Anda di halaman 1dari 10

BAB V

CAMPURAN AGREGAT

V.1 METODE PENGUJIAN KONDISI DAN ANALISA AYAKAN PASIR

V.1.1 TUJUAN
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran agregat halus. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam
tabel atau grafik.

V.1.2 DASAR TEORI


Pasir adalah batuan berbutir halus yang terdiri atas butiran sebesar 0,15 mm
sampai 4,75 mm. Pasir berasal dari penghancuran batuan baik secara alamiah maupun
penghancuran dengan bantuan manusia. Pasir merupakan bahan bangunan yang
berfungsi antara lain sebagai bahan campuran adukan beton. Maka dari itu mutu dari
pasir sangat perlu diperhatikan. Sedangkan Lumpur adalah bagian bagian butiran
yang dapat melewati ayakan 0,063 mm.

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 tentang


Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Pasangan Dinding adalah sebagai
berikut:

1. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.

2. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh
cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan jenuh garam. Jika
dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat.
Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat

3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap berat
kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci.

V.1.3 CARA KERJA


Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat seperti timbangan, talam, mesin penggetar, ayakan/saringan
2. Agregat halus dimasukan kedalam talam dan ditimbang hingga beratnya 500
gram (diluar dari berat talam)
3. Bersihkan saringan kemudian saringan disusun dengan susunan saringan yang
paling besar berada ditempatkan diatas
4. Saringan diletakan di mesin penggetar, kemudian agregat halus dimasukan ke
dalam saringan sedikit demi sedikit
5. Ayak agregat halus dengan mesin penggetar selama 15menit

Gambar V. 1 Agregat Kasar diayak Menggunakan Mesin Penggetar


(Sumber : Dokumentasi)

6. Agregat halus yang tertahan disetiap saringan ditimbang dengan menggunakan


timbangan

V.1.4 HASIL PERCOBAAN


Dari praktikum uji saringan agregat halus yang sudah dilaksanakan, didapatkan
data praktikum sebagai berikut:

Tabel V. 1 Data Praktikum Uji Saringan Agregat Halus

No
Ayakan Tertinggal (gram)

30 5
50 201
100 262
200 22
Pan 7
(Sumber :Analisis Data)
ASTM C33-03 : Agregat halus yang baik untuk campuran beton apabila analisa
ayakannya berada pada grading zone 2 atau grading zone 3

V.1.5 PEMBAHASAN
Berikut ini adalah tabel presentase tertinggal dan presentase kumulatif:

Tabel V. 2 Presentase Tertinggal dan Kumulatif dari Agregat Halus

Tertinggal Kumulatif
Ukuran saringan Gram % Tertinggal % Lolos %

30 5 1,01 1,01 98,99


50 201 40,44 41,45 58,55
100 262 52,72 94,16 5,84
200 22 4,43 98,59 1,41
Pan 7 1,41 100,00 0,00
Jumlah 497 100
(Sumber :Data Perhitungan)

Agregat halus ini memenuhi ASTM C33 karena masuk dalam grading zone 2
V.2 METODE PENGUJIAN KONDISI DAN ANALISA SARINGAN BATU
PECAH

V.2.1 TUJUAN
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan
dalam tabel atau grafik.

V.2.2 DASAR TEORI


Menurut SNI 03-2834-2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi 'alami' dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm.

V.2.3 CARA KERJA


Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat-alat seperti timbangan, talam, mesin penggetar, ayakan/saringan
2. Agregat kasar dimasukan kedalam talam dan ditimbang hingga beratnya 500
gram (diluar dari berat talam)
3. Bersihkan saringan kemudia saringan disusun dengan susunan saringan yang
paling besar berada ditempatkan diatas
4. Saringan diletakan di mesin penggetar, kemudian agregat kasar dimasukan ke
dalam saringan sedikit demi sedikit
5. Ayak agregat kasar dengan mesin penggetar selama 15menit

Gambar V. 2 Agregat Kasar diayak Menggunakan Mesin Penggetar


(Sumber : Dokumentasi)
6. Agregat kasar yang tertahan disetiap saringan ditimbang dengan menggunakan
timbangan

V.2.4 HASIL PERCOBAAN


Dari praktikum uji saringan agregat kasar yang sudah dilaksanakan, didapatkan
data praktikum sebagai berikut:
Tabel V. 3 Data Praktikum Uji Saringan Agregat Kasar

Ukuran diameter lubang Tertinggal (gram)

0
1
250
34

12 2660

1508
38
447
14
4 16

8 11

10 2

12
30

50 23

18
100
21
200
29
Pan

Jumlah 4997

(Sumber :Analisis Data)


V.2.5 PEMBAHASAN
Berikut ini adalah tabel presentase tertinggal dan presentase komulatif:
Tabel V. 4 Presentase Tertinggal dan Presentase Kumulatif dari Agregat Kasar

Tertinggal Kumulatif
UKURAN SARINGAN gram % Tertinggal Lolos
% %
1 0 0,00 0,00 100,00
34 250 5,00 5,00 95,00
12 2660 53,23 58,23 41,77
38 1508 30,18 88,41 11,59
14 447 8,95 97,36 2,64
4 16 0,32 97,68 2,32
8 11 0,22 97,90 2,10
10 2 0,04 97,94 2,06
30 12 0,24 98,18 1,82
50 23 0,46 98,64 1,36
100 18 0,36 99,00 1,00
200 21 0,42 99,42 0,58
Pan 29 0,58 100,00 0,00

Jumlah 4997 100,00

(Sumber : Data Perhitungan)


Ukuran saringan = 100% - (250/ 4997 x 100%) 0 %
= 95%
Ukuran saringan = 100% - (2660/ 4997 x 100%) 5%
= 41.77%
Ukuran saringan 3/8 = 100% - (1508/ 4997 x 100%) 30.18%
= 11.59%
Ukuran saringan = 100% - (447/ 4997 x 100%) 8.95%
= 2.64%
Ukuran saringan 4 = 100% - (16/ 4997 x 100%) 0.32%
= 2.32%
Ukuran saringan 8 = 100% - (11/ 4997 x 100%) 0.22%
= 2.10%
Ukuran saringan 10 = 100% - (2/ 4997 x 100%) 0.04%
= 2.06%
Ukuran saringan 30 = 100% - (12/ 4997 x 100%) 0.24%
= 1.82%
Ukuran saringan 50 = 100% - (23/ 4997 x 100%) 0.46%
= 1.36%
Ukuran saringan 100 = 100% - (18/ 4997 x 100%) 0.36%
= 1%

Ukuran saringan 200 = 100% - (21/ 4997 x 100%) 0.42%


= 0.58%
Pan = 100% - (29/ 4997 x 100%) 0.58%
=0%

Agregat Agregat kasar ini memenuhi ASTM C33 karena masuk dalam
grading zone 2.

V.2.6 Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan dan analisa didapatkan hasil agregat halus tidak
masuk dalam grading zone, dan untuk agregat kasar tidak masuk dalam grading zone .

V.2.7 Gambar
Grafik Grading Zone

Zona 1
100 100 100 100
95
90 90
80
70 70
60 60 batas
atas
50
batas
40 bawah
34
30 30 data
20 20
15
10 10 11.59
5
2.32 2.64
0 2.1
0
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Grafik 1. Grading Zone 1 Agregat Halus


Zona 2
100 100 100 100
90 90
80 79
75
70
60 batas
55
50 atas
batas
40 40
35 bawah
30 data
20
10 10 11.59
8
0 02.1 2.32 2.64
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Grafik 2. Grading Zone 2 Agregat Halus

Zona 3
100 100 100 100
90 90
85
80 79
75
70
60 60 batas
50 atas
40 batas
40
bawah
30 data
20
10 10 12 11.59
0 2.1
0 2.32 2.64
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Grafik 3. Grading Zone 3 Agregat Halus


Zona 4
100 100 100 100
95 95
90 90
80 80
70
60 60 batas
50 atas
batas
40
bawah
30 data
20
15 15
10 11.59

0 2.1
0 2.32 2.64
0.15 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 9.6

Grafik 4. Grading Zone 4 Agregat Halus

Zona 1
120

100 100 100


85
80
batas atas
60
batas bawah
50
40 Hasil data

20
10 11.59
0 02.32 2.64 2.64
4.8 9.6 1.9 38 76

Grafik 5. Grading Zone 1 Agregat Kasar


Zona 2
120

100 100 100 100


95
80
batas atas
60 60
batas bawah
40 hasil data
30
20
10 11.59
0 02.1 2.32 2.64
4.8 9.6 19 38 76

Grafik 6. Grading Zone 2 Agregat Kasar

Zona 3
120

100 100 100


95
80
70 batas atas
60
batas bawah
40 40 hasil data
35
20
10 10 11.59
5
2.1 2.32 2.64
0
4.8 9.6 19 38 76

Grafik 7. Grading Zone 3 Agregat Kasar

Anda mungkin juga menyukai