bagaimana kaitannya desentralisasi dan pelaporan
segmen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Perbedaan jelas antara biaya tetap yang dapat ditelusuri dan biaya tetap umum
adalah penting dalam laporan segmen karena biaya tetap yang dapat ditelusuri
dibebankan ke segmen.
Biaya yang dibebankan ke segmen harus meliputi semua biaya yang berperan
terhadap segmen tersebut dari keseluruhan perusahaan. Semua fungsi perusahaan dari
Riset dan Pengembangan, desain produk, pabrikan, pemasaran, penyaluran, dan
layanan pelanggan diharapkan bekerja dengan baik menyediakan barang atau jasa
kepada pelanggan dan menghasilkan pendapatan.
Akan tetapi hanya biaya produksi yang ada di biaya produk dengan metode
biaya penyerapan yang memang disyaratkan dalam laporan keuangan eksternal.
Untuk menghindari dua system perhitungan dan memberi konsistensi antara pihak
luar (eksternal) dan internal (manajemen), banyak perusahaan menggunakan Biaya
Penyerapan untuk tujuan internalnya seperti Laporan Laba Rugi Bersegmen.
Akibatnya banyak perusahaan menghilangkan analisis laba (profitability analysis)
sebagai bagian dari biaya yang besar dari suatu produk.
2. Metode yang Kurang Tepat dalam Membebankan Biaya Yang Dapat Ditelusuri di
antara Segmen-Segmen
Perusahaan membebankan secara tidak tepat biaya-biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke pusat-pusat pertanggungjawaban dengan dua cara. Pertama, mereka
mungkin gagal menelusuri biaya ke pusat-pusat pertanggungjawaban meskipun hal
ini masih dapat dilakukan. Kedua, mereka bergantung pada dasar alokasi yang tidak
tepat untuk membebankan biaya tetap yang dapat ditelusuri.
Seharusnya biaya dialokasikan ke segmen untuk kepentingan pengambilan
keputusan internal hanya jika dasar alokasinya benar-benar menyebabkan timbulnya
biaya yang sedang dialokasikan.
3. Pembagian yang Tidak Jelas untuk Biaya Tetap Umum di antara Segmen yang Ada
Praktik bisnis ketiga yang mengakibatkan biaya segmen terdistorsi adalah
praktik membebankan biaya yang tidak dapat ditelusuri ke segmen. Tidak ada
hubungan sebab akibat antara biaya bangunan kantor pusat dengan keberadaan suatu
produk apapun. Konsekuensinya, setiap alokasi biaya bangunan kantor pusat ke
produk pasti bersifat tidak jelas.
A. Kesimpulan
Setelah makalah ini disusun dan diuraikan, maka berdasarkan hal tersebut dapatlah
penulis mengambil kesimpulan yang merupakan penutup dari penyusunan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan masyarakat terutama mereka yang bekerja
di perusahaan, agar dapat mengetahui tentang apa itu desentralisasi dan bagaimana
pelaporan segmen. Untuk semua yang menjabat dalam perusahaan, baik manajer yang
paling bawah ataupun manajer yang paling atas ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam
mengelola perusahaan. Selain itu dengan mengetahui hal ini, diharapkan para manajer bisa
lebih memahami dan mampu melaksanakan kerjasama yang baik antar manajer dalam satu
lingkup perusahaan tersebut demi menjalankan misi perusahaan.