Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 4
1.Munawaroh
Fakultas kesehatan
Prodi Keperawatan
UNIVERSITAS BOROBUDUR
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan, serta terima kasih yang sebesar
besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Melalui makalah ini, kita dapat mengetahui dan memahami tentang kalimat efektif.
Penulisan menggunakan metode pengumpulan data yang diambil dari berbagai
sumber dalam melengkapi penulisan makalah ini.
Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini oleh sebab itu,
penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar kedepan
penulis bisa menulis lebih baik lagi dalam pembuatan makalah baik secara
kepenulisan dan penyajiannya.
Penulis
2
Daftar Isi
Cover ................................................................................................................. 1
Bab 2 Pembahasan..............................................................................................6
Jenis-jenis kalimat...................................................................................14
Bab 3 Penutup....................................................................................................16
Kesimpulan.............................................................................................16
Saran.......................................................................................................16
Daftar isi.................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang
kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan
inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri,yaitu :
- Kalimat itu mempunyai subyek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subyek atau predikat suatu kalimat, tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan suatu subyek dan predikat suatu
kalimat dapat dilakukan dengan meghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, untuk, pada, dan sebagainya didepan subyek. Contoh :
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membyar uang
kuliah. (Salah)
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah .
(Benar)
6
- Tidak terdapat subyek yang ganda.
Conoh :
a. Penyusunan laporan itu, saya dibantu oleh para dosen
b. Soal itu saya kurang jelas
Perbaikan kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara . pertama dengan
menjadikan kalimat itu kalimat majemuk dan kedua mengganti
ungkapan penghubung antar kalimat ,yaitu :
7
a. Bahasa indonesia yang beasal dari bahasa melayu
b. Sekolah kami yang terletak didepan bioskop gunting
Perbaikannya
2. Kesejajaran/kepararelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh :
a. Harga minyak tanah dibekukan atau dinaikan secara luwes
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air,
dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukam dan kenaikan. Kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
8
3. Ketegasan
ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat
- Meletakkan kata yang ditonjolkan itu didepan kalimat(di awal kalimat)
Contoh : Presiden mengharapkan rakyat agar rakyat membangun
bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
4. Kecermatan
Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut :
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi :
5. Kepaduan
kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele. Misalnya :
Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya :
Mereka mmbicarakan kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
10
6. Kelogisan
kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat
dibawah ini :
a. Waktu dan tempat kami persilahkan
b. Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini
Kalimat ini tidak logis(tidak masuk akal). Yang logis adalah :
a. Bapak menteri kami persilahkan
b. Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini
7. Kehematan
kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang
memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan :
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek. Contoh :
a. Karena ia diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah :
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ketempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan :
Ia memakai baju warna merah.
Dimana engkau menangkap burung pipit itu?
11
Dapat diubah :
Ia memakai baju merah
Dimana engkau menangkap pipit itu?
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Kata hanya bersinonim dengan kata saja
Kata sejak bersinonim dengan kata dari
Perhatikan :
a. Dia hanya membawa badannya saja
b. Sejak dari pagi dia bermenung
Kalimat ini dapat diperbaiki :
a. Dia hanya membawa badannya
b. Sejak pagi dia bermenung
- Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak. Misalnya :
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang- orang beberapa orang
12
D. Unsur unsur kalimat efektif
fungsi sintaksis yang dalam tata bahasa lama lazim disebut jabatan kata dan
kini disebut peran kata dalam kalimat yaitu subjek(S), predikat(P), obyek(O)
pelengkap(Pel), dan keterangan(Ket).
- Subjek yaitu unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat disamping
unsur predikat. Ciri-ciri subjek lebih terperinci adalah untuk
memperkaya wawasan kita tentang struktur kalimat bahas indonesia.
Dengan demikian, kalimat-kalimat yang kita hasilkan dapat terpelihara
strukturnya. Contoh : Sofi mengikuti matakuliah bahasa indonesia.
- Predikat yaitu merupakan unsur utama suatu kalimat disamping subjek.
predikat harus mengandung unsur verba. Predikat dapat diikuti antara
lain oleh objek dan adverbia. Kata predikat berasal dari bahasa Latin
praedicatum yang artinya ialah "apa yang dibicarakan". Contoh : Muna
sedang menulis
- Objek tidak terlalu tepat karena istilah itu hanya untuk kalimat aktif,
sedangkan pada kalimat pasif istilah itu tidak dipakai. Dengan kata lain,
objek hanya terdapat pada kalimat aktif transitif, yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, yaitu subjek, predikat, dan
objek. Contoh : Juru masak menggoreng cumi-cumi
- Keterangan yaitu merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi
lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat misalnya
memberi informasi tentang waktu, tempat, dan cara. Contoh : Ibu
memasak tadi pagi
- Pelengkap yaitu bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat
lengkap dalam klausa. Pelengkap dapat berupa frasa nomina, verba,
adjektiva, atau preposisi atau klausa. Letaknya langsung di belakang
predikat bila tidak ada objek atau di belakang objek bila ada objek.
Contoh : Supir angkot mengemudikan angkotnya sembarangan.
13
E. Jenis jenis kalimat
- Kalimat tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan predikat. Pada hakikatnya
kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-
panjang dalam bahasa indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-
kalimat dasar yang sederhana.
a. Kalimat tunggal nomina
Kalimat tunggal yang predikatnya kata benda
Contoh : Pak roy seorang dosen di Universitas Borobudur.
b. Kalimat tunggal verbal
Kalimat tunggal yang predikatnya kata kerja
Contoh : Sofia menyetir mobil ke kampus.
c. Kalimat tunggal adjektiv
Kalimat tunggal yang predikatnya kata sifat
Contoh : Nada sangat murah hati.
d. Kalimat tunggal numeral
Kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata bilangan
Contoh : Mahasiswa sejumlah puluhan orang.
e. Kalimat tunggal preposisional
Kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata depan atau
preposisi
Contoh : Muna berada disamping kelas.
- Kalimat majemuk
Kalimat yang terdiri atas dua struktur pola kalimat atau bahkan bisa
lebih menyesuaikan kondisi. Klausa-klausa dalam kalimat majemuk
berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat
merupakan kalimat majemuk bertingkat yang sedikitnya terdiri dari
subjek dan predikat yang memiliki potensi untuk menjadi sebuah
kalimat, sedangkan induk kalimat merupakan klausa yang tidak dapat
berdiri sendiri.
14
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua atau lebih kalimat tunggal.
Kedua kalimat tunggal itu dapat dihubungkan oleh kata dan jika
kedua kalimat itu sejalan.
Contoh : Juniman mengerjakan tugas statistik dan deri duduk
ditangga.
b. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki 2 klausa
yang kedudukannya tidak setara atau sederajat dimana salah satu
klausa sebagai induk kalimat dan klausa yang lain merupakan anak
kalimat. klausa pada kalimat majemuk bertingkat tidak bisa berdiri
sendiri (Anak kalimat) klausa ini membutuhkan klausa lain (Induk
kalimat) dan apabila dipisah salah satu klausa yaitu anak kalimat
akan tidak memiliki arti.
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat gabunan yang
kedudukannya tidak setara.
Contoh : Tania anak yang dermawan walaupun dirinya serba
kekurangan.
c. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang terdiri
dari minimal 3 kalimat tunggal atau lebih. Dengan kata lain kalimat
majemuk campuran merupakan gabungan dari kalimat majemuk
setara dan bertingkat.
Contoh : irma menumis kangkung dan ira menggoreng tempe ketika
jam makan malam tiba.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain dari pada itu, kami sebagai penulis dan penyusun makalah ini memohon
maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran.
Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang
16
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.
C. Daftar pustaka
1. Buku Cermat Berbahasa Indonesia, Drs. E Zaenal Arifin dan Drs. S Amran
Tasai
2. Buku Berbahasa Indonesia, Dendy Sugono
3. Buku Tata Bahasa Indonesia, Drs. Korys Geraf
4. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Dep.Pendidikan dan Kebudayaan
17
18